Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing T2 912014015 BAB IV

(1)

22 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Central Capital Futures merupakan perusahaan pialang berjangka, yang berkomitmen menempatkan kepercayaan yang diberikan investor sebagai tanggung jawab perusahaan untuk berinvestasi dengan aman, terpercaya, dan dapat diandalkan. Perusahaan berjangka ini berpusat di Jakarta dan memiliki beberapa kantor cabang di kota-kota besar di Indonesia salah satunya di Yogyakarta. PT. Central Capital Futures resmi menjadi anggota Bursa Berjangka Jakarta pada tahun 2005 dengan No.SPAB-145/BBJ/10/05 dan disahkan dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Komoditi (BAPPETI) No.881/BAPPETI/SI/1/2006. Selain itu juga PT.Central Capital Futures telah menjadi anggota Kliring Berjangka Indonesia berdasarkan sertifikat No.35/AK-KBI/IV/2006.

PT.Central Capital Futures berfungsi menyalurkan suatu kontrak yang memberikan hak kepada pembeli atau penjual kontrak berjangka atas komoditi tertentu, pada tingkat harga serta jumlah tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu dengan


(2)

23

membayar sejumlah premi kepada Bursa Berjangka Jakarta untuk dikliringkan pada PT.Kliring Berjangka Indonesia(Persero). Salah satu produk transaksi yang ditawarkan oleh PT.Central Capital Futures adalah valuta asing. Produk transaksi valuta asing yang ditawarkan, yaitu EUR/USD (Euro terhadap Dollar Amerika), GBP/USD (Poundsterling terhadap Dollar Amerika), AUD/USD (Dollar Australia terhadap Dollar Amerika), USD/JPY (Dollar Amerika terhadap Yen Jepang, dan USD/CHF (Dollar Amerika terhadap Franc Swiss).

4.2. Karakteristik Responden

Data penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuisioner oleh trader PT. Central Capital Futures Yogyakarta. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 21 – 25 Maret 2016 sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh pihak PT. Central Capital Futures. Jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 80 kuisioner dan kuisioner yang dikembalikan sejumlah 42 kuisioner. Adapun gambaran karakteristik responeden akan dipaparkan pada tabel di bawah ini.


(3)

24 Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori ∑ Resp % Jenis kelamin Laki-laki 26 61.9%

Perempuan 16 38.1%

Usia

20-29 Tahun 32 76%

30-39 Tahun 7 16.7%

40-49 Tahun 2 4.8%

50-59 Tahun 1 2.4%

Pendidikan Terakhir

SMU 3 7.1%

S1 34 81.0%

S2 2 4.8%

Lainnya (D3) 3 7.1%

Sumber: Lampiran 3 hasil pengolahan data SPSS, 2016 Tabel 4.1 memaparkan tentang karakteristik responden, dimana dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 26 orang (61.9%). Dalam hal usia menunjukkan bahwa sebanyak 29 orang (76%) berada pada kelompok usia 20 – 29 tahun. Berarti dalam penelitian ini sebagian besar responden tergolong relatif muda. Terkait dengan tingkat pendidikan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan akhir S1 yaitu sebanyak 35 orang (83.3%). Selain itu, ada juga beberapa informasi tambahan yang berkaitan dengan pengalaman trader selama bertransaksi valas, akan dijelaskan dalam tabel berikut.


(4)

25 Tabel 4.2

Pengalaman Trading Valuta Asing Informasi

Responden Kategori

Res p % Pertama kali Trading

<2009 3 7.1%

2009-2011 3 7.1%

2012-2014 4 9.5%

>2014 32 76.2 %

Nilai Investasi Awal (Rp)

<10.000.000 10 23.8 %

10.000.000-50.000.000 24

57.1 %

60.000.000-100.000.000 5

11.9 % >100.000.000 3 7.1%

Nilai Investasi Saat Ini (Rp)

<10.000.000 6 14.3 %

10.000.000-50.000.000 25

59.5 %

60.000.000-100.000.000 8

19.0 % >100.000.000 3 7.1% Frekuensi

Trading Harian 42 100%

Belajar Trading

Sendiri 11 26.2

%

Teman 7 16.7

%

Agen 5 11.9

% Sendiri; Teman 5 11.9

% Lainnya (PT.CCF) 14 33.3

% Sumber: Lampiran 3 hasil pengolahan data SPSS, 2016


(5)

26

Dari tabel 4.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden memulai trading diatas tahun 2014, yaitu sebanyak 32 orang (76.2%). Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden relatif baru dalam melakukan trading valas karena memiliki pengalaman trading dibawah 2 tahun, dan hanya 3 orang responden (7.1%) yang memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun. Berkaitan dengan nilai investasi awal, sebagian besar responden melakukan trading dengan nilai investasi awal pada range Rp 10.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,- yaitu sebanyak 24 orang (57.1%). Sama halnya dengan nilai investasi saat ini, lebih banyak responden memiliki modal pada pada range Rp 10.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,- yaitu sebanyak 25 orang (59.5%). Dari data penelitian terlihat bahwa hanya 3 orang responden (7.1%) yang memiliki nilai investasi dari Rp 100.000.000 baik investasi awal maupun investasi saat ini, dan juga hanya terdapat 3 orang responden yang memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun. Jika dikaitkan antara pengalaman trading dan nilai investasi, berarti responden yang memiliki nilai investasi lebih dari Rp 100.000.000,- merupakan pemain lama atau responden yang memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun dalam melakukan trading valas. Selanjutnya hasil penelitian berkaitan dengan frekuensi trading, menunjukkan


(6)

27

bahwa semua responden melakukan trading valuta asing secara harian (rutin). Hal ini dapat memberikan indikasi bahwa trading valas merupakan pekerjaan utama bagi seluruh responden. Dari data responden diketahui bahwa sebanyak 14 orang responden (33.3%) belajar trading valas dari PT. Central Capital Futures. Selanjutnya data tentang tingkat keuntungan dan tingkat kerugian dalam melakukan trading valas dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3

Tingkat Keuntungan dan Tingkat Kerugian Trading Valas

Informasi

Responden Kategori ∑Resp %

Hasil yang paling sering

diperoleh

Rugi 8 19.0%

Impas 12 28.6%

Untung 22 52.4%

Tingkat Keuntungan

0% - 25% 21 50%

26% - 50% 11 26.2%

51% - 75% 6 14.3%

76% - 100% 1 2.4%

100% keatas 3 7.1%

Tingkat Kerugian

0% - 25% 14 76.2%

26% - 50% 18 42.9%

51% - 75% 5 11.9%

76% - 100% 5 11.9%

Yang sering menjadi penyebab

kerugian

Kesalahan dalam

melakukan analisis 16 38.1%

Strategi yang digunakan

kurang tepat 2 4.8%

Terlalu lama menahan

posisi valas rugi 24 57.1%


(7)

28

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 22 orang (52.4%) paling sering mengalami keuntungan, sedangkan sebanyak 12 orang responden (28.6%) mengalami hasil impas selama melakukan transaksi valas, sisanya sebanyak 8 orang responden (19%) mengalami kerugian. Selanjutnya terlihat bahwa 21 responden (50%) berada pada tingkat keuntungan 0% sampai 25%, sementara tingkat kerugian lebih banyak berada pada tingkat 26% sampai 50%, yakni sebanyak 18 orang (42.9 %). Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden, yakni 24 orang (57.1%) mengatakan bahwa terlalu lama menahan posisi rugi sering menjadi penyebab mengalami kerugian dalam bertransaksi valas. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden terindikasi memiliki perilaku disposition effect, karena terlalu lama menahan posisi rugi valas sehingga terjadi kerugian. Lebih lanjut strategi yang digunakan dalam trading valas akan disajikan pada tabel berikut.


(8)

29 Tabel 4.4

Strategi Trading Valuta Asing Informasi

Responden Kategori ∑Resp %

Strategi Trading

Stop Loss (SL) 16 38.1%

Cut Loss (CL) 10 23.8%

Hedging 16 38.1%

Alasan Pemilihan

Strategi

Meminimalisasi tingkat kerugian

16 38.1%

Lebih aman dan

efisien 10 23.8%

Bisa dapat profit dari dua

posisi

16 38.1%

Sumber: Lampiran 3 hasil pengolahan data SPSS, 2016

Berkaitan dengan strategi trading, masing-masing sebanyak 16 orang responden (38.1%) paling sering menggunakan strategi Stop Loss (SL) dan Hedging. Cut loss merupakan strategi dimana menutup posisi secara manual untuk menghindari kerugian yang lebih besar, sementara stop loss merupakan strategi dimana trader menetapkan batasan kerugian sehingga ketika kerugian menyentuh batas yang ditetapkan maka posisi secara otomatis tertutup. Terakhir, hedging merupakan strategi trading dimana posisi buy dan sell dapat dibuka secara bersamaan atau tanpa menutup salah posisi dengan tujuan mempertahankan profit dan menhindari loss yang lebih banyak. Responden memilih


(9)

30

strategi trading tersebut dengan alasan dapat meminimalisasi tingkat kerugian dan bisa memperoleh profit dari dua posisi.

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan teknik analisis data, maka penulis melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur variabel yang sedang diteliti, dalam hal ini adalah variabel pendukung perilaku disposition effect. Disamping itu diperlukan juga uji realibilitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi beberapa kali. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut:


(10)

31 Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Indikator Nilai r

hitung

Nilai r

tabel Ket Disposition

Effect

Terlalu lama

menahan valas 0.533 0.3044 Valid

Tidak segera menutup posisi rugi

0.536 0.3044 Valid

Melakukan penambahan dana

0.601 0.3044 Valid

Merasa takut harga berbalik arah

0.645 0.3044 Valid

Segera mungkin merealisasikan keuntungan

0.718 0.3044 Valid

Merasa mampu bertransaksi valas

0.594 0.3044 Valid

Merasa puas ketika

keuntungan diperoleh

0.657 0.3044 Valid

Tidak menahan keuntungan terlalu lama

0.416 0.3044 Valid

Sumber: Lampiran 4 hasil pengolahan SPSS, 2016

Hasil pengujian validitas pada table 4.5 menunjukkan bahwa semua instrumen disposition effect yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah sampel 42 orang valid dikarenakan nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r tabel, sehingga dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.


(11)

32 Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Alpha

Hitung

Alpha Cronbach

Ket Disposition

effect 0.843 0.600 Reliabel Sumber: Lampiran 4 hasil pengolahan SPSS, 2016

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai alpha Cronbach lebih dari 0.6 yakni sebesar 0.843. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan pertanyaan pada kuisioner yang dibagikan kepada 42 sampel dalam penelitian ini adalah reliabel dan memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk analisis lebih lanjut.

4.4. Statistik Deskriptif Data Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas deskripsi jawaban responden secara keseluruhan dari konsep perilaku disposition effect berdasarkan mean atau rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum. Statistik deskriptif dari setiap jawaban juga akan dibahas dengan menitikberatkan pada rata, dimana rata-rata tersebut akan dikategorikan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju untuk mengintrepretasikan jawaban responden dari setiap pertanyaan.


(12)

33

Perilaku disposition effect merupakan kecenderungan seseorang dimana terlalu cepat atau terburu-buru merealisasikan keuntungan yang didapat dan menahan kerugian dalam waktu yang relatif lama. Perilaku tersebut didorong oleh emosi psikologis untuk menghindari penyesalan (avoiding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride). Perilaku menghindari penyesalan (avoiding regret) akan mendorong trader untuk terus memegang terlalu lama valuta asing yang tidak mempunyai prospek, dimana mereka berpikir bahwa posisi valuta asing tersebut akan segera menjadi bagus, sedangkan disisi lain perilaku mencari kebanggaan (seeking pride) mendorong trader untuk segera merealisasikan keuntungan yang didapat dari trading karena trader berpikir bahwa keputusan tersebut menunjukkan bahwa mereka mampu dalam melakukan trading valuta asing dan keputusannya paling tepat.

Perilaku disposition effect diukur dengan mengajukan delapan pertanyaan yang terdiri dari empat pertanyaan yang mengarah pada subvariabel menghindari penyesalan (avoiding regret) dan empat pertanyaan berikutnya yang mengarah pada subvariabel mencari kebanggaan (seeking pride). Hasil data statistik deskripsif instrumen penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut.


(13)

34 Tabel 4.7

Statistik Deskriptif Rata-rata Variabel Penelitian Indikator Menghindari Penyesalan (Avoiding regret)

perilaku Disposition effect (n=42) Indikator

Menghindari Penyesalan (avoiding

regret) Disposition effect

Min Max Mean Standar deviasi

Sering menahan posisi valas rugi karena berpikir harga akan segera membaik kembali.

2 5 3.857 0.718

Ketika mengalami kerugian tidak segera menutup posisi

kerugian tersebut.

2 5 3.429 0.914

Melakukan

penambahan dana untuk

mempertahankan posisi kerugian

1 5 3.381 0.882

Segera mungkin merealisasikan kuntungan,

dikarenakan khawatir keuntungan tersebut berbalik menjadi kerugian.

1 5 3.762 0.850

Rata-rata Indikator Menghindari

Penyesalan

1.5 5 3.60

7 0.841

Sumber:Lampiran 5 hasil pengolajan data SPSS, 2016 Keterangan: Interval kategori jawaban: 1.00 – 3.00

(Tidak mengalami Disposition effect); 3.01 – 5.00 (Mengalami Disposition effect)


(14)

35

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata indikator menghindari penyesalan (avoiding regret) perilaku disposition effect secara keseluruhan adalah sebesar 3.607, dengan standar deviasi sebesar 0.841. Hal ini dapat diartikan bahwa responden mengalami perilaku menghindari penyesalan (avoiding regret) dalam transaksi valuta asing.

Semua indikator dari subvariabel menghindari penyesalan (avoiding regret) mendukung responden mengalami perilaku disposition effect. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa responden lebih cenderung terlalu lama menahan posisi kerugian dan cenderung segera merealisasikan keuntungan ketika keuntungan tersebut diperoleh. Trader akan bersedia melakukan penambahan dana untuk mempertahankan posisi rugi dan ketika mengalami kerugian trader tidak langsung menutup posisi kerugian tersebut.


(15)

36 Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Rata-rata Variabel Penelitian Indikator Mencari Kebanggan (Seeking pride)

perilaku Disposition effect (n=42) Indikator Mencari

Kebanggan

(Seeking

pride)Disposition effect

Min Max Mean Standar deviasi

Segera

merealisasikan keuntungan tersebut terlepas keuntungan tersebut hanya sedikit.

2 5 3.833 0.621

Dengan

merealisasikan keuntungan dengan cepat, merasa

mampu dalam bertransaksi valas.

1 5 3.476 0.917

Ada rasa kepuasan tersendiri ketika mampu

merealisasikan keuntungan segera mungkin

2 5 3.690 0.604

Tidak menahan posisi keuntungan cukup lama.

2 5 3.738 0.828

Rata-rata Indikator Mencari

kebanggaan

1.75 5 3.684 0.743 Sumber:Lampiran 5 hasil pengolajan data SPSS, 2016 Keterangan: Interval kategori jawaban: 1.00 – 3.00

(Tidak mengalami Disposition effect); 3.01 – 5.00 (Mengalami Disposition effect)


(16)

37

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata indikator mencari kebanggaan (seeking pride) perilaku disposition effect secara keseluruhan adalah sebesar 3.684, dengan standar deviasi 0.743. Hal ini dapat diartikan bahwa responden mengalami disposition effect yang didukung oleh perilaku mencari kebanggaan (seeking pride) dalam transaksi valuta asing.

Table diatas juga menunjukkan bahwa semua indikator dari sub variabel mencari kebanggaan (seeking pride) yang mendukung responden mengalami perilaku disposition effect. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa responden tampaknya cenderung untuk segera mungkin merealisasikan keuntungan atau tidak berlama-lama menahan kuntungan ketika suatu keuntungan mereka dapatkan, walaupun nilai keuntungan tersebut hanya sedikit. Dengan merealisasikan keuntungan segera mungkin trader merasa mampu dalam melakukan trading dan merasa puas dengan hasil yang diperoleh. Hal ini sejalan dengan perilaku disposition effect, dimana seseorang cenderung segera merealisasikan keuntungan yang diperoleh tanpa memikirkan prospek jangka panjang transaksi tersebut, dimana ada kemungkinan jika tidak terburu-buru merealisasikan keuntungan tersebut, kemungkinan keuntungan yang akan didapat jauh lebih optimal.


(17)

38 Tabel 4.9

Statistik Deskriptif Rata-rata Variabel Penelitian Indikator Menghindari Penyesalan (Avoiding regret)

dan Mencari Kebanggan (Seeking pride)

Disposition Effect Min Max Mean Standar

deviasi Menghindari

Penyesalan (avoiding regret)

2 5 3.607 0.841

Mencari kebanggaan

(seeking pride) 2 5 3.684 0.743 Rata-rata disposition

effect 2 5

3.64

6 0.792

Sumber:Lampiran 5 hasil pengolajan data SPSS, 2016 Keterangan: Interval kategori jawaban: 1.00 – 3.00

(Tidak mengalami Disposition effect); 3.01 – 5.00 (Mengalami Disposition effect)

Dari tabel 4.9 dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata indikator perilaku disposition effect berupa menghindari penyesalan (avoiding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride) adalah sebesar 3.646 dengan standar deviasi 0.792. Hal ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan responden mengalami disposition effect dalam transaksi valuta asing. Hasil penelitian ini didukung juga oleh informasi responden berkaitan dengan perilaku disposition effect yang didorong oleh perilaku menghindari penyesalan (avoiding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride), yang dipaparkan dalam tabel berikut:


(18)

39 Tabel 4.10

Informasi Responden Berkaitan Perilaku Disposition Effect Informasi Responden Tidak mengala mi dispositio n effect Mengala mi dispositio n effect Total Menahan posisi rugi dengan harapan posisinya berubah menjadi keuntungan untuk menghindari perasaan bersalah jika mengalami kerugian

Ya 6 17 23

Tidak 4 15 19

Sikap trader saat mengalami kerugian menerima kesalahan membuat keputusan

6 13 18

susah menerima kesalahan membuat keputusan itu

2 2 4

menyesal bahwa telah

membuat keputusan yang salah

2 17 20

merealisasik an keuntungan walaupun hanya sedikit atau (a). Langsung merealisasik an keuntungan walaupun


(19)

40 menunggu

sampai nilai valas

bergerak naik agar keuntungan semakin besar

hanya sedikit (b). Menunggu

nilai valas bergerak

naik

3 9 12

Perasaan trader saat

langsung merealisasik

an

Merasa puas

7 20 27

Khawatir nilai valas akan naik

lagi

1 2 3

Sumber: Lampiran 5 hasil pengolahan data SPSS, 2016 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 23 orang (54.8%) sejutu bahwa menahan posisi rugi dalam waktu yang relatif lama dengan harapan posisinya berubah menjadi keuntungan untuk menghindari perasaan bersalah jika mengalami kerugian, dari 23 orang yang setuju dapat dilihat bahwa sebanyak 17 responden mengalami disposition effect. Terkait dengan sikap trader saat mengalami kerugian, sebanyak 18 orang (42.9%) responden memilih bersikap menerima kesalahan saat membuat keputusan, meskipun mereka menerima kesalahan membuat keputusan tetapi tetap saja responden tersebut mengalami perilaku disposition effect yaitu sebanyak 13 orang, selanjutnya sebanyak 20 orang (47.6%) memilih menyesal bahwa telah membuat keputusan yang salah dan dari 20 orang tersebut sebanyak 17 orang mengalami disposition


(20)

41

effect, dan sisanya hanya 4 orang (9.5%) yang susah menerima kesalahan membuat keputusan tersebut. Hal ini mendukung hasil penelitian berkaitan dengan subvariabel menghindari penyesalan (avoiding regret) perilaku disposition effect.

Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden, yaitu 30 orang (71.4%) memilih langsung merealisasikan keuntungan walaupun keuntungannya hanya sedikit, dan lebih banyak responden yang mengalami disposition effect dibandingkan yang tidak mengalami, yaitu sebanyak 23 orang responden. Dari 30 orang responden tersebut diketahui bahwa saat langsung merealisasikan keuntungan sebanyak 27 (90%) merasa puas akan hasil yang diperoleh dan hanya 3 orang (10%) yang khawatir nilai valas akan bergerak naik. Informasi responden ini sangat mendukung hasil penelitian yang berkaitan dengan subvariabel mencari kebanggaan (seeking pride) perilaku disposition effect.

Perilaku disposition effect ini dapat menimbulkan kerugian bagi trader itu sendiri, dimana mereka akhirnya tidak dapat memaksimalkan return yang seharusnya mereka peroleh dikarenakan terlalu cepat dalam merealisasikam keuntungan yang mereka peroleh dan justru cenderung terlalu lama menahan posisi kerugian yang mereka dapati.


(21)

42 4.5. Uji Hipotesis

4.5.1.Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing

Pengujian hipotesis ditujukkan untuk melihat ada tidaknya kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Pengujian hipotesis ini akan menggunakan uji binomial / Binomial Test, dengan hasil perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Binomial Test Perilaku Disposition Effect

Category N Obse

rved Prop. Tes t Pro p. Exact Sig. (2-tailed) Avoiding regret Mengalami avoiding regret

32 .76 .50 .001

Tidak mengalami avoiding regret

10 .24

Total 42 1.00

Seeking pride

Mengalami seeking pride

32 .76 .50 .001 Tidak mengalami

seeking pride

10 .24

Total 42 1.00

Tingkat Kecenderung an

Mengalami

Disposition Effect

32 .76 .50 .001

Tidak Mengalami Disposition Effect

10 .24

Total 42 1.00

Sumber: Lampiran 6 hasil pengolahan SPSS, 2016

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji binomial test, dimana menggambarkan bahwa tingkat kecenderungan


(22)

43

responden yang mengalami perilaku Disposition effect jauh lebih besar yaitu sebanyak 32 orang responden (76%) dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami perilaku Disposition effect yaitu hanya sebanyak 10 orang responden (24%). Hasil penelitian membuktikan bahwa setiap responden yang mengalami perilaku disposition effect didorong karena adanya perilaku menghindari penyesalan dan mencari kebanggaan. Selanjutnya dapat dilihat juga hasil uji statistika dimana menunjukkan nilai taraf signifikansi sebesar 0.001 yang artinya lebih kecil dari α 0.05 (alpha = 0.05).

Nilai proporsi hasil pengamatan perilaku responden yang menyatakan mengalami perilaku disposition effect lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami perilaku disposition effect, maka dapat disimpulkan dalam transaksi valuta asing responden memiliki kecenderungan perilaku disposition effect. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Lebih lanjut untuk menelusuri perilaku disposition effect dan untuk mendukung hasil pengujian hipotesis, maka dalam penelitian ini akan pengujian keterkaitan perilaku disposition effect dengan faktor demografi, dengan hasil sebagai berikut:


(23)

44 Tabel 4.12

Crosstabulation Faktor Demografi Tidak Mengalami Disposition Effect Mengala mi Dispositi on Effect Total Jenis Kelamin

Laki-laki 7 19 26

Perempuan 3 13 16

Total 10 32 42

Pearson Chi-Square

Value df Asymp.Sig.

(2-sided)

0.369 1 0.546

Usia

= atau > 30 tahun

6 4 10

< 30 tahun 4 28 32

Total 10 32 42

Pearson Chi-Square

Value df Asymp.Sig.

(2-sided)

9.476 1 0.002

Pendidika n

Dibawah S1 1 5 6

= atau >S1 9 27 36

Total 10 32 42

Pearson Chi-Square

Value df Asymp.Sig.

(2-sided)

0.197 1 0.657

Pengalama n

= atau > 5 tahun

4 2 6

< 5 tahun 6 30 36

Total 10 32 42

Pearson Chi-Square

Value df Asymp.Sig.

(2-sided)

2.647 1 0.104


(24)

45

Dari tabel 4.12 dapat dilihat hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai pearson chi-square sebesar 0.369 yang lebih kecil dari chi-square tabel sebesar 3.84. Selain itu, dapat juga dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.546 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tidak terdapat keterkaitan antara jenis kelamin dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect. Selanjutnya dapat diketahi bahwa dalam transaksi valuta asing didominasi responden yang berusia dibawah 30 tahun dan ditemukan sebanyak 28 responden mengalami perilaku disposition effect. Hasil yang diperoleh memberikan gambaran bahwa terdapat keterkaitan antara usia dengan perilaku disposition effect karena nilai nilai pearson chi-square sebesar 9.476 yang lebih besar dari chi-square tabel sebesar 3.84 dan dapat diketahui juga bahwa nilai signifikasi adalah sebesar 0.002 lebih kecil dari 0.05.

Faktor demografi lainnya adalah pendidikan, dapat dilihat bahwa responden yang melakukan trading valas secara dominan memiliki tingkat pendidikan S1 dan diatas S1. Hasil perhitungan chi-square menunjukkan nilai pearson chi-square sebesar 0.197 lebih kecil dibandingkan nilai chi-square tabel yakni sebesar 3.84. Nilai signifikansi diketahui sebesar 0.657 lebih besar dari 0.05. Dengan demikian tingkat


(25)

46

pendidikan tidak memiliki keterkaitan dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing.

Berdasarkan pengalaman trading, Tabel 4.12 menunjukkan 29 orang responden dengan pengalaman dibawah 5 tahun yang mengalami perilaku disposition effect dari total responden yang berjumlah 36 orang. Hasil pengujian chi-square menunjukkan bahwa nilai pearson chi-square sebesar 2.647 lebih kecil dari nilai chi-square tabel 3.84 dan nilai signifikansi sebesar 0.104 lebih besar dari 0.05. Dengan demikian pengalaman trading tidak memiliki keterkaitan dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect.

Berdasarkan hasil pengujian chi-square dan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diketahui bahwa hanya faktor usia yang mengalami keterkaitan dengan kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Faktor demografi lainnya tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect.


(26)

47 4.6. Pembahasan

Disposition effect merupakan perilaku investor yang terburu-buru merealisasikan keuntungan dari investasinya dan terlalu lama menahan kerugian yang mungkin terjadi (Shefrin & Statman,1985). Selanjutnya Kahneman dan Tversky (1979) dalam prospect teory mengatakan investor memiliki perilaku yang enggan menerima kerugian dari investasinya, sehingga menyebabkan investor bersikap tidak rasional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa trader pada PT. Central Capital Futures Yogyakarta mengalami perilaku disposition effect yang didorong oleh perilaku menghidari penyesalan (avoiding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride). Hal tersebut dibuktikan bahwa sebagian besar responden mengakui menahan kerugian atas valas yang mereka pegang dalam waktu yang relatif lama dengan harapan posisinya akan berubah menjadi keuntungan sehingga dapat menghindari perasaan bersalah jika mengalami kerugian, padahal valas yang mereka tahan tersebut memiliki prospek yang jelek. Dalam penelitian ini diketahui bahwa yang sering menjadi penyebab para trader mengalami kerugian adalah karena terlalu lama menahan posisi valas rugi. Lebih lanjut trader akan langsung merealisasikan keuntungan valas yang mereka peroleh walaupun hanya sedikit dan dari hasil


(27)

48

trading tersebut kebanyakan trader akan merasa cepat puas sekalipun sebenarnya valas tersebut memiliki prospek yang bagus.

Para trader beranggapan bahwa merealisasikan kerugian segera mungkin merupakan keputusan yang kurang tepat. Disisi lain, para trader juga berpikir merealisasikan segera mungkin keuntungan yang mereka peroleh merupakan pembuktian bahwa keputusan tersebut menunjukkan mereka mampu dalam melakukan trading valuta asing dan keputusan yang mereka ambil tepat. Mencari kebanggaan (seeking pride) dan menghindari penyesalan (avoiding regret) merupakan penyebab trader lebih cepat merealisasikan keuntungan dibandingkan kerugian.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muerman & Volkman (2006) dan Goo, Chen, Chang & Yeh (2010) dalam pasar saham, dimana menjelaskan investor individu mengalami perilaku disposition effect yang didorong oleh adanya perilaku menghindari penyesalan (avoding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride). Hasil penelitian ini memperkuat bukti penelitian-penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa investor individu memiliki kecenderungan mengalami perilaku disposition effect (Odean, 1998; Dhar & Zhu, 2002; dan Choe & Eom 2009).


(28)

49

Penelitian ini juga dikaitkan dengan faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pengalaman) dengan kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Berdasarkan jenis kelamin, pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan jenis kelamin dengan perilaku disposition effect. Tidak terdapat keterkaitan antara perilaku disposition effect dan jenis kelamin menunjukkan bahwa setiap investor baik laki-laki atau perempuan memiliki peluang yang sama mengalami perilaku disposition effect dalam melakukan transaksi valuta asing. Hasil penelitian ini mendukung serta sejalan dengan penelitian Talpsepp (2010) yang menyatakan bahwa laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki peluang mengalami perilaku disposition effect.

Faktor demografi lainnya adalah faktor usia, menunjukkan bahwa faktor usia memiliki signifikansi atau keterkaitan dengan adanya perilaku disposition effect. Hal tersebut dikarenakan faktor usia ikut berperan dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang trader dalam menjual atau membeli valuta asing. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Feng dan Seasholes (2005) yang menyatakan bahwa faktor usia memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan keuangan individu.


(29)

50

Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar trader dalam melakukan transaksi valas yang memiliki pendidikan S1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dan perilaku disposition effect. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Goo et all (2010) yang mengatakan bahwa investor dengan tingkat pendidikan Sarjana mempunyai tingkat perilaku disposition effect lebih rendah dibandingkan investor yang memiliki tingkat pendidikan dibawah Sarjana. Dalam penelitian ini, berdasarkan pengalaman trading didominasi oleh trader yang memiliki pengalaman dibawah 5 tahun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengalaman trading tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect. Hal tersebut dikarenakan, trader yang masih sedikit pengalaman dalam transaksi valuta asing masih belum mempunyai banyak informasi mengenai praktek trading valas secara real sehingga trader dengan tingkat pengalaman yang masih sedikit lebih rentan mengalami perilaku disposition effect. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Seru et al (2009) yang menemukan bahwa adanya keterkaitan antara pengalaman trading dan perilaku disposition effect, dimana investor yang melakukan perdagangan dalam jangka waktu yang


(30)

51

cukup lama mempunyai tingkat disposition effect yang lebih rendah dibandingkan investor yang baru melakukan transaksi.

Berdasarkan hasil pengujian chi-square dan pemaparan yang telah dilakukan diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini hanya satu faktor demografi yang memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap perilaku disposition effect, yaitu faktor usia. Hasil penelitian ini memperkuat bukti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Feng dan Seasholes (2005). Selanjutnya faktor demografi lainnya (jenis kelamin, tingakat pendidikan, dan pengalaman trading) tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak semua faktor demografi menjadi faktor penentu yang menyebabkan terjadinya perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing.


(1)

46

pendidikan tidak memiliki keterkaitan dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing.

Berdasarkan pengalaman trading, Tabel 4.12 menunjukkan 29 orang responden dengan pengalaman dibawah 5 tahun yang mengalami perilaku disposition effect dari total responden yang berjumlah 36 orang. Hasil pengujian chi-square menunjukkan bahwa nilai pearson chi-square sebesar 2.647 lebih kecil dari nilai chi-square tabel 3.84 dan nilai signifikansi sebesar 0.104 lebih besar dari 0.05. Dengan demikian pengalaman trading tidak memiliki keterkaitan dengan kecenderungan mengalami perilaku disposition effect.

Berdasarkan hasil pengujian chi-square dan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diketahui bahwa hanya faktor usia yang mengalami keterkaitan dengan kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Faktor demografi lainnya tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect.


(2)

47

4.6. Pembahasan

Disposition effect merupakan perilaku investor yang terburu-buru merealisasikan keuntungan dari investasinya dan terlalu lama menahan kerugian yang mungkin terjadi (Shefrin & Statman,1985). Selanjutnya Kahneman dan Tversky (1979) dalam prospect teory mengatakan investor memiliki perilaku yang enggan menerima kerugian dari investasinya, sehingga menyebabkan investor bersikap tidak rasional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa trader pada PT. Central Capital Futures Yogyakarta mengalami perilaku disposition effect yang didorong oleh perilaku menghidari penyesalan (avoiding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride). Hal tersebut dibuktikan bahwa sebagian besar responden mengakui menahan kerugian atas valas yang mereka pegang dalam waktu yang relatif lama dengan harapan posisinya akan berubah menjadi keuntungan sehingga dapat menghindari perasaan bersalah jika mengalami kerugian, padahal valas yang mereka tahan tersebut memiliki prospek yang jelek. Dalam penelitian ini diketahui bahwa yang sering menjadi penyebab para trader mengalami kerugian adalah karena terlalu lama menahan posisi valas rugi. Lebih lanjut trader akan langsung merealisasikan keuntungan valas yang mereka peroleh walaupun hanya sedikit dan dari hasil


(3)

48

trading tersebut kebanyakan trader akan merasa cepat puas sekalipun sebenarnya valas tersebut memiliki prospek yang bagus.

Para trader beranggapan bahwa merealisasikan kerugian segera mungkin merupakan keputusan yang kurang tepat. Disisi lain, para trader juga berpikir merealisasikan segera mungkin keuntungan yang mereka peroleh merupakan pembuktian bahwa keputusan tersebut menunjukkan mereka mampu dalam melakukan trading valuta asing dan keputusan yang mereka ambil tepat. Mencari kebanggaan (seeking pride) dan menghindari penyesalan (avoiding regret) merupakan penyebab trader lebih cepat merealisasikan keuntungan dibandingkan kerugian.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muerman & Volkman (2006) dan Goo, Chen, Chang & Yeh (2010) dalam pasar saham, dimana menjelaskan investor individu mengalami perilaku disposition effect yang didorong oleh adanya perilaku menghindari penyesalan (avoding regret) dan mencari kebanggaan (seeking pride). Hasil penelitian ini memperkuat bukti penelitian-penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa investor individu memiliki kecenderungan mengalami perilaku disposition effect (Odean, 1998; Dhar & Zhu, 2002; dan Choe & Eom 2009).


(4)

49

Penelitian ini juga dikaitkan dengan faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pengalaman) dengan kecenderungan perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing. Berdasarkan jenis kelamin, pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan jenis kelamin dengan perilaku disposition effect. Tidak terdapat keterkaitan antara perilaku disposition effect dan jenis kelamin menunjukkan bahwa setiap investor baik laki-laki atau perempuan memiliki peluang yang sama mengalami perilaku disposition effect dalam melakukan transaksi valuta asing. Hasil penelitian ini mendukung serta sejalan dengan penelitian Talpsepp (2010) yang menyatakan bahwa laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki peluang mengalami perilaku disposition effect.

Faktor demografi lainnya adalah faktor usia, menunjukkan bahwa faktor usia memiliki signifikansi atau keterkaitan dengan adanya perilaku disposition effect. Hal tersebut dikarenakan faktor usia ikut berperan dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang trader dalam menjual atau membeli valuta asing. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Feng dan Seasholes (2005) yang menyatakan bahwa faktor usia memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan keuangan individu.


(5)

50

Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar trader dalam melakukan transaksi valas yang memiliki pendidikan S1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dan perilaku disposition effect. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Goo et all (2010) yang mengatakan bahwa investor dengan tingkat pendidikan Sarjana mempunyai tingkat perilaku disposition effect lebih rendah dibandingkan investor yang memiliki tingkat pendidikan dibawah Sarjana. Dalam penelitian ini, berdasarkan pengalaman trading didominasi oleh trader yang memiliki pengalaman dibawah 5 tahun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengalaman trading tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect. Hal tersebut dikarenakan, trader yang masih sedikit pengalaman dalam transaksi valuta asing masih belum mempunyai banyak informasi mengenai praktek trading valas secara real sehingga trader dengan tingkat pengalaman yang masih sedikit lebih rentan mengalami perilaku disposition effect. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Seru et al (2009) yang menemukan bahwa adanya keterkaitan antara pengalaman trading dan perilaku disposition effect, dimana investor yang melakukan perdagangan dalam jangka waktu yang


(6)

51

cukup lama mempunyai tingkat disposition effect yang lebih rendah dibandingkan investor yang baru melakukan transaksi.

Berdasarkan hasil pengujian chi-square dan pemaparan yang telah dilakukan diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini hanya satu faktor demografi yang memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap perilaku disposition effect, yaitu faktor usia. Hasil penelitian ini memperkuat bukti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Feng dan Seasholes (2005). Selanjutnya faktor demografi lainnya (jenis kelamin, tingakat pendidikan, dan pengalaman trading) tidak memiliki keterkaitan dengan perilaku disposition effect. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak semua faktor demografi menjadi faktor penentu yang menyebabkan terjadinya perilaku disposition effect dalam transaksi valuta asing.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing T2 912014015 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing T2 912014015 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing T2 912014015 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Disposition Effect dalam Transaksi Valuta Asing

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disposition effect dan Pengaruh Faktor Demografi dalam transaksi perdagangan valuta asing via online trading

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disposition effect dan Pengaruh Faktor Demografi dalam transaksi perdagangan valuta asing via online trading T2 912011029 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disposition effect dan Pengaruh Faktor Demografi dalam transaksi perdagangan valuta asing via online trading T2 912011029 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disposition effect dan Pengaruh Faktor Demografi dalam transaksi perdagangan valuta asing via online trading T2 912011029 BAB IV

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disposition effect dan Pengaruh Faktor Demografi dalam transaksi perdagangan valuta asing via online trading T2 912011029 BAB V

0 0 6