Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero- order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 38169,714 4003,102 9,535 ,000 KVA -2,607 ,400 -,650 -6,512 ,000 -,650 -,650 -,650 1,000 1,000 a. Dependent Variable: NI Sumber: Lampiran C. Tabel diatas menunjukan nilai Variance Inflation Factor VIF sebesar 1,000 dan tolerance sebesar 1,000. Karena VIF10 dan toleransi 0,1, kesimpulanya adalah tidak terjadi multikolinearitas.

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah persamaan model regresi yang digunakan terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedatisitas. Untuk mengetahui apakah dalam persamaan model yang digunakan terjadi heteroskedastisitas atau tidak dapat dilakukan dengan uji Whete. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas terhadap model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.5. Tabel Hasil uji Heteroskedastisitas Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square 3540,000 a 3481 ,239 Likelihood Ratio 491,321 3481 1,000 Linear-by-Linear Association 24,920 1 ,000 N of Valid Cases 60 a. 3600 cells 100,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,02. Sumber: Lampiran D Tabel diatas menujukan bahwa uji white menghasilkan kesimpulan tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Hal ini terbukti dari nilai signifikansi Chi-Square 0,239 lebih besar dari 0,05.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara anggota dari pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu time series. Untuk mendeteksi autokorelasi pada umumnya menggunakan uji Durbin – Watson. Uji ini pada dasarnya diladasi oleh model error. Tabel 4.6. Tabel Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Lampiran E. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,650 a ,422 ,412 2427,88107 ,422 42,410 1 58 ,000 ,254 a. Predictors: Constant, KVA b. Dependent Variable: NI Dari tabel hasil pengujian diatas dapat dianalisis bahwa tidak terdapat autokorelasi positif, karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas upper bound. Batas atas upper bound -1,806 DW 0,254. Kesimpulanya asumsi nonautokorelasi terpenuhi.

4.4. Pengujian Statistik Analisis Regresi