Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
81
Pembelajaran Problem
Based Learning
lebih efektif
dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan model pembelajaran
Teacher Centered.
H
o
= Tidak ada efektivitas hasil belajar kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol
H
a
= Terdapat efektivitas hasil belajar kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol
Pengujian hipotesis dilakukan 3 kali, yaitu pada skor gain, hasil belajar ranah
afektif, dan hasil belajar psikomotorik antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji hipotesis hasil belajar ranah kognitif tidak dilakukan karena
diwakili dengan uji skor gain, uji skor gain berasal dari hasil belajar ranah
kognitif. Sehingga uji skor gain sudah menunjukan uji pada ranah kognitif. Uji
hipotesis dilakukan dengan statistika parametrik menggunakan uji t independent
Samples T Test dengan bantuan SPSS 20.0. Perhitungan uji t dengan taraf signifikan
α = 0,05. Kriteria hipotesis diterima apabila harga t
hitung
lebih kecil dari t
Tabel
pada taraf signifikan 0,05 maka H diterima dan H
a
ditolak. H ditolak dan H
a
diterima apabila t
hitung
lebih besar dari t
Tabel
pada taraf signifikan 0,05 . Berikut adalah rangkuman 3 analisis uji t yang disajikan dalam Tabel 35.
Tabel 35. Rangkuman Uji t Hasil belajar No
Hasil Belajar t
hitung
t
Tabel
Nilai Signifikansi 1
Skor Gain
7,940 2,00
0,00 2
Ranah Psikomotor 3,804
2,00 0,00
3 Ranah Afektif
4,234 2,00
0,00 Dari Tabel 35, pengujian pertama uji t skor
gain menghasilkan t
hitung
sebesar 7,940, nilai t
Tabel
adalah 2,000, dan nilai signifikansi sebesar 0,00. Hal ini
82 menujukan bahwa t
hitung
lebih besar dari t
Tabel
7,940 2,000 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari nilai taraf signifikan 0,05 0,00 0,05,
maka hipotesis H ditolak dan H
a
diterima. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat efektivitas kognitif siswa antara skor
gain kelompok kontrol dan skor gain kelompok eksperimen. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based learning lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Teacher Centered.
Pengujian yang kedua yaitu uji t hasil belajar ranah psikomotor menghasilkan t
hitung
sebesar 3,804, nilai t
Tabel
adalah 2,000, dan nilai signifikansi sebesar 0,00. Hal ini menujukan bahwa t
hitung
lebih besar dari t
Tabel
3,804 2,000 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari nilai taraf signifikan 0,05
0,00 0,05, maka hipotesis H ditolak dan H
a
diterima. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat efektivitas antara ranah psikomotor kelompok
kontrol dengan ranah psikomotor kelompok eksperimen. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based learning lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor siswa dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teacher Centered.
Pengujian yang ketiga yaitu uji t hasil belajar ranah afektif menghasilkan t
hitung
sebesar 4,234, nilai t
Tabel
adalah 2,000, dan nilai signifikansi sebesar 0,00. Hal ini menujukan bahwa t
hitung
lebih besar dari t
Tabel
3,234 2,000 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari nilai taraf signifikan 0,05 0,00 0,05,
maka hipotesis H ditolak dan H
a
diterima. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat efektivitas antara ranah afektif kelompok kontrol dengan ranah afektif
83 kelompok eksperimen. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa
dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teacher
Centered.