EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA UII YOGYAKARTA SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1
Program studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh: Alif Khoirur Rohman 12680010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
MOTTO
“Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaik-baiknya dari bagian otaknya yang kurang sempurna ~ ARIESTOTELES ~
“Terus tingkatkan kualitas diri dan jadilah orang yang besar ilmu,
akhlak dan bermanfaat bagi orang lain” “Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain”
~ HR. Thabrani dan Daruquthni ~
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk Bapak Ibuku tercinta Adek-adekku tercinta Kepada Almamater tercinta Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil yang diperoleh siswa dari model PBL ............................................... 16 Gambar 2.2 Mind Mapping pencemaran lingkungan ...................................................... 21 Gambar 2.3 Piramida taksonomi Bloom edisi terbaru .................................................... 29 Gambar 2.4 Pencemaran udara ....................................................................................... 37 Gambar 2.5 Pencemaran air ............................................................................................ 39 Gambar 2.6 Pencemaran tanah......................................................................................... 44 Gambar 2.7 Skema proses pelaksanaan AMDAL ........................................................... 54 Gambar 4.1 Histogram perbandingan prosentase kemandirian belajar siswa ................. 73
xii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbilaalamiin, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada Penyusun, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang dan tidak mudah, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Setelah melalui hari-hari yang panjang, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan mulai dari perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian sampai dengan terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan, lindungan dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Maizer Said Nahdi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
3. Ibu Eka Sulistyowati, M.A., M.IWM., selaku Ketua Program studi Pendidikan Biologi yang telah menginspirasi cakrawala keilmuan penulis selama perkuliahan,
4. Ibu Dian Noviar, M.Pd.Si., Selaku Dosen Pendambing Akademik yang selalu memberikan nasihat dan dukungan kepada penulis,
5. Ibu Runtut Prih Utami, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan pengarahan, motivasi dan masukan selama penyelesaian skripsi ini,
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan untuk kami selama menempuh kependidikan Sarjana Strata satu,
7. Orang tua tercinta, Bapak Rohmad dan Ibu Robiatun Adawiyah yang tak henti- hentinya berdoa dan meneteskan air mata demi kebahagiaan anak-anaknya, serta adik-adikku Akbar Syamsul Majid, Maulana Indra Mahfud, Vania Khumairoh atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya,
8. Saudara perantauan ku dijogja “Imago Best” Cak Iqbal, Cak Shocheb, Cak Ulil, Cak Halim, Cak Aji dan teman-teman sebimbinganku yang telah mendukung dan mendampingi dalam suka maupun duka.
vii
9. Keluarga baruku KKN 86 Anggun Triana Purwanti Dewi, Asnan, Amel, Eli, Wulan, Galuh, Nurul, Lutpi yang mengajarkanku arti solidaritas, kesabaran, keikhlasan dan tanggungjawab.
10. Saudara “Takmir Masjid Baitul Hikmah Balapan” yang selalu setia berbagi dan membantu dalam segala hal.
11. Seluruh teman-teman jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2012 yang telah berjuang bersama menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta semua yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
Semoga Allah SWT memberikan barakah atas kebaikan dan jasa-jasa mereka semua. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai perbaikan bagi penulis nantinya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Yogyakarta, Agustus 2016
Penulis,
viii
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA UII YOGYAKARTA
Alif Khoirur Rohman 12680010 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas: 1) model problem based learning disertai mind mapping terhadap kemandirian belajar biologi siswa,
2) model problem based learning disertai mind mapping terhadap hasil belajar aspek kognitif siswa. Penelitian ini termasuk penelitian true experimental design dengan desain pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah semua kelas
X yang terdiri dari 2 kelas. Sampel yang digunakan adalah 2 kelas atau sampel jenuh karena semua anggota populasi dijadikan sampel. Pengambilain sampel dengan teknik simple random sampling dimana kelas XA sebagai kelas eksperimen PBL, kelas XB sebagai kelas kontrol DI.Teknik pengumpulan data dalam penelititan ini menggunakan angket untuk mengukur kemandirian belajar siswa dan tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney U test untuk mengukur kemandirian belajar siswa dan uji Independent sampel T-test untuk hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa 1) model Problem Based Learning (PBL) disertai Mind Mapping tidak efektif terhadap kemandirian belajar siswa, dengan hasil pengujian memperoleh nilai sig lebih besar atau sama dengan 0,05 (p = 0,05 0,05), 2) model Problem Based Learning (PBL) disertai Mind Mapping efektif terhadap hasil belajar siswa, dengan hasil pengujian gain score memperoleh nilai sig sebesar 0,033 lebih kecil dari 0,05 (p = 0,033 < 0,05)
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Mind Mapping , Kemandirian belajar dan hasil belajar.
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran sekarang ini kurang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang telah diingatnya, kemudian menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, siswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi (Sanjaya, 2007: 1).
Proses belajar mengajar sendiri merupakan sebuah proses yang sangat rumit, dimana pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai proses memperoleh ilmu pengetahauan dari guru kepada siswa tetapi juga proses yang melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan saat pembelajaran berlangsung jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Kegiatan belajar mengajar, hendaknya terjadi interaksi antara guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan sumber belajar. Dengan interaksi tersebut, siswa diharapkan dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang serta dapat memotivasi siswa Proses belajar mengajar sendiri merupakan sebuah proses yang sangat rumit, dimana pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai proses memperoleh ilmu pengetahauan dari guru kepada siswa tetapi juga proses yang melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan saat pembelajaran berlangsung jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Kegiatan belajar mengajar, hendaknya terjadi interaksi antara guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan sumber belajar. Dengan interaksi tersebut, siswa diharapkan dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang serta dapat memotivasi siswa
Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran biologi, karena biologi merupakan proses ilmiah yang didasari dengan cara berpikir logis berdasarkan fakta-fakta yang mendukung. Pembelajaran biologi terbagi atas komponen-komponen yang harus dimiliki oleh siswa yaitu dapat memahami proses ilmiah sebagai hasil dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan (Wartono. 2004: 13). Materi didalam biologi mencakup tentang bagaimana sel tunggal berkembang menjadi tumbuhan dan hewan, bagaimana pikiran manusia bekerja, bagaimana interaksi organisme yang tak terhingga berperan dalam pembentukan komunitas biologis, dan bagaimana kehidupan yang begitu beragam di bumi ini berevolusi dari mikroba yang pertama (Campbell, 2002: 1). Oleh sebab itu, guru dalam membelajarkan biologi pada siswa harus menyeluruh dan tuntas. Dalam prakteknya disekolah, pembelajaran biologi tidak luput dari banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa.
Berdasarkan Hasil Observasi di SMA UII Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 diperoleh hasil bahwa pembelajaran biologi yang dilakukan guru masih didominasi dengan model pembelajaran Direct Intruction serta cara guru menyampaikan materi selalu berfokus pada buku bacaan. Sedikit sekali inovasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga kurang memberikan minat siswa untuk belajar biologi. Hal tersebut berdampak pada siswa yang kurang memperhatikan guru ketika dijelaskan bahkan Berdasarkan Hasil Observasi di SMA UII Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 diperoleh hasil bahwa pembelajaran biologi yang dilakukan guru masih didominasi dengan model pembelajaran Direct Intruction serta cara guru menyampaikan materi selalu berfokus pada buku bacaan. Sedikit sekali inovasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga kurang memberikan minat siswa untuk belajar biologi. Hal tersebut berdampak pada siswa yang kurang memperhatikan guru ketika dijelaskan bahkan
Hasil nilai UTS Gasal siswa menunjukkan 92,3% siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni sebesar 77, dengan rata-rata kelas sebesar 60,51. Hal ini menunjukkan rendahnya hasil belajar biologi yang dimiliki siswa. Nilai pada materi pencemaran lingkungan siswa juga masih belum mencapai hasil yang maksimal, ditunjukkan dengan hasil Ulangan Harian Siswa yakni sebanyak 62,22% belum mencapai KKM. Selain itu kemandirian belajar siswa juga dianggap rendah, yang ditunjukkan dengan kurangnya persiapan siswa dalam belajar. Hal tersebut diketahui pada saat guru menyampaikan apersepsi di kelas kebanyakan siswa lebih cenderung diam dan tidak tanggap terhadap pertanyaan guru. Selain itu pengumpulan tugas juga sering terlambat dan hasil tugas setiap siswa relatif sama, baik dari segi kata-kata maupun gambar. Serta tidak adanya evaluasi dan tindak lanjut belajar mandiri yang dilakukan oleh siswa, hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa. Menurut Sumarmo (2004), beberapa karakteristik yang termuat dalam pengertian kemandirian belajar ( Self Regulated Learning ) meliputi, Individu merancang belajarnya sendiri sesuai dengan keperluan atau tujuan individu yang bersangkutan, Individu Hasil nilai UTS Gasal siswa menunjukkan 92,3% siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni sebesar 77, dengan rata-rata kelas sebesar 60,51. Hal ini menunjukkan rendahnya hasil belajar biologi yang dimiliki siswa. Nilai pada materi pencemaran lingkungan siswa juga masih belum mencapai hasil yang maksimal, ditunjukkan dengan hasil Ulangan Harian Siswa yakni sebanyak 62,22% belum mencapai KKM. Selain itu kemandirian belajar siswa juga dianggap rendah, yang ditunjukkan dengan kurangnya persiapan siswa dalam belajar. Hal tersebut diketahui pada saat guru menyampaikan apersepsi di kelas kebanyakan siswa lebih cenderung diam dan tidak tanggap terhadap pertanyaan guru. Selain itu pengumpulan tugas juga sering terlambat dan hasil tugas setiap siswa relatif sama, baik dari segi kata-kata maupun gambar. Serta tidak adanya evaluasi dan tindak lanjut belajar mandiri yang dilakukan oleh siswa, hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa. Menurut Sumarmo (2004), beberapa karakteristik yang termuat dalam pengertian kemandirian belajar ( Self Regulated Learning ) meliputi, Individu merancang belajarnya sendiri sesuai dengan keperluan atau tujuan individu yang bersangkutan, Individu
Permasalahan pada materi pencemaran lingkungan ialah luasnya cakupan dari materi ini. Selain itu, penyampaian materi pencemaran lingkungan ke siswa diperlukan model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa agar dapat berpikir tingkat tinggi. Pencemaran lingkungan selain membutuhkan pengkajian materi juga diperlukan aplikasi langsung dari siswa. Salah satu inovasi model pembelajaran yang dapat memfasilitasi permasalahan tersebut ialah dengan menggunakan model Problem Based Learning . Problem Based Learning menstimulus siswa agar dapat belajar lebih aktif serta dapat mengkonstruksikan pemahaman yang dimiliki oleh siswa tersebut. Problem Based Learning membutuhkan pemikiran tingkat tinggi ( higth order thinking ) sesuai dengan sintaks PBL itu sendiri. Apabila model ini diterapkan pada kelompok siswa yang tergolong low order thinking diperlukan adanya alat pembantu yang memfasilitasi kelemahan tersebut. Salah satu alternatifnya ialah menggunakan bantuan Mind Mapping .
Model Problem Based Learning diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dengan menggunakan Problem Based Learning dapat menantang kemampuan siswa dan memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, cara ini cukup efektif Model Problem Based Learning diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dengan menggunakan Problem Based Learning dapat menantang kemampuan siswa dan memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, cara ini cukup efektif
implementasi Problem Based Learning di kelas menunjukkan bahwa implementasi PBL di kelas mendapat tanggapan yang positif dari siswa dimana siswa lebih dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan motivasi siswa dalam mengungkapkan pendapatnya secara lebih luas, kreatif serta dapat berpikir lebih maju. Penerapan PBL juga mampu meningkatkan tingkat analisis masalah siswa.
Mind Mapping mampu menyempurnakan penerapan PBL, dikarenakan dengan Mind Mapping memudahkan siswa untuk menyerap materi dan memahami materi. Menurut pendapat dari Windura (2013: 1), pengaplikasian Mind Map di kelas akan membantu siswa memahami inti pelajarannya secara mendalam, mengembangkan kreativitas siswa, dan pada akhirnya membantu siswa untuk belajar lebih mudah dan menyenangkan. Bagi guru, Mind Map membantu dirinya untuk mempersiapkan materi pengajarannya, kemudian menggunakannya untuk presentasi mengajar, merancang soal-soal ujian, melakukan evaluasi mengajarnya dan bahkan mengajarkan siswanya untuk tahu bagaimana cara berpikir yang paling mudah. Problem Based Learning yang dibantu Mind Map mampu memaksimalkan proses pembelajaran di kelas. Menurut hasil penelitian Nita (2014) terkait penerapan Mind Map dalam pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa dengan Mind Map mampu meningkatkan ketertarikan Mind Mapping mampu menyempurnakan penerapan PBL, dikarenakan dengan Mind Mapping memudahkan siswa untuk menyerap materi dan memahami materi. Menurut pendapat dari Windura (2013: 1), pengaplikasian Mind Map di kelas akan membantu siswa memahami inti pelajarannya secara mendalam, mengembangkan kreativitas siswa, dan pada akhirnya membantu siswa untuk belajar lebih mudah dan menyenangkan. Bagi guru, Mind Map membantu dirinya untuk mempersiapkan materi pengajarannya, kemudian menggunakannya untuk presentasi mengajar, merancang soal-soal ujian, melakukan evaluasi mengajarnya dan bahkan mengajarkan siswanya untuk tahu bagaimana cara berpikir yang paling mudah. Problem Based Learning yang dibantu Mind Map mampu memaksimalkan proses pembelajaran di kelas. Menurut hasil penelitian Nita (2014) terkait penerapan Mind Map dalam pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa dengan Mind Map mampu meningkatkan ketertarikan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat didefinisikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran Biologi kurang efektif dikarenakan proses pembelajaran hanya berjalan satu arah dan terlalu berpusat pada guru ( teacher center ).
2. Sedikitnya variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran.
3. Hasil belajar biologi siswa masih rendah berdasarkan nilai UTS Gasal Siswa dengan 92,3% siswa belum mencapai KKM.
4. Hasil belajar siswa pada materi pokok pencemaran lingkungan tergolong rendah dibuktikan dengan nilai Ulangan Harian Siswa sebanyak 62,22% berada dibawah KKM.
5. Kemandirian belajar siswa dianggap rendah, yang ditunjukkan dengan kurangnya persiapan siswa dalam belajar, pengumpulan tugas yang sering terlambat, hasil tugas setiap siswa relatif sama, baik dari segi kata- 5. Kemandirian belajar siswa dianggap rendah, yang ditunjukkan dengan kurangnya persiapan siswa dalam belajar, pengumpulan tugas yang sering terlambat, hasil tugas setiap siswa relatif sama, baik dari segi kata-
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA UII Yogyakarta pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Objek Penelitian
a. Model pembelajaran dibatasi pada model Problem Based Learning yang disertai Mind Mapping yang diterapkan pada kelas eksperimen dan model Direct Instruction yang diterapkan pada kelas kontrol.
b. Hasil belajar biologi diukur berdasarkan level taksonomi Bloom C1 sampai C5.
c. Kemandirian belajar biologi siswa dibatasi pada motivasi, sikap disiplin, kemampuan berinisiatif, rasa percaya diri dan tanggung jawab.
d. Materi yang disampaikan dibatasi pada materi pencemaran lingkungan pada Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem, dan Kompetensi Dasar 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalh sebagai berikut:
1. Apakah model Problem Based Learning disertai Mind Mapping efektif terhadap kemandirian belajar Biologi siswa kelas X SMA UII Yogyakarta?
2. Apakah model Problem Based Learning disertai Mind Mapping efektif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA UII Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui efektifitas model Problem Based Learning disertai Mind Mapping terhadap kemandirian belajar Biologi siswa kelas X SMA UII Yogyakarta.
2. Mengetahui efektifitas model Problem Based Learning disertai Mind Mapping terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA UII Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti sebagai calon pendidik dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pengalaman yang dapat diterapkan ketika mengajar disekolah.
2. Bagi Guru
a. Sebagai bahan evaluasi pendidik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Menambah wawasan terkait strategi belajar untuk menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa
3. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman belajar biologi baru bagi siswa
b. Memotivasi siswa agar lebih tertarik untuk belajar biologi baik disekolah maupun dirumah.
G. Definisi Operasional
1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pemebelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran keberhasilan pembelajaran biologi dengan model Problem Based Learning disertai Mind Mapping terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar biologi siswa yang didasarkan pada perolehan rata-rata
skor kemandirian belajar dan hasil belajar biologi siswa. Model Problem Based Learning disertai Mind Mapping dikatakan efektif terhadap kemandirian belajar biologi siswa jika rata-rata skor angket kemandirian belajar yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan daripada rata-rata skor kemandirian yang diperoleh kelas kontrol. Model Problem Based Learning disertai Mind Mapping dikatakan efektif terhadap hasil belajar biologi siswa nilai gain score hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan daripada siswa kelas kontrol.
2. Model Problem Based Learning Khoe (2015: 228) mendefinisikan Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah autentik seperti masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap- tahap dalam metode ilmiah, sehingga mereka dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
3. Mind Mapping Mind map adalah cara berpikir kreatif bagi siswa secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru (Silberman, 2004: 188). Mind map dalam penelitian ini digunakan sebagai alat bantu membangun konsep-konsep pengetahuan serta meningkatkan kemandirian belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
4. Kemandirian Belajar Desmita (2009: 184) mengungkapkan bahwa kemandirian adalah kondisi dimana seseorang memiliki hasrat untuk maju demi kebaikannya sendiri, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah serta memiliki kepercayaan diri dan bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian belajar yang diukur dalam penelitian ini meliputi motivasi, disiplin, inisiatif, 4. Kemandirian Belajar Desmita (2009: 184) mengungkapkan bahwa kemandirian adalah kondisi dimana seseorang memiliki hasrat untuk maju demi kebaikannya sendiri, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah serta memiliki kepercayaan diri dan bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian belajar yang diukur dalam penelitian ini meliputi motivasi, disiplin, inisiatif,
5. Hasil Belajar Gagne dalam Suprijono (2012: 5) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini mengukur ranah kognitif siswa pada level C1 sampai C5. Pengukuran ranah kognitif siswa dengan menggunakan Tes hasil belajar.
6. Pencemaran Lingkungan Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998 dalam Kristanto (2004: 71) menyebutkan bahwa pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan (komposisi) lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Model Problem Based Learning disertai Mind Mapping tidak efektif terhadap kemandirian belajar Biologi siswa kelas X SMA UII Yogyakarta.
2. Model Problem Based Learning disertai Mind Mapping efektif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA UII Yogyakarta.
B. Saran
1. Model Problem Based Learning efektif untuk diterapkan pada materi pencemaran lingkungan yang menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan pengkonstruksian pemahaman siswa.
2. Model Problem Based Learning dapat dipadukan dengan Mind Mapping untuk diterapkan pada siswa kategori low order thinking.
3. Penerapan model Problem Based Learning pada pembelajaran biologi mampu meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa oleh karenanya model ini disarankan agar lebih sering diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 . Bandung: PT Refika Aditama
Affandi, dkk. 2012. Pembelajaran Bioogi menggunakan Pendekatan Metakognitif melalui Model Reciprocal Learning dan Problem Based Learning Ditinjau dari Kemandirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Inkuiri UNS. Vol 1, No. 2
Akhadi, Mukhlis. 2014. Isu Lingkungan Hidup . Yogyakarta: Graha Ilmu
Arifin, Mulyati. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia . Bandung: PT. Rosda Karya
Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta
Arrends, Richard. 2008. Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arya, Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Andi Offset
Atikasari, Sandra, dkk. 2012. Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning Dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap Kemampuan Analisis. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 1, No. 3
Buzan, Tony. 2004. How to Mind Map . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta : Erlangga.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik . Bandung: Remaja Rosdakarya
Dwi Reni Hastuti. 2015. Pengaruh Model PBL berbasis Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X di SMA N 2 Banguntapan . Skripsi. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Dwi, Yunita. 2013. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa SMP N 2 Geyer melalui Pembelajaran Inkuiri Berbasis Proyek . (Skripsi), UNNES, Semarang
Endang, Sasmita, dkk. 2015. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi. Jurnal Pendidikan Universitas Lampung.
Eni, Setyaningsih. 2013. Peningkatan Kemandirian Dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Strategi Problem Based Learning. (Skripsi), UMS, Solo
Evi, Tri Wulandari. 2015. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Kemandirian Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Se-Gugus Iii Temon. Jurnal PGSD UNY. Vol 4, No. 12
Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Riset . Yogyakarta: Andi Ofset
Hall, Gene. 2008. Mengajar dengan Senang. Jakarta : Indeks
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar
Harjasumantri, Kusnadi. 1994. Hukum Tata Lingkungan . Yogyakarta: UGM Press
Hidayat, Rahmat. 2012. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Tantangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa Smp Pada Tema Pemanasan Global. Jurnal Pendidikan. Vol 14, No. 2
Kementrian PU. 2016. Direktori Istilah Bidang Pekerjaan Umum . Diakses pada 5 April 2016 dari http://pustaka.pu.go.id
Khoe, Yao Tung. 2015. Pemebelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta : Indeks
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri . Yogyakarta: Andi Offset
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah . Yogyakarta: Kanisius
Nita, Destri Eka, dkk. 2014. Pengaruh Penerapan Model Mind Mapping terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Materi . Jurnal Bioterdidik. Vol 2, No. 6
Nugroho Hartanto dan Isserep Sumardi. 2004. Biologi Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya
Nurulwati,M. dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran . Surabaya : Unesa Press.
Nuryani, Rustaman. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi . Malang : UM Press
Paidi. 2007. Penilaian dan Proses Hasil Pembelajaran Biologi. Yogyakarta :UNY Press
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta : Adicit Karya Nusa
Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahmat, Andi. 2014. Analisis Tingkat Kekuatan Bunyi Klakson Kendaraan Ringan (Mobil Pribadi) di Kota Makasar. (Skripsi), Universitas Hasanuddin, Makasar
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran . Jakarta : Rajawali Press
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan ). Jakarta : Kencana
Santosa, Singgih. 2002. Buku latihan SPSS Statistik Multivarian. Jakarta: PT. Media Komputindo
Schunk, Dale. 2012. Learning Theories an Educational Perspective . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Siberman, L. Melvin. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Aktif . Bandung: Nusamedia
Soenarto. 1987. Teknik Sampling . Jakarta: Depdikbud PZLPTK
Sudarisman, Suciati. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Biologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad
21 serta Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea: Vo. 2, No. 1 Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: PT Rajawali Pers.
Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya
Sumarmo, Utari. 2004 . Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, dan
Bagaimana, dikembangkan pada Peserta Didik.
Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Soemarwoto, Otto. 1992. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM . Yogyakarta: Pustaka Belajar
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran : Treori dan Konsep Dasar . Bandung: Remaja Rosda Karya
Thobroni, M. dan Arif, M. 2013. Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional . Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Tirtaraharja, U dan Sulo, L. 2005. Pengantar Pendidikan . Jakarta: PT. Rineka Cipta
Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implemestasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jakarta: Kencana
Trianto. 2010. Metode Pembelajaran Terpadu . Jakarta: Bumi Aksara
Triton PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik . Yogyakarta: Andi
Umi Anifah.2012. Efektivitas Metode Guided Discovery (Penemuan Terbimbing ) Dilengkapi Guided Note Taking (Catatan Terbimbing) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII Mtsn Piyungan Bantul. (Skripsi), UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Wartono, dkk. 2004. Sains (Materi Pelatihan Terintegrasi) . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Widyantini. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam pembelajaran SMP . Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah . Jakarta: PT Elex Media
Windura,Sutanto. 2013. Mind Map untuk Siswa, Guru dan Orang Tua . Jakarta: Gramedia
Winkel, W.S. 2012. Psikologi Pengajaran . Yogyakarta: Media Abadi
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN
1.1 Silabus Kelas Kontrol DI
1.2 Silabus Kelas Eksperimen PBL
1.3 RPP Kelas kontrol DI
1.4 RPP Kelas Eksperimen PBL
1.5 LKS Kelas Kontrol DI
1.6 LKS Kelas Eksperimen PBL
1.7 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest
1.8 Soal Pretest dan Posttest
1.9 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest
1.10 Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar Siswa
1.11 Angket Kemandirian Belajar Siswa
Lampiran 1.1
SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah
: SMA UII Yogyakarta
Kelas
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Penilaian
Materi Kompetensi
Alokasi Sumber Dasar
Pokok/
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Teknik Bentuk
Waktu Belajar
an
Instrume
4 X 45 Campbell kan keterkaitan Lingkungan terkait pencemaran
4.2 Menjelas- Pencemaran Mengamati video
Mengidentifikasi peran Tes
Tes isisan Komponen
menit , Neil A. antara kegiatan
manusia dalam tingkatan tertulis
singkat
penyebab
lingkungan dan
pencemaran
menganalisis isinya
trofik kehidupan
manusia
Biologi dengan masalah
disebut..
Mengidentifikasi dampak Edisi perusakan/penc
Kelima emar-an
Menyebutkan contoh
konkrit terkait
peningkatan populasi dan
Jilid III
pencemaran
aktivitas
manusia manusia
terhadap makhluk hidup pelestarian
lingkungan
dikehidupan sehari-
Arya, lingkungan
Guru menjelaskan
pencemaran lingkungan
a. 1995.
jenis-jenis
Penilaian kognitif
kualitas isi
Pencemar
lingkungan dan
berdasarkan
jenis
laporan dan teknik an
dampaknya bagi
Menganalisis penyebab an.
Diskusi untuk
Penyusuna
menganalisis
pencemaran udara dan
n laporan
lingkungan dan cara
Menganalisis penyebab
Ekologi Industri
pencemaran suara dan .
dampaknya
bagi
kehidupan Menganalisis penyebab
pencemaran tanah dan dampaknya
bagi
kehidupan Menganalisis penyebab
pencemaran air dan pencemaran air dan
Mengetahui, Yogyakarta, 2 Mei 2016 Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Praktikan
Ir. H. Ninik Sunartiningsih Alif Khoirur Rohman 12680010
Lampiran 1.2
SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMA UII Yogyakarta
Kelas
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Penilaian
Materi Kompetensi
Alokasi Sumber Dasar
Pokok/
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Teknik Bentuk
Waktu Belajar
an
Instrume
4 X 45 Campbell kan keterkaitan Lingkungan pencemaran
4.2 Menjelas- Pencemaran Diskusi mengenai
Mengidentifikasi peran Tes
Tes Essay Apa dampak
menit , Neil A. antara kegiatan
manusia dalam tingkatan tertulis
negatif dari
dikehidupan sehari-
trofik kehidupan
dengan masalah Edisi Mengidentifikasi dampak perusakan/penc
hari
peningkatan populasi dan
Kelima
emar-an
Berkelompok untuk Berkelompok untuk
manusia Jilid III pelestarian
terhadap makhluk hidup
Mengidentifikasi definisi Menjelaskan
Wardhan
permasalahan
pencemaran lingkungan
a. 1995.
pencemaran
Penilaian kognitif
lingkungan
dan
pembagiannya kualitas isi Dampak Pencemar
jenis laporan dan teknik Mengumpulkan data- an
data dan informasi
Lingkung
yang digunakan
Menganalisis penyebab an.
untuk menyelesaikan
Penyusuna
permasalahan
pencemaran udara dan
n laporan
lingkungan
dampaknya
bagi Tugas
Kristanto
terstruktur
Pembuatan laporan , Philip. 2004.
kehidupan
dalam bentuk mind Menganalisis penyebab
Ekologi
map untuk
pencemaran suara dan
didepan kelas kehidupan
Evaluasi bersama
Menganalisis penyebab
hasil diskusi yang telah dilakukan.
pencemaran tanah dan dampaknya
bagi
kehidupan Menganalisis penyebab kehidupan Menganalisis penyebab
penanggunalangan pencemaran lingkungan dengan bijak
Mengetahui,
Yogyakarta, 2 Mei 2016
Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Praktikan
Ir. H. Ninik Sunartiningsih
Alif Khoirur Rohman 12680010
Lampiran 1.3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: SMA UII Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
:X/2
Alokasi waktu
: 4 x 45 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator
1. Mengidentifikasi peran manusia dalam tingkatan trofik kehidupan
2. Mengidentifikasi dampak peningkatan populasi dan aktivitas manusia terhadap makhluk hidup lainnya
3. Menjelaskan definisi pencemaran lingkungan dan pembagiannya berdasarkan jenis polutannya
4. Menganalisis penyebab pencemaran udara dan dampaknya bagi kehidupan
5. Menganalisis penyebab pencemaran suara dan dampaknya bagi kehidupan
6. Menganalisis penyebab pencemaran tanah dan dampaknya bagi kehidupan
7. Menganalisis penyebab pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan
8. Mencari solusi penanggunalangan pencemaran lingkungan dengan bijak
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi peran manusia dalam tingkatan trofik kehidupan
2. Siswa mampu mengidentifikasi dampak peningkatan populasi dan aktivitas manusia terhadap makhluk hidup lainnya
3. Siswa mampu menjelaskan definisi pencemaran lingkungan dan pembagiannya berdasarkan jenis polutannya
4. Siswa mampu menganalisis penyebab pencemaran udara dan dampaknya bagi kehidupan
5. Siswa mampu menganalisis penyebab pencemaran suara dan dampaknya bagi kehidupan
6. Siswa mampu menganalisis penyebab pencemaran tanah dan dampaknya bagi kehidupan
7. Siswa mampu menganalisis penyebab pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan
8. Siswa mampu memberikan solusi sebagai penanggunalangan pencemaran lingkungan dengan bijak
E. Materi Ajar Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya
1. Perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan dapat terjadi karena faktor alam dan manusia.
a. Faktor alam Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain gunung meletus, gempa bumi, angin topan, banjir, musim kemarau panjang dan lain sebagainya.
b. Faktor manusia Kerusakan lingkungan pada skala besar sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia. Peningkatan populasi dan kebutuhan manusia dengan berkembangnya iptek semakin mempercepat proses perusakan lingkungan. Kegiatan manusia yang mengakibatkan limbah baik skala industri maupun rumah tangga tanpa adanya aturan pembuangan bakal mempercepat terjadinya perusakan lingkungan.
2. Keseimbangan lingkungan
a. Daya lenting lingkungan, merupakan daya untuk pulih kembali menuju keadaan normal.
b. Daya dukung lingkungan, kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya.
c. Pengaruh manusia terhadap daya lenting dan daya dukung lingkungan
Skema 1.1 dampak ledakan populasi manusia dan industri Sumber: Syamsuri, 2007.
3. Pencemaran lingkungan
Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998 dalam Kristanto (2004: 71) menyebutkan bahwa pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan (komposisi) lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Bahan pencemaran lingkungan disebut polutan.
Berdasarkan jenis bahan pencemarnya, pencemaran digolongkan menjadi 4 yaitu:
a. Pencemaran udara Pencemaran udara sendiri diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat
asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Arya, 1995: 27).
Kadar udara bersih normal yang terkandung dialam memiliki komposisi sebagai berikut:
Tabel 1.1 Komposisi Udara Kering dan Bersih Komponen
Polutan udara yang berasal dari aktivitas manusia dapat dikelompokkan menjadi politan kimia, biologis dan fisika. Berbagai jenis polutan udara diantaranya: CO, N 2 , SO 2 , dan belerang serta material-material organik lain (Akhadi, 2014: 244). Campbell (2002: 408) juga menjelaskan bahwa aktivitas manusia menyebabkan perubahan mendasar dalam komposisi atmosfer. Sejak revolusi industri, konsentrasi CO2 diatmosfer meningkat sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dan pembakaran sejumlah besar kayu yang diambil dari penebangan hutan. Kadar CO2 pada tahun 1850 sekitar 274 ppm dan meningkat pada tahun 1958 menjadi 316 ppm. Pada tahun 2075 dengan aktivitas manusia yang semakin maju diprediksi jumlah CO2 diatmosfer akan berubah menjadi dua kali lipat dari sebelum revolusi industri.
b. Pencemaran air pencemaran air merupakan masuknya atau dimasukkanannya makhluk hidup,
zat, energy atau komponen lainnya kedalam air sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (Kementrian Lingkungan Hidup dalam Kristanto, 2004 :82).
Indikator pencemaran air baik dari aspek kimia, fisika dan biologi yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas air (Arya, 1995: 73-77) meliputi: perubahan suhu air, perubahan pH dan konsesntrasi ion Hidrogen, perubahan warna, bau dan rasa air, timbulnya padatan (endapan, koloidal dan bahan terlarut), perubahan jumlah mikoorganisme yang signifikan.
c. Pencemaran tanah Pencemaran tanah diartikan sebagai masuk atau dimasukkannya bahan asing, mikroorganisme maupun zat kimia lain kedalam daratan dalam waktu relatif lama dan menimbulkan gangguan terhadap kehidupan makhluk hidup didalamnya (Arya, 1995: 97). Penyebab pencemaran daratan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor internal Pencemaran ini disebabkan oleh peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi yang memuntahkan debu, batu, pasir dan material vulkanik yang menutupi dan merusak daratan sehingga daratan menjadi tercemar.
2) Faktor eksternal Pencemaran ini disebabkan oleh ulah dan aktivitas manusia. Pencemaran jenis ini memerlukan penanganan yang serius dikarenakan susahnya mengadakan pengawasan dan pengembalian keadaan lahan menuju keadaan normal.
d. Pencemaran suara (kebisingan) kebisingan adalah bunyi yang mengganggu dan dapat merusak pendengaran manusia maupun hewan (Arya, 1995: 63). Tingkat intensitas bunyi dinyatakan dalam satuan bel atau decibel (dB).
Menurut asal sumbernya, kebisingan dapat dikelompokkan menjadi tiga (Arya, 1995: 62) :
1) Kebisingan impulsive (berlangsung sepotong-sepotong)
2) Kebisingan kontinue (berlangsung dalam waktu yang lama)
3) Kebisingan semi kontinue (berlangsung waktu sebentar kemudia hilang dan muncul lagi) Intensitas kebisingan merupakan ukuran bunyi yang terekam dalam
waktu tertentu pada tempat yang tertentu pula.
Tabel 1.2 intensitas kebisingan Tingkat Kebisingan
dB Keterangan
Waktu Kontak
Amat sangat tenang
- Sangat tenang
10 Suara daun bergesek
- Tenang I
20 Studio radio
- Tenang II
30 Ruang perpustakaan
- Sedang
40 Rumah tinggal
50 Ruang kantor
- Kuat II (bising)
Kuat I (awal kebisingan) 60 Percakapan kuat
- Sangat bising
70 Pasar
< 8 jam Amat sangat bising
80 Suasana pabrik
< 5 jam Menulikan
90 Suara mesin diesel
< 1/3 jam Sangat menulikan
Pesawat jet
< 1/5 jam Amat sangat menulikan
Suara meriam
< 1/12 jam Dihindari
Suara halilintar
>120 Suara mesin roket
Tidak diijinkan
F. Metode Pembelajaran
1. Model
: Direct Instuction
2. Pendekatan
: Teacher Center
3. Metode : Ceramah dan diskusi
G. Sumber/ Bahan Pembelajaran
1. Media belajar Proyektor Laptop
Papan tulis Power point
2. Sumber belajar Campbel, A Neil & Jane B. Reece. 2008. Biologi edisi 8 Jilid III . Jakarta: Erlangga Akhadi, Mukhlis. 2014. Isu Lingkungan Hidup . Yogyakarta: Graha Ilmu Arya, Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Andi Offset Harjasumantri, Kusnadi. 1994. Hukum Tata Lingkungan . Yogyakarta: UGM Press Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset
Syamsuri, dkk. 20017. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Petemuan 1 Tahap
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
I Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Siswa Pembukaan
20 menit
Kegiatan Guru
Fase 1 penyampaian tujuan
Siswa menjawab salam dan
pembelajaran:
berdoa bersama
Guru mengucap salam dan berdoa Siswa menjawab dengan
aktif pertanyaan guru Guru menyampaikan tujuan
bersama
pembelajaran kepada siswa
Guru memberikan apersepsi dan
menanyakan: “ berapakah jumlah manusia
sekarang ini, dan idealkah jumlah tersebut
sebagai
pemegang
puncak trofik kehidupan di bumi?”
II Kegiatan Inti (eksplorasi, Kegiatan Inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
elaborasi, dan konfirmasi)
Fase
2 mendemontrasikan
pengetahuan dan keterampilan: Eksplorasi
20 menit Siswa mendengarkan video
dan mencatat isi video
pencemaran lingkungan
Siswa menjelaskan ulang isi Guru meminta siswa untuk Siswa menjelaskan ulang isi Guru meminta siswa untuk
video berdasarkan hasil
tersebut
catatan
Guru mengkonfirmasi hasil
diskusi siswa
Fase 3 membimbing pelatihan:
20 menit Guru
menjelaskan
materi
pencemaran udara dengan dibantu
Siswa
mendengarkan
mind map
penjelasan dari guru dan Guru
dampaknya bagi kehidupan.
Fase 4 mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik:
Elaborasi
15 menit Guru membagikan Lembar Kerja
Elaborasi
Siswa mengerjakan LKS
Siswa (LKS) untuk dikerjakan
yang diberikan guru
oleh siswa
Fase 5 memberikan pengalaman
lanjutan:
Konfirmasi
10 menit Guru
Konfirmasi
mengevaluasi
dan Siswa mendengarkan hasil
memberikan konfirmasi hasil
evaluasi dan konfirmasi dari
guru terhadap hasil kerja Guru memberikan penugasan
pekerjaan LKS siswa
mencari Siswa mencatat tugas yang
permasalahan pencemaran udara
diberikan guru diberikan guru
menyajikannya dalam bentuk mind mapping
III
Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup
5 menit
(kesimpulan) (kesimpulan)
siswa dengan bimbingan
membuat
kesimpulan
guru menyimpulkan hasil
tentang materi yang telah pembelajaran dipelajari
siswa menjawab salam
Guru mengucap salam
Pertemuan 2 Tahap
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
I Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Siswa
15 menit
Kegiatan Guru
Fase 1 penyampaian tujuan
pembelajaran:
Guru mengucap salam dan berdoa Siswa menjawab salam dan
bersama
berdoa bersama
Guru menyampaikan tujuan Siswa secara aktif menjawab
pembelajaran
pertanyaan dari guru
Guru memberikan apersepsi dan
motivasi belajar menyakan ke siswa: “ apakah yang terjadi bila plastik
yang ada di bumi menumpuk? Padahal kita tahu sendiri jika yang ada di bumi menumpuk? Padahal kita tahu sendiri jika
beratus tahun” Guru memberikan konfirmasi
jawaban
II Kegiatan Inti (eksplorasi, Kegiatan Inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
elaborasi, dan konfirmasi)
Fase
2 mendemontrasikan
pengetahuan dan keterampilan: Eksplorasi
Eksplorasi
30 menit Siswa aktif mendengarkan
dan mencatat penjelasan
pencemaran tanah, penyebabnya,
penanganannya dengan teknik
mind map
pencemaran air, penyebabnya,
penanganannya dengan teknik
mind map
Fase 3 membimbing pelatihan:
Siswa berkelompok sesuai Guru membagi siswa kedalam 4
dengan kelompoknya
Siswa bersama kelompoknya Guru memberikan penugasan
kelompok
mendiskusikan permasalahan
untuk
mendiskusikan
pencemaran tanah dan air di
permasalahan pencemaran tanah
di Siswa mencari dampak
Yogyakarta, bagaimanan dampak
masalah pencemaran dan masalah pencemaran dan
dan solusinya
selanjutnya
solusi dari masalah tersebut
menganalisis
masalah Siswa membuat laporan hasil
diskusi dalam bentuk mind Guru membimbing siswa untuk
pencemaran tersebut
map menyajikan hasil diskusi ke dalam
mind mapping
Fase 4 mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik:
Guru mengkonfirmasi hasil Siswa aktif bertanya terkait
penugasan dari siswa
hasil kerja siswa
Fase 5 memberikan pengalaman
lanjutan:
Guru membagikan LKS materi Siswa mengerjakan LKS
yang diberikan guru Guru mengkonfirmasi hasil kerja
pencemaran tanah
LKS siswa
Guru memberikan penugasan ke