15 melakukan rawat inap, konsultasi ke dokter atau physiotherapy, serta kegiatan
lainnya. Selanjutnya sistem akan melakukan proses kegiatannya dengan perantara administrasi sebagai jembatan antara pasien dan kegiatan di rumah sakit tahapan
selanjutnya adalah administrasi mentransferkan segala informasi yang berkaitan dengan pasien ke sistem tersebut, dengan ketentuan-ketentuan yang telah dimiliki.
Apabila semua data pada pasien telah terdokumentasi pada sistem, maka kegiatan selanjutnya adalah dokter dapat mencek segala kegiatan atau jadwal yang
dimilikinya dalam kegiatan tindakan ke pasien pada sistem rekam medik tersebut. Pengolahan, pencatatan, tampilan sistem disimpan dalam ruang penyimpanan
berupa basis data dan untuk kemudahan segala kegiatan sistem karena ruang lingkup sistem tersebut sangat besar, maka dari itu website menjadi pilihan karena
selain kecepatannya juga kegiatan menjadi lebih mudah baik untuk penanganan kejadian yang tidak diinginkan juga perawatan menjadi murah serta aman.
4. Hasil dan Pengimplemetasian Implementasi Model View Controller
Arsitektur MVC yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Module MVC dalam Sistem
Pada gambar 9 bentuk model module MVC ditampilkan dalam bentuk seperti konsep tersebut, module memiliki sub yang merupakan bentuk dari MVC
sistem yang berisikan antara lain Admision, Application, CommonUsage, Main, Medic, OldSystem, SysAdmin_Old. Dalam module tersebut dijabarkan lagi
masing-masing MVC yang dipisahkan antara sub module-module tersebut.
16
Gambar 10.
MVC pada Sistem
Gambar 10 merupakan konsep penjelasan module yang lebih detail merujuk bentuk MVC masing-masing module. Dalam sub module tersebut
diperlihatkan bentuk MVC dari masing-masing sub module. Seperti pada contoh module
Medic berisikan
controller berupa
DoctorController dan
PatientController. View model tersebut berupa contentonly, layout, layoutbak, login, mobile, dan nav.
Implementasi Sistem Informasi Rekam Medik
Pemprograman web dengan platform php memiliki banyak pilihan framework dan dari beberapa framework tersebut memiliki banyak perbedaan dan
keistimewaan antara masing-masing framework tersebut. Termasuk cara instalasi, penggunaan, setingan, serta banyak perbedaan. Maka dari itu dipenelitian ini juga
akan menjelaskan bagaimana framework Zend 2 tersebut mulai dari tahap instalasi framework, sampai nanti juga tahapan-tahapan dalam setingan serta pada tahap
implementasi sistem, dan terakhir adalah tahapan pengujian sistem tersebut.
17
1. ?php 2. return array
3. db = array 4. username = sa,
5. password = Password., 6. database = SIRSFRONT,
7. hostname = local, 8. ,
9. ;
Konfigurasi Sistem Informasi Pasien
Kode Program 1. Konfigurasi Koneksi basisdata
Kode program 1 tersebut berisikan penjelasan koneksi antara sistem dengan basis data, dalam penelitian ini basis data yang digunakan dengan nama
SIRSFRONT dengan username basis data server ’sa’ berlokasi pada hostname
local. Tampilan awal pada saat user mengakses aplikasi adalah halaman login.
Penanganan login dibuat menggunakan Kode Program 2.
Kode Program 2 . Kode Program untuk Login 1
Dalam kode program 2 kembali dijelaskan tahapan awal sistem dalam melakukan pemanggilan ke tampilan login sistem. Diperlukan tanda pengenal
framework yang di gunakan dalam penelitian ini adalah versi Zend Framework 2.1.0 di buktikan dengan kode program putenvZF2_PATH=..\ZendFramework-
2.1.0\library;. Karena konsep MVC adalah bagian yang ada pada framework Zend tersebut, untuk selanjutnya kode untuk menjalankan aplikasi atau Run
sistem memangil konfigurasi awal didalam configapplication.config.php-
run;.
Kode Program 3 . Kode Program untuk cek database
1. ?php 2. chdir..\bundacore;
3. Set ZF2 Library Path 4. putenvZF2_PATH=..\ZendFramework-2.1.0\library;
5. Application Type 6. putenvAPP_TYPE=desktop;
7. Setup autoloading 8. include init_autoloader.php;
9. Run the application 10. Zend\Mvc\Application::initinclude configapplication.config.php run;
1. db = array 2. driver = Sqlsrv,