Pengaruh Negative FramingTerhadap Eskalasi Interaksi antara Adverse Selection dan Negative

mie_cubyyahoo.com 2 Pengaruh Adverse Selection Dan Negative Framing Terhadap Eskalasi Komitmen Eco-Entrepreneurship Seminar Call for Paper Improving Performance by Improving Environment 2012 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang P a g e | 218 prisipaluntuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakanagen, sehingga prinsipal tidak mengetahui dengan pasti apakah keputusan yang diambil agen didasarkan pada informasi yang sesungguhnya atau tidak. Kondisi ini terjadi karena asimetri informasiyang terjadi antara prinsipal dan agen sehingga informasi yang diperoleh principal kurang lengkap dan tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan principal yang dipercayakan kepada agen Sharp dan Salter, 1997. Manajer adalah pihak yang dipekerjakan oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham, sehingga manajemen diberi kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Namun dalam kenyataannya terdapat informasi yang asimetris antara agen yang memiliki kualitas dan jumlah informasi yang lebih banyak dibanding pemilik perusahaan, sehingga hal ini dapat memicu kesempatan bagi agen untuk bertindak demi kepentingan diri sendiri. Motivasi melakukan kecurangan terjadi ketika kepentingan ekonomi manajer berbeda dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga manajer terdorong untuk mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar saat melakukan eskalasi komitmen pada proyek yang gagal daripada tidak melanjutkan proyek tersebut, apalagi jika proyek tersebut di kemudian hari berhasil. Ketika berada dalam dua kondisi yaitu motivasi berbuat kecurangan dan asimetris informasi, agen mungkin melihat bahwa tindakan yang dilakukan adalah rasional, sedangkan dari pandangan prinsipal tidak rasional. Variabel adverse selection dimanipulasi dengan adanya kepemilikan informasi privat bagi manajer yang tidak diketahui oleh orang di luar perusahaan.

2.1.3. NegativeFraming

Teori prospek prospect theory dari Kahneman dan Tversky 1979 menjelaskan terjadinya bias kognitif yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dan berisiko. Individu akan bersifat menghindari risiko atau menyukai risiko tergantung pada masalah yang dihadapi.Teori ini berpendapat bahwa individu akan memberikan bobot yang berlebihan terhadap hasil yang pasti daripada yang belum pasti. Kecenderungan ini menimbulkan perilaku menghindari risiko dalam kondisi pasti untung pembingkaian positif. Dalam pembingkaian positif, individu menunjukkan penurunan preferensi risiko, dimana individu lebih berhati – hati dalam mengambil keputusan. Sebaliknya individu lebih menyukai risiko dalam kondisi pasti rugi pembingkaian negatif.Framing negative diproksikan dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengaruh sunk cost ternyata berperan cukup besar dalam proses pengambilan keputusan untuk tetap melanjutkan suatu investasi yang dianggap kurang menguntungkan. Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru Putri, 2009. Sunk cost mempengaruhi pembuat keputusan dalam kondisi pembingkaian negatif, sehingga mendorong individu berperilaku menyukai risiko yang mengarah kepada eskalasi komitmen terhadap tindakan yang telah gagal Keil, et ,al,2000. 2.2. Hipotesis Penelitian 2.2.1. Pengaruh Adverse Selection Terhadap Eskalasi Komitmen Adverse selection terjadi pada kondisi asimetri informasiyang terjadi antara prinsipal dan agen, sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan agen. Kanodia, et.al. 1989 menguji adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut manajer memilih untuk melanjutkan ataumenghentikan suatu proyek tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru akan merusak reputasi dan peluang karirnya di masa yang akan datang. Harrison dan Harrel 1993 melakukan eksperimen laboratorium dengan menggunakan mahasiswa MBA di AS sebagai proksi manajer perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa subyek cenderung melanjutkan proyek yang gagal ketika subyek dimanipulasi untuk percaya bahwa subyeklah yang memiliki informasi pribadi dan keputusan untuk meninggalkan proyek akan mempengaruhi reputasi dan karirnya. Hasil ini didukung juga oleh Rutledge and Karim 1999 menyatakan bahwa manajer yang mengalami adverse selection akan melakukan eskalasi komitmen. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskanlah hipotesis pertama, yaitu: H1 : Manajer yang dihadapkanpada kondisi adverse selection akan cenderung melakukan eskalasi komitmen.

2.2.2. Pengaruh Negative FramingTerhadap Eskalasi

Komitmen Apa yang dikemukakan teori prospek dapat menjelaskan bagaimanamanajer dapat membuat keputusan eskalasi ketika menerima informasi yangdisajkan dalam bingkai negatif. Ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif dalambentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan kerugiandimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung memilih kerugiandimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan kelak mendapatpengembalian yang positifRutledge dan Harrel, 1994. mie_cubyyahoo.com 2 Pengaruh Adverse Selection Dan Negative Framing Terhadap Eskalasi Komitmen Eco-Entrepreneurship Seminar Call for Paper Improving Performance by Improving Environment 2012 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang P a g e | 219 1 1 , 307 307 2   n Salter dan Sharp 2004 melakukan eksperimen dengan menggunakan manajer di AS dan Kanada dan menemukan hasil bahwa pembingkaian negatif meningkatkan kemungkinan eskalasi komitmen. Ketika hasil proyek outcome digambarkan sebagai suatu kerugian yang pasti framingnegative, manajer cenderung mengambil risiko untuk menghindari kerugian yangpasti tersebut dibandingkan ketika outcome digambarkan sebagai keuntunganyang pasti framing positif. Whyte dalam Dwita 2007 menyatakan bahwameskipun dalam perspektif rasional ekonomi, sunk cost tidaklah relevan denganpembuatan keputusan yang berorientasi masa depan, keberadaan sunk cost dalamkonteks pembuatan keputusan dapat memancing manajer untuk mengambil risiko. Dewanti 2010 menyatakan bahwa negative framing berpengaruh signifikan terhadap pada keputusan manajer untuk melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyusun hipotesis kedua, yaitu : H2 : Ketika informasi disajikan dalam framing negatif, manajer cenderung melakukan eskalasi komitmen.

2.2.3. Interaksi antara Adverse Selection dan Negative

Framing Ketika manajer dihadapkan pada umpan balik negatif dari proyeknya,manajer akan melihat kemungkinan untuk menghentikan proyek atau tetapmelanjutkan proyek tersebut. Saat manajer berada dalam kondisi adverse selection dan disajikan informasi yang dibingkai negatif akan melakukan eskalasi komitmen sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dewanti 2010 menyatakan bahwaketika informasidisajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverseselectionakan mendorong pengambil keputusan cenderung melanjutkan proyek yang mengindikasikankegagalan. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut: H3 : Ketika informasi disajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, manajer cenderung akan melakukan eskalasi komitmen.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dibuat dalam bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan terhadap suatu proyek, dalam hal ini mahasiswa berperan sebagai seorang manajer yang harus mengambil keputusan untuk tetap melanjutkan atau menghentikan proyek yang dianggap gagal atau tidak menguntungkan. Sampel yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Program Studi Manajemen yaitu berjumlah 307 mahasiswa. Mahasiswa yang diambil adalah yang sudah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan dengan asumsi mereka lebih pahammengenai konsep risiko dan return dari suatu investasi. Dalam mengukur sampel, peneliti menggunakan formula yang dikemukakan oleh Yamane Supramono Utami, 2004, yaitu: 1 2   Nd N n 1 Keterangan: n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi Berdasarkan jumlah mahasiswa Prodi Manajemen yang melakukan registrasi pada semester 1 2011-2012 sebanyak 307 mahasiswa maka diambillah sampel sebanyak: = 75,43 ≈ 80 orang

3.1. 1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa 4 kasus pembuatan keputusan yang telah disiapkan. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2, yang terdiri dari dua 2 variabel independen yaitu adverse selection dan negative framing apakah mempengaruhi keputusan evaluasi proyek manajer. Tabel 1 Desain penelitian 2x2 Adverse Selection x Negative Framing Adverse Selection Ada Tidak Ada Negative Framing Ada Kasus 1 Kasus 3 Tidak Ada Kasus 2 Kasus 4 Pada kasus 1,responden diberikan informasi yang disajikan dalam kerangka negatif adanya kerugian dan dalam kondisi adverse selectionadanya asimetri informasi. Pada kasus 2 responden diberikan informasi yang dibingkai secara negatif namun tidak dalam kondisi adverse selection. Respoden pada kasus 3 akan dihadapkan pada informasi mengalami framing negatif dan tidak dalam kondisi adverse selection . Selanjutnya kasus 4 akan memaparkan informasi yang tidak dibingkai secara negatif serta tidak dalam kondisi adverse selection. Variabel eskalasi komitmen diukur menggunakan skala Likert 1-6, dimana skor 1 mencerminkan jawaban responden yang memilih untuk menghentikan proyek yang mengindikasikan kegagalan dan skor 6 mencerminkan jawaban responden yang memilih tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan.