Metode Pendidikan Akhlak LANDASAN TEORI

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Hiwar qishashi adalah percakapan yang baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas. Hiwar ini merupakan bagian maupun uslub kisah dalam alqur’an. Misalnya kisah Syuaib dan kaumnya yang terdapat dalam surah Hud ayat 84-85. بيَع ش م اَخَأ َنَيدَم ََِٰإَو۞ ۚا َلاَق ِموَقَٰي َٰلِإ نِِم م كَل اَم ََٱ ْاو د بعٱ ر يََ ٍه ْاو ص قنَت َََو ۥ اَِِ م كٰىَرَأ ِِِّٓإ َناَزيِملٱَو َلاَيكِملٱ ِِِّٓإَو فاَخَأ م كيَلَع َع َباَذ موَ ي طيَِ ٨٤ ِموَقَٰيَو ِِ ْاوَ يعَ ت َََو م َءٓاَيشَأ َسانلٱ ْاو سَخبَ ت َََو ِطسِقلٱِب َناَزيِملٱَو َلاَيكِملٱ ْاو فوَأ ِضرَۡٱ َنيِدِسف م ٨٥ “Dan kepada penduduk Mad-yan Kami utus saudara mereka, Syu´aib. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan kiamat Dan Syu´aib berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan ”. [Q.S. Hud: 84-85] 48 d. Hiwar jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujja, baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak kebatilan. Cntohnya terdapat dalam surah an-Najm ayat 1-5. ٰىَوَ اَذِإ ِمجنلٱَو ١ ٰىَوََ اَمَو م ك بِحاَص لَض اَم ٢ ٰٓىَوَِٱ ِنَع قِطنَي اَمَو ٣ نِإ يحَو َِإ َو ٰىَحو ي ٤ ٰىَو قلٱ ديِدَش ۥ هَملَع ٥ 48 Ibid, h. 231 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id “Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu Muhammad tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu Al- Quran menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat.” [Q.S. an-Najm: 1-5] 49 e. Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya. 2. Metode kisah Qur’ani dan Nabawi Adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat dala al- Qur’an dan hadits Nabi. Kisah Qurani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga cara mendidik umat agar beriman kepada-Nya. Dalam pendidikan Islam, kisah merupakan metode yang sangat penting karena dapat menyentuh hati manusia. Kisah menampilkan tokoh dalam konteks yang menyeluruh sehingga pembaca atau pendengar dapat ikut menghayati, seolah-olah ia sendiri yang menjadi tokohnya. Beberapa keistimewaan metode kisah qur’ani dan nabawi: 50 a. Kisah yang memikat dan menarik perhatian pembaca, tanpa memakan waktu lama. Kisah seperti ini mengundang si pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya, serta terkesan oleh watak pribadi pelaku kisah itu. 49 ibid, h. 526 50 Herry Noer Ali, hal. 332 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Kisah qur’ani dan nabawi menyentuh nurani manusia dalam keadaannya yang utuh menyeluruh, sebagaimana terjelmah dalam tokoh-tokoh utama yang sengaja ditampilkan al- Qur’an kepada umat manusia. c. Kisah qur’ani dapat membangkitkan berbagai perasaan, seperti rasa khauf, ridla, dan cinta terhadap yang patut diridlai dan dicintai serta rasa benci terhadap segala sesuatu yang patut di benci. d. Memberikan kesempatan mengembangkan pola pikirnya sehingga terpuaskan sebagaimana terlukiskan. 3. Metode Amtsal perumpamaan Qurani Adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang ada dalam al- Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik dalam memahami konsep yang abstrak. Ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda yang konkret, seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan dengan sarang laba-laba. Sarang itu lemah sekali, bahkan disentuh dengan lidi pun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan oleh Abdurrahman Saleh Abdullah. Metode ini mempunyai kelebihan karena dapat memberikan pemahaman konsep abstrak bagi peserta didik serta dapat memberi kesan yang mendalam. Selain itu, dapat pula membawa pemahaman rasional yang muda dipahami, sekaligus dapat menumbuhkan daya digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id motivasi untuk meningkatkan imajinasi yang baik dan meninggalkaan imajinasi yang tercela. 4. Metode Keteladanan Adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini meupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan baik secara institusional maupun nasional. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya. Ini dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di Barat maupun di Timur. Secara psikologis, pelajar memang senang meniru. Metode ini secara sederhana merupakan cara memberikan contoh teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu peserta didik tidak segan-segan dan menirunya dan mencontohnya, seperti shalat berjamaah, bakti sosial, dan partisipasi dalam kegiatan yang baik. 5. Metode Pembiasaan Adalah membiasakan peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak ia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan. Jadi, sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya. Metode ini akan semakin nyata manfaatnya jika didasarkan pada pengalaman. Artinya, peserta didik dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang bersifat terpuji. Misalnya, anak dibiasakan untuk mengucap salam ketika masuk rumah, kelas, dan lain-lain. Pembiasaan ini juga dapat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id diartikan dengan pengulangan. Oleh sebab itu, metode ini juga berguna untuk menguatkan hafalan peserta didik. 6. Metode Ibrah dan mau’izhah Adalah metode yang bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan. Sementara itu, metode mau’izhah adalah metode yang bertujuan untuk memberikan motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan perbuatan. 7. Metode targhib dan tarhib Adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagiaan hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan dan kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib adalah metode pendidikan dalam konteks hukuman ancaman Allah akibat perbuatan dosa yang dilakukan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 63

BAB III BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI DAN K.H. IMAM ZARKASYI

A. Imam Al-Ghazali

1. Riwayat Hidup

Ia adalah Zainuddin, Hujjatul Islam Abu Hamid, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi An-Nasyaburi, Al- Faqih Ash-Shufi, Asy- Syafi’i, Al-Asy’ari. 1 Kadang diucapkan Ghazzali, dua z, artinya tukang pintal benang, karena pekerjaan ayahnya ialah tukang pintal benang wol. Sedangkan yang lazim ialah Ghazali satu Z, diambil dari kata Ghazalah nama kampong kelahirannya. 2 Ia lahir pada tahun 450H1058M di kota Thus yang merupakan kota kedua di Khurasan setelah Naysabur. Dia adalah pemikir ulung Islam yang menyandang gelar “Pembela Islam” Hujjatul Islam, “Hiasan Agama” Zainuddin, “Samudra yang Menghanyutkan” Bahrun Mughriq, dan lain-lain. Masa mudanya bertepatan dengan munculnya para cendikiawan, baik dari kalangan bawah, menengah, sampai elit. Kehidupan saat itu menunjukkan kemakmuran tanah airnya, keadilan para pemimpinnya, dan kebenaran para ulamanya. Dunia tampak tegak disana. Sarana kehidupan mdah didapatkan, masalah pendidikan sangat 1 2 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, cet. 1, hal.9 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id diperhatikan, pendidikan dan biaya kehidupan para penuntut ilmu ditanggung oleh pemerintah dan pemuka masyarakat. Walaupun ayah al-Ghazali seorang buta huruf dan miskin, beliau memperhatikan masalah pendidikan anaknya. Sesaat sebelum meninggal, ia berwasiat kepada seorang sahabatnya yang sufi agar memberikan pendidikan kepada kedua anaknya, Ahmad dan Ghazali.

2. Riwayat Pendidikan Imam al-Ghazali

Al-Ghazali memulia pendidikannya di wilayah kelahirannya, Thus dengan mempelajari dasar-dasar pengetahuan. Kehausan al-Ghazali akan ilmu pengetahuan sudah tampak sejak intelektualnya mulai berkembang. Ia cenderung untuk mengetahui, memahami, dan mendalami masalah-masalah yang hakiki. 3 Selanjtnya ia pergi ke Naisabur dan Khurasan yang pada waktu itu kedua kota tersebut terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuanterpenting di dunia Islam. Di kota Naisabur inilah al-Ghazali berguru pada Imam al-Haramain Abi al- Ma’ali al-Juwainy, seorang ulama yang bermdzhab Syafi’i yang pada saat itu menjdi guru besar di Naisabur. 4 Di antara mata pelajaran yang dipelajari al-ghazali di kota tersebut adalah teologi, hokum Islam, filsafat, logika, sufisme, dan ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu yang dipelajarinya inilah yang kemudian mempengaruhi sikap dan pandangan ilmiahnya dikemudian hari. Hal ini 3 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, cet. 1, hal.11 4 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, cet. 1, hal. 209 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id antara lain terlihat dari karya tulisnya yang dbuat dalam berbagai bidang dalam ilmu pengetahuan. Dalam ilmu kalam, al-Ghazali menulis buku berjudul Ghayah al-Maram fi Ilm al-Kalam Tujuan Mulia dari Ilmu Kalam. Dalam bidang Taswuf dan Fiqh ia menulis buku Ihya’ Ulum al- Din Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama dalam Ilmu Hukum Islam ia menulis kitab al- Mustasyfa’ Yang Menyembuhkan, dan dalam Ilmu Filsafat ia menulis kitab Maqasidal-Falasifah Tujuan dari Filsafat dan Tahafut al-Falasifah Kekacauan dari Filsafat. 5 Karena demikian banyak keahlian yang secara prima dikuasai al-Ghazali, maka tidaklah mengherankan jika kemudian ia mendapat bermacam gelar yang mengharukan namanya, seperti gelar Hujjatul Islam Pembela Islam, Syaikh al-Sufiyyin Guru Besar Tasawuf, dan Imam al0Murabin Pakar Bidang Pendidikan. Dalam pada itu sejarah filsafat Islam mencatat behwa al-Ghazali pada mulanya dikenal sebagai orang yang ragu terhadap berbagai ilmu pengetahuan, baik ilmu yang dicapai melalui panca indera maupun akal pikiran. Ia misalnya ragu terhadap ilmu kalam yang dipelajarinya dari al-Juwainy. Hal ini disebabkan dalam ilmu kalam terdapat beberapa aliran yang saling bertentangan, sehingga dapat membingungkan dalam menetapkan aliran mana yang betul-betul benar di antara semua aliran. 6 5 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, cet. 2, hal. 42 6 Ibid, hal.43 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sebagaimana halnya dalam ilmu kalam, dalam ilmu filsafat pun al- Ghazali meragukannya, karena dalam filsafat dijumpai argumen- argumen yang tidak kuat, dan menurut keyakinannya ada yang bertentangan dengan agama Islam. Ia akhirnya mengambil sikap menentang filsafat. Dan pada saat itulah al-Ghazali menulis buku yang berjudul Maqasid al-Falsafah Pemikiran Kaum Filosof. Buku ini dikarangnya untuk kemudian mengkrtik dan menghantam filsafat. Kritik itu muncul dalam buku lainnya yang berjudul Tahafut al- Falasifah Kekacauan Pemikiran Filosof-Filosof. 7 Pada akhirnya perjalanan intelektualnya, tasawuflah yang dapat menghilangkan rasa syak yang lama mengganggu diri al-Ghazali. Dalam tasawuflah ia memperoleh keyakinan yang dicari-carinya. Pengetahuan mistiklah cahaya yang diturunkan Tuhan ke dalam dirinya. Itulah yang membuat al-Ghazali memperoleh keyakinannya kembali.

3. Karya-karya Imam al-Ghazali

Al-Ghazali adalah seorang ahli pikir dalam Islam yang dalam ilmunya dan mempunyai nafas panjang dalam karangan-karangannya. Puluhan buku telah ditulisnya, meliputi berbagai ilmu pengetahuan, antara lain; filsafat, ilmu kalam, fiqh, ushul fiqh, tafsir, tasawuf, akhlak dan otobiografinya. 7 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 210