23 1.
Bahan Utama Busana 2.
Bahan Pelapis Lining dan I nterlining 3.
Bahan Pelengkap
5. Pembelajaran Tekstil
Pembelajaran tekstil yaitu usaha mengelola lingkungan kelas dengan sengaja agar siswa belajar tekstil sehingga proses belajarnya dapat
berlangsung dengan mudah. Ataupun rangkaian peristiwa kejadian yang mempengaruhi siswa untuk belajar tekstil sehingga proses belajarnya
dapat berlangsung dengan mudah. Sebagai bagian dari sistem, sasaran pembelajaran adalah merubah masukan berupa siswa yang belum
memahami tentang tekstil menjadi memahami tekstil proses transformasi. Tujuannya adalah membantu siswa untuk belajar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian saya antara lain: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Budi Dwi Sulistyo tahun 2010 dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Dengan Sistem Moving Class Di SMA N 2
Wates”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan manajemen kelas dalam pelaksanaan pembelajaran dengan sistem
moving class di SMA N 2 Wates sudah bisa dikatakan baik, proses pelaksanaan
pembelajaran dengan sistem moving class di SMA N 2 Wates dapat
dimasukkan dalam ketegori sangat baik, tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran di SMA N 2 Wates dengan sistem
moving class dapat
24 dimasukkan dalam kategori baik, hal ini bisa dilihat dari rerata
persentase keseluruhan aspek tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Penelitian yang dilakukan oleh A. Agung Priyani tahun 2010 dengan judul
“Pelaksanaan Moving Class Di SMA Negeri 7 Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat strategi pengelolaan
Moving Class dalam bidang perpindahan peserta didik, ruang belajar mengajar, administrasi
guru dan peserta didik, remidi dan pengayaan, serta penilaian. Pelaksanaan
Moving Class memiliki kelebihan yaitu: interaksi siswa dengan siswa kelas lain yang terjadi setiap pergantian ruang,
kenyamanan dan rasa tidak bosan terhadap suasana kelas, kebebasan menentukan tempat dan teman duduk, serta sesuainya ruang kelas
dengan mata pelajaran yang diikuti. Namun ada pula hambatan yang dialami dalam pelaksanaan
Moving Class yaitu: hambatan pelaksanaan Moving Class lebih banyak pada waktu yang terpotong, dimana tidak
adanya waktu siswa untuk berpindah ruang, sarana prasarana penunjang
Moving Class yang belum lengkap, terganggunya konsentrasi dalam kelas ketika ada siswa yang terlambat, serta sifat malas yang
berujung pada bolos dalam mengikuti pelajaran serta prestasi siswa yang juga mengalami penrunan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Nuraini tahun 2014 dengan judul
“Pelaksanaan Moving Class Di SMA Kota Yogyakarta Dan Faktor-Faktor Penghambatnya”. Hasil penelitian berupa deskripsi tentang pelaksanaan
25 sistem moving class di SMA Kota Yogyakarta dan juga mendeskripsikan
pengorganisasian dan strategi pengelolaan moving class serta faktor- faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan sistem ini.
Faktor penghambat yaitu: jarak perpindahan dari satu kelas ke kelas berikutnya yang mengurangi waktu belajar. faktor pendukungnya yaitu:
tersedianya fasilitas pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana serta media pendidikan.
Tabel 1. Hasil Penelitian Yang Relevan No Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Efektivitas Pembelajaran Dengan
Sistem Moving Class Di SMA N 2 Wates
Sama-sama meneliti tentang pelaksanaan
moving class Meneliti tentang
kesiapan manajemen kelas dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan
sistem moving class
2. Pelaksanaan Moving
Class Di SMA Negeri 7 Yogyakarta
Sama-sama meneliti tentang pelaksanaan
moving class Meneliti tentang
kelebihan, kekurangan dan hambatan
moving class
3. Pelaksanaan Moving Class Di SMA Kota
Yogyakarta Dan Faktor-Faktor
Penghambatnya Sama-sama meneliti
tentang pelaksanaan moving class
Meneliti faktor penghambat dan
pendukung dalam pelaksanaan sistem
moving class
C. Kerangka Pikir