Diakonia Transformatif Dalam Bidang Ekonomi dan Koperasi

8 - Pertama, rakyat sebagai subjek dari sejarah, bukan objek; - Kedua, tidak karitatif, tetapi preventif; - Ketiga, tidak didorong oleh belas kasihan, tetapi keadilan; - Keempat, menstimulus partisipasi rakyat, dan; - Kelima, memakai alat analisis sosial dalam memahami sebab-sebab kemiskinan. 23

2.2 Diakonia Transformatif Dalam Bidang Ekonomi dan Koperasi

Dr. P. Wiryono, SJ dalam tulisannya yang berjudul “Dimensi Sosial Ekonomi dalam Rangka Pengembangan Gereja Setempat ” menyatakan bahwa bentuk diakonia dalam bidang ekonomi merupakan pelayanan gereja bagi golongan masyarakat yang paling membutuhkan atau lebih jauh diartikan sebagai keterlibatan gereja dalam bidang pembangunan masyarakat. 24 Kegiatan sosial ekonomi gereja merupakan pelayanan bagi kesejahteraan sosial ekonomi umat dan masyarakat dalam rangka pengembangan manusia seutuhnya. 25 Artinya pelayanan diakonia dalam bidang ekonomi pun bidang sosial sangat tepat diterapkan karena dimensi ini merupakan dimensi yang konkret dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuk diakonia transformatif yang mampu melayani dalam bidang ekonomi bagi golongan masyarakat adalah melalui pelayanan koperasi, karena di dalam koperasi tidak hanya sekedar berdiakonia secara karitatif, tetapi menyangkut diakonia yang mampu memberdayakan umat. Prinsip koperasi untuk mensejahterakan anggotanya menjadi selaras dengan makna diakonia transformatif yang memberdayakan. Drs.Arifinal Chaniago mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. 26 Sedangkan Moh. Hatta “Bapak Koperasi Indonesia” mengatakan bahwa “koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi j asa kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua dan semua buat seorang‟.‟‟ 27 Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 23 Josef Purnama Widyatmadja, Diakonia Sebagai Misi Gereja Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2008, 116 24 Dr. P. Wiryono, SJ , Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah Rohani 1993, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992, 76 25 Dr. Bernard Kieser SJ , Keprihatinan Sosial Gereja, Menyongsong 40 Tahun Majalah Rohani 1993, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992, 18 26 Arfinal Chaniago, Perkoperasian Indonesia . Bandung: Angkasa,1982 27 Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Wisnu Chandra Kristiaji, Koperasi: Teori dan Praktik Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001, 16-17 9 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. 28 Koperasi dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok individu, yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran konkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis, yang dilaksanakan secara bersama bagi kemanfaatan bersama. Terminologi koperasi mempunya i arti “kerjasama”, atau paling tidak mengandung makna kerjasama.

2.3 Fungsi dan Peran Koperasi