kemauan  anak  untuk  belajar  dan  mau  mencoba,  kerjasama ibu dan bapak dalam memberikan arahan kepada anak  dan
adanya kerukunan
antar anggota
keluarga. Cara
rnemanfaatkannya adalah
dengan mengoptimalkan
kelebihan  yang  ada  dan  memberi  dorongan  untuk  selalu mencoba.
3 Jaringan kelompok
Kelompok  menurut  kamus  bahasa  Indonesia  online adalah  kumpulan  orang  yang  memiliki  beberapa  atribut
sama atau
hubungan dengan
pihak yang
sama. kamusbahasaindonesia.orgkelompokixzz1YfxzKTSJ.
Sehingga  dapat  disimpulkan  jaringan  kelompok  adalah teman  sekolah.  Misalnya  adanya  tim  yang  dapat  diajak
kerjasama dalam berusha. 4
Model peranan tokoh  masyarakat Adanya hubungan atau relasi dengan masyarakat tempat
tinggal.
B. Kerangka Berpikir
Apabila  seseorang  mempunyai  ide  untuk  membuka  usaha,  maka  orang tersebut  akan  mencari  faktor-faktor  lain  yang  akan  mendorongnya.  Adanya
inovasi  ini  mendorong  mencari  pemicu  ke  arah  memuali  usaha
Buchari,2007:10.  Dorongan-dorongan  faktor  lain  seperti  faktor  keluarga, teman,  pengalaman,  keadaan  ekonomi,  keadaan  lapangan  kerja,  dan
sumberdaya yang tersedia Buchari Alma, 2007: 9.  Sesuai penjelasan faktor- faktor  internal  dan  eksternal  yang  mempengaruhi  minat  berwirausaha  servis
elektronika diatas, dapat dirumuskan menjadi: X1 + X2 + X3 = Y
Dimana: X1  = Faktor Pribadi internal
X2  = Faktor Lingkungan eksternal X3 = Faktor Sosiologi eksternal
Y   = Minat berwirausaha servis elektronika
C. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian  yang  dilakuakan  Maman  Suryaman  dengan  judul  “Minat
Berwirausaha  Mahasiswa  Pendidikan  Teknik  Elektro  Fakultas  Teknik Universitas  Negeri  Semarang”.
Hasil  analisis  deskriptif  persentase diperoleh  skor  rata-rata  sebesar  97,5  dengan  persentase  71,7  dan
termasuk kategori tinggi. Ditinjau dari minat berwirausaha masing-masing mahasiswa    diketahui  ada  81,25  mahasiswa  yang  memiliki  minat
berwirausaha tinggi, 6,25 memiliki minat berwirausaha sangat tinggi dan 12,50  memiliki  minat  berwirausaha  cukup  tinggi.    Diantara  faktor
internal  dan  ekternal  ternyata  faktor  internal  72,4  memberikan dukungan lebih besar dibandingkan faktor eksternal 70,2. Ditinjau dari
tiap-tiap  indikator  minat  berwirausaha  untuk  faktor  internal  dan  eksternal diketahui  bahwa  dukungan  paling  tinggi  diberikan  oleh  peluang  77,3,
kemudian  diikuti  oleh  pendapatan  76,6,  perasaan  senang    76,1, pendidikan  75,0,  masyarakat  69,5,  keluarga  62,9  yang  telah
termasuk    kategori  tinggi  sedangkan  yang  paling  rendah  yaitu  harga  diri 61,6  yang  masuk  dalam  kategori  cukup  tinggi.    Mengacu  dari  hasil
penelitian  tersebut  peneliti  dapat  mengajukan  simpulan  yaitu  minat berwirausaha  mahasiswa    Pendidikan  Teknik  Elektro  Universitas  Negeri
Semarang  termasuk  tinggi  yaitu  sebesar  81,25.  Dukungan  paling  tinggi diberikan  oleh  faktor  peluang  yaitu    sebesar  77,3.  Adapun  saran  yang
dapat  penulis  diajukan  yaitu  kepada  pihak    lembaga  khususnya  Jurusan Pendidikan  Teknik  Elektro  Universitas  Negeri  Semarang  yaitu  untuk
meningkatan kualitas pengajaran khususnya pada mata kuliah praktek, dan dapat  menyediakan  fasilitas  sarana  dan  prasarana  yang  mendukung
wirausaha. 2.
Penelitian  yang  dilakukan  Erlita  Diyah  Utami  Universitas  Negeri Semarang  dengan  judul  “Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhi  Minat
Berwiraswasta  Studi  Deskriptif  Pada  Usahawan  Rental  Komputer  di Sekaran Gunung Pati Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata
faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta pada kategori tinggi yaitu 76,45. Faktor inovasi yang tertinggi mempengaruhi minat berwiraswasta
yaitu mencapai 83,27. Selanjutnya  kebutuhan berprestasi dengan 82,66 pada  taraf  tinggi.  Kemampuan  berempati  sebanyak  82,34.  Faktor
keempat  yaitu  kepercayaan  diri  dengan  81,38.  Kemudian  faktor selanjutnya  yaitu  sikap  keterbukaan  sebanyak  81,21.  Motif  untuk
bekerja  memberi  pengaruh  sebanyak  80,48.  Selanjutnya  yaitu  faktor
komitmen  pribadi  dengan  79,52  dan  pengambil  resiko  pada  tingkat persentase  79,44.  Wiraswasta  yang  memilih  motif  untuk  kreatif
menunjukkan  78,63  pada  kategori  tinggi.  Berikutnya  78,30  yaitu pengendalian  diri  pada  kategori  tinggi.  Kebutuhan  akan  kepemimpinan
dengan 77,00  pada kategori tinggi. Kemudian kemampuan memasarkan usaha  menunjukkan  76,00  yang  berminat.  Selanjutnya  75,16  yaitu
kemampuan  adaptif.  Interaksi  dalam  keluarga  berpengaruh  sebanyak 74,00. Kemampuan bersaing menunjukkan persentase yang tidak rendah
pula  dengan  73,11.    Sedangkan  berorientasi  pada  tugas  menunjukkan 73,00.  Rekan  kerja  sebanyak  71,45  tinggi.  Tingkat  kemandirian
mempengaruhi  sebanyak  70,77  tinggi,  berorientasi  masa  depan menunjukkan  69,95    sedang.  Kondisi  fisik  lingkungan  69,20
sedang.  Serta  yang  terakhir  yaitu  kondisi  sosial  ekonomi  menunjukkan 67,40  sedang. Kenyataan di lapangan menunjukkan usahawan tertarik
untuk  berinovasi  dengan  memperbaiki  pelayanan  dengan  menambah pengalaman
melalui seminar-seminar,
mengikuti kursus
untuk meningkatkan  keahlian,  persewaan  komputer
dan  jasa  olah  data.  Hasil tersebut  menunjukkan  usahawan  rental  komputer  di  Sekaran  mampu
mengelola  faktor-faktor    tersebut  sehingga  berpengaruh  positif  sebagai motivator  ke  arah  yang  lebih  baik  untuk  dapat  terus  meningkatkan
usahanya.  Hasil  penelitian  menyarankan  agar  melalui  penelitian  ini diharapkan  usahawan  dapat  lebih  meningkatkan  motivasi  untuk
berorientasi  ke  depannya  dan  bagi  peneliti  lain  diharapkan  dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan bagi penelitian selanjutnya.
3. Penelitian  yang  dilakukan  Nurul  Indrarti  dan  Rokhimah  Rostiani
Universitas Gajah Mada dengan judul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi  Perbandingan  Antara  Indonesia,  Jepang  dan  Norwegia”.  Secara
umum,  penelitian  menemukan  bahwa  faktor-faktor  yang  mempengaruhi intensi  kewirausahaan  berbeda  antara  satu    negara  dengan  negara  yang
lain. Efikasi diri terbukti mempengaruhi intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia.  Kesiapan  instrumen  dan  pengalaman  bekerja  sebelumnya
menjadi faktor penentu intense kewirausahaan bagi mahasiswa Norwegia. Latar  belakangan  pendidikan  menjadi  faktor  penentu  intensi  bagi
mahasiswa  Indonesia,  hanya  dengan  arah  berlawanan.  Kebutuhan  akan prestasi,  umur,  dan  jender  tidak  terbukti    secara  signifikan  sebagai
prediktor  intensi  kewirausahaan.  Hasil  analisis  regresi  menunjukkan bahwa  variabel-variabel  terkait  dengan  kepribadian,  instrumen,  dan
demografi bersama-sama
secara signifikan
menentukan intensi
kewirausahaan. Meskipun kesemuanya hanya mampu menjelaskan sebesar 28,2 untuk Indonesia, 14,2 untuk Jepang dan 24,8 untuk Norwegia.
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian  deskriptif  kuantitatif  dengan menggunakan  pendekatan  survei.  Penelitian  deskriptif  dirancang  untuk
memperoleh  informasi  pada  saat  penelitian  dilakukan  tanpa  ada  perlakuan  yang diberikan  dan  tidak  untuk  menguji  hipotesis  Ary,  1982:415.  Penelitian  ini
menggunakan  ukuran,  jumlah  atau  frekuensi  Sukmadinata,  2009:72.  Penelitian ini  juga  hanya  melibatkan  satu  variable  pada  suatu  kelompok,  tanpa
menghubungkan dengan variable lain atau membandingkan dengan kelompok lain Purwanto, 2008:177.
Sedangkan  survei  adalah  penelitian  yang  menggunakan  pertanyaan  terstruktur dan  sistematis  yang  sama  kepada  banyak  orang  sample,  kemudian  semua
jawaban  dicatat,  diolah  dan  dianalisis.  Pertanyaan  atau  kuisioner  yang  dapat ditanyakan  adalah  untuk  mengetahui  prilaku,  sikap  dan  opini.  Bambang,
2006:143. Sehingga  yang  dimaksud  penelitian  deskriptif  kuantitatif  survei  adalah
penelitian  dengan  menggunakan  kuisioner  untuk  mengetahui  prilaku,  sikap,  opini terhadap  sesuatu  fenomena  yang  terjadi.  Penelitian  ini  diarahkan  untuk
menggambarkan  atau  mengungkapkan  fakta  secara  lebih  mendalam  mengenai model  proses  kewirausahaan  pada  minat  berwirausaha  servis  elektronika  siswa
kelas XII Jurusan Teknik AV Kotamadya Yogyakarta.