Sistem Informasi Geografis GIS

1. Memberi pelayanan air minum kepada masyarakat secara tepat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. 2. Meningkatkan kinerja perusahaan dan kualitas sumber daya manusia. 3. Mewujudkan tingkat pendapatan perusahaan dan kontribusi PAD secara optimal.

2.3 Sistem Informasi Geografis GIS

Sistem Informasi Geografi merupakan gabungan dari 3 unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Sistem Informasi Geografi merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur- unsur “Informasi Geografi” Prahasta, 2002. Istilah “Informasi Geografi” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi suatu objek di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan atribut yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. Posisi geografis dapat dinyatakan dalam sistem koordinat lintangbujur latitudelongitude atau sistem UTM Universal Transverse Mercator Paryono, 1994. Sistem Informasi Geografi terdiri dari empat subsistem Latif, 2008, yaitu: a. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber serta bertanggung jawab dalam mengkonversi format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. b. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh maupun sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. c . Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan di-edit. d. Data Manipulasi dan Analisis Subsistem ini menentukan berbagai informasi yang dapat dihasilkan oleh Sistem Informasi Geografis. Selain itu subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Gambar 2.1 Sub Sistem SIG Latif, 2008. Dalam Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras digitizer, scanner, Central Procesing Unit CPU, hard-disk, dan lain-lain, perangkat lunak ArcView, Idrisi, ARCINFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain, organisasi manajemen dan pengguna user seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Dengan kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis Prahasta, 2002. Gambar 2.2 Komponen SIG Prahasta, 2002 Sistem Informasi Geografi mempresentasikan real word dunia nyata diatas monitor komputer seperti lembaran peta yang dapat mempresentasikan dunia nyata diatas kertas, akan tetapi Sistem Informasi Geografi mempunyai kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran kertas Prahasta, 2001 . Proyeksi peta adalah proses untuk mentransformasikan ruang 3 dimensi ke peta bidang 2 dimensi. Proses transformasi tersebut akan menimbulkan distorsi dan mengorbankan paling tidak salah satu sifat, yaitu: bentuk shape, luas area, jarak distance, arah directions. Sistem proyeksi UTM Universal Transverse Mercator, didefinisikan posisi horizontal 2 dimensi x,y dengan menggunakan proyeksi silinder, transversal dan conform yang memotong bumi pada 2 meridian standar. Seluruh permukaan bumi, dalam sistem koordinat ini dibangun menjadi 60 bagian yang disebut zona UTM. Indonesia terdiri dari 9 zona 46-54. Mulai dari 90 o BT- 144 o BT dengan batas pararel 11 o LS-6 o LU, dengan demikian Indonesia dimulai dari zona 46 meridian sentral 93 o BT hingga zona 54 meridian sentral 141 o BT. Setiap zona UTM memiliki sistem koordinat sendiri dengan titik 0 pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Obyek-obyek yang dipresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map features, contohnya: jalan, wilayah dan lain- lain. Peta dapat memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki unsur- unsurnya dengan baik karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya. Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam mempresentasikan objek-objek dunia nyata, misalkan: a. Pipa digambarkan sebagai entitas garis. b. Tempat Perpotongan Pipa digambarkan sebagai entitas titik. Sistem Informasi Geografi menyimpan semua informasi data didalam database, kemudian Sistem Informasi Geografi membentuk dan menyimpan di dalam tabel-tabel, setelah itu Sistem Informasi Geografi menghubungkan informasi data tersebut dengan tabel yang bersangkutan sehingga mudah dicari dan ditemukan Prahasta, 2001.

2.4 Model Data

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pemetaan Daerah Miskin Menggunakan Sistem Informasi Geografis

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten T1 672010708 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten T1 672010708 BAB IV

0 2 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten T1 672010708 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Pemetaan Sekolah di Salatiga T1 682009705 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Pemetaan Sekolah di Salatiga T1 682009705 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Pemetaan Sekolah di Salatiga T1 682009705 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Pemetaan Sekolah di Salatiga T1 682009705 BAB V

0 0 1

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

0 1 52