PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 3
pengomposan seperti yang dilakukan diberbagai belahan bumi terutama di eropa dengan tujuan utama untuk menurunkan laju pendauran downcycling
sampah organik.
2.
Konsep Kunci dalam Pengomposan
.
Penghancuran bahan organik sesungguhnya secara nyata diselesaikan oleh berbagai macam mikroorganisma. Untuk menata proses pengomposan ini agar
tercapai keefektivan pada tingkat tertinggi dan dapat dengan yankin dicapai hanya dengan memenuhi segala keperluan pekerja-pekerja kecil ini. Kebutuhan ini
adalah meliputi: 1.
ketersediaan bahan dengan ratio C:N yang sesuai 2.
kelembaban yang cukup sufficient 3.
oksigen yang cukup adequate, http:compostingcouncil.orgindex.cfm; 20 Januai 2014.
2.1. Perbandingan atau Rasio C:N
Seluruh bahan organik mengandung karbon dan juga unsur lain seperti nitrogen yang berada pada berbagai variasi jumlah kadar kandungannya. Persen
kandungan C dan N dari beberapa diantara bahan-bahan dimaksud diutarakan pada Tabel 1. di bawah ini
http:www.adeq.state.ar.ussolwaste
branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014. Tabel 1. Beberapa Contoh Bahan dengan Rasio C:N yang Berbeda
http:www.adeq.state.ar.ussolwaste branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014.
Bahan dengan Kadar N tinggi C:N
C:N Bahan dengan Kadar C
tinggi C:N C:N
Grass clippings
19:1
Leaves and foliage
40-80:1
Sewage sludge digested 16:1
Barks 100-130:1
Food wastes 15:1
Paper 150-200:1
Cow manure
20:1
Wood Sawdust
300-700:1
Horse manure 25:1
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 4
Dalam proses pengomposan, mikroorganisma memerlukan nitrogen dalam proses penghancuran bahan yang mengandung karbon tinggi. Keseimbangan, atau
rasio, antara kedua elemen ini dalam campuran adalah sangat penting. Semakin jauh perbandingan antara karbon dan nitrogen dari yang ideal pada campuran
bahan yang sedang akan dikomposkan maka akan semakin banyak pengaruh negatif yang akan terjadi pada proses pengomposan tersebut. Jika : kadar karbon
tinggi, nitrogen rendah C:N terlalu tinggi, dalam kondisi yang demikian maka tanpa nitrogen yang cukup, mikroorganisma akan kekurangan sesuatu yang dia
butuhkan untuk menghancurkan sumber karbon. Proses pengomposan akan berlangsung dengan sangat lambat. Jika: nitrogen tinggi, karbon rendah C:N
terlalu rendah nitrogen yang dalam kondisi sangat berlebihan dari yang dibutuhkan mikroba untuk menghancurkan kadar karbon yang tersedia ini akan
dengan mudah hilang melalui penguapan gas ammoniak ke atmosfer http:compostingcouncil.orgindex.cfm; 20 Januai 2014.
Untuk membuat kedua proses tersebut pengomposan dapat berjalan dengan baik sekaligus menghindari kehilangan nitrogen yang sangat berharga,
maka campuran bahan organik harus meyediakan mikroba bersamaan dengan keseimbangan karbon dan nitrogen yang ideal. Rasio karbon dan nitrogen, rasio
karbon terhadap nitrogen, atau rasio C:N, merupakan perbandingan yang dinyatakan sebagai jumlah unit karbon per unit nitrogen. Rasio yang dianggap
masih ideal untuk campuran bahan pengomposan yang masih bisa diterima adalah 30, atau tigapuluh unit karbon untuk setiap unit nitrogen. Perhatikan Tabel 2.
berikut yang menggambarkan secara umum rasio C:N dari berbagai bahan. Dari data tersebut kita akan dapat merancang bahan mana yang akan kita pilih
menjadi bahan kompos yang tersedia untuk digunakan untuk membuat kompos yang diinginkan.
Tabel 2. Beberapa Rasio CN Bahan, Sumber: Murbandono, 2001. Bahan
CN
Katy tergantung jenis dan umurunya 200:400
Pangkasan pohon tergantung jenis dan umurnya 15:60
Jerami padi 50:70
Dau kering tergantung jenis 50:1
Daun segar tergantung jenisnya 10:20
Kulit buah kapuk 1:50
Kulit buah kopi 15:20
Bahan pangkasan tanaman teh 15:17
Tangkai jagung 60:1
Bahan pupuk hijau, besar tidak terlalu tua 1:20
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 5
Daun dadap masih muda 1:11
Daun tephrosia masih muda 1:11
Bungkil dari biji kapuk 1:10
Bungkil biji kacang 1:7
Salvia 1:17
Humus 10:1
Kotoran sapi 20:1
Kotoran kuda 25:1
Kotoran unggas 10:1
Kertas koran 50-200:1
Sedangkan Tabel 3. berikut merupakan gambaran dari berbagai bahan
limbah buangan baik dalam bentuk padat maupun cari dari beberapa sumber pengelolaan sumberdaya alam, mulai dari rumahtangga, pertanian, industri dan
lain sebaginya yang sering digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kompos.
Tabel 3. Sumber Bahan Organik yang Umum Dimanfaatkan untuk
Membuat Kompos Sumber: Rachman Sutanta dalam Media Komunikasi Tani Lestari, Desember 1998
dalam
Indriani, Y.H. 2001
A S A L B A H A N
Pertanian:
Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padai,
gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagisan
vegetatif tanaman, batang pisang, sabut kelapa
Limbah dan residu ternak Kotoran padat, limbah ternak
cair, limbah pakan ternak, cairan biogas
Pupuk Hijau Glirisida, terrano, mukuna,
turi, lamtoro, sentrosema, albisia
Tanaman air Azola, gang-gang biru, enceng
gondok, gulma air Penambat nitrogen
Mikroorganisma, mikoriza, rhizobium, biogas
Industri
Limbah padat Sebuk gergaji kayu, blotong,
kertas, ampas tebu, limbah
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 6
kelaopa sawit, limbah pengalengan makanan dan
pemotongan hewan.
Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan
kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa
sawit
Rumahtangga
Sampah Tinta, urin, sampah rumah
tangga, sampah kota
Jika karbon dan nitrogen ada dalam perbandingan yang terlalu jauh keseimbangannya, sistem mikrobia akan menderita. Ketika nitrogen terlalu kecil,
populasi mikrobia tidak akan bertumbuh pada kondisi yang obtimal, dan proses pengomposan akan berjalan dengan lambat. Dalam kondisi yang kontras, dalam
kondisi kadar nitrogen yang terlalu tinggi akan membuat pertumbuhan mikrobia dengan cepat dan meningkatkan dekomposisi, tetapi hal ini dapat menjadi pemicu
dalam menimbulkan suatu kondisi yang serius sebagai akibat dari penggunaan oksigen
yang meningkat
sehingga kondisi
menjadi anaerob.
http:www.adeq.state.ar.ussolwaste branch_technicalcompost.htmtop;
20 Januari 2014. Sebagai tambahan, sebagian dari kelebihan kadar nitrogen akan
hilang menguap sebagai gas Ammoniak yang menyebabkan bau menyengat saat terlepas
bebas keudara
http:www.adeq.state.ar.ussolwaste
branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014. Oleh karena hal tersebut, jika bahan mengandung kadar nitrogen yang tinggi, seperti bahan rumput-
rumputan, perlu perhatian lebih serius dalam penanganannya dengan menciptakan aerasi yang cukup melalui cara pembalikan yang cukup dan
mencampur bahan tersebut dengan bahan sampah lainnya yang mengandung kadar
karbon tinggi
http:www.adeq.state.ar.ussolwaste
branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014.
2.2. Kadar Air atau Kelembaban Bahan pada Saat