PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 8
dapat berdiffusi masuk kedalam tumpukan. Tergantung kepada metoda prosesing yang digunakan, variasi dari partikel dapat disesuaikan untuk memastikan agar
kebutuhan oksigen mikroba pelaku pengomposan dapat tersedia dengan cukup: tumpukan atau sampah kering yang tidak akan dilakukan pembalikan selama
pengomposan akan mungkin dapat mengkonstruksi aliran udar yang maksimum pada seluruh bahan, yang menggunakan baik cara aerasi passiv maupun bentuk
aerasi aktiv; secara fisik membalik bahan kompos akan membiarkan udara masuk mengalir kedalam tumpukan lebih mudah. Tingkat oksigen dalam massa
kompos
dapat diukur
dengan menggunakan
oksigen meter.
Dalam penggunaannya alat ini dimasukkan ke pusat dari bahan kompos yang diproses
http:compostingcouncil.orgindex.cfm; 20 Januai 2014. Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita hirup saat bernafas mengandung
oksigen 21. Mikroorganisme dapat bertahan pada kondisi persen oksigen yang rendah bahkan sampai pada kadar oksigen 5 . Namun demikian , jika udara
pada bahan kompos berada pada tingkat dibawah 10 pada pori-pori besar tumpukan bahan kompos, maka kemungkinan sebagian dari bahan kompos akan
menjadi anaerob tanpa oksigen. Jika hal ini terjadi maka mikroorganisma anaerob akan menguraikan bahan kompos ini menjadi bahan yang menghasilkan
metan yang merupakan suatu bahan takberbau, dan hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Karenanya sangat penting untuk menata konsentrasi oksigen
pada
pengomposan. http:www.adeq.state.ar.ussolwaste
branch_technicalcompost.htmtop; 20
Januari 2014.
Untuk menjaga
terpeliharanya pemasukan oksigen kepada tumpukan proses pengomposan disarankan tinggi tiap tumpukan pengomposan hanya berkisar 6-8 kaki dengan
lebar tumpukan 10-15 kaki, karena dianggap bahwa pada kondisi yang demikian ini masih terjadi diffusi udara alamiah dengan optimal begitu juga dengan aliran
massa. Selain cara pasif ini dapat juga dilakukan cara aktiv seperti melakukan pembalikan secara berkala, penggunaan cerobong atau alat pemompa udara
kedalam
tumpukan bahan
kompos yang
diproses. http:www.adeq.state.ar.ussolwaste
branch_technicalcompost.htmtop; 20
Januari 2014.
3. Beberapa Faktor Lain yang Turut Mempengaruhi
Proses Pengomposan.
Beberapa faktor lainnya yang juga turut dapat mempengaruhi proses pengomposan selain ketiga hal kunci di atas adalah: ukuran bahan, campuran
bahan, mikroorganisma yanmg bekerja, temperatur dan keasaman pH.
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 9
Ukuran bahan, bahan dengan ukuran yang semakin kecil akan lebih cepat
proses pengomposannya karena semakin luas tersentuh bakteri pengurai.
Komposisi bahan, pengomposan bahan organik tanaman akan lebih cepat
jika ditambahkan kotoran hewan.
Organisma yang berperan, dalam proses ini bakteri, fungi dan
actinomycetes yang dengan aktif ambil bagian, dianggap bahwa penambahan mikroorganisme lain kedalam proses akan mempercepat proses tersebut.
Temperatur, tempertatur obtimal 30-50 hangat tetapi pada
penggunaan biakan
Trichoderma pseudokoningii
dan
Cytophaga sp
. suhu ini dapat menigkat hingga 80
o
C.
Keasaman pH, keasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga
mempengaruhi proses pengomposan dan dari berbagai hasil pengamatan memperlihatkan bahwa kondisi pH tanah sekitar netral 6,5-7,5 adalah yang
terbaik.
4. Organisma yang Berperan dalam Proses
Pengomposan.
Proses pengomposan dikerjakan oleh berbagai macam organisma, dulai dari berbagai jenis bakteri, jamur, actinomicetes dan lain-lain. Namun sealian
berbagai mikroba tersebut ternyata bahwa proses tersebut juga turut melibatkan hewan makro seperti cacing tanah dan berbagai hewan makro lainnya yang
bekerja sama dengan mikrobia dalam proses penguraian. Dalam hal ini cacing memakan bahan organik yang tidak terurai dan juga turut berperan dalam
pencampuran bahan organik dan pembuatan aerasi melalui ronggo-rongga yang diciptakannya. Kehadiran cacing dapat mempercepat penghancuran hahan
organik oleh meikroorganisme.
BAHAN BACAAN
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 10
http:compostingcouncil.orgindex.cfm; 20 Januai 2014. The Composting Council of
Canada; T
HE
C
OMPOSTING
P
ROCESS
:Fundamental Principles http:en.wikipedia.orgwikicompost.ingredient
. Compost. 20 Januari 2014. http:www.howtocompost.orginfoinfo_top-10-compostTips.asp.
Composting.20 Januari 2014
http:www.adeq.state.ar.ussolwaste branch_technicalcompost.htmtop; Composting
Process. 20 Januari 2014
Indriyani, Y.H. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat . Penebar Swadaya. Jakarta Murbandoro, L.H.S. 1998. Membuat Kompos . Penebar Swadaya. Jakarta.
Murbandoro, L.H.S. 2001. Membuat Kompos edisi revisi. Penebar Pwadaya. Jakarta.
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 11
LAMPIRAN
1.
PEMBUATAN KOMPOS DENGAN OrgaDec.
Bermula dari banyaknya limbah padat organik yang menjadi maslah karena
lamanya proses dekomposisi daan perlunya areal yang luas untuk pembuangan maka para peneliti bekerja keras untuk memcahkan hal itu . Terlebih di
perkebunan, misalnya kebun kelapa sawit, hasil limbah berupa tandan kosong kelapa sawit TKKS menjadi masalah karena menumpuk setiap hari. Dari
permasalahan tersegut, para peneliti dari Unit Peneliti Bioteknologi Perkebunan Bogor yang dipimpin oleh Didiek Hadjar Goenadi, Ph.D. Indriyani, Y.H. 2001
menemukan aktivator pengomposan yang dapat mempercepat pengomposan dengan hasil yang bermutu. Aktivator ini diperoleh dengan cara mengisolasi
bahan-bahan yang telah lapuk secara alami. Aktivator pengomposan tersebut diberi nama OrgaDec yang sebenarnya merupakan singkatan dari Organic
Decomposer.
A. Mengenal OrgaDec.
Para peneliti yang menemukan metoda ini mengungkapkan bahwa aktivator dalam OrgaDec adalah berupa mikroba yang mempunyai kemampuan untuk
menghancurkan bahan organik dalam waktu yang singkat dan bersifat antagonis terhadap beberapa penyakit akar. Mikroba yang mempunyai kemampuan tersebut
yaitu
Trichoderma pseudokonigii
dan
Cytophaga sp .
Kedua mikroba ini
mengeluarkan enzim penghancur lignin dan selusosa secara bersamaan. Sehingga dengan dapatnya dihancurkan material lignin dan sellulosa, kadar
karbon akan turun dan kadar nitrogen meningkat sehingga CN menjadi kecil.
Selain kemampuan tersebut, dipilihnya dua mikroba ini karena keduanya dapat bekerja pada temperatur yang tinggi termofilik 80
o
C. Hal
ini penting karena jumlah bahan yang didekomposisikan banyak skala besar sehingga suhu dapat meningkat tinggi. Perlu diketahui juga bahwa mikroba ini
berfungsi melapukkan bukan menghancurkan sehingga penampilan produk akhir dari kompos tidak jauh berbeda dengan bahan aslinya.
Selain jenis mikroba, formulasi produk juga menentukan dalam kestabilan
produk tersebut. Proses pengomposan dengan OrgaDec terjadi secara aerob sehingga produk ini dikemas dalam bentuk serbuk. Dalam bentuk ini , produk
lebih stabil dan dapat tahan hingga 12 bulan dalam penyimpanan yang baik tempat yang kering. Adapun produk yang bekerja secara anaerob biasanya
dikemas dalam bentuk cair.
Kecepatan OrgaDec menghancurkan bahan organik tergantung pada volume bahan dan kondisi pengomposan yang terkontrol. Proses pengomposan
PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014.
Page 12
ini umumnya berlangsung selama 14 – 21 hari. Dari hasil percobaan, tandan
kosong kelapa sawit TKKS yang dicacah hingga berukuran 2,5 cm tujuan pencacahan yang dilakukan dengan menggunakan mesin adalah supaya kontak
bahan dengan aktivator lebih besar dapat dihancurkan dalam waktu 14 hari, pada hal TKKS utuh akan melapuk selama 12-18 bulan; sisa pangkasan teh dapat
dihancurkan dalam waktu 15 hari; kulit buah kakao dapat dihancurkan dalam waktu 30 hari.
B. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, perlu dipersiapkan tempat, alat dan bahan seperti:
1. Tempat.