Kadar Air atau Kelembaban Bahan pada Saat

PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014. Page 6 kelaopa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan. Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit Rumahtangga Sampah Tinta, urin, sampah rumah tangga, sampah kota Jika karbon dan nitrogen ada dalam perbandingan yang terlalu jauh keseimbangannya, sistem mikrobia akan menderita. Ketika nitrogen terlalu kecil, populasi mikrobia tidak akan bertumbuh pada kondisi yang obtimal, dan proses pengomposan akan berjalan dengan lambat. Dalam kondisi yang kontras, dalam kondisi kadar nitrogen yang terlalu tinggi akan membuat pertumbuhan mikrobia dengan cepat dan meningkatkan dekomposisi, tetapi hal ini dapat menjadi pemicu dalam menimbulkan suatu kondisi yang serius sebagai akibat dari penggunaan oksigen yang meningkat sehingga kondisi menjadi anaerob. http:www.adeq.state.ar.ussolwaste branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014. Sebagai tambahan, sebagian dari kelebihan kadar nitrogen akan hilang menguap sebagai gas Ammoniak yang menyebabkan bau menyengat saat terlepas bebas keudara http:www.adeq.state.ar.ussolwaste branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014. Oleh karena hal tersebut, jika bahan mengandung kadar nitrogen yang tinggi, seperti bahan rumput- rumputan, perlu perhatian lebih serius dalam penanganannya dengan menciptakan aerasi yang cukup melalui cara pembalikan yang cukup dan mencampur bahan tersebut dengan bahan sampah lainnya yang mengandung kadar karbon tinggi http:www.adeq.state.ar.ussolwaste branch_technicalcompost.htmtop; 20 Januari 2014.

2.2. Kadar Air atau Kelembaban Bahan pada Saat

Pengomposan Kelembaban sangat penting bagi kehidupan organisma. Sebagian besar mikroorganisma sangat peka terhadap faktor ini dalam lingkungan hidup mereka. Ketika kelembaban suatu campuran pengomposan yang sedang berlangsung mencapai kelembaban antara 35 dan 40 pada saat kandungan air dari campuran adalah 35-40 dari berat total bahan, laju penghancuran akan turun atau semakin lambat secara nyata sebagai akaibat dari mikrobia kesulitan dalam PRISNSIP DASAR PROSES PENGOMPOSAN; Tugas Paper dan Presentasi Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya Dosen: Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc, Ph.D Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM 1381O4OO2; Program S-3 SEKOLAH PASCASARJANA - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Medan. 2014. Page 7 menjalankan aktivitas metabolismenya; dan pada kondisi kelembaban kurang dari 30 mereka akan berhenti. Hal inilah yang membuat kenapa suatu kompos kering tidak dapat diperhitungkan sesederhana bahwa proses telah tuntas hanya karena kompos tidak lagi mengalami suatu proses pengingkatan pemanasan; jika sifat akan timbulnya panas pada pengomposan mau dijadikan sebagai tolok ukur bagi penetapan kematangan kompos maka seluruh bahan harus berada pada kadar kelembaban yang sangat sesuai bagi aktivitas mikrobia. Pada sisi lain, terlalu banyak kadar air akan memungkinkan memicu kepada terciptanya kondisi anaerob karena air mengisi seluruh ruang yang sekecil apapun pada campuran. Kondisi yang demikian akan mengakibatkan tidak tersedia ruang bagi udara, suatu kondisi yang tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan oksigen dari mekroorganisma yang disebut sebagai mikroorganisma aerob. Pada saat yang sama kondisi ideal bagi mikroorganisma anaerob tercipta. Jika demikian halnya maka dekomposisi dengan mikroorganisma anaerob ini akan berbeda dan akan menghasilkan bau yang tidak disukai. Batas tertinggi dari kadar kelembaban yang dibutuhkan supaya kondisi yang ada efektif dalam pengomposan memang bervariasi sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikomposkan. Perbedaan ini akan dipengaruhi atas dasar hubungan antara berbagai faktor lainnya seperti ukuran dan struktur dari partikel-partikel bahan kompos, karena keadaan ini berpengaruh kepada keadaan porositasnya, kemampuan untuk menangkap dan menahan air. Untuk sebagian besar campuran kompos, 55-60 kelembaban campuran adalah merupakan kelembaban awal terbesar. Komposisi awal dari bahan kompos biasanya ada pada kondisi ini, lalu dengan berlangsungnya proses pengomposan akan terjadi pengeringan sebagai akibat dari aktivitas mikrobia menimbulkan panas dan akan terjadi penguapan dari air yang ada http:compostingcouncil.orgindex.cfm; 20 Januai 2014.

2.3. Konsentrasi Oksigen pada Tumpukan Bahan Selama