Dalam menetapkan daerah yang mendapatkan DAK terdapat beberapa kriteria yaitu Anonimous, 2014:
1. Kriteria umum
Menurut Pasal 33 PP No. 55 Tahun 2005, Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang tercermin dari penerimaan
umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil.
2. Kriteria khusus
Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, dan karakteristik daerah. Aturan perundangan-undangan, untuk daerah yang
termasuk dalam pengaturan otonomi khusus atau termasuk dalam 199 kabupaten tertinggal diprioritaskan mendapatkan alokasi DAK. Karakteristik
Daerah, daerah yang diperioritaskan mendapatkan alokasi DAK dilihat dari karakteristik daerah yang meliputi :
a. Untuk Provinsi : 1 Daerah tertinggal, 2 Daerah pesisir danatau
kepulauan, 3 Daerah perbatasan dengan negara lain, 4 Daerah rawan bencana, 5 Daerah ketahanan pangan, 6 Daerah pariwisata
b. Untuk Kabupaten dan Kota : 1 Daerah tertinggal, 2 Daerah pesisir
danatau kepulauan, 3 Daerah perbatasan dengan negara lain, 4 Daerah rawan bencana, 5 Daerah ketahanan pangan, 6 Daerah pariwisata
3. Kriteria teknis
Kriteria Teknis disusun berdasarkan indikator-indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana dan prasarana, dan tingkat kinerja pelayanan
masyarakat serta pencapaian teknis pelaksanaan kegiatan DAK di daerah. Kriteria teknis kegiatan DAK dirumuskan oleh masing-masing menteri teknis
terkait, yakni : a.
Bidang Pendidikan dirumuskan oleh Menteri Pendidikan b.
Bidang Kesehatan dirumuskan oleh Menteri Kesehatan c.
Bidang Infrastruktur Jalan, Infrastruktur Irigasi dan Infrastruktur Air Minum dan Senitasi dirumuskan oleh Menteri Pekerjaan Umum
d. Bidang Prasarana Pemerintahan dirumuskan oleh Menteri Dalam Negeri
e. Bidang Kelautan dan Perikanan dirumuskan oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan f.
Bidang Pertanian dirumuskan oleh Menteri Pertanian g.
Bidang Lingkungan Hidup dirumuskan oleh Menteri Lingkungan Hidup h.
Bidang Keluarga Berencana dirumuskan oleh Kepala Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional
i. Bidang Kehutanan dirumuskan oleh Menteri Kehutanan
j. Bidang Sarana dan Prasaranan Pedesaan dirumuskan oleh Menteri Negara
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal k.
Bidang Perdagangan dirumuskan oleh Menteri Perdagangan. Dana Otsus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksaan
otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU No. 35 tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah . Dana penyesuaian adalah dana
yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam melaksanakan kebijakan Pemerintah. Dana penyesuaian terdiri atas Dana tambahan penghasilan guru pegawai
negeri sipil daerah PNSD, Dana insentif daerah DID, Tunjangan profesi guru TPG dan Dana penyesuaian infrastruktur daerah DPID. Dana perimbangan, dana
otonomi khusus Otsus dan dana penyesuaian kemudian dimasukan kedalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Anonimous, 2014.
Sumber :
Anonimous, 2014 Selain dari dana APBN, sumber pembiayaan kesehatan di daerah berasal dari
dana APBD. Dana APBD berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dana otonomi khusus Otsus dan dana penyesuaian. Seperti di DKI Jakarta, dana
APBD DKI Jakarta berasal dari pendapatan asli daerah sebesar Rp 40 Triliun, dana perimbangan sebesar Rp 17,7 Triliun dana penyesuaian dan otonomi khusus sebesar
Rp 2,3 Triliun. APBD yang dialokasikan untuk kesehatan sebesar 10,78 dari total jumlah pendapatan daerah BPK DKI Jakarta, 2014.
B. Sistem Pembiayaan Kesehatan di Asia