BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN
4.1 Pengujuan Rangkaian Power Suplay
Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan
keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan
begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12
Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03 Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya
tidak murni. Selain itu, tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil.
4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega32
Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega32 ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai
sumber tegangan. Kaki 10 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 11 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 10
diukur dengan menggunakan Voltmeter. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega32, program yang diberikan
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
include mega32.h include delay.h
include stdio.h while 1
{ Place your code here
PORTA=0xFF; DDRA=0xFF;
{ delay_us100;
PORTA=0x00; DDRA=0x00;
}
4.3 Pengujian Rangkaian Relay
Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor
jenis NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt dan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt. Aktifnya
transistor akan mengaktifkan relay. Pada alat ini relay digunakan untuk mengaktifkanmenonaktifkan motor dc secara otomatis, dimana hubungan yang
digunakan adalah normally open NO, berarti relay aktif jika diberi input 5 volt high dari mikrokontroler. Dengan demikian jika relay aktip maka motor dc juga
akan aktif, sebaliknya jika relay tidak aktip, maka motor dc juga akan aktif.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktip dan motor dc juga aktif, maka rangkaian ini telah
berfungsi dengan baik. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke mikrokontroler pada PD.0 kemudian memberikan
program sederhana pada mikrokontroler ATmega. Program yang diberikan adalah sebagai berikut:
PORTD.0=1 . . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada PD.0, sehingga PD.0 akan mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktipkan
transistor C945, sehingga relay menjadi aktip dan kipas juga aktif. Berikutnya memberikan program sederhana untuk menonaktipkan relay. Programnya sebagai
berikut: PORTD.0=0
. . . . . . . . Perintah di atas akan memberikan logika low pada PD.0 sehingga PD.0
akan mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktipkan transistor C945, sehingga relay menjadi tidak aktip dan kipas juga tidak aktif.
4.4 Analisa Bahasa Pemrograman