156 dan UU 232014 : Psl 8, 279 21,22,23 155, 156 dan

KMDN 2902 KMDN 2902 Omnibus Regulation UU 172003 UU 172003 UU 12004 UU 12004 UU 152004 UU 152004 UU 252004 UU 252004 UU 332004 UU 332004 PP PP PP PP PP PP UU 322004 Psl 15, 16, 17, 21,22,23

155, 156 dan UU 232014 : Psl 8, 279

sd 343 UU 322004 Psl 15, 16,

17, 21,22,23 155, 156 dan

UU 232014 : Psl 8, 279 sd 343 PERMENDAGRI 1306 PERMENDAGRI 1306 misal: SAP, dstnya PP 582005 Omnibus Regulation PERMENDAGRI 5907 PERMENDAGRI 5907 UU 574 UU 574 PP 10500 PP 10500 UU 2299 UU 2299 PP 4107 PP 4107 PP 3807 PP 3807 4 PERMENDAGRI 2111 PERMENDAGRI 2111 PERMENDAGRI 3211 3912 PERMENDAGRI 3211 3912 BGN DARI 31 URUSAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PERMENDAGRI 6413 PERMENDAGRI 6413 PP 7110 PP 7110 PP 2405 PP 2405 DASAR HUKUM BASIS AKRUAL DASAR HUKUM BASIS AKRUAL 5 • Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Sistem Akuntansi Pemerintah daerah disusun dengan mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. • Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. PMK No 238PMK.052011 Tentang PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PMK No 238PMK.052011 Tentang PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN 6 PERMENDAGRI TENTANG SAP BERBASIS AKRUAL Mengatur: 1. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan Pos-pos Laporan Keuangan, dan Metode-metode Akuntansi 2. Panduan Penyusunan Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pada Pemda teknik penyusunan lap serta teknik konversi atas akun anggaran yang berbeda PERKADA TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PERKADA TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMDA SAPD BERBASIS AKRUAL SISTEM AKUNTANSI PEMDA SAPD BERBASIS AKRUAL MENGHASILKAN LAPORAN KEUANGAN YANG DAPAT MEMBANDINGKAN ANTAR PERIODE DAN ANTAR ENTITAS Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan Pos-pos Laporan Keuangan, dan Metode-metode Akuntansi Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan Pos-pos Laporan Keuangan, dan Metode-metode Akuntansi PERMENDAGRI NOMOR 64 TAHUN 2013 TANGGAL 3 DESEMBER 2013 7 BASIS AKRUAL adalah suatu basis akuntansi di mana TRANSAKSI EKONOMI ATAU PERISTIWA AKUNTANSI DIAKUI, DICATAT, DAN DISAJIKAN dalam laporan keuangan PADA SAAT TERJADINYA TRANSAKSI tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.  PENDAPATAN DIAKUIDICATAT PADA SAAT TIMBULNYA HAK dan tidak semata-mata pada saat kas masuk ke kas negara.  BELANJA DIAKUIDICATAT PADA SAAT TIMBULNYA KEWAJIBAN atau tidak selalu pada saat kas keluar dari kas negara.  Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal.  Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.  Urgensi Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual:  International Best Practice dalam pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara khususnya untuk meningkatkan keandalan penyajian nilai hak dan kewajiban pemerintah;  Perhitungan biaya lebih akurat untuk mencapai suatu output tertentu sebagai dasar penilaian kinerja dibandingkan jika hanya berdasarkan basis kas;  Penyajian aset di neraca menjadi lebih andal, karena adanya perhitungan beban penyusutan, amortisasi dan penyisihan piutang tak tertagih untuk dapat menyajikan aset sesuai dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan net realizable value. 8 SAP Berbasis Kas Menuju Akrual: SAP Berbasis Akrual:  Komponen LKPD terdiri dari 4 laporan: 1. Laporan Realisasi Anggaran LRA 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas LAK dan 4. Catatan atas Laporan Keuangan CaLK.  Komponen LKPD terdiri dari 7 laporan: 1. Laporan Realisasi Anggaran LRA 2. Laporan Perubahan SAL 3 . Laporan Operasional LO 4. Neraca 5. Laporan Perubahan Ekuitas LPE 6. Laporan Arus Kas LAK dan 7.Catatan Laporan Keuangan CaLK Perbedaan Antara SAP Berbasis Akrual dan Kas Menuju Akrual 9 SUBSTANSI PERMENDAGRI 64 TAHUN 2013 Akuntansi Pemerintah Daerah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Bagan Akun Standar BAS Bagan Akun Standar BAS Konversi Penyajian LRA Konversi Penyajian LRA Penyajian kembali Restatement Penyajian kembali Restatement 10 PP 7120 10 PP 7120 10 Kebijak an Akt SAPD Kebijak an Akt SAPD Pendapatan-LO Pendapatan-LO Beban Beban Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap Penyusutan Aset Lainnya Aset Lainnya Kas Setara Kas Kas Setara Kas Piutang Piutang Persediaan Persediaan Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang Kewajiban Kewajiban Koreksi Kesalahan Koreksi Kesalahan Pembiayaan Pembiayaan Dana Cadangan Dana Cadangan Konsolidasi Konsolidasi ReStatement Laporan Keuangan ReStatement Laporan Keuangan LO LO LPE LPE Neraca Neraca LAK LAK C A L K C A L K LAK disusun berdasarkan hasil analisis arus masuk dan keluar kas. 2 2 3 3 5 5 6 6 CaLK merupakan penjelasan deskriptif atas keseluruhan laporan. Transaksi Transitoris Transaksi Transitoris Transaksi Transitoris dapat berupa Potongan Pajak, Penyetoran Pajak, PPh21, dll. Transfer Transfer Perme n dagri 64201 3 Perme n dagri 64201 3 11 PP 7120 10 PP 7120 10 Perme ndagri 64201 3 Perme ndagri 64201 3 Pendapatan-LO Pendapatan-LO Beban Beban Belanja Belanja Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap Penyusutan Aset Lainnya Aset Lainnya Kas Setara Kas Kas Setara Kas Piutang Piutang Persediaan Persediaan Kewajiban Kewajiban Koreksi Kesalahan Koreksi Kesalahan Konsolidasi Laporan Pemda Konsolidasi Laporan Pemda LRA LRA LO LO LPE LPE Nerac a Nerac a C A L K C A L K 2 2 3 3 4 4 12 KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL TAHUN KEGIATAN 2013  Kementerian Dalam Negeri Ditjen Keuangan Daerah dan Inspektorat Jenderal bersama BPKP melakukan pembinaan penyusunan LKPD Tahun 2013 menuju opini WTP.  Sebagai pelaksanaan dan dengan terbitnya PP No. 71 Tahun 2010 menyusun pedoman penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah, yang ditetapkan dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013.  Pengembangan kapasitas SDM Pemerintah Daerah berupa sosialisasi, bimbingan teknis, serta pendidikan dan pelatihan. 13 KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL TAHUN KEGIATAN Januari s.d Oktober 2014  Menyusun panduan penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah, berupa Modul: - Konsep dan Siklus Akuntansi; - Kebijakan Akuntansi; - Sistem Akuntasi Pemerintah Daerah.  Pengembangan kapasitas SDM Pemerintah Daerah berupa sosialisasi, bimbingan teknis, serta pendidikan dan pelatihan.  Fasilitasi penyusunan Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi dan Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah SAPD.  Melakukan evaluasi kesiapan penyesuaian Aplikasi yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam penerapan SAP Berbasis Akrual di masing-masing pemerintah daerah.  Uji coba penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah.  Evaluasi penyesuaian Aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang digunakan Pemerintah Daerah dalam penerapan akuntansi berbasis akrual.  Review Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.  Melakukan koordinasi dan penyediaan clearing house dengan institusi terkait BPK, Kementerian Keuangan, BPKP, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan Ikatan Akuntan Indonesia.  Kementerian Dalam Negeri Ditjen Keuangan Daerah dan Inspektorat Jenderal bersama BPKP melakukan pembinaan penyusunan LKPD Tahun 2014 menuju opini WTP.. 14 KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL TAHUN KEGIATAN Nopember s.d Desember 2014  Review Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah lanjutan.  Fasilitasi penyusunan Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi dan Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah lanjutan.  Melakukan koordinasi dengan institusi terkait BPK, Kementerian Keuangan, BPKP, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan Ikatan Akuntan Indonesia.  Evaluasi penyesuaian Aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang digunakan Pemerintah Daerah dalam penerapan akuntansi berbasis akrual lanjutan.  Kementerian Dalam Negeri Ditjen Keuangan Daerah dan Inspektorat Jenderal bersama BPKP melakukan pembinaan penyusunan LKPD Tahun 2014 menuju opini WTP lanjutan.  Pengembangan kapasitas SDM Pemerintah Daerah berupa sosialisasi, bimbingan teknis, serta pendidikan dan pelatihan.  Rapat Koordinasi evaluasi kesiapan Pemerintah Daerah dalam penerapan SAP Berbasis Akrual. 15 KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL TAHUN KEGIATAN Januari s.d Desember 2015  Menyusun pedoman penyusutan aset tetap, amortisasi aset tidak berwujud, dan penyisihan piutang.  Monitoring dan evaluasi implementasi SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah.  Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia yang melaksanakan fungsi akuntansi pada pemerintah daerah melalui sosialisasi, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan.  Melakukan koordinasi dengan institusi terkait BPK, Kementerian Keuangan, BPKP, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan Ikatan Akuntan Indonesia.  Evaluasi penyesuaian Aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang digunakan Pemerintah Daerah dalam penerapan akuntansi berbasis akrual lanjutan.  Kementerian Dalam Negeri Ditjen Keuangan Daerah dan Inspektorat Jenderal bersama BPKP melakukan pembinaan peningkatan kualitas penyusunan LKPD Tahun 2015. 16 Kesiapan Pemda dalam Implementasi SAP 17 ORGANISASI REGULASI • Penataan SOTK terkait tugas dan fungsi akuntansi pada SKPD dan PPKD untuk mendukung penerapan SAP Berbasis Akrual • Penyiapan SOP penerapan SAP berbasis akrual pada SKPD dan PPKD • Harmonisasi peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan keuangan daerah. • Penyiapan perda, perkada, dan Keputusan KDH dibidang pengelolaan keuangan daerah terkait dengan penerapan SAP berbasis akrual sesuai peraturan perundang- undangan KELEMBAGAAN 18 KUANTITAS • Jumlah SDM PNSD dibidang: Akuntansi dan IT yang memadai KOMITMEN • Komitmen KDH DPRD maupun aparatur Pemda dalam upaya peningkatan transparansi, tata kelola dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah KOMPETENSI • Peningkatan kompetensi tenaga akuntansi yang menangani pengelolaan keuangan daerah SUMBER DAYA MANUSIA 19 TEKNOLOGI INFORMASI  Untuk mendukung penerapan SAP berbasis akrual perlu pemanfaatan teknologi informasi yang memadai  Pemda untuk melakukan customizing aplikasi dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrual untuk memenuhi kebutuhan penerapan akuntansi berbasis akrual. 20 ◊ Belum adanya pengaturan tentang penyusutan aset baik penyusutan pertama kali maupun penyusutan berkala ◊ Penyajian neraca pada saat penerapan akuntansi akrual ◊ Capaian opini WTP atas LKPD masih rendah data IHPS Smt II BPK: Opini LKPD 2013 WTP 16 Provinsi dan 140 KabupatenKota ; ◊ Lemahnya sistem pengendalian intern ◊ Masih belum optimalnya penatausahaan aset Barang Milik Daerah BMD ◊ Keterbatasan SDM Akuntansi pada SKPDPPKD; ◊ Belum sepenuhnya SKPDPPKD memanfaatkan aplikasi akuntansi berbasis teknologi informasi; 21 1. Masukan terhadap perbedaan penerapan akuntansi anggaran pada pemerintah daerah berdasarkan DPA SKPD dan DPA PPKD pada awal tahun anggaran secara global dan ditutup pada akhir tahun anggaran 2. Penganggaran dan pelaksanaan dana bergulir pada pemerintah daerah 3. Pengaturan BLUD untuk melaksanakan transaksi pembiayaan antara lain pinjaman dan investasi 4. Penyesuaian Struktur APBD Pendapatan, Belanja, Pembiayaan sesuai UU No. 23 Tahun 2014 dan UU No. 33 Tahun 2004 dengan Struktur LRA pada LKPD Pendapatan, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan sesuai PP Nomor 71 Tahun 2010 5. Pengelolaan Surplus dan Defisit dimana kebijakan mengatur pemanfaatan seluruh SiLPA untuk pendanaan belanja atau pembiayaan 22 KONDISI PENATAUSAHAAN ASET BMD ◊ Nilai BMD mempunyai porsi terbesar dalam nilai neraca dalam LKPD; ◊ Dengan penerapan SAP Berbasis akrual, maka pengakuan aset disertai pula nilai penyusutannya ◊ Lemahnya penatausahaan aset BMD menjadi penyebab kualifikasi opini LKPD oleh BPK: Aset belum sepenuhnya didukung bukti-bukti kepemilikan yang sah; Bagi daerah yang mengalami pemekaran, belum sepenuhnya aset BMD diserahkan kepada Daerah Otonom Baru DOB; Belum tegasnya kebijakan kapitalisasi aset tetap Adanya aset tetap yang belum diyakini nilainya Aset didalam penguasaan pihak ketiga; 23 KEBIJAKAN DALAM PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL TAHUN 2015 KONDISI: •LK tahun 2014 masih menggunakan basis CTA •LK tahun 2015 menggunakan basis AKRUAL 1 Januari 2015 Pelaporan Akrual 31 Des 2015 HAL –HAL YG PERLU DIPERSIAPKAN: 1.Penyiapan data aset yang relevan 2.Memerlukan penguatan kompetensi danatau penambahan jumlah SDM 3.Sarana dan prasarana tambahan untuk mendukung kondisi ini diperlukan 4.Efektivitas Siistem Pengendalian Internal HAL –HAL YG PERLU DIPERSIAPKAN: 1.Penyiapan data aset yang relevan 2.Memerlukan penguatan kompetensi danatau penambahan jumlah SDM 3.Sarana dan prasarana tambahan untuk mendukung kondisi ini diperlukan 4.Efektivitas Siistem Pengendalian Internal LKPD audited 2014 24 Perkembangan Penyelesaian Peraturan GubernurBupatiWalikota tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual dan SAPD Peraturan Gubernur Bupati Walikota tentang …. Provinsi KabupatenKota Total ProvKabKota Jml Yang Menyele saikan Perkada Jml Yang Menyele saikan Perkada Jml Yang Menyele saikan Perkada Kebijakan Akuntansi 34 34 100 508 232 46 542 266 49,07 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah 34 34 100 508 169 33 542 203 37,45 • Sumber: Ditjen Keuda Akhir November 2014. 25 Perkembangan Penyelesaian Peraturan Gubernur tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual SAPD Sumber Data : Ditjen Keuangan Daerah Akhir November 2014 26 Perkembangan Penyelesaian Peraturan BupatiWalikota tentang Kebijakan Akuntansi Akrual SAPD Sumber Data : Ditjen Keuangan Daerah Akhir November 27 HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

2. Komitmen KDH dan DPRD ProvinsiKabupatenKota dalam penerapan SAP Berbasis Akrual