struktur batuan dasar di area bagian selatan lebih masif dan berdensitas lebih
tinggi dibandingkan penyusun batuan di bagian utara.
Anomali residual daerah panas bumi Bittuang memperlihatkan nilai tinggi
10 mGal tersebar dominan di bagian tengah dan membuka ke arah timur.
Selain itu terdapat beberapa spot anomali relatif tinggi di bagian tengah
dengan nilai sekitar 5-8 mGal. Area bernilai
tinggi ini
mengindikasikan adanya blok batuan dengan densitas
lebih besar dari sekitarnya. Sedangkan anomali rendah -8 mGal di utara ke
arah puncak dengan pola setengah melingkar diperkirakan sebagai indikasi
sesar geologi berupa rim kaldera. Di luar kedua area tersebut nilai aomali relatif
sedang dengan nilai -5 sd 4 mGal menyebar secara tidak beraturan yang
mengindikasikan komplesitas struktur sesar yang berkembang di daerah ini.
5. DISKUSI
Nilai tahanan jenis 50 Ohm-m yang diinterpretasikan sebagai respon
dari batuan teralterasi tersebar di sekitar AP Balla yang penyebarannya ke arah
utara atau puncak Gunung Karua dan menutup di sekitar kaki selatannya
Gambar 7. Tahanan jenis rendah ini terdeteksi di model penampang Gambar
8 mulai dari permukaan hingga elevasi 500-600 m dpl atau kedalaman sekitar
1000-1250 meter. Reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah batuan
ubahan
tersebut yang
ditunjukkan dengan nilai tahanan jenis antara 50-
250 Ohm-m dan tersebar di sekitar mata air panas Balla hingga bagian utara ke
arah Gunung Karua. Puncak dari reservoir ini diperkirakan berada di
bagian
tengah dengan
ketebalan reservoir sekitar 1000 meter.
Anomali gaya berat mendukung hasil MT dengan menunjukkan adanya
liniasi-liniasi kontur dan kelurusan hasil Eulernya yang mencirikan adanya sesar-
sesar geologi yang berkembang. Bagian utara, yang secara permukaan berupa
struktur kaldera teridentifikasi secara jelas dari nilai rendah dan liniasi kontur
berupa setengah lingkaran. Hal yang sama diperlihatkan dari liniasi Eulernya
8 atas. Spot-spot anomali tinggi di bagian tengah juga menyerupai hasil MT
yang terdapat nilai tinggi di area yang sama.
Metode analisis spektrum juga memperkuat
pemodelan MT
yang mengindikasikan adanya blok batuan
berdensitas tinggi dan kemungkinan yang
mendasari daerah
Bittuang Gambar 8 bawah. Blok batuan ini
terindikasi mulai berada pada kedalaman sekitar 750-1250 meter dari permukaan.
Area-area kemunculan mata air panas dari interpretasi gaya berat, berada pada
zona-zona tepi dari liniasi Euler sebagai indikasi zona struktur geologi.
Keprospekan panas
bumi dideliniasi dari hasil MT dan gaya berat
ditambah dengan
hasil penelitian
sebelumnya Gambar 9. Magnetotellurik menunjukkan daerah prospek melingkupi
daerah pemunculan mata air panas Balla sampai dengan lereng kaki selatan dari
Gunung Karua dengan nilai tahanan jenis 50 Ohm-m yang diinterpretasikan
sebagai lapisan yang berfungsi sebagai batuan penudung dalam sistem panas
bumi Bittuang.
Deliniasi MT ini mendukung zona tahanan jenis semu hasil pengukuran
geolistrik 2009 yang membentuk suatu zona rendah memanjang baratlaut-
tenggara. Area tersebut didukung pula dari anomali magnet rendah yang
berkaitan dengan area demagnetisasi, nilai
anomali gaya
berat rendah
melingkupi area
manifestasi, serta
metode geokimia anomali Hg tinggi yang berpusat di sekitar manifestasi air
panas Balla dan metode geologi yang memperlihatkan struktur-struktur sesar
yang
membentuk depresi
dan mengontrol
keberadaan manifestasi
panas bumi Bittuang. Deliniasi luas area prospek dari
kompilasi data geosain sekitar 12 km
2
. Dengan luas prospek diketahui maka
estimasi potensi panas bumi dengan metode volumetrik dan SNI 13-6171-
1999 dapat dihitung. Penghitungan potensi menggunakan asumsi tebal
reservoir 1 km, recovery factor 25, faktor konversi 10, lifetime selama 30
tahun, temperatur reservoir 200
o
C dan temperatur cut-off 80
o
C, maka besarnya potensi energi panas bumi di daerah
Bittuang sekitar 34 MWe.
6. KESIMPULAN