Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

42 3 Cedera paha bagian dalam atau groin pull merupakan cedera yang terjadi pada bagian otot-otot adductor kaki, cedera ini biasa disebut dengan ketarik otot atau istilah lainya robek otot. Cedera ini memiliki tiga tingkatan yakni tingkat 1ringan, tingkat 2 sedang, tingkat 3 berat. Gambar 17. Cedera groin strain sumber: www.aidmymuscle.comgroin-musclegroin-pulls1.php pada 23 Oktober 2014 jam 12 56 wib Menurut Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi 2012: 45 memaparkan bahwa mengenai cedera pinggul sebagai berikut: Pada umumnya cedera di panggul jarang terjadi, biasanya ringan- ringan saja, seperti berupa tarikan strain dari tempat origo atau insersio otot-otot pangkal paha.Pada artikulasio coksigis dapat saja terjadi luksasio atau subluksasio, tetapi hal ini sangat jarang terjadi, karena sendi ini bersifat sferoidea dan apabila terjadi luksasio dan sub luksasio, sehingga menimbulkan nyeri di pinggul yang serius.

B. Kerangka Berpikir

Sepatu roda atau in line skating merupakan olahraga modern yang hampir memiliki karakteristik sama dengan olahraga atletik kususnya cabang lari, hal ini dekarenakan pada olahraga ini tungkai menjadi organ banyak digunakan 43 sehingga menjadi sangat dominan. Meski olahraga ini tidak banyak melakukan body contact namun banyak atlet yang mengeluhkan sakit ketika latihan maupun saat setelah latihan. Banyak faktor yang bisa menyebabkan cedera pada atlet baik secara ekstrinsik maupun intrinsik. Dua faktor penyebab cedera tersebut dapat menghasilkan beberapa cedera yang kemungkinan terjadi pada atlet sepatu roda. Dari cedera yang terjadi dapat di golongkan menjadi dua yakni cedera yang berat dan cedera yang ringan. Cedera berat ialah cedera yang diikuti dengan kerusakan jaringan seperti robek otot atau ligamen serta patah tulang. Sedang cedera yang ringan ialah cedera yang tidak disertai kerusakn jaringan seperti kram otot atau kelelahan. Minimnya pengetahuan tentang cedera yang dimiliki oleh atlet dan juga management club membuat masalah tersendiri bagi atlet, management club serta orang tua para atlet. Hal ini dikarenakan usia atlet yang rata-rata masih berusia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas sehingga masih juga diperlukan perhatian khusus dari orang tua atlet. 44 Gambar 18: Kerangka Berpikir SEPATU RODA ATLET Ekstrinsik: a. Sarana dan prasaranakondisi sepatu rod, lintasan

b. Program latihan

c. Kondisi cuaca

CEDERA Intrinsik: a. Konsentrasi b. Motivasi diri c. Teknik d. Pengalaman DISKLOKASI KESELEO Luka Terbuka Lecet FRAKTUR Kram Kejang Otot 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitiandeskriptif adalah penelitian yang tidak merumuskan hipotesis sehingga penelitian ini bisa disebut sebagai penelitian non hipotesisi Suharsimi, 2006:78, sedang menurut Deni Damayanti 2013:60 penelitian deskriptif adalah penelitian dimana data disajikan dan di analisis secara sistematik sehingga data yang ada dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan mengungkapkan kasus cedera yang terjadi pada olahraga sepatu roda. Penelitian ini mengambil tempat di lapangan sepatu roda stadion Mandala Krida Yogyakarta dimana digunakanan untuk latihan tim sepadu roda pra PON DIY. Dalam penelititan ini peneliti mengambil waktu pengambilan data adalah pada saat jadwal latihan yaitujam 15.30 sd 17.30 pada tanggal 25-28 Februari 2015.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel yang digunakan dalam penelitan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah cedera, dan olahraga sepatu roda. Olahraga sepatu roda merupakan olahraga modern yang masuk dalam kategori balap karena telah menggunakan alat bantu berupa sepatu roda atau inline skate untuk melakukan permainan, sistem yang