Edisi 4, Volume 1, Tahun 2013
3 pelaksanaan wewenang oleh yang satu
terhadap lainnya. Berdasarkan keadaan sosial budaya dan penyakit pasien
dapat dibedakan dalam tiga pola hubungan, yaitu:
1.
Aktivitas pasif Activity-passivity. Pola hubungan orangtua-anak
seperti ini merupakan pola klasik sejak profesi kedokteran mulai mengenal
kode etik, abad ke 5 S.M. Di sini dokter seolah-olah dapat sepenuhnya
melaksanakan ilmunya tanpa campur tangan pasien. Biasanya hubungan ini
berlaku pada pasien yang keselamatan jiwanya terancam, atau sedang tidak
sadar, atau menderita gangguan mental berat.
2.
Membimbing kerjasama
Guidance-Cooperation. Hubungan
membimbing- kerjasama, seperti halnya orangtua
dengan remaja. Pola ini ditemukan bila keadaan pasien tidak terlalu berat
misalnya penyakit infeksi baru atau penyakit akut lainnya. Meskipun sakit,
pasien tetap sadar dan memiliki perasaan serta kemauan sendiri. la
berusaha
mencari pertolongan
pengobatan dan bersedia bekerjasama. Walau pun dokter rnengetahui lebih
banyak, ia tidak semata-mata karena menjalankan
kekuasaan, namun
mengharapkan kerjasama pasien yang diwujudkan dengan menuruti nasihat
atau anjuran dokter.
5
3. Saling berpartisipasi Mutual
participation. Filosofi pola ini berdasarkan
pemikiran bahwa
setiap manusia
memiliki martabat dan hak yang sarna. Pola ini terjadi pada mereka yang ingin
memelihara kesehatannya
seperti medical check up atau pada pasien
penyakit kronis. Pasien secara sadar dan aktif berperan dalam pengobatan
terhadap dirinya. Hal ini tidak dapat diterapkan pada pasien dengan latar
belakang pendidikan dan sosial yang
5
Ibid
rendah, juga pada anak atau pasien dengan gangguan mental tertentu.
6
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak
dari latar
belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah :
1. Apakah
yang menyebabkan
lahirnya hubungan hukum antara dokter dan pasien ?
2. Bagaimana pertanggungjawaban
hukum dokter jika terjadi suatu resiko
dalam presfektif
admministrasi Negara ? II.
PEMBAHASAN 2.1
HUBUNGAN HUKUM
ANTARA DOKTER
DENGAN PASIEN DALAM PELYANAN KESEHATAN
DAN DASAR
HUKUM DOKTER
SEBAGAI PEJABAT PUBLIK
1. Sejarah dan Istilah serta
Dasar Hukum
dokter sebagai
pejabat publik
dalam pelayanan kesehatan Hukum
kesehatan adalah
kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan kewajiban tenaga
kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan,
aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu, hukum
kesehatan
dapat juga
dapat didefinisikan
sebagai segala
ketentuan atau peraturan hukum yang berhubungan
langsung dengan
pemeliharaan dan
pelayanan kesehatan. Dalam Ketentuan Umum
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan
bahwa :
“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup
6
Ibid
Edisi 4, Volume 1, Tahun 2013
4 produktif secara sosial dan
ekonomis”.
Hukum kesehatan
berperan untuk
mengusahakan adanya
keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaan
kesehatan yang
dilakukan oleh
pemerintah dan
masyarakat serta
memberikan jaminan kepastian hukum sesuai
dengan hukum
kesehatan yang
berlaku.
7
Sejak zaman yunani kuno, ilmu hukum telah menyentuh hampir
semua aspek kehidupan manusia, kecuali bidang kedokteran. Tenaga
kesehatan yang ada pada masa itu mengatur
cara kerjanya
sendiri dengan kode etik dan sumpah profesi
yang berakar kuat pada tradisi dan berpengaruh kuat dalam masyarakat.
8
Sejalan dengan perkembangan peradaban
di dunia,
ilmu dan
teknologi kedokteran juga telah berkembang
pesat. Persoalan
kesehatan bukan lagi hanya menjadi persoalan
antara dokter
dan pasiennya, telah banyak pelaku-
pelaku lain yang ikut berperan dalam dunia kesehatan, seperti asuransi
kesehatan, industri alat medis dan farmasi serta masih banyak lagi yang
lainnya.
9
Ilmu kesehatan semakin luas. Dokter atau tenaga kesehatan juga
telah terspesialisasi.
Disisi lain
perkembangan pendidikan
dan kesejahteraan
masyarakat secara
umum juga melahirkan kesadaran bahwa dokter atau tenaga kesehatan
atau nama lainnya berbeda-beda tidak boleh lagi diisolasi dari hukum.
Seluruh masyarakat harus memiliki kedudukan yang setara di hadapan
hukum.
7
http:hukumkes.wordpress.com diunduh pada tanggal 19 mei 2013 pukul 10.13
8
http:rikoturanganblink.blogspot.com201006sejarah- perkembangan-hukum-kesehatan.html
9
Ibid
Adanya berbagai
perkembangan tersebut, maka pada sekitar tahun 1960-an di negara-
negara eropa dan amerika mulai berkembang bidang hukum baru
yakni: hukum kesehatan. Hukum kesehatan memiliki cakupan yang
lebih luas daripada hukum medis medical law. Hukum kesehatan
meliputi, hukum medis medical law, hukum keperawatan nurse
law, hukum rumah sakit hospital law, hukum pencemaran lingkungan
environmental law dan berbagai macam
peraturan lainnya
yang berkaitan
dengan kesehatan
manusia.
10
Ketentuan mengenai hukum kesehatan yang saat ini sedang
populer sebagai
bahan diskusi
mengenai hukum kesehatan adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan..
2. Hubungan Hukum Dokter