ANALISIS YURIDIS ASAS FREIES ERMESSEN DALAM MENYELENGGARAKAN FUNGSI PAJAK | Jamal | Legal Opinion 8939 29355 1 PB

ANALISIS YURIDIS ASAS FREIES ERMESSEN DALAM
MENYELENGGARAKAN FUNGSI PAJAK
Ahmad Yani Jamal / D 10112080
I : Dr. H. Abdul Rasyid Thalib, S.H., M.H.
II : Dr. Rahmat Bakri, S.H., M.H.
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan diskresi dalam
menyelenggarakan fungsi pajak dan untuk mengetahui tolok ukur serta bentuk
atau mekanisme pengujian asas freies ermessen manakala terjadi kerugian bagi
masyarakat. Pada dasarnya freies ermessen muncul karena sebagai ketentuan
tertulis (written law), peraturan perundang- undangan memiliki jangkauan yang
terbatas bila dibandingkan dengan perubahan atau perkembangan masyarakat
yang semakin cepat, sementara pada prinsipnya badan/pejabat administrasi
pemerintahan tidak boleh menolak untuk memberikan pelayanan kepada
mayarakat dengan alasan hukumnya tidak ada ataupun hukumnya ada tetapi
tidak jelas sepanjang hal tersebut masih menjadi kewenanganya, untuk itu asas
freies ermessen hadir sebagai dasar pemerintah untuk membuat peraturan
kebijakan agar penyelenggaraan fungsi pajak dapat terlaksana sebagaimana
mestinya. Meskipun demikian kesewenag-wenangan maupun kelalaian pejabat
adminisgtrasi negara bisa saja terjadi dan mengakibatkan kerugian Sehingga
untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesewenang wenangan atau kelalaian

pejabat administrasi negara yang mengakibatkan kerugianuntuk itu, maka
diperlukan adanya tolok ukur dan pengujian terhadap peraturan tersebut.
Kata kunci : penerapan freies ermessen, tolok ukur, pengujian.

I. PENDAHULUAN

sehubungan dengan hal itu untuk

A. Latar Belakang

menciptakan

masyarakat

yang

Indonesia sebagai negara hukum

sejahtera dibutuhkan biaya-biaya yang


modern dalam arti materiil menganut

cukup besar. Oleh karena itu, untuk

paham negara kesejahteraan (welfare

mewujudkanya pemerintah mencari

state). Sebagaimana dalam pembukaan

pembiayaan

UUD

keempat

pajak. Pada dasarnya pajak terdiri atas

teerdapat tujuan negara Indonesia.


dua fungsi, yakni fungsi keuangan

Salah satu tujuanya adalah untuk

(budgeter)

memajukan

(regulerend). Fungsi keuangan yaitu

NRI

1945

alinea

kesejahteraan

umum


dengan

dan

cara

fungsi

menarik

mengatur

1

pajak dijadikan sebagai alat atau

badan

instrumen


berdasarkan undang-undang, dengan

yang

memasukan
besarnya

digunakan

dana

ke

yang

dalam

untuk
sebesar-


kas

negara.

tidak

yang

bersifat

mendapatkan

langsung

dan

memaksa

imbalan


secara

digunakan

untuk

Sedangkan fungsi mengatur pajak

keperluan negara, bagi sebesar-besarnya

digunakan

dan

kemakmuran

arah

penyelenggaraan pemerintahan (fungsi


pemerintah

pajak) berdasarkan undang-undang bisa

untuk

mengarahkan
yang

di

mengatur

masyarakat
kehendaki

ke

(ekonomi dan sosial).1


saja

rakyat”.

tidak

Namun

mampu

mengikuti

adalah

perkembangan yang ada di masyarakat

peralihan kekayaan dari masyarakat ke

untuk itu, pemerintah dapat menerapkan


kas negara, yang diatur berdasarkan

konsep

undang-undang dan bersifat memaksa.

menyelenggarakan fungsi pemerintahan

Sebagaimana dalam pasal 23 A UUD

dan fungsi pajak apabila peraturan

NRI 1945 menyatakan “Pajak dan

perundang-undangan tidak jelas atau

pungutan lain yang bersifat memaksa

tidak mengatur.


Pajak

pada

umumnya

untuk keperluan negara diatur dengan

Sebagaimana
menurut
Nomor

pasal
16

pengertian
1

tahun

pajak

Undang-Undang
2009

tentang

ermessen

untuk

Konsep freies ermessen adalah asas
yang

undang-undang”.

freies

bertujuan

kekurangan

atau

untuk

mengisi

melengkapi

asas

legalitas supaya cita-cita negara hukum
kesejahteraan dapat diwujudkan karena

Ketententuan Umum dan Tata Cara

asas ini

memberikan keleluasaan

Perpajakan (Lembaran Negara Republik

bertindak

kepada pemerintah, untuk

Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

melaksanakan

Tambahan Lembaran Negara Republik

terikat kepada undang-undang. Asas

Indonesia Nomor 4999, selanjutnya

freies ermessen atau asas diskresi

ditulis UU KUP) menyatakan “Pajak

merupakan asas yang lahir karena

adalah kontribusi wajib kepada negara

akibat ketidak mampuan asas legalitas

yang terutang oleh orang pribadi, atau

dalam memenuhi tuntutan ide negara

1

hukum material untuk mewujudkan

Syofrin syofyan. Hukum Pajak dan
Permasalahanya, PT Refika Aditama.
Bandung, 2004 hal 11.

kesejahteraan

tugas-tugasnya

umum.

tanpa

Sehubungan

2

dengan

hal

itu,

maka

dalam

menyelenggarakan fungsi pajak, asas
freies

ermessen

mengisi

diterapkan

kekurangan

untuk

undang-undang

II. PEMBAHASAN
1. Penerapan Asas Freies Ermessen
Dalam Penyelenggaraan Fungsi
Pajak

membuat

Pemungutan pajak pada dasarnya

peraturan kebijakan baik yang bersifat

haruslah berdasarkan undang-undang

terikat maupun bebas. Namun yang

karena pajak adalah suatu iuran, atau

menjadi

kewajiban

perpajakan

dengan

cara

permasalahanya

adalah,

menyerahkan

sebagian

bagaimana jika tindakan pemerintah

kekayaan (pendapatan) kepada negara

dalam menerapkan freies ermessen

yang sifatnya memaksa Sebagaimana

(membuat

dalam pasal 23 A UUD NRI 1945

peraturan

kebijakan)
bagi

menyatakan; “Pajak dan pungutan lain

masyarakat (wajib pajak). Sementara

yang bersifat memaksa untuk keperluan

sebagaimana yang kita ketahui bersama

negara diatur dengan undang-undang”.

bahwasanya

kebijakan

Namun

karena

peraturan

tertulis

(written

mengakibatkan

bukanlah

kerugian

peraturan
termaksud

sebagai

ketentuan

law),

memiliki

perundang-undangan. Namun meskipun

jangkauan

demikian,pengujian terhadap peraturan

dibandingkan dengan perubahan atau

kebijakan harus dapat dilakukan agar

perkembangan

dapat

kemungkinan

semakin cepat, sehubungan dengan hal

kesewenang wenangan atau kelalaian

itu, maka bisa saja dalam suatu waktu

pejabat administrasi negara yang dapat

pemerintah

mengakibatkan kerugian.

pelayanan kepada masyarakat dengan

mencegah

alasan

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana penerapan asas freies
ermessen dalam menyelenggarakan
fungsi pajak?
2. Apakah tolok ukur dan bentuk
pengujian penerapan asas
ermessen ?

freies

yang

terbatas

masyarakat

tidak

belum

bisa

ada

apabila

yang

memberikan

peraturan

yang

mengatur. Sementara pada prinsipnya
pejabat administrasi pemerintahan tidak
boleh

menolak

untuk

memberikan

pelayanan kepada mayarakat dengan
alasan hukumnya tidak ada ataupun
hukumnya

ada

tetapi

tidak

jelas

3

sepanjang hal tersebut masih menjadi

Negara Republik Indonesia Nomor 292,

kewenanganya.

Tambahan Lembaran Negara Republik

“Bagir

Manan

menyatakan

bahwa

Indonesia

Nomor

Nomor

5601,

pembuatan undang-undang bagaikan

selanjutnya ditulis dengan UU AP).

deret

Menyatakan bahwa “Diskresi adalah

hitung

masyrakat

sedangkan

bertambah

perubahan

seperti

deret

ukur”.2

Keputusan dan/atau Tindakan yang
ditetapkan dan/atau dilakukan oleh

Sehubungan dengan hal itu, maka

Pejabat Pemerintahan untuk mengatasi

pemerintah dapat menerapkan freies

persoalan konkret yang dihadapi dalam

ermessen

penyelenggaraan pemerintahan dalam

dalam

menyelenggarakan

fungsi pajak karena pemerintah harus

hal

dapat

kebijakan

memberikan pilihan, tidak mengatur,

dengan

tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau

mengakomodir

perpajakan

yang

berkaitan

peningkatan perkembangan ekonomi

peraturan

perundang-undangan

adanya stagnasi pemerintahan.”

negara maupun masyarakat. Sehingga

Sebagaimana pula yang dijelaskan

untuk menunjang semua itu diperlukan

oleh Jumanggraini dalam bukunya

penerapan kebijaksanaan yang fleksibel,

yang berjudul Hukum Administrasi

cepat, efektif dan efisien sehingga ada

negara menyatakan bahwa Pemerintah

penyesuaian-penyesuaian

wajib

dalam

kehidupan bernegara. Dalam hal ini,
maka

konsep

merupakan

solusi

memberikan

perlindungan

kepada masyarakat baik di bidang

freies

ermessen

politik, maupun di bidang sosial,

bagi

pemerintah

budaya, dan ekonomi. Karenanya

untuk bertindak jika terjadi kondisi

untuk

dimana undang-undang memberikan

pemerintah melakukan asas freies

pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap

ermessen atau diskresi dalam berbagai

atau

tindakan masyarakat untuk mencapai

tidak

jelas,

dan/atau

adanya

tujuan

stagnasi pemerintahan.
Sebagaimana

dalam

Undang-

menjalankan

negara

yaitu

tugasnya,

kesejahteraan

sosial.3

Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan. (Lembaran
2

Ibid, hal 11.

3

Jum Anggraini, Hukum Administrasi
Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012, hal
40.

4

Oleh

karena

itu,

asas

freies

ermessen

dengan

cara

membuat

ermessen adalah hal yang tidak lagi

peraturan kebijakan. Undang-undang

terelakan dalam tatanan bentuk negara

Nomor

kesejahteraan modern, terutama diera

Pembentukan

globalisasi. karena keberadaan freies

Undangan (Lembaran Negara Nomor

ermessen tentu saja dapat menjadi

82 Tahun 2011, Tambahan Lembaran

salah satu intrumen pemerintah dalam

Negara Nomor 5234, selanjutnya ditulis

mengendalikan kebijakan pendapatan

UU PPP) tidak memberikan pengertian

negara ke arah yang kondusif atau

yang komprehensif tentang peraturan

stabil.

kebijakan.

Sehingga

bahwa

dapat

dikatakan

freies ermessen merupakan

12

tahun

2011

Peraturan

Tentang

Perundang-

Sehubungan dengan hal itu, untuk

condition sine quanon yang juga

mengkontruksikan

diperlukan dalam menyelenggarakan

peraturan kebijakan di Indonesia dapat

fungsi pajak, sehubungan dengan, hal

dilakukan

itu administrasi negara tidak boleh

pendapat ahli hukum.

ataupun
ketiadaan

bertindak

dengan

peraturan

dalih

perundang-

dengan

Menurut

menolak untuk mengambil keputusan

pengertian

mengacu

R.M.

Pringgodigdo,

dari

pada

Gerindro

kebijaksanaan

adalah

serangkaian tindakan dan kegiatan yang
direncanakan oleh pemerintah atau

undangan (rechtsvacuum).
Sebagaimana yang di kemukakan

dengan melibatkan para pakar, non

oleh Ridwan H.R. yang menyatakan

pemerintah

bahwa freies ermessen muncul sebagai

mencapai tujuan atau sasaran yang

alternatif untuk mengisi kekurangan dan

dicita-citakan.

kelemahan di dalam penerapan asas

kebijakan

legalitas (wetmatigheid van bestuur”).

bersifat

4

atau

swasta,

Sedangkan

adalah
pengaturan

untuk

peraturan

keputusan

yang

(tertulis)

atau

Sehubungan dengan hal itu, maka

keputusan tertulis atau lisan yang

pemerintah dapat menerapkan freies

berkaitan erat dengan kekuasaan atau
wewenang diskresi.5

4

Hotma P. sibuea. Asas-asas Negara Hukum
Peraturan Kebijakan, Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik, & Asas-asas
umum pemerintahan yang baik, Erlangga
Jakarta, 2010, hal 70.

5

Viktor Imanuel W. Nalle. Konsep Uji
Materiil ( kajian pembentukan dan uji
materiil peraturan kebijakan di Indonesia),.
Setara Press, Jawa Timur, hal 32.

5

Philpus.M.

formil seperti Surat Edaran (SE),

Hadjon, menyatakan bahwa peraturan

Pengumuman, Petunjuk Pelaksanaan.

kebijakan pada hakekatnya merupakan

Tujuan diskresi dan syarat untuk

produk dari perbuatan tata usaha negara

menggunakan diskresi diatur dalam

yang bertujuan menampakan keluar

pasal 24 UU AP yaitu sesuai dengan

suatu

tanpa

tujuan Diskresi, tidak bertentangan

kewenangan

dengan ketentuan peraturan perundang

pembuatan peraturan dari badan atau

- undangan, sesuai dengan AUPB,

pejabat

berdasarkan

Sedangkan

menurut

kebijakan

didasarkan

tertulis

pada

tata

usaha

negara

yang

alasan-alasan

yang

menciptakan peraturan kebijaksanaan

objektif, tidak menimbulkan Konflik

tersebut.6

Kepentingan dan dilakukan dengan

Sehubungan dengan hal itu, maka
jenis

peraturan

kebijakan

yang

dihasilkan dari freies ermessen dapat
dibedakan menjadi dua yaitu terikat dan
bebas. Adapun
Membentuk

yang terikat

peraturan

yaitu

perundang-

iktikad

baik.

Berdasarkan

pasal

tersebut menunjukkan bahwa diskresi
harus memiliki suatu tujuan.
Adapun

tujuanya

menyelenggarakan
mengisi

yaitu

untuk

pemerintahan,

kekosongan

hukum,

undangan dalam arti materil pada suatu

memberikan kepastian hukum, dan

pihak

membuat

mengatasi

Peraturan

dalam

dan

ketetapan

dilain

pihak

(beshiking).

perundang-undangan dalam arti materil
disini yaitu adalah ketentuan yang
betuknya

peraturan

perundang-

stagnasi
keadaan

pemerintahan
tertentu

guna

kemanfaatan dan kepentingan umum.
Adapun lingkup diskresi meliputi ;
pengambilan

Keputusan

dan/atau

undangan yang tingkat dan derajatnya

Tindakan

dibawah

peraturan perundang-undangan

undang-undang

seperti,

berdasarkan

ketentuan
yang

Peraturan pemerintah (PP), Peraturan

memberikan suatu pilihan Keputusan

Presiden

dan/atau

(PERPRES),

Peraturan

Menteri (PERMEN).
Sedangkan yang bebas adalah
peraturan Kebijakan yang dalam arti
6

Ibid. hal 35.

Tindakan,

pengambilan

Keputusan dan/atau Tindakan karena
peraturan perundang-undangan tidak
mengatur,

pengambilan

Keputusan

dan/atau Tindakan karena peraturan

6

perundang-undangan tidak lengkap atau

pemerintah (asas equality). Dalam asas

tidak jelas, dan pengambilan Keputusan

equality ini tidak diperbolehkan suatu

dan/atau

negara

Tindakan

stagnasi

karena

adanya

pemerintahan

guna

mengadakan

diskriminasi

diantara wajib pajak. (b) Pajak yang
harus dibayar oleh seseorang harus

kepentingan yang lebih luas.
Sehubungan dengan hal itu, maka

terang (certain) dan tidak mengenal

asas

kompromis. Dalam asas certainty ini,

legalitas dengan peraturan kebijakan

kepastian hukum yang dipentingkan

yang tentu berguna untuk menunjang

adalah yang mengenai ketentuan atau

peningkatan

waktu

pemerintah

dapat

melengkapi

pertumbuhan

ekonomi

pembayaran;

(c)

Pajak

serta sosial yang sesuai dengan tujuan

hendaknya dipungut pada saat yang

negara melalui fungsi pajak. seperti

paling baik bagi para wajib pajak yaitu

membuat peraturan kebijakan guna

diterimanya penghasilan keuntungan

meningkatkan pemasukan pajak untuk

yang

menunjang

(converniencemof

(fungsi

pembangunan

keuangan),

atau

nasional
membuat

akan

Pemungutan

dikenakan
payment.
pajak

pajak
(d)

hendaknya

peraturan kebijakan guna menstabilkan

dilakukan sehemat-hematnya, jangan

ekonomi, (fungsi mengatur).

sekali-kali biaya pemungutan pajak

Namun tentu saja hal itu harus tidak

melebihi pemasukanya (efficiency).7

boleh bertentangan dengan peraturan

Adapun contoh penerapan asas freies

perundang-undangan

dan

konsep

ermessen

Sebagaimana

konsep

fungsi pajak (keuangan) adalah seperti

perpajakan yang telah dikemukakan

yang dilakukan oleh direktur jenderal

oleh Adam Smith dalam bukunya

pajak pada tahun 2012 yaitu dengan

Wealth Of Natins tentang The Four

membuat Peraturan Direktorat Jenderal

Maxims dengan uraian sebagai berikut:

Pajak Nomor PER-09/PJ/2012 tentang

(a) Pembagian tekanan pajak diantara

Perubahan atas Peraturan Direktorat

subjek pajak masing-masing hendaknya

Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2011

dilakukan

tentang Pedoman Teknis Sensus Pajak

perpajakan.

seimbang

dengan

dalam

menyelenggarakan

penghasilan yang dinamikanya masingmasing

dibawah

perlindungan

7

H.Bohari, Pengantar Hukum Pajak, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 32.

7

Nasional sebagai regulasi agar dapat
melaksanakan Sensus Pajak Nasional
(SPN)

yang

Freies

ermessen

sebagai

untuk

kebebasan bertindak perlu memiliki

mengumpulkan data Wajib Pajak demi

tolok ukur karena pemerintah sebagai

menggali potensi perpajakan.

pejabat administrasi negara tidak boleh

Adapun
dipenuhi

berguna

a. Tolok ukur Freies ermessen

kondisi

dalam

yang

inggin

pemungutan

pajak

membuat

suatu

kebijakan

mengakibatkan

yang

kerugian

kepada

yaitu: Jangan sampai ada wajib pajak

masyarakat,

yang

mempertanggungjawabkan tindakanya

tidak

memenuhi

sepenuhya

kewajiban perpajakanya, Jangan sampai
ada objek pajak yang tidak dilaporkan

dan

harus

dapat

secara hukum dan juga secara moral.
Adapun fungsi tolok ukur freies

oleh wajib pajak kepada fiskus, dan

ermessen

Jangan sampai ada objek pajak yang

kemungkinan

terlepas

kesewenang-wenangan atau kelalaian

dari

pengamatan

atau

adalah

untuk

mencegah

terjadinya

tindakan

perhitungan fiskus sedangkan contoh

pejabat

penerapan asas freies ermessen dalam

kesewenang-wenangan dan kelalaian

menyelenggarakan

pejabat

fungsi

pajak

administrasi

administrasi

negara,

negara

sebab

dapat

mengatur dapat dilihat dengan adanya

berpengaruh

adanya Peraturan Direktur Jenderal

masyarakat sebagai contoh akan timbul

Pajak Nomor Per–11/Pj/2016 Tentang

pelanggaran hak-hak warga masyarakat,

Pengaturan Lebih Lanjut Mengenai

dan kekacauan tata tertib norma-norma

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

hukum.

11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan

kelalaian

Pajak.

pemerintahan

Hal ini menunjukkan bahwa adanya

terhadap

Kesewenang-wenangan
dalam
tidak

mustahil

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

menetapkan

Pajak dalam menyelenggarakan fungsi

kebijakan

mengatur di bidang perpajakkan.

membentuk peraturan kebijakan.

Dan

Bentuk

Pengujian Freies Ermessen

akan

terjadi jika pejabat administrasi negara
yang

Ukur

dan

penyelenggaraan

penerapan asas freies ermessen yang

2. Tolok

warga

memiliki

kebebasan

untuk

(menggariskan)

suatu

tidak

diawasi

dalam

Tolok ukur freies ermessen untuk
pemerintah

dalam

melaksanakan

8

tindakanya

sebagai

administrasi negara

pejabat

saat ini yaitu

wewenang itu maka telah melakukan
penyalahgunaan wewenang.8

adalah UU AP yang dimana di

Selain itu, juga menggunakan asas

dalamnya mencantumkan persyaratan

spesialisasi karena asas ini dijadikan

diskresi atau freies ermessen. Adapun

sebagai landasan bagi kewenangan

persyaratanya

sesuai

pemerintah untuk bertindak dengan

dengan Asas-asas umum pemerintahan

mempertimbangkan pada suatu tujuan.

yang baik, dan tidak bertentangan

Setiap

kewenangan

dengan peraturan perundang-undangan

(bestuurs

bevoegdheid)

yang lebih tinggi.

peraturan perundang-undangan dengan

Adapun untuk mengetahui apakah

suatu tujuan tertentu yang pasti. Dari

pejabat

sudut hukum admnistrasi spesialitas

yaitu

administrasi

harus

negara

telah

diatur oleh

melakukan penyalahgunaan wewenang

disebut

atau tidak maka juga dapat di ukur

peraturan

berdasarkan

spesialitas

kepentingan umum tertentu. Dalam hal

(specialiteitsbeginsel) dimana dalam

ini bahayanya adalah bahwa terdapat

hukum administrasi, setiap pemberian

pertentangan antara berbagai peraturan

wewenang kepada suatu badan atau

tersebut.9

asas

kepada pejabat administrasi negara
selalu disertai dengan “tujuan dan
maksud” diberikanya wewenang itu,
sehingga penerapan wewenang itu
harus sesuai dengan “tujuan dan
maksud” diberikanya wewenang itu.
Dalam hal ini apabila penggunaan
wewenang

tersebut

tidak

sesuai

dengan tujuan dan maksud pemberian

sebagai

pemerintah

yang

suatu

rangkaian

berkaitan

dengan

b. Bentuk pengujian freies ermessen
Selain harus mengetahui tolok ukur,
penerapan freies ermessen juga sangat
perlu diuji dan dipersoalkan secara
hukum. Pengujian peraturan kebijakan
diperlukan untuk menegakan keadilan
hukum

akan

tindakan

yang

telah

dilakukan oleh pejabat administasi yang
mengakibatkan

kerugian

bagi

8

Abdul Latif. Hukum Administrasi Negara
dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi,
Prenada Media Group, Jakarta, hal 20.
9
Ibid, hal 21.

9

masyarakat dalam hal ini adalah wajib

Agung (MA) namun hanya jika dalam

pajak..

tindakan pemerintah tersebut diduga

Namun bagi warga masyarakat yang

telah terjadi tindakan atau melampaui

dirugikan terhadap keputusan pejabat

wewenang,

administrasi pemerintahan, maka dapat

Sebagimana

mengajukan keberatan kepada badan

Mahkamah Agung tanggal 25 februari

atau pejabat pemerintahan sedangkan

1977

jika tindakan tersebut ditolak maka

menyatakan bahwa perbuatan kebijakan

masyarakat dapat mengajukan banding

penguasa tidak termaksud kompetensi

kepada atasan pejabat. Namun jika

pengadilan untuk menilainya, kecuali

masyarakat

ada

tidak

penyelesaian
Pejabat,

menerima

banding

maka

oleh

barulah

atas
Atasan
warga

No.

atau

sewenang-wenang.

dalam

Surat

Edaran

MA/Pemb/0159/77

unsur

yang

sewenang-wenang

dan

penyalahgunaan wewenang.
Sehingga dengan demikian, bentuk

masyarakat dapat mengajukan gugatan

atau

ke Pengadilan. Sebagaimana dalam

gunakan untuk menguji penerapan

Pasal

freiess

75-76

UU

AP.

Meskipun

mekanisme,

ermseen

yang

tepat

di

yang

berbentuk

kebijakan

adalah

metode

executive

demikian UU AP tentu saja memiliki

peraturan

kekurangan karena hanya terbatas pada

menggunakan

keputusan yang lahir karena adanya

review karena metode ini merupakan

kewenangan diskresi saja dan tidak

mekanisme uji material yang paling

mengatur

tindakan

relevan dilakukan untuk semua jenis

seperti

peraturan kebijakan. Hal ini relevan

secara

administrasi

umum

pemerintahan

mengenai bagaimana proses keberatan

karena

terhadap

menempatkan

pengunaan

peraturan

Contarius

Asas

peraturan

actus

kebijakan

kebijakan yang dianggap merugikan

yang merupakan produk eksekutif

baik

dapat dicabut oleh eksekutif. Uji

yang bersifat

bebas

(formil)

material oleh eksekutif memiliki acuan

maupun terikat (materil).
perpajakan

yang berbeda dibandingkan oleh uji

yang berdasarkan kewenangan diskresi

material oleh yudisial. Karena uji

pejabat administrasi negara pengujianya

material oleh yudisial terbatas pada

dapat dilakukan oleh Hakim Mahkamah

menguji

Dalam

penyelenggaraan

apakah

sebuah peraturan

10

Adapun

perundang-undang dibawah undang-

executive

mekanisme

undang bertentangan dengan undang-

review bagi peraran kebijakan dapat

undang atau tidak.

ditindak lanjuti dengan mengeluarkan

Sedangkan mekanisme executive

jenis peraturan yang sama untuk

review, khususnya terhadap peraturan

mencabut

kebijakan, tidak terbatas pada apakah

Misalnya peraturan kebijakan material

peraturan

berupa peraturan menteri dapat dicabut

dengan

tersebut

bertentangan

undang-undang.

pengujian

terhadap

peraturan

sebelumnya.

Sehingga

dengan cara mengeluarkan peraturan

peraturan

menteri

baru

yang

menyatakan

kebijakan juga berdasarkan asas-asas

pencabutan peraturan yang dimaksud.

umum pemerintahan yang baik dan

Sedangkan

asas-asas

peraturan

kebiajakan formal dengan format surat

perundang-undangan yang baik pula.

edaran atau intruksi tidak memerlukan

karena

executive review yang ditindaklanjuti

pembentukan

pembentukan

kebiajakan

dilatar

peraturan

belakangi

oleh

diskresi freies ermessen.10

dengan

dalam

pencabutan

Eksekutif

peraturan

surat

cukup

edaran.

mengeluarkan

Selain itu, perlu dipertimbangkan

peraturan kebijakan formal yang berisi

juga executive review bukan hanya

arahan atau intruksi yang menyatakan

oleh pejabat/lembaga yang membuat

hal

peraturan kebijakan tersebut tetapi

kebijakan sebelumnya.11

yang berbeda dari peraturan

juga oleh pejabat/lembaga yang secara

Sehubungan dengan hal itu, maka

structural berada diatas pembentuk

secara teoritis, perlindungan hukum

peraturan

dalam

kebijakan.

Sehubungan

pelaksanaan

peraturan

dengan hal itu, maka executive review

kebijakan formal harus dikembalikan

merupakan mekanisme yang relevan

dalam bentuk peraturan kebijakan

untuk menguji peraturan perundang-

yang karakternya adalah tuntunan atau

undangan

arahan dari pejabat atasan kepada

dan

dibawah

peraturan

undang-undang

kebijakan

yang

dikeluarkan oleh pemerintah.

bawahan.
terdapat

Oleh
Surat

karena
Edaran

itu,

jika

(SE)

dari

pemerintah yang ditujukan kepada
10

Victor Imanuel W. Nalle, Op.cit, hal. 145.

11

Ibid, hal 147.

11

masyarakat umum maka Surat Edaran

III. PENUTUP

(SE) tersebut tidak mengikat umum.

a. Kesimpulan

Pemerintah

tidak

dapat

1). Penerapan freies ermessen dalam

pelaksanaan

Surat

penyelenggaraan fungsi pajak adalah

Edaran (SE) tersebut secara langsung

peraturan kebijakan baik yang bersifat

kepada

terikat

juga

memaksakan

masyarakat

pemerintah

kemudian

pelaksanaan

Surat

umum.

Jika

memaksakan

(materil)

maupun

bebas

(Formil), untuk itu freies ermessen

(SE)

merupakan solusi bagi pemerintah

tersebut kepada masyarakat umum dan

untuk bertindak jika terjadi kondisi

pelaksanaanya

mengakibatkan

dimana undang-undang memberikan

kerugian, maka pemerintah dalam hal

pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap

ini bertanggung gugat atas tindakan

atau tidak jelas, dan/atau adanya

pemerintahan tersebut.

Berdasarkan

stagnasi pemerintahan, guna untuk

konsep tanggung gugat pemerintah

mengikuti perkembangan yang ada

secara

dimasyarakat.

luas,

Edaran

pemerintah

harus

Adapun

contoh

memberikan kompensasi untuk setiap

penerapan

kerugian yang disebabkanya secara

menyelenggarakan

langsung atau tidak langsung, secara

keuangan seperti adanya Peraturan

material atau immaterial, terhadap

Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-

warganya. Dalam konteks kerugian

09/PJ/2012 tentang Perubahan atas

yang

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak

disebabkan

pelaksanaan

peraturan kebijakan, gugatan terhadap

Nomor

pemerintah

Pedoman

tidak

dapat

dilakukan

diskresi

dalam

fungsi

pajak

PER-30/PJ/2011
Teknis

tentang

Sensus

Pajak

memalui peradilan administrasi. Oleh

Nasional yang dijadikan regulasi untuk

karena

terhadap

melaksanakan Sensus Pajak Nasional

pemerintah dapat dilakukan melalui

demi menggali potensi perpajakan,

peradilan umum atau dasar perbuatan

sedangkan contoh penerapan diskresi

melanggar hukum oleh pemerintah

dalam menyelenggarakan fungsi pajak

(onrechtmatige overheidsdaad).12

mengatur

itu

gugatan

yaitu

adanya

Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor Per –
12

Ibid, hal. 166.

11/Pj/2016 Tentang Pengaturan Lebih

12

Lanjut

Mengenai

Pelaksanaan

diterapkan karena freies ermessen

Undang-Undang Nomor 11 Tahun

pengujianya dapat dilakukan oleh

2016 Tentang Pengampunan Pajak,

Hakim

guna memberikan penjelasan lebih

namun hanya jika dalam tindakan

lanjut

pemerintah

terhadap

Undang-Undang

Mahkamah

Agung

tersebut

diduga

terjadi

2). Adapun tolok ukur freies ermessen

wewenang, atau sewenang-wenang.

adalah Asas-asas umum pemerintahan

Dengan demikian tindakan pengujian

yang baik dan tidak bertentangan

terhadap peraturan kebijakan yang

dengan peraturan perundang-undangan

bersifat materil (terikat) maupun bebas

yang lebih tinggi. Sedangkan untuk

(Formil) baiknya dilakukan dengan

mengetahui

pejabat

mekanisme executive review karena

administrasi negara telah melakukan

mekanisme ini merupakan mekanisme

penyalahgunaan wewenang atau tidak

uji material

maka dapat diukur berdasarkan asas

dilakukan untuk semua jenis peraturan

spesialisasi.

kebijakan yang dianggap bermasalah

Namun bagi warga masyarakat yang

atau merugikan. Hal ini relevan karena

dirugikan terhadap keputusan pejabat

Asas Contarius actus menempatkan

administrasi pemerintahan, maka maka

peraturan kebijakan yang merupakan

hal yang dapat dilakukan adalah

produk eksekutif dapat dicabut oleh

mengajukan keberatan kepada badan

eksekutif.

spesialitas

dan

asas

atau pejabat pemerintahan sedangkan
jika tindakan tersebut ditolak maka
masyarakat dapat mengajukan banding
kepada atasan pejabat. Namun jika
masyarakat

tidak

menerima

atas

penyelesaian banding oleh Atasan
Pejabat,

maka

barulah

warga

masyarakat dapat mengajukan gugatan
ke Pengadilan, sehingga untuk itu,
penyelenggaraan

perpajakan

yang

atau

telah

Pengampunan Pajak yang belum jelas.

apakah

tindakan

(MA)

melampaui

yang paling relevan

b. Saran
Karena Asas Freies Ermessen dan
kehidupan bernegara yang hendak
dicapai yakni kesejahteraan rakyat
maka sudah seharusnya jika pejabat
dalam membuat kebijakan di bidang
perpajakan
tindakannya
kewenangan

perlu
untuk

memperhatikan
menggunakan

diskresi

tersebut,

13

sehingga

tidak

mengakibatkan

kerugian bagi masyarakat atau wajib
pajak, maupun negara, agar dapat
membawa

ekonomi

negara

dan

ekonomi masyarakat ke arah yang
kondusif

atau

stabil

dan

maju

(berkembang).

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdul Latif, Hukum Administrasi Negara dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi,
Prenada Media Group, Jakarta, 2014.
H. Bohari, Pengantar Hukum Pajak, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1999.
Hotma. P. Sibuea, Asas-asas Negara Hukum Peraturan Kebijakan, Asas-asas
Umum Pemerintahan yang Baik, & Asas-asas umum pemerintahan yang
baik, Erlangga, Jakarta., 2010.
Jum Anggraini, Hukum Administrasi Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012.
Syofrin Syofyan, Hukum Pajak dan Permasalahanya, PT Refika Aditama,
Bandung, 2004.
Victor Imanuel W. Nalle, Konsep Uji Materiil (Kajian Pembentukan dan Uji
Materiil Peraturan Kebijakan di Indonesia), Setara Press, Jatim, 2014.

B. Peraturan Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2009 tentang
Ketententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4999).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Nomor
82 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234).
14

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Nomor
5601).
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan

Pajak

(Lembaran

Negara

Nomor

131

Tahun

2016,Tambahan Lembaran Negara Nomor 5899).

BIODATA PENULIS

Nama

: Ahmad yani Jamal

Tempat Tanggal Lahir: Pare-pare, 28, Agustus 1994
Alamat Rumah

: Jl. Padat Karya Tondo

Alamat Email

: Ahmadyanijamalahmad@gmail.com

No. Telp/Hp

: 082292811913

15