Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAHAN
UNTUK TANAMAN TERUNG Solanum Melongena Linn DAN CABAI Capsicum
Annuum KECAMATAN
MATESIH KABUPATEN
KARANGANYAR”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah di daerah penelitian adalah :
1. bagaimanakah kesesuaian lahan untuk tanaman terung dan cabai di
daerah penelitian? 2.
bagaimanakah potensi perencanaan pengembangan lahan untuk tanaman terung dan cabai di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman terung dan cabai di daerah penelitian.
2. mengetahui potensi perencanaan pengembangan lahan untuk tanaman
terung dan cabai di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: 1.
Sebagai masukan
pemerintah daerah
dalam perencanaan
pengembangan lahan untuk tanaman terung dan cabai di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar.
2. Sebagai sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan penggunaan
lahan untuk kepentingan budidaya. 3.
Sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana S1 Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya
1.5.1 Telaah Pustaka
Verstappen 1983 mendefinisikan geomorfologi sebagai ilmu yang mempelajari bentuklahan, proses, genesis dan sebagai ilmu terapan. Terapannya
dalam berbagai bidang muncul secara bertahap dan dianggap penting untuk berbagai tujuan. Satu diantara beberapa terapan geomorfologi adalah perencanaan
dan pengembangan pedesaan bidang pertanian, peternakan atau lainnya yang berkaitan dengan penggunaan lahan pedesaan melalui evaluasi lahan.
Conyer and Hill 1984 mengemukakan bahwa perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membuat keputusanpilihan tentang cara-cara
penggunaan sumberdaya untuk mencapai hasil tertentu di masa mendatang. Dalam perencanaan wilayah tidak terlepas dari sumberdaya, dimana sumberdaya
itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu sumberdaya manusia SDM dan sumberdaya alam SDA pada suatu wilayah.
Pendekatan perencanaan telah mengalami perkembangan. Hal ini terjadi sehubungan dengan pengalaman mengenai tingkat keefektifan rencana tersebut.
Berdasarkan tipologinya maka pendekatan perencanaan wilayah umumnya dapat dibedakan atas tiga macam, sebagaimana diklasifikasikan oleh Sujarto 2001
yaitu: -
Pendekatan perencanaan rasional menyeluruh Pendekatan rasional menyeluruh atau Rational Comprehensive Approach
secara konsepsual dan analitis mencakup pertimbangan perencanaan yang luas. Di dalam pertimbangan tersebut tercakup berbagai unsur atau subsistem
yang membentuk suatu organisme atau sistem secara menyeluruh.
Pertimbangan ini termasuk pula hal-hal yang berkaitan dengan seluruh rangkaian tindakan pelaksanaan serta berbagai pengaruhnya terhadap usaha
pengembangan. Produk perencanaan rasional menyeluruh mencakup suatu totalitas dari seluruh aspek tujuan pembangunan. Jadi permasalahan yang
ditinjau tidak dilihat secara terpilah-pilah malainkan dalam satuan cakupan kesatuan.
- Pendekatan perencanaan terpilah
Pada hakekatnya pendekatan ini mengutamakan unsur atau subsistem tertentu yang perlu diprioritaskan tanpa melihatnya dalam wawasan yang lebih
luas. Pendekatan ini dianggap memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menerapkan strategi pengambilan keputusan dengan kapasitas kognitif
yang terbatas dan lebih rasional. Suatu perencanaan pendekatan ini dianggap terpilah tidak perlu ditunjang oleh sistem informasi yang lengkap, menyeluruh
serta akurat mengenai keadaan keseluruhan, cukup data yang terinci tentang unsur atau subsistem tertentu yang diprioritaskan tersebut. Ini dianggap suatu
penghematan dana waktu untuk penelahaan, analisis dan proses teknis penyusunan rencana.
- Perencanan terpilah berdasarkan pertimbangan menyeluruh
Pendekatan perencanaan terpilah berdasarkan pertimbangan menyeluruh ini melihat potensi yang terkandung di kedua pendekatan perencanaan
terdahulu. Jadi pada hakekatnya pendekatan ini mengkombinasikan pendekatan rasional menyeluruh dan pendekatan terpilih masing-masing
dalam kadar lingkup tertentu yaitu menyederhanakan tinjauan menyeluruh dalam lingkup wawasan sekilas scanning dan memperdalam tinjauan atau
unsur atau subsistem yang strategis atau urgen dalam kedudukan sistem terhadap permasalahan yang menyeluruh.
Penelitian ini merupakan satu bentuk aplikasi perencanaan terpilah dimana perencanaan pengembangan lahan dilakukan hanya untuk komoditi tertentu, yaitu
tanaman terung dan cabai di wilayah Kecamatan Matesih. Menurut Sumardjoko Warpani 1994 wilayah adalah daerah dengan
batasan administrasi dan digunakan sebagai satuan untuk perencanaan seperti
provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa. Wilayah merupakan sarana bagi suatu aktivitas manusia, misalnya bercocok tanam. Keadaan wilayah dalam hal ini
lahan yang ada di wilayah tertentu tidaklah sama antara satu wilayah dengan wilayah lain. Demikian pula dengan jenis vegetasi yang dapat tumbuh juga
berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Keadaan tersebut disebabkan karena tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik dan potensi tersendiri yang
disebabkan kandungan unsur kimia yang dimiliki lahan pada wilayah tersebut. Kesesuaian lahan dapat menggambarkan tingkatan kecocokan lahan untuk
penggunaan lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda tergantung dari pada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.
Penilaian kesesuian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu yang sesuai dengan kualitas lahan dan karakteristik
lahan sebagai parameter dan persyaratan tumbuh tanaman yang akan dievaluasi Sitorus, 1985.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam perencanaan pengembangan
pertanian. Sektor ini berperan sebagai sumber penghasil bahan makan, sumber bahan baku bagi industri, dan mata pencaharian sebagian besar penduduk. Namun
keberadaan sumberdaya lahan yang terbatas tidak mampu mengimbangi kebutuhan lahan yang sangat pesat baik dari sektor pertanian maupun non
pertanian, akibatnya timbul persaingan penggunaan lahan yang saling tumpang tindih dan tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan Djaenuddin, 1996.
Perencanaan yang tepat dan informasi yang aktual sangat dibutuhkan oleh para pengguna lahan dan pihak-pihak yang terkait agar penggunaan lahan tersebut
dapat optimal sesuai dengan kemampuannya dan dapat digunakan secara berkelanjutan.
Terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka, dan
berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena. Terung Solanum
melongena merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh
hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya
terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga. Peneliti dari US Agricultural Service di Betlsville, Maryland dalam Rukmana. R, 1994 menyatalan komponen fenol
dalam terung berkhasiat sebagai antiolsidan. Selain fenol dalam terung juga terdapat komponen lain yang bersifat melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan
jamur. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum Annuum. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan
Asia termasuk Negara Indonesia.
1.5.2 Penelitian Sebelumnya
Wahyu Rif’ah Intan Permata 2005, dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Peningkatan Pendapatan Petani Salak Pondoh
di Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara” bertujuan menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman salak pondoh dan mengetahui tingkat pendapatan
petani salak pondoh pada masing-masing satuan lahan di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Satuan lahan
dipergunakan sebagai satuan pemetaan. Pada satuan lahan, dilakukan pengamatan, pengukuran dan pencatatan data serta pengambilan sampel tanah untuk di analisis
dilaboraturium. Hasil penelitian ditunjukkan oleh peta kelas kesesuaian lahan untuk
tanaman salak pondoh skala 1:75.000 dengan kelas S3 hampir sesuai yaitu lahan yang mempunyai pembatas-pembatas sangat berat untuk suatu pengelolaan
sehingga memerlukan pertimbangan yang sangat serius. Luas lahan yang masuk dalam kelas hampir sesuai S3 adalah 524,547 ha. Adapun luas lahan yang masuk
dalam kelas tidak sesuai permanen N2 adalah 3.071,714 ha. Anik Haryanti 2002 melakukan penelitian dengan judul ”Kesesuaian
Lahan untuk Tanaman Cengkeh di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah” bertujuan mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman
cengkeh dan mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh di daerah penelitian. Metode yang dignakan yaitu survei yang meliputi pengamatan dan
pengukuran serta pengambilan sampel tanah untuk di analisis dilaboratorium. Hasil yang diperoleh adalah untuk tanaman cengkeh mempunyai kelas N
2
S tidak sesuai kini, seluas 3.495,1322 ha atau 73 dengan faktor pembatas
permanen adalah kondisi medan yang berupa kemiringan lereng serta kelas N
2
Sr tidak sesuai permanen seluas 674,199 ha.
Siti Sulastri 2001 dalam penelitiannya yang berjudul “Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tebu Pada Lahan Kering di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali
Provinsi Jawa Tengah”, bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman tebu, dan mengetahui produktivitas tebu berdasarkan tingkat
kesesuaian lahannya. Metode yang dignakan yaitu survei yang meliputi pengamatan dan pengukuran serta pengambilan sampel tanah untuk di analisis
dilaboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 daerah penelitian mempunyai
kelas kesesuaian lahan hampir sesuai S3 dengan luas 4.539,08 ha 79,91 dan tidak sesuai dengan luas 1.140,87 ha 20,09 dari seluruh luas daerah penelitian,
2 tingkat produtivitas tanaman tebu termasuk dalam klasifikasi rendah. Perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan
peneliti dapat dilihat pada Tabel 1.2.
1.6 Kerangka Pemikiran
Setiap jenis atau tingkat perencanaan mempunyai tujuan dan pemanfaatan yang berbeda-beda. Potensi suatu wilayah untuk suatu pengembangan pertanian
pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisik lingkungan dan didukung dengan aspek ekonomi serta persyaratan penggunaan lahan atau
persyaratan tumbuh tanaman.
Tabel 1.2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya
Nama
Siti Sulastri 2001
Anik Haryanti 2002
Wahyu Rif’ah
Intan Permata
2005 Faisal Rizki
2010
Judul
Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman
Tebu Pada
Lahan Kering
Di Kecamatan
Simo Kabupaten Boyolali Jawa
Tengah. Kesesuaian Lahan untuk
Tanaman Cengkeh
di Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
Evaluasi Kesesuaian
Lahan untuk
Peningkatan Pendapatan
Petani Salak
Pondoh di
Kecamatan Sigaluh
Kabupaten Banjar
Negara. Perencanaan
Pengembangan Lahan
Untuk Tanaman
Terung dan
Cabai Kecamatan Matesih
Kabupaten Karanganyar
Tujuan
- Mengetahui
tingkat kesesuaian lahan untuk
tanaman tebu. -
Mengetahui produktivitas
tanaman tebu berdasarkan tingkat
kesesuaian lahannya. -
Mengetahui faktor
pembatas yang
mempengaruhi kesesuaian lahan untuk
tanaman cengkeh. -
Mengetahui kesesuaian lahan hingga kategori
subkelas kesesuaian
lahan untuk tanaman cengkeh pada daerah
penelitian.
-
menentukan kesesuaian
lahan untuk
tanaman salak
pondoh.
-
mengetahui tingkat
pendapatan petani
salak pondoh
pada masing
-
masing satuan
lahan di
daerah penelitian.
- Mengetahui
kesesuaian lahan untuk
tanaman terung dan cabai
di daerah
penelitian. -
Mengetahui potensi
perencanaan pengembangan
lahan untuk
tanaman terung
dan cabai
di daerah penelitian.
Metode
Survei dan
analisis laboratorium
Survei dan
analisis laboratorium
Metode survei
.
Satuan lahan
di pergunakan
sebagai satuan
pemetaan Survei dan analisis
laboratorium
Data Primer dan sekunder
Primer dan sekunder Primer dan sekunder
Primer dan sekunder
Hasil
- Daerah
penelitian mempunyai
kelas kesesuaian
lahan hamper
sesuai S3
dengan luas 4.539,08 ha 79,91
dan tidak
sesuai dengan
luas 1.140,87 ha 20,09
dari seluruh luas daerah penelitian.
- Tingkat
produtivitas tanaman tebu termasuk
dalam klasifikasi
rendah. -
Peta kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh
skala 1 : 50.000. -
Evaluasi kelas
kesesuaian lahan
berdasarkan hasil
pemetaan serta analisis laboratorium
yang dilakukan pada setiap
satuan lahan yang ada di daerah penelitian.
- Hasil
penelitian ditunjukkan
oleh peta
kelas kesesuaian
lahan untuk
tanaman salak
pondoh skala
1
:
75
.
000
.
Luas lahan
yang masuk
dalam kelas
hampir sesuai
S3 adalah
524
,
547 ha
,
Adapun luas
lahan yang
masuk dalam
kelas tidak
sesuai permanen
N2 adalah
3.
071
,
714 ha.
Kecocokan antara sifat fisik lingkungan dan didukung dengan aspek ekonomi dari suatu wilayah dengan persyaratan penggunaan tertentu memberikan
gambaran atau informasi bahwa lahan tersebut potensial dikembangkan untuk komoditas tersebut. Hal ini mempunyai pengertian bahwa jika lahan tersebut
digunakan untuk penggunaan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai asumsi mencakup masukan input yang diperlukan akan mampu memberikan
hasil keluaran sesuai dengan yang diharapkan.
Sumber : Penulis 2010 Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Evaluasi lahan pada hakikatnya merupakan proses untuk menduga potensi lahan terhadap berbagai penggunaannya. Kerangka dasar dari evaluasi lahan
adalah membandingkan antara persyaratan setiap bentuk penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumberdaya lahan yang ada pada lahan tersebut. Berbagai
bentuk penggunaan lahan memerlukan persyaratan yang berbeda, menyangkut berbagai aspek sesuai dengan rencana peruntukan lahan.
Sumber Daya Wilayah Aspek Ekonomi
Aspek Fisik 1.
Hasil Pertanian 2.
Permintaan Pasar Terhadap Hasil Pertanian
1. Temperatur
2. Ketersediaan Air
3. Ketersediaan Oksigen
4. Media Perakaran
5. Retensi Hara
6. Bahaya Sulfidik
7. Bahaya Erosi
8. Bahaya Banjir
9. Penyiapan Lahan
Daya Dukung Ekonomi
Daya Dukung Lahan
Zonasi Rencana Tata Ruang
Dokumen RUTRK Perencanaan Pengembangan
Lahan untuk Tanaman Terung dan Cabai
Perencanaan
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman terong dan cabai serta mengetahui potensi perencanaan pengembangan lahan
untuk tanaman terung dan cabai di daerah penelitian. Penilaian kesesuian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu
yang sesuai dengan kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai parameter dan persyaratan tumbuh tanaman yang akan dievaluasi, dimana dalam hal ini aspek
fisik yaitu temperatur, ketersediaan air, ketersediaan oksigen, media perakaran, retensi hara, bahaya sulfidik, bahaya erosi, bahaya banjir, dan penyiapan lahan.
Adapun dari aspek ekonomi yaitu dari hasil pertanian dan permintaan pasar terhadap hasil pertanian.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam perencanaan pengembangan
pertanian. Sektor ini berperan sebagai sumber penghasil bahan makan, sumber bahan baku bagi industri, dan mata pencaharian sebagian besar penduduk. Hal
yang menjadi parameter dari aspek ekonomi yaitu adanya informasi dari hasil pertanian dan permintaan pasar terhadap hasil pertanian.
1.7 Metode, Data dan Teknik Penelitian