Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang ada di sekitarnya Pradopo, 2003: 61. Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi kehidupan manusia, permasalahan itu dapat berupa permasalahan yang terjadi pada dirinya. Karena itu, karya sastra memiliki dunia yang memiliki hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan oleh sastrawan itu baik berupa novel, puisi maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra merupakan tanggapan penciptanya pengarang terhadap dunia realita sosial yang dihadapinya. Di dalam sastra berisi pengalaman- pengalaman subjektif penciptanya, pengalaman kelompok masyarakat fakta sosial. Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis oleh pengarang pada suatu kurun waktu tertentu, pada umumnya langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu. Sastra yang baik tidak hanya merekam dan melukiskan kenyataan yang ada dalam masyarakat seperti tustel, tetapi merekam dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhanya. Aspek terpenting dalam kenyataan yang perlu dilukiskan oleh pengarang yang dituangkan dalam karya sastra adalah masalah kemajuan manusia. Oleh karena itu, pengarang yang melukiskan kenyataan dalam keseluruhan tidak dapat mengabaikan begitu saja masalah tersebut. Pengarang harus mengambil sikap dan melibatkan diri dalam masyarakat karena ia juga termasuk salah satu anggota masyarakat Luxemburg dalam Sangidu, 2004: 41. Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy mempunyai beberapa sisi kelebihan dari novel yang lainya, yaitu merupakan novel remaja Islami. Novel remaja Islami adalah novel yang segmen pembacanya remaja dan di dalamnya mengandung nilai-nilai yang Islami. Nilai-nilai Islami yang dimaksud adalah nilai-nilai yang tercermin lewat perilaku dan penampilan-penampilan tokoh-tokohnya, seperti cara bergaul, berpacaran, berpakaian, dan sebagainya Matta dalam Jannah, 2001: 8 Novel Ketika Cinta Bertasbih memberikan gambaran kepada pembaca tentang arti pentingnya agama dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Dengan agama seseorang mempunyai pedoman hidup yang akan mengantarkan pada kebahagiaan dunia dan akherat. Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih menceritakan bahwa perjalanan hidup seseorang itu tidak hanya dengan berdoa melainkan usaha dan ikhtiar. Tidak hanya mencari ilmu mengenai dunia saja, akan tetapi ilmu yang akan membawa kebahagiaan yang kekal juga harus dimiliki agar seimbang antara ilmu di dunia dan akhirat. Seperti tergambar dalam keseharian yang dilakukan tokoh dalam novel ini, selain mereka belajar di Mesir untuk menimba ilmu umum, mereka juga mengaji untuk menambah pengetahuan dalam bidang agama terutama memperdalam ajaran agama. Hal ini dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang bagaimana cara menyeimbangkan antara hidup di dunia dan di akherat. Perkembangan novel di Indonesia di jaman sekarang banyak yang bertemakan masalah-masalah yang berhubungan dengan keislaman, sehingga membawa dampak yang positif bagi masyarakat sekitar. Agama Islam merupakan ajaran agama yang mencita-citakan terwujudnya keselamatan dan perdamaian seluruh umat di dunia ini, dan mengajarkan kepada manusia untuk menyerahkan diri kepada Allah dalam segala amal perbuatanya Zuhdi, 1993:7 Berkaitan dengan ajaran Islam, dalam novel Ketika Cinta Bertasbih digambarkan terutama tentang kehidupan para tokoh yang sangat kuat imanya, selalu taat pada aturan agama, mengetahui bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia dan dengan Tuhan-Nya. Novel ini dapat dikatakan berisi tentang pendekatan diri kepada sang pencipta, selain itu juga mengandung pokok-pokok ajaran Islam yaitu akidah dan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah dan tidak dikaitkan oleh pembawanya. Nabi adalah penerima dan pembawa berita atau perantara antara Allah dengan manusia pada umumnya yang dilakukan melalui wahyu. Wahyu yang disampaikan kemudian dikumpulkan di dalam al-Quran yang menjadi dasar dari ajaran Islam. Islam ditujukan kepada seluruh manusia tanpa membedakan ras dan kebangsaan dengan segala masalah yang dihadapinya. Bukan hanya mengatur hubungan dengan Tuhan saja, tetapi mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam secara keseluruhan Nurdin, 1995: 33 Tema dalam novel Ketika Cinta Bertasbih membawa tokoh utama dalam novel ini, seorang pemuda yang terlahir dari keluarga tidak mampu terus berjuang dan bekerja keras demi kecintaannya pada keluarganya. Dalam novel ini mengisahkan perjalanan seorang mahasiswa dari Indonesia yang belajar di Al Azhar, karena berhasil memperebutkan beasiswa dari Departemen Agama DEPAG. Dia adalah anak Indonesia yang pintar, cerdas, dan bersahaja, namun dilahirkan dari kalangan keluarga yang sederhana. Kecerdasanya terbukti di tahun pertama menimba ilmu di Al Azhar, ia memperoleh predikat jayyid jiddan istimewa. Karena dia pengganti kepala keluarga, di Al Azhar dia tidak sekedar menimba ilmu akan tetapi untuk menghidupi keluarganya di Indonesia, di Cairo dia kuliah sambil berjualan tempe dan bakso. Setelah lulus dan kembali ke Indonesia, dia sangat bangga karena yang dilakukan selama ini tidak sia-sia, ketiga adik perempuanya menjadi orang-orang yang sukses. Novel Ketika Cinta Bertasbih dipilih dalam penelitian ini karena didalamnya diungkapkan mengenai pokok-pokok ajaran Islam yang membentuk jalinan yang unik, dapat menjelma menjadi pengalaman estetik, memungkinkannya dirangkai menjadi ungkapan-ungkapan yang mendatangkan pencerahan dalam agama Islam dan ruang lingkup ajaranya serta cara untuk memahaminya sehingga menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari segi keislaman Habiburrahman El Shirazy dalam novelnya, tidak hanya bermakna dalam pandangan satu agama saja, tetapi bersifat universal yang membentuk kecintaan manusia pada Tuhan. Novel Ketika Cinta Bertasbih juga banyak menguraikan peristiwa sosial yang kompleks serta pengalaman keislamanya yang sangat kental dengan sajian cerita yang dipaparkan. Kelebihan yang dimiliki oleh pengarang dalam penulisan novel Ketika Cinta Bertasbih yaitu dari segi bahasanya yang “hidup” dalam menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi dalam cerita. Hal tersebut juga tampak dalam menggambarkan karakter, penggunaan bahasa yang lugas dan mudah dipahami oleh pembaca, sehingga dalam menceritakan perasaan dan emosi masing-masing tokoh sangat bagus. Hal tersebut juga tampak dalam menggambarkan ajaran keislaman, penggunaan bahasa dalam cerita. Akan lebih menarik dan tepat jika novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dianalisis dari pokok-pokok ajaran Islam. Ajaran Islam bersifat universal dan berlaku setiap zaman. Keabadian dan keaktualan Islam telah dibuktikan sepanjang sejarahnya, dimana setiap kurun waktu dan perkembangan peradaban manusia senantiasa dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui Al-Quran sebagai landasanya. Keuniversalan konsep Islam merupakan jawaban terhadap keterbatasan manusia dan pemikiranya yang temporal dan parsial. Karena keparsialanya ini muncullah kekurangan dan dari ketemporalanya lahirlah kegoyahan yang menuntut perubahan-perubahan. Keuniversalan Islam membebaskan Islam dari berbagai kekurangan dan kelemahan yang lebih membuktikan akan kebenaranya Nurdin, 1995: 35 Penelitian pokok-pokok ajaran Islam dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy akan dianalisis menggunakan teori struktural dengan tinjauan sosiologi sastra.

B. Perumusan Masalah