Uji Jenis Mata Pisau Pada Alat Pemetik Buah

UJI JENIS MATA PISAU PADA ALAT PEMETIK BUAH
SKRIPSI
SARI AZHIRA SIREGAR 080308017
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
UJI JENIS MATA PISAU PADA ALAT PEMETIK BUAH

UJI JENIS MATA PISAU PADA ALAT PEMETIK BUAH
SKRIPSI Oleh:
SARI AZHIRA SIREGAR 080308017/KETEKNIKAN PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si Ketua

Sulastri Panggabean, STP, M.Si Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkankan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Uji Jenis Mata Pisau Alat Pemetik Buah” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu Sulastri Panggabean, STP M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan, saran dan kritikan berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, juga kepada Ibu Riswanti Sigalingging STP. M.Si yang pernah membimbing penulis sebagai anggota komisi pembimbing.
Penulis juga mengucapkan terima kasih juga kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Keteknikan Pertanian serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Medan, September 2012
Penulis
i

ABSTRAK
SARI AZHIRA SIREGAR : Uji Alat Pemetik Buah Terhadap Berbagai Jenis Tanaman Buah, dibimbing oleh SAIPUL BAHRI DAULAY dan SULASTRI PANGGABEAN.
Penelitian ini adalah uji jenis mata pisau pada alat pemetik buah. Penelitian ini dilakukan untuk menguji jenis mata pisau pada alat pemetik buah dengan menggunakan pohon asam jawa, melinjo, dan rambutan sebagai pohon yang akan dipetik untuk mengetahui kapasitas efektif alat, kapasitas lapang alat, persentase kerusakan hasil dan tingkat kelelahan operator. Penelitian ini dilakukan di Jalan Tridharma, Jalan A. H. Nasution dan Jalan Bunga Mawar pada FebruariAgustus 2012 menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor yaitu pisau piringan, pisau bintang, pisau rotari dan buah rambutan, buah melinjo dan buah awam jawa. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, kapasitas lapang alat, persentase kerusakan hasil, dan tingkat kelelahan operator.
Hasil penelitian menunjukkan berbagai jenis mata pisau memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas lapang dan persentase buah yang rusak tetapi memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kapasitas efektif alat. Jenis tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas lapang. Jenis mata pisau yang terbaik dari hasil pengujian ini adalah jenis mata pisau piringan yaitu 16,91 kg/jam dengan persentase bahan yang rusak 4,90%. Jenis tanaman buah yang terbaik dari hasil pengujian ini adalah rambutan yaitu 29,37 kg/jam dengan persentase bahan yang rusak 7,82%.
Kata kunci : berbagai jenis mata pisau, berbagai jenis tanaman buah, alat pemetik buah.
ABSTRACT
SARI AZHIRA SIREGAR: The test of Fruit Picker Fool on different type of fruit craps supervised by SAIPUL BAHRI Daulay and SULASTRI PANGGABEAN.
This study is on a test of the type of blade ofl fruit picker tool. This study was conducted to test the type of blade of fruit picker tool using tamarind , melinjo, and rambutan trees to determine the effective capacity, field capacity, percentage of defects of the tool and the level of operator fatigue. The research was conducted in Tridharma , A. H. Nasution and Bunga Mawar Roads from February to August 2012 with two factors using completely randomized design using blade disc, star knives, rotary knives and Rambutan ,Melinjo and tamarind fruits. The parameters measured were the effective capacity, field capacity. percentage of defects of the tool and the level of operator fatigue.
The results showed that various type of blade had highly significant effect the field capacity and the percentage of damaged fruit but had no significant effects on the the effective capacity of the tool. Fruit type had significant effect on the field capacity. The best type of blade of was disc blade with 16.91 kg / hour and percentage of 4.90% broken material. The best fruit type was rambutan with 29.37 kg / h and the percentage of 7.82% broken material.
Keywords: different types of blades, different types of fruit crops, fruit picker tool.
ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 10 Februari 1990, dan merupakan anak kedua dari dua orang bersaudara, dari pasangan Bapak H. Basyaruddin Siregar SE, MBA dan Ibu HJ Wan Elly Erwina, BA. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Harapan 3 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumater Utara melalui ujian masuk SPMNRM.
Selama mengikuti masa perkuliahan penulis aktif dalam Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian ( IMATETA) Universitas Sumatera Utara sebagai sekretaris umum dan pernah mengikuti ATM (Agriculture Technology Moeslem).
Penulis juga melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan di pabrik pengolahan kelapa sawit dolok ilir PTPN IV Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
iii

DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i ABSTRAK .............................................................................................................. ii RIWAYAT HIDUP................................................................................................ iii DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... vii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3 Kegunaan Penelitian................................................................................................ 3 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4 Deskripsi Asam Jawa .............................................................................................. 4 Karakteristik Asam Jawa......................................................................................... 5 DeskripsiMelinjo..................................................................................................... 6 Karakteristik Melinjo .............................................................................................. 7 Deskripsi Rambutan ................................................................................................ 8 Karakteristik Rambutan .......................................................................................... 9 PerananMekanisasiPertanian................................................................................. 10 Mata Pisau............................................................................................................. 10 Alat Pemetik Buah ................................................................................................ 13 METODOLOGI PENELITIAN............................................................................ 16 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 16 Bahan dan Alat...................................................................................................... 16 Metode Penelitian.................................................................................................. 16 Komponen Alat ..................................................................................................... 17 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................................... 18 Persiapan Alat ....................................................................................................... 18 Parameter Yang Diamati ....................................................................................... 19 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 21 Proses Pemetikan Buah ......................................................................................... 21 Pengaruh Jenis Mata Pisau.................................................................................... 24 Pengaruh Jenis Tanaman Buah ............................................................................. 25 Kapasitas Efektif Alat (kg/jam) ............................................................................ 25 Pengaruh Jenis Mata Pisau Terhadap Kapasitas Efektif Alat ............................... 25 Pengaruh Jenis Tanaman Buah terhadap Kapasitas Efektif Alat .......................... 27 Pengaruh Interaksi Antara Jenis Mata Pisau dan Jenis Tanaman Buah Terhadap Kapasitas Efektif Alat (kg/jam) ............................................................................ 28 Kapasitas Lapang (kg/Ha)..................................................................................... 29 Pengaruh Jenis Mata Pisau Terhadap Kapasitas Lapang ...................................... 29 Pengaruh Jenis Tanaman Buah terhadap Kapasitas Lapang (kg/Ha).................... 30 Pengaruh Interaksi Jenis Mata Pisau dan Jenis Tanaman Buah Terhadap Kapasitas Lapang Alat (Kg/Ha)............................................................................................ 32 Pengaruh Jenis Mata Pisau Terhadap Persantase Bahan Yang Rusak (%)........... 32 pengaruh Jenis Tanaman buah Terhadap Persentase Buah Yang Rusak (%) ....... 33
iv

v
Pengaruh Interaksi Antara Jenis Mata Pisau dan Jenis Tanaman Buah Terhadap Persentase Buah Yang Rusak (%)........................................................................ 35 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 37 Kesimpulan ........................................................................................................... 37 Saran ..................................................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38 DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... 40

DAFTAR TABEL
No. Hal 1. Pengaruh Jenis mata Pisau Terhadap Parameter yang Diamati ...........................................................................................26 2. Pengaruh Jenis Tanaman Buah Terhadap Parameter yang Diamati ..........................................................................................23 3. Uji LSR Efek Utama Jenis Mata Pisau Terhadap Kapasitas Efektif Alat .............................................................................28 4. Pengaruh Jenis Tanaman Buah Terhadap Kapasitas Efektif Alat..............................................................................................29 5. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Jenis Mata Pisau Terhadap Kapasitas Lapang ....................................................................31 6. Pengaruh Jenis Tanaman Buah Terhadap Kapasitas Lapang..................32 7. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Jenis Mata Pisau Terhadap Persentase Bahan Yang Rusak ................................................................34 8. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Jenis tanaman Buah Terhadap Persentase Bahan Yang rusak .................................................................35 9. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Antara Jenis Mata Pisau dan Jenis Tanaman Buah Terhadap Persentase Bahan yang Rusak.................................................................37
vi

DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal 1. Flowchart Penelitian.................................................................................42 2. Data Kapasitasn Efektif Alat ....................................................................43 3. Data Analisa Sidik Ragam Kapasitas Efektif Alat ...................................43 4. Data Pengamatan Kapasitas Lapang Alat ................................................44 5. Data Analisa Sidik Ragam Kapasitas Lapang Alat ..................................44 6. Data Pengamatan Persentase Bahan yang Rusak .....................................45 7. Data Analisa Sidik Ragam Persentase Bahan yang Rusak.......................45 8. Data Kuisioner..........................................................................................46 9. Lampiran Gambar.....................................................................................47 10. Lampiran Hasil pemetikan berbagai jenis tanaman buah.........................48 11. Gambar teknik alat pemetik buah.............................................................52 12. Gambar teknik platinum pole ...................................................................53 13. Gambar teknik pisau pemotong................................................................54 14. Gambar teknik jaring................................................................................55 15. Gambar teknik tampak atas jaring............................................................56 16. Gambar teknik pisau pemotong bentuk bintang.......................................63 17. Gambar teknik pisau pemotong bentuk gerigi .........................................64
vii


ABSTRAK
SARI AZHIRA SIREGAR : Uji Alat Pemetik Buah Terhadap Berbagai Jenis Tanaman Buah, dibimbing oleh SAIPUL BAHRI DAULAY dan SULASTRI PANGGABEAN.
Penelitian ini adalah uji jenis mata pisau pada alat pemetik buah. Penelitian ini dilakukan untuk menguji jenis mata pisau pada alat pemetik buah dengan menggunakan pohon asam jawa, melinjo, dan rambutan sebagai pohon yang akan dipetik untuk mengetahui kapasitas efektif alat, kapasitas lapang alat, persentase kerusakan hasil dan tingkat kelelahan operator. Penelitian ini dilakukan di Jalan Tridharma, Jalan A. H. Nasution dan Jalan Bunga Mawar pada FebruariAgustus 2012 menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor yaitu pisau piringan, pisau bintang, pisau rotari dan buah rambutan, buah melinjo dan buah awam jawa. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, kapasitas lapang alat, persentase kerusakan hasil, dan tingkat kelelahan operator.
Hasil penelitian menunjukkan berbagai jenis mata pisau memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas lapang dan persentase buah yang rusak tetapi memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kapasitas efektif alat. Jenis tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas lapang. Jenis mata pisau yang terbaik dari hasil pengujian ini adalah jenis mata pisau piringan yaitu 16,91 kg/jam dengan persentase bahan yang rusak 4,90%. Jenis tanaman buah yang terbaik dari hasil pengujian ini adalah rambutan yaitu 29,37 kg/jam dengan persentase bahan yang rusak 7,82%.
Kata kunci : berbagai jenis mata pisau, berbagai jenis tanaman buah, alat pemetik buah.
ABSTRACT
SARI AZHIRA SIREGAR: The test of Fruit Picker Fool on different type of fruit craps supervised by SAIPUL BAHRI Daulay and SULASTRI PANGGABEAN.
This study is on a test of the type of blade ofl fruit picker tool. This study was conducted to test the type of blade of fruit picker tool using tamarind , melinjo, and rambutan trees to determine the effective capacity, field capacity, percentage of defects of the tool and the level of operator fatigue. The research was conducted in Tridharma , A. H. Nasution and Bunga Mawar Roads from February to August 2012 with two factors using completely randomized design using blade disc, star knives, rotary knives and Rambutan ,Melinjo and tamarind fruits. The parameters measured were the effective capacity, field capacity. percentage of defects of the tool and the level of operator fatigue.
The results showed that various type of blade had highly significant effect the field capacity and the percentage of damaged fruit but had no significant effects on the the effective capacity of the tool. Fruit type had significant effect on the field capacity. The best type of blade of was disc blade with 16.91 kg / hour and percentage of 4.90% broken material. The best fruit type was rambutan with 29.37 kg / h and the percentage of 7.82% broken material.
Keywords: different types of blades, different types of fruit crops, fruit picker tool.
ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara pemasok (supplier) buah-buahan tropis yang masih segar. Berdasarkan kesepakatan bersama dalam World Trade Organization (WTO) yang berlaku mulai tahun 2003, buah-buahan tropis Indonesia menghadapi banyak persaingan. Pasar menghendaki hasil buah-buahan dengan kriteria bermutu tinggi sesuai dengan standar mutu dan bebas dari residu pestisida, volume buah harus dapat memenuhi kebutuhan pasar (konsumen), buahbuahan tersebut harus tiba tepat pada waktu yang diperlukan dan harus kontinu, tersedia bagi pelanggan.
Pemanenan buah-buahan hingga pada saat sekarang ini masih banyak yang menggunakan peralatan tradisional ataupun konvensional yaitu dengan memanjat pohon itu langsung atau dengan menggunakan galah yang terbuat dari kayu. Pemanenan buah dengan cara manual/tradisional ini memiliki kelemahan yakni mengancam keselamatan petani itu sendiri dan hasil yang diperoleh kurang efisien karena memerlukan waktu yang lama.
Pada umumnya masyarakat memanfaatkan hasil-hasil pertanian untuk kebutuhan sehari-hari tanpa adanya pengolahan yang sangat berarti, misalnya tanaman asam jawa.Masyarakat umumnya menggunakan asam jawa sebagai bumbu dalam masakan (sebagai penambah rasa atau penambah rasa asam), pengobatan tradisional (jamu), bahan kosmetik dan untuk media dalam pengobatan secara tradisional.
1


2
Pemetikan secara manual, dilakukan dengan cara memanjat dan memetik buah satu per satu menggunakan tangan dari ujung cabang atau ranting. Buah yang terpetik dimasukkan kedalam karung, setelah karung penuh maka diturunkan secara perlahan dengan menggunakan tali. Namun, cara ini memiliki kelemahan terutama dalam hal kapasitas pemanenan, sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah alat pemetik semi mekanis.
Untuk mengatasi keterbatasan ataupun kelemahan dari pemanenan buah dengan cara manual/tradisional itu maka dibuatlah suatu alat pemetik buah yang mampu memetik buah dengan kapasitas yang tinggi serta praktis digunakan. Alat ini merupakan alat pemetik buah yang membantu dalam pemanenan tanaman buah-buahan.
Alat pemetik buah semi mekanis ini merupakan alat sederhana yang sering disebut dengan galah yang pengait dan jaring. Adapun cara menggunakan alat tersebut adalah denganmengaitkan pengait pada ranting yang ingin dipetik, lalu galah ditarik sampai buah terpetik. Buah yang terpetik akan masuk ke dalam karung. Saat pemetikan buah, sebaiknya ranting buah masuk ke dalam jaring untuk menghindari terjadinya kerusakan buah akibat tergores oleh pisau, untuk mengurangi kehilangan buah akibat jatuh atau tidak tertampung di jaring.
Akan tetapi pemetik secara semi mekanis dengan menggunakan galah tersebut masih memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga dilakukan penelitian dengan menggunakan alat mekanis.Hasil penelitian sebelumnya (menggunakan alat mekanis) menghasilkan kapasitas yang cukup tinggi yaitu 120-160kg/jam dengan buah rambutan.Alat ini dilengkapi dengan mata pisau piringan yang digerakkan oleh dinamo.Namun, hasil pemetikan yang

3
diperoleh diduga masih belum optimal karena masih menggunakan satu jenis mata pisau, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan beberapa jenis mata pisau untuk mengetahui performansi kerja alat pemetik buah tersebut.Dengan demikian, alat tersebut dapat membantu dan mempermudah masyarakat dalam memanen buah-buahan. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji jenis mata pisau padaalat pemetik buah dengan menggunakan pohonasam jawa, melinjo dan rambutansebagai pohon yang akan dipetik. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa dan masyarakat. Batasan Penelitian
Penelitiannya ini hanya untuk mengetahui kapasitas efektif alat, kerusakan hasil petikan, kapasitas lapang dan tingkat kelelahan operatorterhadap berbagai jenis tanaman buah.

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Asam Jawa

Asam jawa termasuk tumbuhan tropis.Asal-usulnya dari savana benua


Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan.Semenjak

ribuan tahun, tanaman ini telah tersebar sampai ke benua Asia tropis, dan

kemudian juga tersebar ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang

iklim dan tanah yang sesuai akan tumbuh subur, termasuk di Indonesia, tanaman

ini banyak tumbuh liar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana. Pohon asam

dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau

tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup

panjang.Keberadaan tanaman asam jawa di Indonesia sebagian besar masih

berstatus tanaman rakyat, pengelolaan maupun penanganan pascapanen umumnya

masih dilakukan secara tradisional atau manual.Untuk mendapatkan asam jawa


yang baik dan berkualitas harus dibarengi dengan penanganan pascapanen yang

benar (Syukur, 2001).

Adapaun taksonomi tanaman Asam Jawa adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Fabales


Famili

: Fabaceae

Genus

: Tamarindus

Spesies

: Tamarindus indica

4

5
Karakteristik Asam Jawa
Pohon asam jawa umumnya bercabang pada batang yang agak rendah dan percabanganya menyebar. Tinggi pohon asam jawa dapat mencapai 25 meter dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Tajuk tanaman berbentuk kubah besar yang indah. Batang pohon keras dan dapat tumbuh besar, tetapi pertumbuhannya lambat, hanya sekitar 0,5 cm - 0,8 cm tiap tahun. Dan asam jawa bertangkai panjang sekitar (17 cm), bersirip genap dan berbentuk bulat memanjang. Daun yang masih muda bewarna hijau kekuning-kuningan dan setalah tua menjadi hijau agak gelap. Bunganya mewarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya bewarna cokelat keabu-abuan sampai cokelat. Panjang buah polong bisa mencapai 12 cm dengan isi bervariasi antara 2 sampai 7 biji tiap polong. Daging buahnya berwarna cokelat kekuning-kuningan yang di dalamnya terdapat biji berbentuk pipih bewarna cokelat agak kehitam-hitaman (Haryoto, 1998).
Buah asam jawa berbentuk polong yang bulat panjang, pipih, agak runcing (lancip) pada bagian ujungnya.Setiap polong umumnya berisi 1-10 biji. Pada saat masih muda buah polong memiliki warna hijau dan halus, tetapi pada saat tua dan matang warna kulit polong berubah menjadi cokelat dan mudah pecah sehingga daging buah dapat terpisah dari kulitnya.Biji terdapat di dalam daging buah (Fachruddin, 2002).
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kawak demikian ia biasa


6
disebut inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asam kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu (Kartasapoetra, 1992). DeskripsiMelinjo
Melinjo (Gnetum gnemon) diduga berasal dari Semenanjung Malaysia. Namun, ada pula orang yang berpendapat bahwa tanaman melinjo berasal dari Indonesia. Konon, semula tanaman ini dibawa dari Amboina ke Penang (Malaysia) pada awal abad ke-19. Kemudian tanaman melinjo ini dibawa masuk kembali ke Indonesia. Hal yang pasti, tanaman ini masuk ke Pulau Jawa sebelum akhir abad ke-19 karena di Kabupaten Bantul, Yogyakarta ditemukan pohon melinjo yang berumur lebih dari 100 tahun.
Tanaman Melinjo bersifat sangat toleran terhadap lingkungan yang kering maupun lembab juga terhadap tanah yang kurang subur dan hanya mampu tumbuh pada tanah yang gembur saja, di daerah dengan tanah liat pun melinjo tetap bisa hidup dan berproduksi dengan baik. Begitu besarnya toleransi melinjo terhadap keadaan lingkungan membuat tanaman ini mampu hidup pada rentang ketinggian tempat yang cukup mencolok yaitu antara 0-1.200 m dpl. Namun, agar dapat berproduksi secara maksimal melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah dengan ketinggian tidak lebih dari 400 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 5001.500 mm/tahun (Tim Penulis PS, 2002).

7

Pada tanaman melinjo dikenal adanya suatu divisi yang dinamakan

Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Divisi ini dibagi dalam dua subdivisi

Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji

tertutup).Sementara Angiospermae masih dibagi menjadi dua kelas yaitu

Monocotyledonae dan Dicotyledonae.Melinjo (Gnetum gnemon) merupakan

bentuk peralihan antara Gymnospermae dan Angiospermae. Adapun taksonomi

tanaman melinjo adalah sebagai berikut:


Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi : Gymnospermae

Kelas

: Gnetinae

Ordo

: Gnetales

Famili

: Gnetaceae

Genus


: Gnetum

Spesies

: Gnetum gnemon

(Tim Penulis PS, 2002).

Karakteristik Melinjo

Tanaman melinjo berbatang tegak lurus dengan ketinggian mencapai 25 meter. Ada dua jenis bentuk tanaman melinjo, yakni bertajuk kerucut dan piramida. Tanaman melinjo termasuk tanaman yang bercabang banyak, tetapi ranting dan cabangnya tidak menempel kuat pada batang tanaman sehingga mudah lepas. Batang tanaman dan cabang berbentuk bulat dengan warna kulit hitam keabu-abuan. Buah melinjo berbentuk oval pada saat masih muda, kulit bewarna hijau, seiring dengan pertambahan usia, kulit buah melinjo berubah menjadi kuning, orange, dan merah setelah tua, kulit biji buah melinjo yang sudah

8
tua menjadi keras dan berwarna kuning gading. Panjang biji melinjo bekisar antara 1cm – 2,5 cm tergantung pada varietasnya (Haryato, 2000).
Daun melinjo berbentuk bulat telur, tunasnya bewarna kuning kecokelatcokelatan, lalu berubah menjadi hijau muda, dan akhirnya menjadi hijau tua jika sudah tua. Daun melinjo tidak mudah rontok. Kulit biji buah melinjo yang sudah tua menjadi keras dan bewarna cokelat kehitam-hitaman, sedangkan bijinya bewarna kuning gading. Panjang biji melinjo berkisar antara 1 cm - 2,5 cm tergantung pada varietasnya (Haryoto, 1990).
Tanaman melinjo umumnya mengalami tiga kali masa panen per tahun. Dari antara ketiga masa panen tersebut terdapat sekali panen raya yang biasanya jatuh pada bulan juni - juli. Pemetikan buah melinjo tergantung pada tujuan penggunaan. Jika buah melinjo akan dijadikan bahan sayur, pemetikan daun muda atau buah muda dapat dilakukan sewaktu-waktu. Tetapi jika buah melinjo akan dijadikan bahan baku emping, maka pemetikan buah melinjo yang terbaik adalah bila buah tersebut telah tua. Pemetikan buah melinjo dapat dilakukan langsung menggunakan tangan atau bantuan galah. Pemanenan yang dilakukan dengan memanjat pohon melinjo cukup berbahaya, karena ranting dan cabangnya mudah lepas (Haryato, 2000). Deskripsi Rambutan
Kepastian asal usul tanaman rambutan masih belum begitu jelas. Namun demikian, kerabat liar rambutan banyak ditemukan di sekitar Cina Selatan, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pusat penyebaran tanaman (centre of diversity) ada di kawasan tersebut (Ashari, 2006).

9


Adapun taksonomi tanaman rambutan adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Sapindaceae

Species

: Nephelium lappaceum

Karakteristik Rambutan

Secara umum tanaman rambutan mampu mencapai ketinggian antara 1525 meter dengan bentuk batang lurus dan memiliki cabang yang banyak. Pada pangkal batang berdiameter antara 40-60 cm, kulit batang berwarna abu-abu kecokelatan. Bentuk percabangan tidak beraturan sama sekali. Ranting atau cabang ujung mempunyai warna cokelat kusam dengan permukaan kulit berkerutkerut (Mahisworo dkk, 1998).
Batang rambutan berkayu keras, berbentuk gilig, tumbuh tegak (kokoh), dan bewarna kecokelat-cokelatan sampai putih kecokelatan. Percabangan tumbuh secara horizontal, namun kadang-kadang sedikit miring ke arah atas. Daun rambutan berbentuk bulat panjang dengan ujung tumpul atau meruncing, dan pada umumnya bewarna hijau tua sampai hijau mudam tergantung varietasnya.
Periode pemanenan buah rambutan sekitar bulan November-Februari (musim penghujan). Namun, musim panen juga dapat dipengaruhi oleh musim kemarau atau musim penghujan. Ciri-ciri buah rambutan yang telah matang di antaranya warna buah telah berubah sesuai dengan jenis rambutan, rambutan mengeluarkan aroma yang khas, jika dicicipi terasa manis, dan sudah sesuai dengan kematangan yang seharusnya (Rukmana, 2002).

10
Cara pemanenan yang terbaik dengan memtik buah rambutan yang sudah matang sebagian-sebagian. Artinya, buah yang dipetik hanya buah yang sudah matang. Pemangkasan buah diperlukan agar tangkai yang dipotong tersebut nantinya dapat bertunas dan berbuah lagi. Gunakan galah apabila buah ramburan letaknya jauh di ujung atau di pinggir pohon (Sobir, 2000). PerananMekanisasiPertanian
Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dipraktekkan atau dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian terutama di bidang usaha swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, danteknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui sistem pengembangan selektif. Sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir (Hardjosentono, dkk., 2000). Mata Pisau
Pemotongan (cutting) bahan-bahan hasil pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan, misalnya pada saat panen (harvesting), dalam pemisahan (separation), dan juga dalam proses pengecilan (comminution) ukuran bahan. Pemotongan (dengan kebutuhan energi yang signifikan) juga memainkan peran dalam pemisahan bahan makanan ternak. Dalam proses operasioperasi yang lain, kebanyakan melibatkan proses pemotongan.

11
Pada saat pemotongan, mata pisau menembus ke dalam bahan, melewati kekuatan bahan menjadi terpisah. Pada saat pemotongan berlangsung terjadi perbedaan deformasi pada bahan, yang tergantung pada bentuk mata pisau dan proses kinematika pemotongan. Oleh karena itu, dalam mempelajari hambatan pemotongan suatu bahan akan selalu berhubungan dengan bentuk mata pisau dan kinematika pemotongan.
Hambatan pemotongan pada tanaman yang muda jauh lebih rendah daripada yang telah berumur tua. Hal ini berkaitan dengan variasi tekstur. Ketebalan dan tekstur batang tanaman juga bervariasi sebagai fungsi ketinggian dari permukaan tanah, dan oleh karena itu hambatan pemotongan juga tergantung pada lokasi pemotongan, ketahanan pemotongan tertinggi terdapat pada pangkal, dan semakin ke ujung semakin menurun (Suastawa, 2008).
Ada beberapa jenis mata pisau yang digunakan dalam proses pemotongan tanaman antara lain mata pisau bentuk piringan, mata pisau bentuk bintang dan mata pisau bentuk rotari.
Mata pisau berfungsi untuk mencacah bahan organik menjadi potonganpotongan kecil.Pencacahan yang baik harus menggunakan mata pisau yang tajam.Hal ini dapat mempercepat pemotongan bahan dan membutuhkan tenaga yang lebih kecil.
Pisau piringan digunakan untuk menghasilkan permukaan mendatar. Pisau jenis ini mampu memotong permukaan yang lebar.
Pisau bintang, yaitu pisau yang memiliki gigi potong di kedua sisinya. Pisau jenis ini digunakan untuk menghasilkan permukaan mendatar. Pada ukuran

12
yang lebih besar, gigi dapat dipisahkan dan dimasukkan ke dalam badan pisau. Kelebihan pisau ini dapat dilepas dan diganti apabila mengalami kerusakan.
Alat pemotongan tipe rotari adalah alat pemotong yang memotong berdasarkan benturan pisau terhadap benda secara langsung dengan kecepatan tinggi (free cutting). Mekanisme pemotongan ini biasa digunakan untuk bendabenda kecil atau tipis seperti rumput.
Alat pemotong rumput rotari tidak menggunakan counterblade dan karenanya merupakan salah satu contoh proses pemotongan bebas (free cutting). Proses free cutting hanya mungkin terjadi jika reaksi gaya berhubungan dengan gaya pemotongan maksimum yang meningkat dalam bahan. Komponenkomponen dari gaya-gaya reaksi adalah:
a. Kelembaman massa (mass inertia) atau tahanan terhadap percepatan dari batang saat dipotong
b. Gaya reaksi statis akibat bending pada bahan dan perpindahan angular dari luas penampang lintang pemotongan.
(Suastawa, 2008). Pisau pemotong tipe piringan menghasilkan pemotongan yang lebih rapi
dibandingkan denga pisau rotari. pisau tipe piringan memberikah hasil pemotongan yang halus sedangkan pisau pemotong rotari memberikan hasil potongan yang tidak rata dan pecah. Pisau tipe piringan memiliki umur pakai paling pendek dibandingkan dengan tipe pisau bentuk lain. Tipe pisau piringan menjadi tumpul apabila digunakan selama ± 4 jam, sehingga harus sering ditajamkan kembali (Anonimous, 2000).

13
Alat Pemetik Buah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memetik buah terutama adalah
mengenai waktu dan cara pemetikan yang tepat. Waktu terbaik adalah pada saat buah sudah masak betul. setiap pohon mempunyai tanda-tanda tertentu dengan pohon buah yang lainnya. Disamping itu, tingkat masaknya buah bisa diketahui dengan cara, dirasakan, dicium baunya, dilihat warnanya. Walaupun tanda-tanda masaknya buah bisa diketahui, namun pemetikan buah yang tepat biasanya sering dilanggar. Hal ini disebabkan:
- Buah harus dikirim jauh. - Buah akan diperam, sebab jika dibiarkan masak di pohon justru kurang
lezat, dibandingkan dengan buah yang diperam. - Terserang hama. - Sering dicuri. - Untuk biaya hidup yang mendesak, sehingga buah yang kurang tua sudah
dipetik dan dijual. (Aak, 1991).
Buah yang letaknya rendah dapat dipanen dengan tangan. Namun, bagi buah yang letaknya tinggi diperlukan alat bantu untuk memanennya. Alat panen aman dan murah adalah gurung besi, yaitu galah yang dilengkapi dengan lingkaran besi kecil yang diberi pengait serta jaring plastik penampung buah.
Alat panen lain yang dapat digunakan adalah galah yang dilengkapi dengan gunting khusus yang dapat memotong dan menjepit tangkai dari buah yang telah dipetik. Alat pemanen seperti ini sudah banyak digunakan oleh negara produsen mangga di luar negeri misalnya Thailand. Pemanenan buah dengan alat

14
ini memerlukan waktu yang lama, namun buah hasil panen akan tetap memiliki kulit yang mulus. Alat ini biasanya digunakan untuk memetik buah dari pohon yang tidak terlalu tinggi (Yuniarti, 2000).
Pemetikan buah atau sayur harus dilakukan dengan hati-hati, karena kerusakan sedikit saja akan mampu merangsang timbulnya penyakit pascapanen. Apalagi produk tersebut memar karena jatuh atau tergencet, maka mudah terserang patogen pascapanen karena menurunnya ketahanan produk akibat kerusakan fisiologi. Selain itu, untuk buah tertentu, pemetikan buah sebaiknya dilakukan dengan tangkai buahnya. Hal ini akan mencegah masuknya patogen ke dalam buah, dan mengurangi kemungkinan infeksi patogen pascapanen. Begitu pula perlakuan pencelupan tangkai bekas potongan ke dalam air hangat akan mencegah timbulnya penyakit pascapanen (Soesanto, 2006).
Cara panen selektif adalah cara panen dengan memetik buah yang sudah benar-benar matang di pohon. Buah tumbuh bergerombol dengan umur yang berbeda-beda sehingga tidak matang secara bersamaan. Pemetikan dapat dilakukan secara langsung dengan tangan atau menggunakan alat bantu tangga dan galah yang dilengkapi dengan alat penampung buah (songsong/songkrok) pada ujungnya (Suprapti, 2004).
Alat mekanik untuk memetik buah-buahan dan biji-bijian sedang dikembangkan. Mesin pemungut biasa digunakan untuk memungut buah dari tanah. Mesin penangkap - pengangkut digunakan untuk meluncur sekitar dan di bawah “plum” dan abrikas sehingga buahnya dapat diguncang dari pohon dan ditampung oleh alat penangkap - pengangkut. Mesin penangkap ini terdiri atas sebuah rangka berbentuk kupu-kupu yang ditutup dengan kanvas. Tiang yang

15
panjang, yang dipasang pada traktor disentuhkan ke cabang-cabang pohon. Alat pengetuk yang digerakkan secara hidraulik menggerakkan dan mengguncang dahan - dahan agar buahnya terlepas (Smith dan Wilkes, 1990).
Kriteria desain dari alat pemetik buah semi mekanis yang sudah dirancang diantaranya harus memenuhi beberapa hal yaitualat tersebut harus ringan, (terbuat dari bahan aluminium atau plastik), dapat digunakan oleh satu orang, mudah digunakan, pisau pemotong digerakkan dengan menggunakan tenaga tangan melalui tuas, ekanisme pemotong sederhana, untuk memudahakan dalam perawatan, proses manufatur sederhana dan proses perakitannya sederhana dan mudah, sehingga dapat dilakukan di tempat pemasangan (Anonimous,2012).
Alat pemetik buahyang digunakan petani biasanya berupa galah dari ranting kayu ataubambu dengan panjang 1,5-2 m.Pada ujung galah diikatkan pengait dan wadah buah. Dengan panjang galah yang hanya 1,5-2 m, maka pemetikan buah yang berada pada ketinggian di atas 2 m perlu dilakukan dengan memanjat pohon sehingga frekuensi pemanjatan masih cukup tinggi. Seandainya petani memperpanjang galah tersebut menjadi 6-8 m, tentu akan sulit membawa galah sepanjang itu dari rumah ke kebun atau hutan. Kelemahan alat tersebut adalah dapat merusak dahan (Anonimous, 2012).

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Tridharma Universitas Sumatera Utara, Jl. A. H. Nasution dan Jl. Bunga Mawar mulai dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Agustus 2012. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon Asam Jawa, pohon melinjo,dan pohon rambutansebagai buah yang akan dipetik, batu asah untuk menajamkan mata pisau, oli untuk melicinkan alat dan mata pisau, air aki untuk mengisi baterai basah.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pemetik untuk memetik buah,mata pisau sebagai pemotong buah. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan pada alat pemetik mekanis yang telah ada dirancang sebelumnya, studi literatur kepustakaan. Kemudian dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.
Penelitian ini menggunakan 2 parameter yaitu: 1. Bentuk Pisau (P)
P1 = Pisau berbetuk piringan P2 = Pisau berbetuk bintang P3 = Pisau rotari 2. Buah (B)
16

17

B1 = Buah Asam Jawa

B2 = Buah Melinjo

B3 = Buah Rambutan

Sehingga kombinasi perlakuan Tc sebanyak 3x3 = 9, maka jumlah ulangan

minimum perlakuan (n) adalah:

Tc (n-1) ≥ 15

9 (n-1) ≥ 15

9n ≥ 24

N ≥ 2,67 atau n ≈ 3

Kombinasi perlakuan adalah :

P1B1

P2B1

P3B1

P1B2

P2B2

P3B2

P1B3

P2B3

P3B3

Komponen Alat

Alat pemetik buah ini, mempunyai mempunyai beberapa bagian penting,

yaitu :

1. Platinum Pole

Platinum Pole merupakan tiang penyangga alat pemetik buah yang terbuat

dari aluminium alloy.

2. Elektromotor

Elektromotor merupakan tenaga penggerak alat pemetik buah.

3. Baterai basah

Baterai basahberfungsi sebagai sumber arus listrik.

4. Pisau pemetik

18
Pisau pemetik berguna sebagai pemotong dan pemetik buah, terdiri dari: - Mata pisau piringan berbahan besi dengan ukuran panjang 15 cm dan lebar
4 cm. - Mata pisau bintang berbahan besi dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar
12 cm. - Mata pisau rotari berbahan besi dengan ukuran diameter 10 cm. 5. Fruit Net
Fruit Net berguna sebagai jaring buah untuk menampung hasil pemetikan buah dan memiliki ukuran lubang 50 Mesh. 6. Hinged Clamp Hinged Clamp merupakan penjepit antara platinum pole yang satu dengan yang lain sehingga panjang platinum pole dapat diatur sesuai dengan tinggi pohon. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Alat 1) Dibersihkan alat dari kotoran yang menempel. 2) Diperiksa alat pada bagian mur dan baut yang mengalami pengenduran. 3) Dibersihkan dan diasah Pisau berbentuk piringan, Pisau berbentuk bintang dan pisau rotari agar kembali tajam. 4) Dipasang tiang penyangga alat pemetik buah sesuai dengan ketinggian pohon yang akan dipetik. 5) Dinyalakan alat, hal ini dilakukan untuk mempersiapkan alat dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik.

19

Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pengujian alat adalah:

1. Dipilih buah yang matang pada pohon yang akan dipetik

2. Dipasang jaring buah pada ujung alat pemetik.

3. Diletakkan aki pada kantung telah disediakan.

4. Diatur panjang tiang penyangga sesuai dengan tinggi buah pada pohon

yang akan dipetik.

5. Dihidupkan alat pemetik buah tepat pada ranting buah tersebut.

6. Dipetik buah pada pohon yang akan dipetik.

7. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk memetik buah dengan alat

pemetik buah.

8. Dilakukan pengamatan parameter.

Parameter Yang Diamati

1. Kapasitas Alat

Pengukuran kapasitas alat dihitung dengan perbandingan antara berat buah

yang tertampungdengan waktu yang dibutuhkan untuk memetik buah. Buah

tertampung yang dimaksud adalah buah yang terpetik oleh alat pemetik buah dan

tertampung di jaring buah dan dihitung pula berapa lama waktu yang dibutuhkan

alat pemetik buah untuk memetik buah. Secara matematis dapat dituliskan dengan

rumus:

berat buah yang tertampung

Kapasitas alat =

x 100% (kg/jam) .............................(1)

waktu yang dibutuhkan

2. Persentase Kerusakan Hasil Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi
berat buah yang rusak dengan berat total dikali dengan 100%. Kriteria buah yang

20

rusak adalah jika buah yang dipetik rusak dan mengalami kerusakan mekanik/fisik

akibat kinerja alat pemetik buah dan buah yang tidak tertampung di jaring buah.

Sedangkan buah yang busuk akibat faktor biologis dan lingkungan bukan

merupakan kriteria buah rusak akibat alat pemetik buah tersebut. Secara

matematis dapat dituliskan dengan rumus:

berat buah yang rusak

Kerusakan hasil =

berat total

x100%..................................................(2)

3. Kapasitas Lapang

Pengukuran kapasitas lapang dapat ditentukan dengan perbandingan antara

berat buah yang terpetik oleh alat pemetik buah tersebut dengan luas lahan yang

terpetik oleh alat pemetik buah. Buah terpetik yang dimaksud adalah buah yang

terpetik oleh alat pemetik buah dan tertampung di jaring buah dan dihitung pula

luas lahan tanaman buah yang dapat dipetik oleh alat pemetik buah tersebut.

Secara matematis dapat dituliskan dengan rumus:

berat buah yang terpetik

Kapasitas Lapang =

........................................................(3)

luas lahan

4. Tingkat kelelahan operator

Tingkat kelelahan operator dilakukan secara quisioner kepada 10 orang

wanita dan 10 orang pria dengan berat badan dan tinggi badan yang rata-rata

sama. Tujuan dari parameter ini adalah untuk mengetahui kemampuan operator

dalam penggunaan alat pemetik buah pada waktu dan luas lahan tertentu.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Pemetikan Buah Pada proses pemetikan buah yang terlebih dahulu dilakukan adalah proses
persiapan alat. Dipersiapkan alat dengan tinggi tiang alat pemetik buah sesuai dengan tinggi pohon yang akan dipetik buahnya. Setelah alat pemetik buah dipersiapkan langsung dilakukan pemetikan buah dengan jenis mata pisau piringan, bintang, dan rotari. Perlakuan tersebut dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada setiap jenis mata pisau tersebut. Variasi perlakuan dengan menggunakan jenis mata pisau tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil dari bahan yang dihasilkan.
Pada pemetikan buah ini memakai tiga jenis mata pisau, yaitu : - Mata pisau berbentuk piringan memiliki dua mata pisau pada sisi yang
berbeda membentuk sisi horizontal. Mata pisau piringan ini berbahan besi, dengan ukuran panjang 15 cm dan lebar 4 cm. Mata pisau tersebut berbentuk seperti mata pisau yang terdapat pada alat pemotong rumput yang sudah ada di pasaran.
Gambar 1. Mata Pisau Piringan 21

22 - Mata pisau berbentuk bintang memiliki empat mata pisau pada sisi yang
berbeda, yang membentuk sisi diagonal. Mata pisau ini berbahan besi dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar 12 cm.
Gambar 2. Mata Pisau Bintang - Mata pisau rotari berbentuk lingkaran dan pada setiap sisi lingkaran
tersebut terdapat mata pisau sebanyak 80 mata pisau pada setiap sisinya.Mata pisau rotari ini berbahan besi dengan ukuran diameter 10 cm. Biasanya mata pisau ini banyak digunakan pada mata pisau mesin gerinda.
Gambar 3. Mata Pisau Rotari

23
Gambar 4. Bagian atas alat pemetik buah Dilakukan persiapan alat yakni dibersihkan alat dari kotoran yang menempel, diperiksa alat pada bagian Hinged Clamp yang mengalami pengenduran, dibersihkan dan diasah pisau pemetik agar kembali tajam, dipasang Platinum Pole pemetik buah sesuai dengan ketinggian pohon dan dinyalakan alat, hal ini dilakukan untuk mempersiapkan alat dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik. Pada pengujian alat pemetik buah dilakuakan pengaturan panjang Platinum Polesesuai dengan tinggi pohon yang akan dipetik kemudian dipasang pisau pemetik pada Platinum Pole dan Fruit Net pada ujung alat pemetik, selanjutnya diletakkan baterai basah pada kantung telah disediakan dan dihidupkan alat pemetik buah. Dipetik buah pada pohon yang akan dipetik dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk memetik buah dengan alat pemetik buah serta dilakukan ulangan sebanyak 3 kali pengulangan. Pada alat pemetik buah ini terdapat kabel yang dihubungkan pada dinamo dan aki. Dimana aki berfungsisebagai sumber arus dandinamo berfungsi sebagai

24

alat untuk memutar mata pisau. Sehingga pada saat baterai dihidupkan maka mata pisau dengan mudah akan berputar dan memotong dahan buah yang ingin dipetik. Setelah dahan terpotong maka buah akan langsung masuk ke keranjang yang sudah ada ditiang alat pemetik tersebut. Dalam proses pemetikan, agar menghindari buah yang rusak mekanismaka perlu dilakukan pengaitan pada dahan yang ingin dipetik dengan pengait yang berada dibawah mata pisau. Dahan yang sudah dikaitkan tersebut akan langsung terpotong dengan mudah dan dapat meminimalkan kerusakan dari hasil. Pengaruh Jenis Mata Pisau

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara umum diperoleh bahwa jenis

mata pisau berpengaruh terhadap kapasitas efektif alat (kg/jam), persentase bahan

yang rusak (%), dan kapasitaas lapang (kg/Ha).Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh jenis mata pisau terhadap parameter yang diamati

Perlakuan Kapasitas Efekti

Kapasitas Persentase kerusakan bahan (%)

Alat (Kg/Jam)

Lapang

(Kg/Ha)

A= Piringan B= Bintang C = Rotari

16,91 15,45 14,40

2155,27 1928,70 1669,06

4,90 5,70 6,77

Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis mata pisau memberikan pengaruh

terhadap parameter yang diamati. Kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada

perlakuan pada A (jenis mata pisau piringan) yaitu sebesar 16,91 kg/jam, terendah

terdapat pada perlakuan C (jenis mata pisau rotari) yaitu sebesar 14,40 kg/jam.

Kapasitas lapang tertinggi terdapat pada perlakuan A (jenis mata pisau piringan)

yaitu sebesar 2155,27 kg/Ha terendah terdapat pada perlakuan C (jenis mata pisau

rotari) yaitu sebesar 1669,06 kg/Ha dan persentase kerusakan bahan yang tertinggi

25

terdapat pada perlakuan C (jenis mata pisau rotari) yaitu sebesar 6,77% terendah terdapat pada perlakuan A (jenis mata pisau piringan) yaitu sebesar 4,90%. Pengaruh Jenis Tanaman Buah

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara umum diperoleh bahwa jenis

tanaman buah berpengaruh terhadap kapasitas efektif alat (kg/jam), persentase

bahan yang rusak (%), dan kapasitas lapang (kg/Ha).Hal ini dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh jenis tanaman buah terhadap parameter yang diamati

Perlakuan

Kapasitas Efekti Kapasitas

Persentase kerusakan

Alat (Kg/Jam)

Lapang

bahan (%)

(Kg/Ha)

A = Asam

6,43

1819,50

2,99

Jawa

B = Melinjo

10,97

2522,30

6,56

C = Rambutan

29,37

1411,22

7,82

Tabel 2 menunjukkan jenis tanaman buah memberikan pengaruh terhadap

parameter yang diamati. Kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada pelakuan C

(jenis tanaman buah rambutan) yaitu sebesar 29,37 kg/jam terendah terdapat pada

perlakuan A (jenis tanaman buah asam jawa) yaitu sebesar 6,43 kg/jam. Kapasitas

lapang tertinggi terdapat pada perlakuan B (jenis tanaman melinjo)