Kerangka Berfikir TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

commit to user introvert cenderung mengalami depresi lebih tinggi dibandingkan lansia ektrovert.Hasil penelitian signifikan ρ= 0,002 Menurut Tri Rahayu 2006 tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia dengan uji statistik Chi Square ada nilai bermakna ρ=0,008.Dan dinyatakan ada pengaruh tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia.Sedangkan dukungan sosial dengan tingkat depresi dengan uji statistik Sperman,s Rhow ada nilai bermakna ρ= 0,000, dan r = - 0,812 yang berarti ada hubungan yang sangat kuat. Dan dinyatakan ada pengaruh antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian dan dukungan sosial mempengaruhi tingkat depresi pada lansia.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di depan, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini: 1. Perbedaan antara tipe-tipe kepribadian terhadap tingkat depresi Kepribadian merupakan kualitas seseorang yang menyebabkan ia disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain. Seseorang dengan kepribadian introvert cenderung tenggelam dalam pikirannya sendiri atau tindakannya lebih dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Apabila mendapatkan kesulitan, individu dengan kepribadiani introvert akan menyalahkan dirinya sendiri. Berbeda dengan tipe kepribadian ekstrovert, yang cenderung terbuka, lincah, dan tindakannya dipengaruhi dari dunia luar. Apabila mengalami kegagalan, individu ini tidak begitu merasakannya dan jarang mengkritik dirinya sendiri. commit to user Sedangkan untuk ambivert merupakan personality yang kompleks. Di pihak lan inin bergaul di pihak lain ada hambatan. Selalu memikirkan orang lain sehingga ragu-ragu dalam bertindak. Dengan melihat perbedaan tipe kepribadian antara introvert dan ekstrovert , maka diduga mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert untuk tingkat deprsi lebih rendah dibanding introvert. 2. Perbedaan dukungan sosial pihak lain terhadap tingkat depresi. Dukungan sosial social support tidak hanya berwujud dalam bentuk dukungan moral, melainkan dukungan spiritual dan dukungan material. Tujuan pemberian dukungan ini adalah untuk ikut meringankan beban bagi seorang atau sekelompok orang yang menghadapi masalah yang dirasakan cukup berat. Dukungan sosial sangat besar manfaatnya bagi seseorang yang mengalami masalah, terutama dukungan sosial yang berasal dari seorang yang mempunyai ikatan emosi sangat mendalam, orang-orang dekat, sahabat, orang yang sangat dipercaya atau orang yang sangat dicintai. Dukungan yang diberikan merupakan suatu dorongan untuk mengobarkan semangat hidupnya, menyadarkan bahwa masih ada orang lain yang peduli, merasa dirinya masih berharga dan berarti bagi orang lain. Dengan melihat dukungan sosial begitu besar manfaatnya diharapkan dengan adanya dukungan sosial yang tinggi akan menurunkan tingkat depresi pada lansia dan lansia hidup dengan bahagia sehingga lansia akan terhindar dari berbagai macam penyakit. commit to user 3. Interaksi tipe-tipe kepribadian dan dukungan soaial dari pihak lain terhadap tingkat depresi Dukungan sosial yang tinggi akan menjadikan lansia lebih bisa diterima dan dihargai dan di akui keberadaannya. Dukungan sosial dapat membantu memecahkn semua masalah pada lansia sehingga tingkat depresi pada lansia lebih rendah. Dengan menurunkan tingkat depresi pada lansia, maka akan meningkatkan kehidupan lansia. Dengan diketahuinya tipe kepribadian lansia, maka Staf panti dan yang terkait didalamnya dapat memahami karakteristik lansia. Dengan demikian, dapat diduga bahwa ada interaksi antara tipe-tipe kepribadian dan dukungan sosial pihak lain akan berpengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gb.1. Kerangka berfikir Introvert Tipe kepribadian Ekstrovert Dukungan sosial Kurang Depresi pada lansia Baik commit to user

D. Hipotesis