Teori Keagenan Agency Theory Kualitas Hasil Audit

D. Landasan Teori

1. Teori Keagenan Agency Theory

Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling 1976 dalam Mardiyah 2005 mencoba menjelaskan adanya konflik kepentingan antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak misal kreditur selaku principal. Principal ingin mengetahui segala informasi termasuki aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan pertanggungjawaban dari agen manajemen. Berdasarkan laporan tersebut, principal dapat menilai kinerja manajemen. Namun yang seringkali terjadi adalah kecenderungan manajemen untuk melakukan tindakan yang membuat laporannya kelihatan baik, sehingga kinerjanya dianggap baik. Untuk mengurangi atau meminimalkan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dan membuat laporan keuangan yang dibuat manajemen lebih dapat dipercaya reliabel maka diperlukan pengujian dan dalam hal itu pengujian tersebut hanya dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang independen yaitu auditor independen.

2. Kualitas Hasil Audit

Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER05M.PAN032008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan, khususnya yang dilakukan oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara SPKN. Dalam lampiran 3 SPKN Paragraf 7 disebutkan bahwa : “Besarnya manfaat yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaan tidak terletak pada temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, tetapi terletak pada efektivitas penyelesaian yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. Standar pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan judgement yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. 3. Independensi Independen berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya Mulyadi, 1998: 52 dalam Purba, 2009.

4. Obyektifitas

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi)

7 74 95

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Empiris Di Pemerintah Kabupaten Karo)

7 88 168

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY DAN TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Pe rusahaan Finansial Yang Listed di Bursa Efek Indonesia)

0 8 14

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 6 20

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PINJAMAN DAERAH DI PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009)

0 3 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PINJAMAN DAERAH DI PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009)

0 3 21

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Yang Terdapat di Jakarta

0 8 131

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

0 0 81

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DENGAN REWARD SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI PADA APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH DI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SE EKS KARESIDENAN BANYUMAS)

0 0 17