1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Depresi lebih banyak dijumpai pada seseorang dengan kepribadian tertentu, sedangkan kepribadian banyak ditentukan oleh genetik. Pada keluarga
yang salah satu orangtuanya mengalami depresi akan berpeluang 10-15 untuk memiliki anak yang akan menderita depresi dikemudian hari. Disisi lain meskipun
anak tidak mempunyai riwayat depresi secara genetik, anak-anak akan belajar untuk meniru perilaku depresi dari orang tuanya. Seseorang yang sehat
kepribadian dan jiwanya, bisa saja menderita depresi apabila yang bersangkutan tidak mampu menanggulangi stresor psikososial yang dialami Yosep, 2010.
Penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan di Indonesia masih merupakan masalah. Adanya penggunaan polifarmasi lebih dari 50 menerima 4
atau lebih obat untuk setiap lembar resepnya, penggunaan antibiotika yang berlebihan 43, waktu konsultasi yang singkat yang rata-rata berkisar 3 menit
saja serta tidak adanya kepatuhan Syamsudin, 2011. Penggunaan antidepresan pada pasien yang mengalami gangguan depresi, banyak dikonsumsi bersamaan
dengan obat lain sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya interaksi, prevalensi interaksi obat secara keseluruhan adalah 50 hingga 60, obat-obatan
yang mempengaruhi farmakodinamika atau farmakokinetika menunjukkan prevalensi sekitar 5 hingga 9. Sekitar 7 efek samping pemberian obat di
rumah sakit disebabkan oleh interaksi obatSyamsudin, 2011. Obat-obat antidepresan memiliki banyak potensi interaksi dengan obat-
obat lain misalnya sertralin dengan heparin meningkatkan risiko pendarahan,
duloxetin dengan tramadol menyebabkan sindrom serotonin,
venlafaxin dan haloperidol yang dapat menyebabkan kardiotoksisitas Barton, 2011.
Penelitian Miguel Albuquerque, 2011dalam penelitiannya menunjukkan adanya
interaksi obat antidepresan golongan trisiklik dengan obat antineoplastik, yaitu antidepresan trisiklik menghambat isoenzim CYP2C19 dan CYP2D6, selain itu
antidepresan golongan SSRI juga dapat menghambat isoenzim
CYP2C19,sehingga interaksi tersebut dapat mengganggu efektivitasantineoplastikdanmeningkatkantoksisitas.Penelitian Coelh Brum,
2009menunjukkan bahwaprevalensi penggunaan antidepresan pada pasien yang hipertensi diabetes HIPERDIA adalah 4,37 29 dari 663 yang dianalisis.
Pasien yang diobati HIPERDIA dengan antidepresan, 19 dan 47 terjadi interaksi 23,4 diantaranya terjadi interaksi dengan mekanisme farmakokinetik, 61,7
dengan mekanisme farmakodinamik dan 15,9 berinteraksi sinergisme dari cara penggunaan secara bersamaan sehingga komplikasi yang terjadi disebabkan
karena interaksi antara obat antidepresan dengan antihipertensi yang dikombinasi dengan antidiabetik tersebut. Hasil-hasil penelitian interaksi yang bermakna klinis
tersebut dan tingginya penggunaan obat antidepresan sepanjang periode Januari - September sebesar 2382di RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang melandasi
dilakukannya studi tentang interaksi obat antidepresan.
B. Rumusan Masalah