15
Dalam perusahaan dikenal dengan istilah earning, akan tetapi pada
masyarakat umum dikenal dengan istilah tersebut, earning sering digunakan oleh
management perusahaan untuk menentukan tujuan dan sasaran perusahaan tersebut. Adapun pengertian dari earning tersebut dapat dilihat menurut :
Scott 2000:369 mendefinisikan earning management sebagai ”the choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific objective” yang
kurang lebih memiliki arti : Pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.
Gunawan, Prasetya 2007 membedakan earning menjadi expected earning dan unexpected earning. Expected earning adalah informasi yang
diharapkan, sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar, sedangkan unexpected earning adalah bagian yang tak terduga dan tidak terantisipasi oleh pasar dan
membutuhkan penyesuaian harga. Unexpected earning yang positif menyebabkan harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga return dari saham tersebut juga
ikut meningkat,demikian juga sebaliknya Gunawan, Prasetya, 2007.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Munthe 2009 menguji pengaruh faktor fundamental terhadap return saham, hasilnya ditemukan bahwa faktor
fundamental perusahaan yang paling dominan mempengaruhi Return saham pada emiten. Penelitian Widiasari 2009 juga menguji pengaruh faktor fundamental
dan risiko sistematik terhadap harga saham, dan hasilnya ditemukan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematis secara simultan mempengaruhi pergerakan
Universitas Sumatera Utara
16
{
harga saham, sedangkan secara parsial ROA, DER, dan Beta Saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Andayani 2003 meneliti bahwa faktor-faktor risiko yang mempengaruhi earnings response coefficient, dan hasilnya bahwa kualitas Auditor tidak
berpengaruh terhadap earning responese coefficient ERC. Penelitian yang dilakukan oleh Saputra 2010 meneliti bahwa Risiko keuangan sebagai
determinant hubungan antara earning dengan return yang hasilnya menyebutkan bahwa variabel standardized unexpected earning SUE mempunyai hubungan
terhadap cumulative abnormal return CAR. Sansaloni dan Monika 2003 meneliti tingkat kompetisi dan resiko
pengujian sensitivitas return saham terhadap laba. Sansaloni dan Monika 2003 menggunakan 2 faktor yang diyakini mempunyai pengaruh terhadap hubungan
laba-return yang diproksikan dengan earning response coefficient ERC, yaitu tingkat kompetisi dan risiko. Sansaloni dan Monika 2003 mengambil sampel 30
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1995. Hasilnya dengan melakukan model regresi ditemukan tingkat
kompetisi yang diproksikan dengan ROA return on asset tidak signifikan terhadap ERC, sedangkan untuk risiko yang di proksikan dengan DER debt to
equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ERC. Hubungan negatif antara DER dan ERC mencerminkan bahwa investor kurang mengapresiasi
saham-saham perusahaan yang mengandalkan hutang sebagai sumber pendanaan. Mulyani, et al. 2007 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi earning
response coefficient ERC. Mulyani, et al. 2007 menggunakan variabel persistensi laba, struktur modal, risiko, kesempatan bertumbuh, ukuran
Universitas Sumatera Utara
17
perusahaan, dan kualitas auditor. ERC diperoleh dengan menghitung cumulative abnormal return CAR masing-masing sampel dan menghitung unexpected
earnings UE. Mulyani, et al. 2007 menggunakan sampel sebanyak 51 perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2005. Hasil penelitian diperoleh persistensi laba, struktur modal, risiko, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan secara
signifikan berpengaruh terhadap ERC, sedangkan kualitas auditor tidak terbukti signifikan.
Cheng dan Ariff 2007 meneliti empat faktor risiko keuangan dengan return abnormal saham-saham bank komersial di malaysia, mereka sebelumnya
mereduksi 21 rasio akuntansi dan keuangan menjadi empat faktor risiko yaitu risiko kredit tingkat bunga, risiko likuiditas, dan risiko solvensi. Cheng dan Ariff
2007 menemukan bahwa salah satu dari keempat faktor tersebut, yaitu risiko kredit berpengaruh secara signifikan dengan cumulative abnormal return CAR
yang diprosikan dalam ERC dan mempunyai kandungan informasi yang lebih selain informasi laba. Bank-bank komersial malaysia adalah sensitif terhadap
risiko kredit. Ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Malaysia telah berkonsentrasi di dalam mengurangi NPL secara drastis.
Universitas Sumatera Utara
18
{
Berikut ini disajikan Riview peneliti terdahulu beserta hasil-hasilnya yang ditunjuk pada tabel ini :
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1. Mei Hotma
Marianti Munthe 2009
2. Destri Rusi
Widiasari 2009 Pengaruh faktor
fundamental terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Pengaruh faktor fundamental dan risiko
sistematik terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI
current ratio, return in equity, cash flows from
operation to debt, price book value, size
faktor fundamental, risiko sistematis, harga
saham faktor fundamental
perusahaan yang
paling dominan
mempengaruhi return saham pada
emiten manufaktur yang terdaftar di
BEI adalah current return on equity
Faktor fundamental
dan risiko
sistematis secara
simultan mempengaruhi
pergerakan harga
saham sedangkan secara
parsial ROA, DER dan
Beta Saham
berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham
3. Andayani 2003
4. Indra Saputra
2010 5. Sansalonika dan
monika 2003 6. Mulyani, et al.
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi earning
response coefficient ERC pada perusahaan
yang terdaftar di BEI Risiko keuangan sebagai
determinant hubungan antara earning dengan
return pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEI Tingkat kompetisi dan
risiko pengujian sensitivitas return saham
terhadap laba Faktor-faktor yang
Earning response coefficient ERC
CAR, SUE, risiko kredit, tingkat suku
bunga, likuiditas, solvensi
Earning response coefficient, return on
asset, debt to equity ratio
Laba, struktur modal, Kualitas
auditor tidak berpengaruh
terhadap earnings response
coefficient SUE
mempunyai hubungan terhadap
CAR dan risiko tingkat suku bunga
dapat menjadi
penjelas hubungan earning
dengan return
Tingkat kompetisi yang di
prosikan dengan
ROA tidak signifikan terhadap
ERC, sedangkan untuk risiko
yang di
proksikan dengan
DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
ERC Laba,
struktur
Lanjutan Tabel 3.1
Universitas Sumatera Utara
19
2007 7. Cheng dan Arif
2007 mempengaruhi earning
response coefficient ERC
Empat faktor risiko keuangan dengan return
abnormal saham-saham bank komersial di
malaysia risiko, kesempatan
bertumbuh, ukuran perusahaan, dan
kualitas auditor, earning response coefficient
ERC, cumulative abnormal return CAR,
unexpected earning UE
Cumulative abnormal return CAR, earning
response coeeficient ERC
modal, risiko
kesempatan bertumbuh, ukuran
perusahaan secara signifikan
berpengaruh terhadap
ERC, sedangkan kualitas
auditor tidak
terbukti signifikan Risiko
kredit berpengaruh secara
signifikan dengan cumulative
abnormal return
CAR yang
diprosikan dalam
ERC dan
mempunyai kandungan
informasi yang
lebih selain
informasi laba
Universitas Sumatera Utara
20
{ BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tinjauan teoritis maka hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam
model pada gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Dari kerangka konsep pada Gambar 3.1, dapat dijelaskan bahwa risiko keuanga Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko
Solvensi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return saham dengan Earning pershare sebagai variable moderating.
RISIKO KREDIT X
1
RISIKO TINGKAT SUKU
BUNGA X
2
RISIKO LIKUDITAS X
3
RISIKO SOLVENSI X
4
RETURN SAHAM
EARNING PERSHARE
Universitas Sumatera Utara
21
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat ketidakmampuan debitur untuk membayar kembali, atau kemungkinan kerugian yang timbul akibat
kegagalan debitur untuk memenuhi kewajiban terhadap bank. risiko kredit yang positif secara signifikan dapat mempengaruhi Return saham menunjukkan bahwa
risiko kredit dapat mempengaruhi Return saham juga memiliki kandungan informasi lebih dari sekedar informasi laba. risiko kredit dalam penelitian ini
menunjukkan tanda yang positif . Risiko merupakan salah satu informasi bagi investor untuk mengambil
keputusan. Risiko kreditur dari provision for bad and doubtful debts provisi untuk pinjaman bank kepada pihak nasabah. Tingginya risiko kredit di respon
oleh investor sebagai informasi yang menguntungkan, karena perbankan yang mempunyai provisi pinjaman bank kepada pihak nasabah yang bermasalah lebih
tinggi dibandingkan dengan loans pinjaman bank kepada pihak nasabah, menunjukkan perbankan tersebut mempunyai kegiatan operasi yang besar,
sehingga mempunyai keuntungan yang lebih besar juga. Semakin tinggi risiko kredit semakin besar risiko kredit dapat mempengaruhi Return saham.
Bila risiko tingkat suku bunga memiliki tanda yang negatif. Tanda negatif untuk risiko tingkat suku bunga menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko
tingkat suku bunga bank memiliki arti bahwa bank-bank memiliki variabilitas tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Dengan kata lain, bank-bank yang memiliki
risiko tingkat suku bunga dan variabilitas tingkat suku bunga yang lebih tinggi, maka semakin lebih rendah valuasi investor mengenai harga saham bank sebagai
respon terhadap perubahan laba tak terduga. risiko tingkat suku bunga ini
Universitas Sumatera Utara
22
{
konsisten menyatakan bahwa harga saham akan berlawanan dengan perubahan suku bunga.
Risiko tingkat suku bunga diukur dari deposits tabungan nasabah kepada pihak bank dibagi loans pinjaman bank kepada pihak nasabah. Perbankan yang
mempunyai deposits lebih tinggi dibanding loans, direspon negatif oleh investor, sehingga semakin tinggi risiko tingkat suku bunga semakin rendah risiko tingkat
suku bunga dapat mempengaruhi Return saham.
Berdasarkan teori efisiensi pasar menurut Fama 1970 bahwa suatu kondisi pasar akan sempurna apabila harga-harga saham mencerminkan informasi
sepenuhnya. Dalam penelitian ini yang menggunakan proksi risiko-risiko keuangan yang dapat mempengaruhi Return saham. Salah satu risiko tersebut
adalah risiko likuiditas. semakin besar likuiditas bank maka semakin baik pula kinerja jangka pendek bank tersebut, sehingga investor dan nasabah bank akan
semakin percaya kepada bank tersebut, sehingga akan mempengaruhi Return saham dan hal tersebut menunjukkan likuiditas merupakan kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam
perusahaan, selain itu juga penting bagi pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari dividen dimasa yang akan datang.
Risiko likuiditas dapat dihitung dari liquid assets aset lancar atau harta lancar yang dimiliki oleh bank dibagi deposits tabungan nasabah kepada pihak
bank. Perbankan yang mempunyai harta lancar lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan nasabah kepada pihak bank, direspon positif oleh investor sebagai
Universitas Sumatera Utara
23
informasi yang menguntungkan. Semakin tinggi risiko likuiditas maka semakin
besar risiko likuiditas dapat mempengaruhi Return saham.
Gamayuni 2006 menyatakan bahwa risiko solvensi solvency risks adalah ketidakmampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama jangka waktu
yang panjang, atau risiko yang muncul karena ketidak mampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Pihak yang berkepentingan
dalam solvensi jangka panjang adalah kreditor jangka panjang dan pemegang saham yaitu menyangkut tentang kesanggupannya dalam membayar bunga dan
pokok pinjamannya pada saat jatuh tempo. Risiko solvensi dapat dihitung dari shareholder equity ekuitas pemegang saham bank dibagi total assets aset total
bank Perbankan yang mempunyai ekuitas pemegang saham dibandingkan dengan aset total, direspon positif oleh investor sebagai informasi yang menguntungkan,
karena dianggap perbankan tersebut mempunyai lebih banka modal untuk membiayai kegiatannya. Semakin tingginya risiko solvensi maka semakin besar
risiko solvensi dapat mempengaruhi Return saham.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
H
1
: Risiko keuangan seperti Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko
Likuiditas, Risiko Solvensi berpengaruh terhadap Return Saham secara Simultan dan Parsial
Universitas Sumatera Utara
24
{ H
2
: Risiko keuangan seperti Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko
Likuiditas, Risiko Solvensi berpengaruh terhadap Return Saham dengan Earning Pershare sebagai variable moderating.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal, yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan sebab akibat antara dua variable atau lebih. Menurut Sugiyono 2006, hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat. Variable yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Risiko Keuangan, yaitu variabel independen X Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi dan
variabel dependen Y Return Saham sedangkan Earning Pershare merupakan variable moderating M. variable independen yaitu risiko keuangan dengan
Earning pershare sebagai variable moderating yang diduga mempengaruhi variable dependen yaitu Return saham.
4.2. Lokasi Penelitian dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah
bulan oktober 2011 hingga bulan Juli 2012.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2006 sampai 2010. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan tujuan
Universitas Sumatera Utara