ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabelmoderating (STU Di Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
S
E K O L
A
H
P A
S C
A S A R JA
N
A
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING
PERSHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
TESIS
Oleh
YONSON PANE
097017062/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
(2)
PERSHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah
PascasarjanaUniversitas Sumatera Utara
Oleh
YONSON PANE
097017062/Akt
(3)
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI RETURN
SAHAM DENGAN EARNING PERSHARE
SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA) Nama Mahasiswa : Yonson Pane Nomor Pokok : 097017062 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Iskandar Muda, M.Si,)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS, MBA, CPA) (Prof.Dr.Ir. A.Rahim Matondang,MSIE)
(4)
PANITIA PENGUJI TESIS:
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak
2. Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak 3. Dr. HB. Tarmizi, SU
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan tesis yang Berjudul:
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING PERSHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA)”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Juni 2012 Yang membuat pernyataan:
(6)
(7)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING
PERSHARE SEBAGAI VARIABELMODERATING (STU DI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Faktor-faktor risiko keuangan yang terdiri dari (Risiko kredit, Risiko tingkat suku bunga, Risiko likuiditas, Risiko solvensi) secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earning saham sebagai variabel moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2010 sebanyak 30 perusahaan. Sampel penelitian yang di gunakan sebanyak 17 perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji residual.
Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh juga terhadap return saham. Sedangkan secara parsial hanya variabel risiko tingkat suku bunga yang berpengaruh terhadap return saham. Risiko kredit, Risiko likuiditas, Risiko solvensi tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa variabel earning pershare bukan sebagai variabel moderating.
Kata Kunci: Risiko Keuangan (Risiko kredit, Risiko tingkat suku bunga, Risiko likuiditas, Risiko solvensi), Return Saham, dan Earning Pershare.
(8)
ANALYZE THE FINANCIAL RISK FACTORS SIMULTANEOUSLY AND PARTIALLY ON THE RETURN OF BANKING STOCK WITH
EARNING PERSHARE AS A MODERATING (EMPIRIC STUDY OF THE BANKING COMPANIES LISTED
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)
ABSTRACT This research aims to examine an
d analyze of financial risk factors (Credit Risk, Interest Risk, Liquidty Risk, Solvency Risk) simultaneously and partially on the Return of banking stock with Earning pershare as a moderating variable in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2006 until 2010 amounting to 30 banks. The research sample as many as 17 banks was taken by using purposive sampling method. The method of analysis used is multiple linear regression analysis with residual test.
The first hypothesis simultaneously shows all the independent variables affect the return of banking stock. While only partial only interest risk variables that influence the return of banking stock. Credit risk, Liquidity risk, Solvency risk did not affect return of banking stock. Testing the second hypothesis showed that earning pershare is not moderating variable.
Keywords: Financial Risks (Credit risk, Interest risk, Liquidity risk, Solvency risk), Return of Banking Stock, and Earning pershare.
(9)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak lepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara besarta seluruh stafnya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama tesis, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing tesis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
(10)
6. Ibu Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Bapak Dr. HB. Tarmizi, SU. selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 8. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
9. Kedua Orang Tua Saya, Ayahku M. Pane dan Ibuku M. Simanungkalit Teman dekat Penta Shinta Hutabarat, SE., Adik Ronel Imanoel Pane dan, Adik Ririn Yosephanna Pane. Yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil kepada penulis.
10.Rekan-rekan mahasiswa Magister Akuntansi Khususnya Angkatan XVIII Reguler (Bapak Parulian Simanjuntak, Bapak Ramelan Sitorus, Bapak Pasca Dwi Putra, Ibu Olga Sitorus, Ibu Silvi Panggabean, Ibu Dimitia, Ibu Yaska, Ibu Olivie, Ibu Nurlela, Bapak Simon) yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan,dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
(11)
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Yonson Pane
2. Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 2 Juni 1983
3. Agama : Kristen Advent
4. Orang Tua
a. Bapak : Markadim Pane
b. Ibu : Mindauli Simanungkalit
5. Alamat : Jln. Setia Budi Tanjung Sari G. Sepakat Jaya No.10 Medan.
6. Pendidikan :
a. SD Perguruan Nurcahaya Medan, lulus tahun 1995. b.SMP Katolik Assisi Medan, lulus tahun 1998. c. SMA Advent Pematangsiantar, lulus tahun 2001.
d. Universitas Advent Indonesia Bandung, lulus tahun 2007.
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABLE ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
1.5. Originalitas Penelitian ... 7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1. Risiko keuangan ... 9
2.1.1.1. Risiko Kredit ... 10
2.1.1.2. Risiko Tingkat Suku Bunga ... 11
2.1.1.3. Risiko Likuiditas ... 11
2.1.1.4. Risiko Solvensi ... 12
2.1.2. Return Saham ... 13
2.1.3. Earning Pershare ... 14
2.2. Penelitian Terdahulu ... 16
BAB IIIKERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 20
3.1. Kerangka Konseptual ... 20
3.2. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB IVMETODE PENELITIAN ... 25
4.1. Jenis Penelitian ... 25
4.2. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian... 25
4.3. Populasi Dan Sampel ... 25
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 26
4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 27
(13)
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
5.1. Deskriptif Data Penelitian ... 41
5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama ... 42
5.3. Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Pertama ... 44
5.4. Hasil Pengujian HeteroskedastistasModel Pertama ... 45
5.5. Hasil Pengujian Autokolerasi Model Pertama ... 45
5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 47
5.7. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 49
5.8. Pembahasan Hipotesis ... 52
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN ... 56
6.1. Kesimpulan ... 56
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 57
6.3. Saran ... 57
(14)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul .. Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian... .. 18
4.1 Obyek Penelitian... .. 26
4.2 Pengukuran Variabel... .. 31
5.1 Statistik Deskriptif... .. 41
5.2 Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama Dengan Uji One Sample Kolmogrov – Smirnov……… ... 43
5.3 Uji Multikolinearitas……….... ... 44
5.4 Uji Heteroskedastisitas……… .... 45
5.5 Pengujian Autokorelasi……….. ... 46
5.6 Hasil Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi Terhadap Earning Saham Secara Simultan………. ... 47
5.7 Hasil Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi Terhadap Earning Saham Secara Parsial……… .. 48
5.8 Hasil Pengujian Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi Terhadap Earning Pershare………. .. 49
5.9 Uji F Hipotesis Kedua……… ... 50
(15)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 20 5.1 Normal PP Plot Residual Model Pertama ... 43
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Nama Populasi Penelitian ... 61
2 Nama Sampel Penelitian ... 63
3 Data Risiko Kredit Tahun 2006 s/d 2010 ... 64
4 Data Risiko Tingkat Suku Bunga Tahun 2006 s/d 2010 ... 65
5 Data Risiko Likuiditas Tahun 2006 s/d 2010 ... 66
6 Data Risiko Solvensi Tahun 2006 s/d 2010 ... 67
7 Data Earning Saham Tahun 2006 s/d 2010 ... 68
8 Data Return Saham Tahun 2006 s/d 2010 ... 69
9 Descriptive Statistics ... 70
10 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 71
11 Uji Multikolinearitas Data... 72
12 Uji heteroskedastisitas Data ... 72
13 Uji Autokorelasi Data ... 73
14 Hasil Uji t ... 73
15 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (Model a) ... 74
16 (Model b) ... 75
(17)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING
PERSHARE SEBAGAI VARIABELMODERATING (STU DI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Faktor-faktor risiko keuangan yang terdiri dari (Risiko kredit, Risiko tingkat suku bunga, Risiko likuiditas, Risiko solvensi) secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earning saham sebagai variabel moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2010 sebanyak 30 perusahaan. Sampel penelitian yang di gunakan sebanyak 17 perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji residual.
Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh juga terhadap return saham. Sedangkan secara parsial hanya variabel risiko tingkat suku bunga yang berpengaruh terhadap return saham. Risiko kredit, Risiko likuiditas, Risiko solvensi tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa variabel earning pershare bukan sebagai variabel moderating.
Kata Kunci: Risiko Keuangan (Risiko kredit, Risiko tingkat suku bunga, Risiko likuiditas, Risiko solvensi), Return Saham, dan Earning Pershare.
(18)
ANALYZE THE FINANCIAL RISK FACTORS SIMULTANEOUSLY AND PARTIALLY ON THE RETURN OF BANKING STOCK WITH
EARNING PERSHARE AS A MODERATING (EMPIRIC STUDY OF THE BANKING COMPANIES LISTED
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)
ABSTRACT This research aims to examine an
d analyze of financial risk factors (Credit Risk, Interest Risk, Liquidty Risk, Solvency Risk) simultaneously and partially on the Return of banking stock with Earning pershare as a moderating variable in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2006 until 2010 amounting to 30 banks. The research sample as many as 17 banks was taken by using purposive sampling method. The method of analysis used is multiple linear regression analysis with residual test.
The first hypothesis simultaneously shows all the independent variables affect the return of banking stock. While only partial only interest risk variables that influence the return of banking stock. Credit risk, Liquidity risk, Solvency risk did not affect return of banking stock. Testing the second hypothesis showed that earning pershare is not moderating variable.
Keywords: Financial Risks (Credit risk, Interest risk, Liquidity risk, Solvency risk), Return of Banking Stock, and Earning pershare.
(19)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan yang sudah go public, sahamnya dapat diperjualbelikan di pasar saham untuk mendapatkan tambahan modal yang dipergunakan untuk pengembangan usaha. Hal ini juga termasuk untuk perusahaan perbankan, di mana saat ini sudah cukup banyak perusahaan perbankan yang sudah go public dan sahamnya sudah diperjualbelikan di pasar saham. Pada awal tahun seribu Sembilan ratus sembilan puluhan telah berdiri kurang lebih 243 bank. Perkembangan jumlah bank di Indonesia dari periode ke periode mengalami penurunan, di mana pada tahun 2008 sebanyak 130 bank dan pada akhir tahun 2009 menjadi 122 buah bank. Sedangkan jumlah bank yang sudah go public mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebanyak 28 bank dan tahun 2009 sebanyak 31 bank serta diikuti dengan peningkatan rata-rata harga saham, di mana rata-rata harga saham pada tahun 2008 sebesar Rp 2.207,- dan rata-rata harga saham pada tahun 2009 sebesar 2.362,-. Saham-saham perusahaan perbankan di Bursa Efek cukup banyak yang diminati oleh para investor, yang mengakibatkan saham-saham perbankan cukup banyak yang memiliki kategori saham unggulan atau sering disebut saham Blue Chip. Semua perusahaan termasuk perusahaan perbankan yang go public laporan keuangannya juga terbuka untuk umum, yang dipublikasikan secara berkala kepada masyarakat melalui Bursa Efek.
(20)
Pemilik saham secara hukum adalah pemilik perusahaan. Nilai saham secara umum berhubungan erat dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan bagus, pada dasarnya mengakibatkan harga saham naik di pasar saham, sehingga menguntungkan pemilik saham, berupa dividen maupun capital gain. Penilaian kinerja keuangan perusahaan sangat bermanfaat kepada calon investor, apakah kinerja keuangan perusahaan tersebut bagus atau tidak. Hasil penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan sebagai masukan berharga bagi calon investor untuk membuat suatu keputusan kesediaan menanamkan dana ke perusahaan. Calon investor sendiri sangat
berkeinginan mengetahui sejauh mana keuntungan (return) dan resiko (risk) yang diambil bila melakukan investasi. Hal yang menarik menjadi pertimbangan calon investor adalah high risk, high return.
Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2003;11). Lebih lanjut, hal tersebut karena sifat usaha lembaga keuangan yang beraneka ragam, maka pengertian yang timbul dapat beraneka ragam pula. Lembaga keuangan mempunyai fungsi sebagai penyalur dana, dengan menghimpun dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkanya kembali ke pihak yang membutuhkan dana (Edward, 2008). Fungsi sebagai penyedia dana ini menyebabkan pengaruh dominan lembaga keuangan terhadap perekonomian dalam hubungannya dengan pendanaan organisasi bisnis atau perusahaan. Namun penyaluran dana tersebut
(21)
3
Risiko dan bank adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya (Avartara 2007). Bank mampu bertahan karena adanya keberanian untuk mengambil risiko. Apabila risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, bank dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Risiko di dalam konteks bisnis (Bank dan lembaga keuangan) tidak selalu mewakili sesuatu hal yang buruk. Risiko dapat menjadi peluang bagi mereka yang mampu mengelolanya dengan baik. Selanjutnya, Avartara (2007) mengartikan risiko sebagai suatu ketidak pastian dari net return yang terjadi, atau secara komprhensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa (event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu portofolio asset. Hal ini mengindikasikan risiko hari ini merupakan potensi kerugian esok hari. Risiko tidak dapat diukur seperti menghitung pendapatan dan biaya yang harus dikeluarkan bank karena resiko bersifat tidak berwujud.
Wirasari (2008) menyatakan bahwa pada prinsipnya risiko investasi di pasar modal berkaitan dengan kemungkinan terjadinya perubahan harga saham. Risiko merupakan salah satu faktor yang di pertimbangkan investor dalam berinvestasi dalam pasar modal sehingga informasi risiko menjadi penting. Investor akan cenderung berinvestasi pada perusahaan yang memiliki risiko minimal. Oleh karena itu, faktor risiko menjadi salah satu informasi yang dapat mempengaruhi return saham. Perusahaan dengan risiko yang lebih rendah akan dinilai baik oleh investor dan pelaku pasar modal yang ditunjukkan dengan perubahan harga positif. Hal ini konsisten dengan teori efisiensi pasar (Fama, 1970) yang menjelaskan bahwa suatu pasar sekuritas dikatakan efisiensi jika harga-harga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia.
(22)
Informasi lain yang juga berpengaruh terhadap perubahaan harga saham adalah informasi laba. SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 1 tahun 1992 tentang “Tujuan Laporan Keuangan untuk Bisnis Usaha “ menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau meminjamkan dana. Laba dipandang sebagai informasi yang penting, karena laba mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki laba diharapkan akan memberikan dividen dan return yang besar sehingga pasar akan bereaksi positif.
Informasi laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang banyak mendapat perhatian. Penelitian yang dilakukan oleh Beaver, et al. (1979) menunjukkan bahwa laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan. Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan kemakmuran
(23)
5
Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa tingkat pengembalian (return) investasi mereka. Sansaloni dan Monika (2003) menyatakan bahwa penggunaan informasi laba, dapat mengurangi ketidakpastian kinerja keuangan perusahaan dimasa depan sehingga kualitas pengambilan keputusan akan semakin meningkat. Informasi laba menjadi sangat penting karena merupakan salah satu informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan. Sansaloni dan Monika (2003) menyatakan bahwa penggunaan informasi laba, dapat mengurangi ketidakpastian kinerja keuangan perusahaan dimasa depan sehingga kualitas pengambilan keputusan akan semakin meningkat.
Sehubungan hal itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Risiko keuangan perusahaan perbankan yang sudah go public dengan judul penelitian: Analisis Fakor-Faktor Risiko Keuangan Yang Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, peneliti mencoba meneliti “apakah faktor-faktor risiko keuangan (yang terdiri dari Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi) pada perusahaan perbankan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return Saham dengan Earning Pershare sebagai
(24)
variable moderating?” jika di uraikan maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas,
Risiko Solvensi berpengaruh terhadap Return Saham secara Simultan
dan Parsial?
2. Apakah Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi mempengaruhi Return Saham dengan Earning
Pershare sebagai variable Moderating?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang telah di uraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Resiko Kredit, Risiko Tingkat Suku
Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi terhadap Return Saham secara
Simultan dan Parsial.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Resiko Kredit, Risiko Tingkat Suku
Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi terhadap Return Saham dengan
(25)
7
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan akan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor risiko keuangan yang mempengaruhi Return Saham dimana Earning Pershare sebagai variable Moderating
2. Bagi perbankan, penelitian ini dapat memberikan bukti mengenai faktor-faktor risiko keuangan yang mempengaruhi Return Saham dimana
Earning Pershare sebagai variable Moderating, sehingga dapat membantu
perbankan menerapkan strategi dalam menganalisis risiko keuangan sehingga dapat meningkatkan pendapatan bank.
3. Kontribusi bagi pengembangan praktik, penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis, serta bagi pelaku pasar modal dapt memberikan masukan tambahan tentang sejauh mana faktor-faktor risiko keuangan dapat mempengaruhi Return Saham dimana Earning Pershare sebagai variabel Moderating, yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saputra (2010) yang berjudul “Risiko Keuangan Sebagai Determinant Hubungan Antara Earning Dengan Return Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
(26)
Beda penelitian ini dengan penelitian Saputra (2010) adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini peneliti mengganti Earning sebagai variabel dependen menjadi Earning Pershare sebagai variabel moderating yang diduga akan memperkuat atau memperlemah variabel independen terhadap Return saham.
2. Periode penelitian ini adalah 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, sedangkan penelitian Saputra, Indra (2010) menggunakan periode 2004, 2005, 2006, 2007, 2008.
3. Jumlah bank yang go public dan aktif dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 diteliti berjumlah 17 bank, sedangkan Saputra (2010) jumlah bank yang diteliti adalah 20 bank yang aktif dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Risiko Keuangan
Risiko dan bank adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, tanpa adanya keberanian untuk mengambil risiko maka tidak akan pernah ada bank, dalam artian bahwa bank muncul karena keberanian untuk berisiko dan bahkan bank mampu bertahan karena berani mengambil risiko. Namun jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, bank dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
Risiko, khususnya di dalam konteks bisnis tidaklah selalu mewakili sesuatu hal yang buruk. Kenyataannya Risiko bisa mengandung di dalamnya suatu peluang yang sangat besar bagi mereka yang mampu mengelolanya dengan baik. Pengukuran risiko lebih merupakan hal yang konseptual dan merupakan tantangan dalam menerapkan praktik perbankan berbasis risiko. Jadi untuk menilai risiko yang “intangible”, mendefinisikannya dengan benar merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar.
Kinerja keuangan suatu perusahaan emiten sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (Stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Pemegang saham
(Investor) menginginkan dana yang diinvestasikan akan memberikan imbal hasil
(Return) sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Akan tetapi pemegang saham
(28)
dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh satu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. 2.1.1.1. Risiko Kredit
Prisetiyadi (2007) menyatakan bahwa risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat ketidak mampuan debitur untuk membayar kembali,atau kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank. Risiko kredit ini muncul dihampir semua instrument untuk mengubah level dan ada banyak teknik untuk meringankan risiko seperti itu. Bisnis perbankan tradisional berdasarkan pada pelaksanaan pemberian peminjaman dianggap sebagai resiko bisnis kredit karena kemampuan bank untuk meminimalisir risiko kredit adalah sumber keuntungannya.
Risiko merupakan salah satu informasi bagi investor untuk mengambil keputusan. Risiko kreditur dari (provision for bad and doubtful debts) provisi untuk pinjaman bank kepada pihak nasabah. Tingginya risiko kredit di respon oleh investor sebagai informasi yang menguntungkan, karena menurut Ni,et al. (2009) perbankan yang mempunyai provisi pinjaman bank kepada pihak nasabah yang bermasalah lebih tinggi dibandingkan dengan (loans) pinjaman bank kepada pihak nasabah, menunjukkan perbankan tersebut mempunyai kegiatan operasi yang besar, sehingga mempunyai keuntungan yang lebih besar juga.
(29)
11
2.1.1.2. Risiko Tingkat Suku Bunga
Risiko tingkat suku bunga merupakan risiko yang muncul akibat perubahan tingkat suku bunga. Siswanto (2008) mendefenisikan risiko tingkat suku bunga merupakan variabilitas pendapatan saham yang disebabkan karna adanya perubahan tingkat suku bunga. Selanjutnya menurut Siswanto (2008) menyatakan bahwa risiko ini tidak dapat didiversifikasikan, karena tingkat suku bunga cenderung naik turun secara bersamaan yang berpengaruh terhadap nilai aktiva secara umum, dan harga saham akan berlawanan dengan perubahan suku bunga tersebut.
Risiko tingkat suku bunga diukur dari (deposits) tabungan nasabah kepada pihak bank dibagi (loans) pinjaman bank kepada pihak nasabah (Ni, et al. 2009). Perbankan yang mempunyai deposits lebih tinggi dibanding loans, direspon negatif oleh investor.
2.1.1.3. Risiko Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya yang ditagih sewaktu-waktu dalam Ariyadi (2005). Selanjutnya menurut Ariyadi (2005) menyatakan likuiditas sangat penting bagi kreditor jangka panjang dan para pemegang saham yang akhirnya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang. Hal ini menyebabkan risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul apabila bank gagal memenuhi kewajiban jangka pendek terhadap para deposannya dengan harta likuid yang dimilikinya.
Berdasarkan teori efisiensi pasar menurut Fama (1970) bahwa suatu kondisi pasar akan sempurna apabila harga-harga saham mencerminkan informasi sepenuhnya. Ariyadi (2005) menyatakan bahwa semakin besar likuiditas bank
(30)
maka semakin baik pula kinerja jangka pendek bank tersebut, sehingga investor dan nasabah bank akan semakin percaya kepada bank tersebut, sehingga akan mempengaruhi return saham. Hal tersebut menunjukkan likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dalam Ariyadi (2005) juga menyatakan bahwa likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, selain itu juga penting bagi pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari
dividen dimasa yang akan datang.
2.1.1.4. Risiko Solvensi
Risiko solvensi merupakan risiko yang muncul karena ketidak mampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Menurut Gamayuni (2006) menyatakan bahwa risiko solvensi (solvency risks) adalah ketidakmampuan perusahaan untuk berthan hidup selama jangka waktu yang panjang. Asna (2008) mendefenisikan risiko solvensi sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Gamayuni (2006) menyatakan bahwa risiko solvensi (solvency risks) adalah ketidakmampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama jangka waktu yang panjang, atau risiko yang muncul karena ketidak mampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Pihak yang berkepentingan dalam solvensi jangka panjang adalah kreditor jangka panjang dan pemegang saham yaitu menyangkut tentang kesanggupannya dalam membayar bunga dan pokok pinjamannya pada saat jatuh tempo. Hal ini menyebakan risiko solvensi
(31)
13
(shareholder equity) ekuitas pemegang saham bank dibagi (total assets) aset total
bank (Ni, et al. 2009). Perbankan yang mempunyai ekuitas pemegang saham dibandingkan dengan aset total, direspon positif oleh investor sebagai informasi yang menguntungkan, karena dianggap perbankan tersebut mempunyai lebih banka modal untuk membiayai kegiatannya.
2.1.2. Return Saham
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya (Jogiyanto, 2000). Return tersebut di bedakan menjadi dua yaitu Retun Realisasi (Realized Return) dan Return Ekspektasi (Expected
Return). Kedudukan return saham sebagai variable moderating merupakan
variable yang mempengaruhi hubungan antara faktor-faktor risiko keuangan dengan earning saham yang mana return saham merupakan tingkat pengembalian investasi saham yang ditanamkan para investor dengan memperhatikan faktor risiko yang terjadi di pasar.
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Menurut Jogiyanto (2000) mendefenisikan abnormal return sebagai selisih antara actual return dengan
expected return.
Return saham yang diterima oleh investor dipasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu: current income (pendapatan lancar) dan capital
gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income merupakan
keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti
(32)
oleh pemegang saham karena harga saham relative tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.
Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return
tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan kemakmuran (wealth) para investor, termasuk didalamnya pemegang saham.
Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa tingkat pengembalian (return) investasi mereka. Sansaloni dan Monika (2003) menyatakan bahwa penggunaan informasi laba, dapat mengurangi ketidakpastian kinerja keuangan perusahaan dimasa depan sehingga kualitas pengambilan keputusan akan semakin meningkat. 2.1.3. Earning Pershare
Merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Informasi mengenai laba per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan, juga informasi ini berguna bagi pihak investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan juga dalam mengambil keputusan. Sansaloni dan Monika (2003) menyatakan bahwa penggunaan informasi laba, dapat mengurangi
(33)
15
Dalam perusahaan dikenal dengan istilah earning, akan tetapi pada masyarakat umum dikenal dengan istilah tersebut, earning sering digunakan oleh management perusahaan untuk menentukan tujuan dan sasaran perusahaan tersebut. Adapun pengertian dari earning tersebut dapat dilihat menurut : Scott (2000:369) mendefinisikan earning management sebagai ”the choice by a
manager of accounting policies so as to achieve some specific objective” yang
kurang lebih memiliki arti : Pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.
Gunawan, Prasetya (2007) membedakan earning menjadi expected earning dan unexpected earning. Expected earning adalah informasi yang diharapkan, sudah diduga dan diantisipasi oleh pasar, sedangkan unexpected
earning adalah bagian yang tak terduga dan tidak terantisipasi oleh pasar dan
membutuhkan penyesuaian harga. Unexpected earning yang positif menyebabkan harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga return dari saham tersebut juga ikut meningkat,demikian juga sebaliknya (Gunawan, Prasetya, 2007).
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Munthe (2009) menguji pengaruh faktor fundamental terhadap return saham, hasilnya ditemukan bahwa faktor fundamental perusahaan yang paling dominan mempengaruhi Return saham pada emiten. Penelitian Widiasari (2009) juga menguji pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dan hasilnya ditemukan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematis secara simultan mempengaruhi pergerakan
(34)
harga saham, sedangkan secara parsial ROA, DER, dan Beta Saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Andayani (2003) meneliti bahwa faktor-faktor risiko yang mempengaruhi earnings response coefficient, dan hasilnya bahwa kualitas Auditor tidak berpengaruh terhadap earning responese coefficient (ERC). Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2010) meneliti bahwa Risiko keuangan sebagai determinant hubungan antara earning dengan return yang hasilnya menyebutkan bahwa variabel standardized unexpected earning (SUE) mempunyai hubungan terhadap cumulative abnormal return (CAR).
Sansaloni dan Monika (2003) meneliti tingkat kompetisi dan resiko pengujian sensitivitas return saham terhadap laba. Sansaloni dan Monika (2003) menggunakan 2 faktor yang diyakini mempunyai pengaruh terhadap hubungan laba-return yang diproksikan dengan earning response coefficient (ERC), yaitu tingkat kompetisi dan risiko. Sansaloni dan Monika (2003) mengambil sampel 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1995. Hasilnya dengan melakukan model regresi ditemukan tingkat kompetisi yang diproksikan dengan ROA (return on asset) tidak signifikan terhadap ERC, sedangkan untuk risiko yang di proksikan dengan DER (debt to
equity ratio) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ERC. Hubungan negatif
antara DER dan ERC mencerminkan bahwa investor kurang mengapresiasi saham-saham perusahaan yang mengandalkan hutang sebagai sumber pendanaan.
(35)
17
perusahaan, dan kualitas auditor. ERC diperoleh dengan menghitung cumulative
abnormal return (CAR) masing-masing sampel dan menghitung unexpected
earnings (UE). Mulyani, et al. (2007) menggunakan sampel sebanyak 51
perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005. Hasil penelitian diperoleh persistensi laba, struktur modal, risiko, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ERC, sedangkan kualitas auditor tidak terbukti signifikan.
Cheng dan Ariff (2007) meneliti empat faktor risiko keuangan dengan return abnormal saham-saham bank komersial di malaysia, mereka sebelumnya mereduksi 21 rasio akuntansi dan keuangan menjadi empat faktor risiko yaitu risiko kredit tingkat bunga, risiko likuiditas, dan risiko solvensi. Cheng dan Ariff (2007) menemukan bahwa salah satu dari keempat faktor tersebut, yaitu risiko kredit berpengaruh secara signifikan dengan cumulative abnormal return (CAR) yang diprosikan dalam ERC dan mempunyai kandungan informasi yang lebih selain informasi laba. Bank-bank komersial malaysia adalah sensitif terhadap risiko kredit. Ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Malaysia telah berkonsentrasi di dalam mengurangi NPL secara drastis.
(36)
Berikut ini disajikan Riview peneliti terdahulu beserta hasil-hasilnya yang ditunjuk pada tabel ini :
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Mei Hotma
Marianti Munthe (2009)
2. Destri Rusi Widiasari (2009)
Pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
current ratio, return in equity, cash flows from operation to debt, price book value, size
faktor fundamental, risiko sistematis, harga saham
faktor fundamental perusahaan yang paling dominan mempengaruhi return saham pada emiten manufaktur yang terdaftar di BEI adalah current return on equity Faktor
fundamental dan risiko sistematis secara simultan mempengaruhi pergerakan harga saham sedangkan secara parsial ROA, DER dan Beta Saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham 3. Andayani (2003)
4. Indra Saputra (2010)
5. Sansalonika dan monika (2003)
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi earning response coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di BEI Risiko keuangan sebagai determinant hubungan antara earning dengan return pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Tingkat kompetisi dan risiko pengujian
sensitivitas return saham terhadap laba
Earning response coefficient (ERC)
CAR, SUE, risiko kredit, tingkat suku bunga, likuiditas, solvensi
Earning response coefficient, return on asset, debt to equity ratio
Kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap earnings response
coefficient
SUE mempunyai hubungan terhadap CAR dan risiko tingkat suku bunga dapat menjadi penjelas hubungan earning dengan return
Tingkat kompetisi yang di prosikan dengan ROA tidak signifikan terhadap ERC, sedangkan untuk risiko yang di proksikan
(37)
19
(2007)
7. Cheng dan Arif (2007)
mempengaruhi earning response coefficient (ERC)
Empat faktor risiko keuangan dengan return abnormal saham-saham bank komersial di malaysia
risiko, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan kualitas auditor, earning response coefficient (ERC), cumulative abnormal return (CAR), unexpected earning (UE)
Cumulative abnormal return (CAR), earning response coeeficient (ERC)
modal, risiko kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan secara signifikan
berpengaruh terhadap ERC, sedangkan kualitas auditor tidak terbukti signifikan Risiko kredit berpengaruh secara signifikan dengan cumulative
abnormal return (CAR) yang diprosikan dalam ERC dan mempunyai kandungan
informasi yang lebih selain informasi laba
(38)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tinjauan teoritis maka hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam model pada gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Dari kerangka konsep pada Gambar 3.1, dapat dijelaskan bahwa risiko keuanga (Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko
Solvensi) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return saham dengan
Earning pershare sebagai variable moderating.
RISIKO KREDIT (X1)
RISIKO TINGKAT SUKU
BUNGA (X2)
RISIKO LIKUDITAS (X3)
RISIKO SOLVENSI (X4)
RETURN SAHAM EARNING
(39)
21
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat ketidakmampuan debitur untuk membayar kembali, atau kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajiban terhadap bank. risiko kredit yang positif secara signifikan dapat mempengaruhi Return saham menunjukkan bahwa risiko kredit dapat mempengaruhi Return saham juga memiliki kandungan informasi lebih dari sekedar informasi laba. risiko kredit dalam penelitian ini menunjukkan tanda yang positif .
Risiko merupakan salah satu informasi bagi investor untuk mengambil keputusan. Risiko kreditur dari (provision for bad and doubtful debts) provisi untuk pinjaman bank kepada pihak nasabah. Tingginya risiko kredit di respon oleh investor sebagai informasi yang menguntungkan, karena perbankan yang mempunyai provisi pinjaman bank kepada pihak nasabah yang bermasalah lebih tinggi dibandingkan dengan (loans) pinjaman bank kepada pihak nasabah, menunjukkan perbankan tersebut mempunyai kegiatan operasi yang besar, sehingga mempunyai keuntungan yang lebih besar juga. Semakin tinggi risiko kredit semakin besar risiko kredit dapat mempengaruhi Return saham.
Bila risiko tingkat suku bunga memiliki tanda yang negatif. Tanda negatif untuk risiko tingkat suku bunga menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko tingkat suku bunga bank memiliki arti bahwa bank-bank memiliki variabilitas tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Dengan kata lain, bank-bank yang memiliki risiko tingkat suku bunga dan variabilitas tingkat suku bunga yang lebih tinggi, maka semakin lebih rendah valuasi investor mengenai harga saham bank sebagai respon terhadap perubahan laba tak terduga. risiko tingkat suku bunga ini
(40)
konsisten menyatakan bahwa harga saham akan berlawanan dengan perubahan suku bunga.
Risiko tingkat suku bunga diukur dari (deposits) tabungan nasabah kepada pihak bank dibagi (loans) pinjaman bank kepada pihak nasabah. Perbankan yang mempunyai deposits lebih tinggi dibanding loans, direspon negatif oleh investor, sehingga semakin tinggi risiko tingkat suku bunga semakin rendah risiko tingkat suku bunga dapat mempengaruhi Return saham.
Berdasarkan teori efisiensi pasar menurut Fama (1970) bahwa suatu kondisi pasar akan sempurna apabila harga-harga saham mencerminkan informasi sepenuhnya. Dalam penelitian ini yang menggunakan proksi risiko-risiko keuangan yang dapat mempengaruhi Return saham. Salah satu risiko tersebut adalah risiko likuiditas. semakin besar likuiditas bank maka semakin baik pula kinerja jangka pendek bank tersebut, sehingga investor dan nasabah bank akan semakin percaya kepada bank tersebut, sehingga akan mempengaruhi Return
saham dan hal tersebut menunjukkan likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, selain itu juga penting bagi pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari dividen dimasa yang akan datang.
Risiko likuiditas dapat dihitung dari (liquid assets) aset lancar atau harta lancar yang dimiliki oleh bank dibagi (deposits) tabungan nasabah kepada pihak bank. Perbankan yang mempunyai harta lancar lebih tinggi dibandingkan dengan
(41)
23
informasi yang menguntungkan. Semakin tinggi risiko likuiditas maka semakin besar risiko likuiditas dapat mempengaruhi Return saham.
Gamayuni (2006) menyatakan bahwa risiko solvensi (solvency risks) adalah ketidakmampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama jangka waktu yang panjang, atau risiko yang muncul karena ketidak mampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Pihak yang berkepentingan dalam solvensi jangka panjang adalah kreditor jangka panjang dan pemegang saham yaitu menyangkut tentang kesanggupannya dalam membayar bunga dan pokok pinjamannya pada saat jatuh tempo. Risiko solvensi dapat dihitung dari
(shareholder equity) ekuitas pemegang saham bank dibagi (total assets) aset total
bank Perbankan yang mempunyai ekuitas pemegang saham dibandingkan dengan aset total, direspon positif oleh investor sebagai informasi yang menguntungkan, karena dianggap perbankan tersebut mempunyai lebih banka modal untuk membiayai kegiatannya. Semakin tingginya risiko solvensi maka semakin besar risiko solvensi dapat mempengaruhi Return saham.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: H1: Risiko keuangan seperti Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko
Likuiditas, Risiko Solvensi berpengaruh terhadap Return Saham secara
(42)
H2: Risiko keuangan seperti Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko
Likuiditas, Risiko Solvensi berpengaruh terhadap Return Saham dengan
(43)
25 BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal, yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variable atau lebih. Menurut Sugiyono (2006), hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah Risiko Keuangan, yaitu variabel independen (X) Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi dan variabel dependen (Y) Return Saham sedangkan Earning Pershare merupakan variable moderating (M). variable independen yaitu risiko keuangan dengan Earning pershare sebagai variable moderating yang diduga mempengaruhi variable dependen yaitu Return saham.
4.2. Lokasi Penelitian dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah bulan oktober 2011 hingga bulan Juli 2012.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 sampai 2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan tujuan
(44)
untuk mendapatkan sampel yang representatives sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Mempublikasikan laporan tahunan (annual report) lengkap selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dalam laporan tahunan.
2. Perusahaan yang mempunyai data harga saham lengkap selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dalam laporan tahunan
3. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel penelitian. Tabel 4.1 Obyek Penelitian
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan perbankan pada tahun 2006-2010 30 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan tiga
tahun berturut-turut
10 Perusahaan perbankan yang melaporkan laporan keuangan
tiga tahun berturut-turut
20 Perusahaan perbankan yang tidak memiliki data lengkap 3
Sampel perusahaan perbankan 17
Total Observasi (17x5) 85
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)
4.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, data diperoleh dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan yang diteliti pada situs resmi http://www.idx.co.id.
(45)
27
4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko keuangan yang terdiri dari: Risiko kredit(X1), Risiko Tingkat Suku Bunga (X2), Risiko likuiditas(X3), Risiko solvensi(X4). 2) Variabel dependen (Terikat), adalah variabel yang di jelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variable independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return saham (Y)
3) Variable moderating, adalah variable independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variable independen lainnya terhadap variable dependen. Variabel moderating ini penting tetapi tidak diutamakan, dengan kata lain variable moderating dianggap berpengaruh terhadap variabel dependen, tetapi tidak mempunyai pengaruh utama. Earning pershare (M).
a. Variable independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi 1. Risiko Kredit (X1)
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat ketidak mampuan debitur untuk membayar kembali, atau kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank. Risiko kredit dihitung dari (provision for bad and doubtful debts) provisi untuk
(46)
pinjaman bank nasabah yang bermasalah atau macet dibagi (loans) pinjaman bank kepada pihak nasabah (Ni, et al. 2009).
Provision For Bad And Doubtful Debts
Credit Risk = x 100 %
Loans
Keterangan :
Credit Risk = Risiko Kredit
Provision for bad and doubtful debts = Provisi untuk pinjaman bank nasabah yang bermasalah atau macet
Loans = Pinjaman bank kepada pihak nasabah 2. Risiko Tingkat Suku Bunga (X2)
Risiko tingkat suku bunga merupakan risiko yang muncul akibat perubahan tingkat suku bunga. Risiko tingkat suku bunga dapat dihitung dari (deposits) tabungan nasabah kepada pihak bank dibagi (loans) pinjaman bank kepada pihak nasabah (Ni, et al. 2009).
Deposits
Interest Risk = x 100 %
Loans
Keterangan :
Interest Risk = Risiko Tingkat Suku Bunga Deposits = Tabungan nasabah kepada pihak bank Loans = Pinjaman bank kepada pihak nasabah 3. Risiko Likuiditas (X3)
(47)
29
aset lancar atau harta lancar yang dimiliki oleh bank dibagi (deposits)
tabungan nasabah kepada pihak bank (Ni, et al. 2009).
Liquid Assets
Liquid Risk = x 100 %
Deposits
Keterangan:
Liquid Risk = Risiko Likuiditas Liquid Assets = Aset lancar
Deposits = Tabungan nasabah kepada pihak bank 4. Risiko solvensi (X4)
Risiko solvensi adalah risiko yang muncul karena ketidak mampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Risiko solvensi dapat dihitung dari (shareholder equity) ekuitas pemegang saham bank dibagi
(total assets) aset total bank (Ni,et al. 2009).
Shareholder Equity
Solvention Risk = x 100 %
Total Assets
Keterangan :
Solvention Risk = Risiko solvensi
Shareholder Equity = Ekuitas pemegang saham Total Assets = Asset total bank
b. Variabel dependen
Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Return Saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya (Jogiyanto, 2000). return saham merupakan tingkat
(48)
pengembalian investasi saham yang ditanamkan para investor dengan memperhatikan faktor risiko yang terjadi di pasar.
Pit - Pit-1
Rm = x 100 %
Pit-1
Keterangan :
Rm= Return Saham
Pit = Harga saham i pada bulan t Pi,t-1= Harga saham i pada bulan t-1
c. Variabel Moderating
Variabel Moderating (M) yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Earning pershare adalah merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Informasi mengenai laba per lembar saham dapat digunakan oleh pemimpin perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan, juga informasi laba ini berguna bagi pihak investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan juga dalam mengambil keputusan. Sansaloni dan Monika (2003) menyatakan bahwa penggunaan informasi laba, dapat mengurangi ketidakpastian kinerja keuangan perusahaan dimasa depan sehingga kualitas pengambilan keputusan akan semakin meningkat.
Net income – preferred dividends EPS =
Average Number of common share Outstanding
(49)
31
Preferred dividend = dividen saham preferen
Berikut ini yang berkaitan dengan pengukuran variabel dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Pengukuran Variabel
Nama Variabel Definisi Parameter Skala
Variabel dependen: 1. Earning Pershare
Variabel Moderating: 2. Return Saham
Informasi laba bagi pihak investor untuk mengambil keputusan.
Keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya
NI - Pd EPS = average number of common share
outstanding
Pit – Pit-1 Rm = x 100% Pit Rasio Rasio Variabel independen: 1. Risiko Kredit (X1)
2. Resiko Tingkat Suku Bunga (X2)
3. Risiko Likuiditas (X3)
4. Risiko Solvensi (X4)
Risiko yang timbul akibat ketidak
mampuan debitur untuk membayar kembali atas kewajibannya terhadap bank.
Risiko yang muncul akibat perubahan tingkat suku bunga.
Risiko yang muncul apabila bank gagal memenuhi kewajiban jangka pendek terhadap para deposannya dengan harta likuid yang dimilikinya.
Risiko yang muncul karena ketidak mampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya.
Provision for bad and doubtful debts Credit = x100%
Risk Loans Deposits Interest = x100% Risk Loans
Liquid Assets Liquid = x100% Risk Total Assets
Share holders Equity Solvensi = x100%
Risk Total Assets
Rasio
Rasio
Rasio
(50)
4.6. Metode Analisis Data 4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier dengan uji residual. Penelitian ini menggunakan uji statistik, dengan menggunakan Return Saham (Y) sebagai variabel dependen dan risiko keuangan seperti Risiko Kredit (X1), Risiko Tingkat Suku Bunga (X2), Risiko Likuiditas
(X3), Risiko Solvensi (X4) sebagai variabel independen dimana Earning pershare
sebagai variable moderating (M).
Salah satu syarat untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan metode
Regresi Linier adalah uji asumsi klasik. Jika asumsi-asumsi tersebut tidak semua
terpenuhi maka hasilnya akan bias (Gujarati, 2008). Uji ini meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas serta variabel moderating ketiganya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikansi di dalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 85, setelah dilakukan normalitas data,
(51)
33
sampel, sehingga didapatkan sebanyak 79 sampel yang selanjutnya akan digunakan untuk pengujian hipotesis.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolineritas adalah situasinya tidak adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lain. Menurut Gujarati (2008), bahwa satu dari asumsi model linier klasik adalah tidak adanya multikolinieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu di antara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolinieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation
factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (VIF = 1 / Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu adanya hubungan kesalahan penggangu yang muncul pada data runtut waktu (time series). Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu εi, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya.
(52)
Artinya, E(εiεi+i) = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi,data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin Watson (The Durbin Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 - d) sebagai pengganti d. Apabila (4 . d) < dl (batas bawah), maka kita tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl < ( 4 . d ) < du (batas atas), hasil pengujian tidak dapat disimpulkan (Supranto, 2007).
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimum/efisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang (Gujarati, 2008).
Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park
(53)
35
kemusiman kuadrat, nilai kuadrat dilogaritmakan (ln u2i) dan nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data model, sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005). 4.6.2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut :
Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Pertama:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ℮
Di mana:
Y = Return Saham a = Parameter konstanta
b = Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3, 4. X1 = Risiko Kredit
X2 = Risiko Tingkat Suku Bunga X3 = Risiko Likuiditas
X4 = Risiko Solvensi
(54)
Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan bantuan SPSS.
a. Uji F
Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau serempak, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesis ini dirumuskan dengan:
1. Ho : H1 = b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi terhadap Return Saham.
2. H1 : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi terhadap Return saham.
Rumus F hitung adalah sebagai berikut (Gujarati,2008)
R 2 / (k –1) F =
(
1 – R
2)
/
(
n – k
)
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah Observasi
(55)
37
Jika Fhitung > Ftabel makaH0 ditolak. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima.
Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung dengan bantuan SPSS dengan memperhatikan Tabel Anova pada kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
variable bebas terhadap variabel terikat di mana hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Ho : bi = 0
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi terhadap Return saham.
2. Hi : bi ≠ 0
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi terhadap Return saham.
Untuk menentukan t Tabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5 % dengan derajat kebebasan (df) = (n-k-1), di mana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.
Nilai t hitung diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
bi - b
T hitung =
(56)
Di mana:
bi = Koefisien variabel independen b = nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku (Standar deviasi) dari variabel independen Pengujian hipotesis dilakukan dengan:
Jika t hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Jika t hitung < t Tabel maka H0 diterima.
Perhitungan nilai t hitung akan dilakukan secara manual atau dapat dilihat dari daftar
t Tabel, namun dengan menghitung menggunakan bantuan SPSS perlu diperhatikan Tabel koefisien pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima. 2. Hipotesis Kedua
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis ke dua, untuk membuktikan hipotesis kedua maka dilakukan pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji regresi linier berganda dengan uji residual. Uji residual bertujuan untuk menentukan apakah variabel moderating benar merupakan variabel moderating atau tidak. Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidak cocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antara variable independen. Lack of fit ditujukan oleh nilai residual di dalam regresi. Dalam hal ini jika terjadi kecocokan antara variabel moderating dengan variabel independen (nilai residual kecil atau nol) yaitu nilai
(57)
39
antara variabel moderating dengan variabel independen (nilai residual besar) yaitu nilai variabel moderating rendah dan nilai variabel independen tinggi maka nilai variabel dependen rendah. Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating ditunjukkan dengan nilai koefisien yang signifikan dan negatif (yang berarti adanya lack of fit antara variabel moderating dan variabel independen mengakibatkan nilai variabel dependen turun atau berpengaruh negatif).
Hipotesis Kedua adalah komponen risiko keuangan yang terdiri dari Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi berpengaruh terhadap Return Saham dengan Earning pershare sebagai variabel moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk pengujian hipotesis kedua digunakan analisis regresi dengan uji residual. Pengujian residual ini untuk menguji hipotesis yang menggunakan variabel moderating. Pengujian variabel moderating bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu uji interaksi, uji selisih nilai absolut, dan uji residual (Ghozali, 2005). Uji interaksi dan uji selisih nilai absolut memiliki kecenderungan akan terjadi multikolinieritas tinggi antar variabel independen. Multikolinieritas akan menyalahi asumsi klasik dengan regresi Ordinary Least Square, sehingga metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji residual.
Adapun model regresi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X1.M + β6X2 .M + β7X3.M +β8X4 .M+ ℮
Di mana:
(58)
α
= Konstantaβ1-β4 = Koefisien regresi variable bebas
β5-β8 = Koefisien regresi variabel moderating
X1 = Risiko Kredit
X2 = Risiko Tingkat Suku Bunga X3 = Risiko Likuiditas
X4 = Risiko Solvensi M = Moderating
℮ = Pengaruh variable lain (epsilon) atau residual (error term)
Persamaan regresi (b) menggambarkan apakah Earning pershare (Ep) merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan dengan nilai koefisien b5 signifikan dan negatif hasilnya (yang berarti adanya lack of fit antara variabel moderating dan variabel independen mengakibatkan nilai variabel dependen turun atau berpengaruh negatif).
(59)
41 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskrptif Data Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik itu variabel bebas yaitu Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi, dan variabel moderating yaitu Earning Pershare serta variabel terikat yaitu Return Saham. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation Risiko Kredit 79 ,000025 ,445694 ,04224786 ,052750711 Tingkat Suku Bunga 79 ,149204 3,609674 1,56837909 ,537003596 Risiko Likuiditas 79 ,566489 13,286494 1,46095684 1,619200363 Risiko Solvensi 79 ,006275 ,755373 ,05689535 ,083394188 Earning Pershare 79 -1,709713 3,191991 ,41706671 1,018652609 Return Saham 79 -3,200730 7,386828 -,23168570 1,442658007 Valid N (listwise) 79
Berdasarkan tabel 5.1 di atas bahwa risiko kredit memiliki nilai terendah sebesar 0,000025 (2,5%), dan nilai tertinggi sebesar 0,445694 (44,56%). Rata-rata risiko kredit sebesar 0,04224786 (4.22%), dengan nilai standar deviasi sebesar 0,052750711 (5,27%). Nilai standar deviasi risiko kredit yang lebih besar dibanding rata-rata menunjukkan bahwa risiko kredit bank untuk perusahaan yang menjadi sampel memiliki perbedaaan yang relatif besar.
(60)
Risiko tingkat suku bunga memiliki nilai terendah sebesar 0,149204 (14,92%) dan nilai tertinggi sebesar 3,609674 (360,96%). Nilai rata-rata risiko tingkat suku bunga sebesar 1,56837909 (156,83%) dengan standar deviasi sebesar 0,537003596 (53,70%). Nilai standar deviasi lebih kecil dibanding nilai rata-rata menunjukkan bahwa risiko tingkat suku bunga masing-masing sampel perusahaan.
Risiko likuiditas memiliki nilai terendah sebesar 0,566489 (56,64%), dan nilai tertinggi sebesar 13,286494 (1328,64%). Nilai rata-rata likuiditas sebesar 1,46095684 (146,09%) dengan standar deviasi sebesar 1,619200363 (161,92%). Nilai standar deviasi risiko likuiditas yang lebih besar dibanding rata-rata menunjukkan bahwa risiko likuiditas bank untuk perusahaan yang menjadi sampel memiliki perbedaan yang relative besar.
Risiko solvensi memiliki nilai terendah sebesar 0,006275 (0,6275%) dan nilai tertinggi sebesar 0,755373 (75,53%). Rata-rata nilai risiko solvensi adalah sebesar 0,05689535 (5,68%) dengan standar deviasi sebesar 0,083394188 (8,33%). Nilai standar deviasi risiko solvensi yang lebih besar dibanding rata-rata menunjukkan bahwa risiko solvensi bank untuk perusahaan yang menjadi sampel memiliki perbedaan yang relative besar.
5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama
Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual yang diperoleh dari model mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian
(61)
43
Gambar 5.1. Normal PP Plot Residual Model Pertama
Dari gambar 5.1. dapat dilihat titik-titik berada di sekitar garis diagonal. Titiktitik yang menyebar disekitar garis diagonal menunjukkan residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov seperti Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil pengujian Normalitas Model Pertama dengan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 79
Normal Parametersa Mean ,0000000
Std. Deviation ,39698611
Most Extreme Differences
Absolute ,085
Positive ,085
Negative -,057
Kolmogorov-Smirnov Z 1,237
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094
(62)
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov 1,237 tidak signifikansi pada 0,05. Nilai P = 0,094 > dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal.
5.3. Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Pertama
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen pada nilai Tolarance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dalam Collinearity Statistics (Ghozali, 2005). Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang kuat antara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas di antara variabel independen maka digunakan nilai variance inflation factors (VIF) dan nilai
tolerance. Bila nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas. Bila tolerance > 0,10 atau nilai VIF<10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,352 ,353 ,997 ,322
R. Kredit -2,320 3,951 -,119 -,587 ,559 ,300 3,336 R. Interest ,005 ,191 ,004 ,029 ,977 ,812 1,231
R.Liquidit y
-,043 ,121 -,068 -,356 ,723 ,340 2,938
(63)
45
5.4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Model Pertama
Uji Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi yang lain (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. . Cara untuk menguji heteroskedastisita yaitu dengan uji Glejser, yaitu : Jika setiap variabel independen nilai signifikannya lebih besar dari
α0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari tabel 5.4 di
bawah tampak bahwa model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas ditandai dengan nilai signifikansinya dari keseluruhan variable diatas 5%.
Tabel 5.4 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -,021 ,441 -,047 ,963
Kredit -2,645 3,961 -,136 -,668 ,506
Suku Bunga ,226 ,241 ,118 ,935 ,353
Likuiditas -,007 ,121 -,011 -,059 ,953
Solvensi 2,853 2,829 ,230 1,009 ,316
a. Dependent Variable: absut
5.5. Hasil Pengujian Autokolerasi Model Pertama
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi autokorelasi dapat menggunakan Durbin Watson. Berdasarkan pengujian autokolerasi diperoleh nilai d untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 2,254. Model yang tidak memiliki autokolerasi jika dl < d < du (4 - dl) atau dalam persamaan ini untuk n sebanyak 79, α = 5 %, dan k = 4 maka dl = ,712 dan du = 3,288 (4 - ,712) sehingga ,710 < 2,254 < 3,288 hal
(64)
ini berarti variabel gangguan antara satu periode dengan periode lain tidak saling berkolerasi. Berdasarkan pengujian ini, persamaan regresi yang diajukan sudah dapat dianalisa dengan baik. Hasil pengujian Autokolerasi dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,874a ,732 ,712 ,72650 2,254
a. Predictors: (Constant), Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi
b. Dependent Variable: Return Saham
Tabel 5.5 meperlihatkan bahwa nilai Adjust R2 sebesar 0,712 atau 71,2% yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap Return saham adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau 71,2%. Sedangkan sisanya 28,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R Square diperoleh sebesar 0,732 artinya 73,2% variasi variabel Return saham mampu dijelaskan oleh variasi variabel Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi. Menurut (Djarwanto, 1996) jika koefisien korelasi bernilai 0,70 sampai mendekati 1,00 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang tinggi, koefisien korelasi lebih besar dari 0,40 sampai dibawah 0,70 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang sedang. Apabila koefisiennya di atas 0,20 sampai dibawah 0,40 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang
(1)
72
{
Lampiran 11 Uji Multikolinearitas Data
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficien
ts
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) ,352 ,353 ,997 ,322
R. Kredit -2,320 3,951 -,119 -,587 ,559 ,300 3,336
R. Interest ,005 ,191 ,004 ,029 ,977 ,812 1,231
R.Liquidity -,043 ,121 -,068 -,356 ,723 ,340 2,938
RSolvency 2,816 2,827 ,226 ,996 ,322 ,239 4,189
a. Dependent Variable: Return Saham
(2)
Lampiran 12 Uji heteroskedastisitas Data
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -,021 ,441 -,047 ,963
Kredit -2,645 3,961 -,136 -,668 ,506
Suku Bunga
,226 ,241 ,118 ,935 ,353
Likuiditas -,007 ,121 -,011 -,059 ,953
Solvensi 2,853 2,829 ,230 1,009 ,316
(3)
74
{
Lampiran 13 Uji Autokorelasi data
Model Summaryb Mode
l R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,874a ,732 ,712 ,72650 2,654
a. Predictors: (Constant), Risiko Kredit, Risiko Tingkat Suku Bunga, Risiko Likuiditas, Risiko Solvensi
b. Dependent Variable: Return Saham
(4)
Lampiran 14 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -.040 .46 -.869 .388
R.Kredit ,163 ,086 ,148 1,732 ,466 ,277 3,606 R.Interest ,110 ,051 ,259 2,154 ,350 ,783 1,277 R.Liquidity -,063 ,078 -,153 -,799 ,427 ,330 3,032 RSolvensi -,071 ,095 -,168 -,746 ,458 ,223 4,486
(5)
76
{
Lampiran 15 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Model a
Coefficients a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,162 ,073 2,202 ,331
R. Kredit ,032 ,136 ,051 ,234 ,815
RSukuBunga -,084 ,081 -,135 -1,036 ,304
R. Likuiditas -,061 ,124 -,099 -,493 ,624
R. Solvensi M_R. Kredit M_R. Interest M_R.Liquidit y M_RSolvensi -,024 -,410 -,028 -,056 ,156 ,151 2,333 ,113 ,072 1,669 ,040 -,035 -,030 -,149 ,021 -,162 -,176 -,248 -,785 ,093 ,872 ,861 ,805 ,435 ,926
a. Dependent Variable: absu
(6)
Lampiran 16 model (b)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1,537 1 1,537 ,186 ,638a
Residual 13,292 77 ,173
Total 14,829 78
a. Predictors: (Constant), Earning Pershare b. Dependent Variable: AbsRes_1
Coefficientsb
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -,046 ,047 -,978 ,331
Earning Pershare ,138 ,046 ,322 ,984 ,638
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual