Pembahasan Hasil Penelitian MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIẒHUL QUR’AN DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA Manajemen Pembelajaran Tahfiẓhul Qur’an Di Smp It Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2011-2012.

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta memberi tindakan. Dengan sajian data, peneliti akan lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkannya untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data dapat meliputi berbagai jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel. 3 Penarikan kesimpulan conclution drawingverification Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memverifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki penelitian dan selama proses pengumpulan data. Penarikan kesimpulanverifikasi merupakan kegiatan terpenting, karena sudah memahami dan memaknai berbagai hal yang ditemui dari mulai melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan, arahan, sebab-akibat, dan berbagai proposisi, kesimpulan yang perlu diverifikasi yang berupa suatu pengulangan dengan gerak cepat, sebagai pikiran kedua yang timbul melintas pada penelitian waktu menulis dengan melihat kembali fieldnotes atau catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan model interaktif. Proses analisis interktif dimulai pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan kajian data, artinya data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari satu peneliti membuat ringkasan tentang pengertian yang ada disebut dengan reduksi data. Setelah selesai, peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan verifikasi yang berdasarkan pada reduksi data dan sajian data. Bila data yang dalam reduksi data dan sajian data kurang lengkap, maka wajib melakukan pengumpulan data kembali yang mendukung.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Manajemen Pembelajaran Tahfiẓhul Qur’an Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta adalah: 1. Perencanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an Berdasarkan paparan data pada bab IV, ditemukan bahwa perencanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta sudah berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan penyusunan kurikulum yang sudah sesuai dengan tujuan pendidikan serta pembuatan silabus dan Standar Operasional Pelaksanaan SOP pembelajaran oleh team guru tahfiẓhul Qur’an yang disusun secara sistematis, dengan komponen-komponen yang saling berkaitan guna mencapai tujuan pembelajaran dan penguasaan materi kepada siswa. Selain itu silabus dan Standar Operasional Pelaksanaan SOP pembelajaran yang disusun oleh guru tahfiẓhul Qur’an digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an untuk setiap kegiatan proses pembelajaran dan dikembangkan berdasarkan silabus untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan direncanakan. Hal ini sesuai dengan Yulaelawati 2004: 123, yang mengatakan silabus adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan penguasaan materi kepada siswa. Hal tersebut di atas juga sesuai dengan Sanjaya 2008: 59, yang mengatakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah program yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran dan dikembangkan berdasarkan silabus. Berdasarkan paparan data pada bab IV, ditemukan bahwa perencanaan pelaksanaan pembelajaran siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya sebab setiap siswa mempunyai perbedaan satu sama lain, selain itu dalam penyusunan perencanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran ini dilakukan dengan cara setoran pada kelas reguler. Selain itu cara tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan umpan balik yaitu mengetahui sejauh mana siswa menyerap materi yang telah diajarkan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 412007 yang dipaparkan pada bab II bahwa dalam pembuatan RPP harus memperhatikan lima prinsip yaitu: 1 memperhatikan perbedaan individu peserta didik, 2 Mendorong partisipasi aktif peserta didik, 3 mengembangkan budaya membaca dan menulis, 4 memberikan umpan balik, dan 5 menerapkan teknik informasi dan komunikasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa kurikulum yang disusun oleh team tahfiẓhul Qur’an sudah cukup baik dan juga dalam penyusunannya sangat memperhatikan konteks pendidikan di sekolah. Selain itu kurikulum yang disusun berdasarkan perencanaan yang matang dan juga sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diharapkan. Ini sesuai dengan Buczynski 2007, dalam penelitiannya yang berjudul “Understanding And Shaping Curiculum: What We Teach And Why”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dalam konsep kurikulum pendidik diharapkan dapat menerapkan kurikulum dalam konteks sekolah yang dalam 4 bagian. Pertama pandangan pendidik terhadap kurikulum, kedua kontinyunitas dengan dasar teoritikal dan model kurikulum, ketiga difokuskan dalam segi praktisioner dan keempat mendiskusikan ajakan untuk perdebatan tentang kurikulum. 2. Pelaksanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an Pelaksanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’ an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta dilaksanakan dengan tiga program yaitu, program talaqi, program reguler, dan program ekstra. Program talaqi dilaksanakan pagi hari dengan menggunakan metode talaqi kolektif, yaitu seorang guru membacakan satu ayat dari Al- Qur’an sebanyak tiga kali kemudian siswa menirukan dan mengulang ayat yang dibacakan tersebut sebanyak tiga kali. Tujuannya metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam menghafal Al- Qur’an, karena menghafal dengan metode ini dilakukan secara bertahap yaitu menghafal surat dalam Al- Qur’an melalui ayat per ayat sampai satu surat penuh. Hal ini sesuai dengan Deal 2006, dalam penelitiannya “Voice From The Classroom: Literacy Belienfs and Practices of Two Novice Elementary Teachers” yang menyatakan bahwa pembelajaran secara bertahap memungkinkan siswa dapat memahaminya apa yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran dengan cara mempraktekkan apa yang diajarkan di kelas, maka hal tersebut akan mendukung siswa untuk lebih memahami dan menimbulkan kesan yang mendalam dari apa yang dikerjakan. Sehingga pembelajaran yang dilakukan dengan cara mempraktikkan langsung maka siswa memiliki kecenderungan lebih memahami apa yang diajarkan oleh guru. Partisipasi guru dalam kegiatan pembelajaran akan meningkatkan kepercayaan siswa terhadap guru. Hal tersebut juga senada dengan Amjad Qosim 2008: 109, pada bab II juga menjelaskan bahwa seseorang yang ingin menghafal ayat- ayat Al- Qur’an dengan metode ini maka cukup dengan membaca satu ayat dengan bacaan yang benar sebanyak 2 atau 3 kali, kemudian memperdengarkan ayat tersebut kepada orang lain guru dan begitu pula pada ayat kedua dan seterusnya. Pelaksanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta pada program talaqi dengan metode talaqi kolektif berjalan cukup baik hal ini dapat dilihat ketika siswa menyetorkan hafalan diprogram reguler sudah cukup lancar dan benar. Pengajaran dengan metode talaqi kolektif cukup efektif karena siswa akan terhindar dari kesalahan-kesalahan sebelum menghafal dengan cara memperhatikan ayat-ayat yang dibacakan oleh guru secara langsung. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Abdul Mu’ti 2000: 70, pada bab II yang mengatakan dalam menghafal ayat-ayat Al- Qur’an salah satu metode yang digunakan adalah metode talaqi yaitu seorang guru membacakan ayat-ayat Al- Qur’an dan siswa mengikutinya, dengan tujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan siswa dalam menghafal. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an program reguler dengan cara setiap kelas dibagi menjadi dua kelompok per kelompok diampu oleh satu guru dan pembagiannya berdasar hafalan tertinggi, sedang dan rendah. Sedangkan tempatnya ada yang di dalam dan di luar kelas. Satu kelompok terdiri dari siswa yang hafalannya tinggi, sedang dan rendah dengan metode ini akan membuat siswa dapat berinteraksi satu sama lainnya sehingga suasana belajar akan bertambah aktif dan bagi siswa yang hafalannya rendah akan termotivasi untuk meningkatkan hafalannya dengan cara belajar kepada siswa yang hafalannya sudah tinggi. Hal ini sejalan dengan Hana Blissett; Steve Simmons; Nicholas Jordan; Kristen Nelson, 2004, dalam penelitiannya “Evaluation of Learning Group Approaches for Fostering Integrated Cropping System” yang mennyatakan model investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari paradigma kontruksi, dimana terdapat suatu situasi yang di dalamnya siswa-siwa berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan melakukan pekerjaan secara kolaboratif untuk menginventigasikan suatu masalah mulai dari merencanakan, mempresentasikan serta mengevaluasi kegiatan mereka. Metode yang digunakan pada pembelajaran tahfiẓhul Qur’an program reguler adalah metode setoran dan muraja’ah. Metode setoran menggunakan dua tenik yaitu setoran kepada guru tahfiẓh dan koordiator tahfiẓh. Dengan teknik ini guru dapat mengetahui secara jelas sejauh mana kemampuan setiap siswa dalam menghafal ayat, baik dari segi kelancaran, tajwid, dan makharijul huruf, maupun permasalahan lain yang dihadapi siswa sehingga guru mampu memberikan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi setiap siswa terutama yang berkaitan dengan hafalan Qur’an. Hal ini sesuai dengan Sugianto 2004: 116, pada bab II yang mengatakan guru pembimbing sangat diperlukan dalam membimbing, mengarahkan, dan menyimak hafalan Al- Qur’an. Hafalan yang tanpa diperdengarkan pada guru pembimbing kurang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan juga tidak mengetahui dimana letak kesalahannya. Hal tersebut dikarenakan tidak ada yang memberi ketentuan tentang benar atau tidaknya hafalan tersebut. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran tahfiẓhul Qur’an program ektra diperuntukkan khusus bagi siswa kelas VII yang belum lancar dalam membaca Al- Qur’an dan juga bagi kelas VIII yang belum selesai menghafal juz 30. Siswa yang masuk program ekstra adalah siswa yang memang memerlukan perhatian tambahan sehingga metode yang digunakan guru dalam mengajar juga harus ekstra. Pada program ini guru lebih menekankan pembenaran bacaan dan tajwid dari pada target hafalan, hal ini dikarenakan kondisi siswa yang masuk program ini memang berbeda dengan kondisi siswa pada umumnya. Hal ini sesuai penelitian Ravisa Mathur dan Lisa Oliver 2007, yang berjudul “Developing an International Distance Education Program: A Blended Learnin g Approach” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskusikan suatu model pelajaran umum yang mengunakan suatu pendekatan pembelajaran yang digabung dengan kondisi siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan suatu model pembelajaran di sekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kondisi siswanya. 3. Evaluasi pembelajaran tahfiẓhul Qur’an Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran tahfiẓhul Qur’an juga bertujuan untuk mengetahui kualitas siswa dalam hafalan Qur’an, karena dengan adanya evaluasi dapat diketahui apakah siswa sudah mengalami perkembangan dalam peningkatan kemampuannya atau belum. Hal ini sesuai dengan Sanjaya 2011: 231, pada bab II yang menjelaskan bahwa evaluasi tidak hanya untuk mengetahui keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang direncanakan. Berdasarkan data yang diperoleh pada bab IV ditemukan, bahwa dalam evaluasi pembelajaran tahfiẓhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta menggunakan tiga bentuk evaluasi yaitu evaluasi diagnonis tahap awal, evaluasi formatif tahap kedua dan evaluasi sumatif tahap akhir. Evaluasi diagnonis biasanya digunakan pada waktu penerimaan siswa baru, selain itu evaluasai ini digunakan juga pada pembelajaran tahfiẓhul Qur’an program talaqi dan reguler. Evaluasi diagnonis pada pembelajaran tahfiẓhul Qur’an dengan cara siswa menyetorkan ayat-ayat yang telah dihafal di kelas talaqi kepada guru tahfizh. Evaluasi formatif dilakukan melalui evaluasi per surat yaitu evaluasi yang dilakukan setelah siswa hafal satu surat penuh dari target yang ditentukan. Kelas VII target hafalannya juz 30 dan diuji dengan hafalan sekali duduk. Kelas VIV target hafalannya juz 29 al-Mursalat- al- Ma’arij dan diuji per surat, per ¼ juz, per ½ juz sekali duduk. Kelas IX target hafalannya juz 29 al-Haqqah-Al Mulk dan diuji per surat, kemudian ujian 1 juz sekali duduk. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir semester gasal dan genap, sedangkan untuk tengah semester hanya dilakukan evaluasi per surat untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam menghafal Al- Qur’an. Evaluasi ini dilakukan sesuai dengan pencapaian terakhir surat yang telah dihafal oleh setiap siswa sedangkan aspek yang di nilai pada ujian ini adalah kelancaran, tajwid dan mahorijul huruf. Tujuan evaluasi ini adalah untuk menentukan siswa tersebut sudah lulus pelajaran tahfizh sesuai target atau belum.

D. Simpulan

Dokumen yang terkait

Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014

0 3 11

Aplikasi Pembelajaran Berbasis E-learning Pada Pelajaran Agama Islam SMP IT Nur Hidayah Surakarta Menggunakan Metode UML.

1 6 21

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 14

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 14

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA KELAS VIII DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA DALAM ḤALAQAH TERHADAP PERILAKU Pengaruh Keikutsertaan Siswa Kelas VIII Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Dalam Ḥalaqah Terhadap Perilaku Keagamaan Pada Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 16

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA KELAS VIII DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA DALAM ALAQAH TERHADAP PERILAKU Pengaruh Keikutsertaan Siswa Kelas VIII Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Dalam Ḥalaqah Terhadap Perilaku Keagamaan Pada Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

METODE PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN KELAS VIII DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Kultur Sekolah Berbasis Syariah (Studi Situs Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta).

0 1 9

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIẒHUL QUR’AN DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA Manajemen Pembelajaran Tahfiẓhul Qur’an Di Smp It Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2011-2012.

0 0 18

BAB 1 Manajemen Pembelajaran Tahfiẓhul Qur’an Di Smp It Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2011-2012.

0 1 11