Poligami untuk menghindari zina

7 Sedangkan informan laki-laki dengan latar belakang yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada posisi pemaknaan negotiated. Dimana informan sejalan dengan apa yang disampaikan dalam media namun pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri sehingga mencerminkan posisi dan minat pribadinya. Pemaknaan dari informan disini dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarga dimana informan tumbuh dan dibesarkan dengan pemahaman ajaran Islam yang baik. Informan memaknai bahwa boleh saja seperti itu artinya dia menopang suaminya, mensuport suaminya daripada melakukan hal yang tidak benar. Tapi bukan itu yang diharuskan dalam syariat. Dalam syariat kalau menghindari zina dalam syariat kalau sudah punya istri sudah. Kecuali kalau dalam hal ini memang istrinya tidak sanggup gitu dia pada yang lainnya.

b. Keadilan seorang suami dalam hal

biologis. Memaknai hal tersebut informan laki- laki dan perempuan yang memiliki latar belakang yang masih menikah berada pada posisi pemaknaan dominant-hegemonic. Sedangkan informan laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada posisi pemaknaan negotiated. Informan perempuan dengan latar belakang yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga berada pada posisi negotiated. Informan laki-laki yang memiliki latar belakang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Boleh saja, karena mungkin dia punya alasan-alasan sendiri untuk menghindari sesuatu yang mungkin saat itu sedang berselisih pendapat kemudian agar bisa damai dengan istri-istrinya begitu. Informan perempuan yang masih menikah juga memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh persepsi informan sendiri terhadap film tersebut. Informan melihat bahwa pada waktu itu Ifan pengen tidur sendiri karena Ifan pengen merenung, ingin memikirkan apakah Ifan sudah adil apa belum diantara kasih sayang Sofie dan Syahdu. Lagipula kalau Ifan pengen sendiri seperti itu, dua-duanya harus memahami mestinya. Sedangkan informan laki-laki yang memiliki latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada 8 posisi negotiated. Informan memaknai bahwa hal tersebut seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an di akhir-akhir surat An nissa “kamu jangan menjadikan dia seperti barang yang tergantung” jadi itu dalam batas-batas kemampuan harus diusahakan keadilan tapi trus tidak boleh seenaknya sendiri. Boleh saja seperti itu tidak apa-apa tapi sebaiknya seorang suami saat sedang sakitpun juga harus tetap bergilir. Karena Rasulullah saat sedang sakit juga beliau minta ijin istri-istrinya yang laen untuk merelakan agar selama sakit itu tinggal di rumah Aisyah. Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga berada pada posisi pemaknaan negotiated. Dimana informan sejalan dengan apa yang disampaikan oleh media, namun pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri. Informan melihat bahwa boleh saja seperti itu karena itu sesuai dengan kondisi. Kalau dia lagi sakitkan dia tidak ingin membebani siapapun. Tapi nanti kalau dia sudah dalam keadaan sembuh dia harus memutuskan dia harus membagi waktunya, dia harus berbagi begitu.

c. Keikhlasan istri dalam hal biologis.

Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominant- hegemonic. Informan laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di lingkungannya yaitu budaya patriarki. Budaya patriarki merupakan sebuah budaya yang pada dasarnya menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dan selalu berada di bawah laki-laki. Seorang laki-laki yang memiliki kuasa penuh terhadap seorang perempuan. Seperti halnya pemaknaan informan laki-laki yang masih menikah. Informan melihat bahwa Syahdu merupakan seorang yang baik, karena dia mengetahui keinginan daripada suaminya. Sehingga Syahdu kemudian menganjurkan Sofie untuk menemani Ifan. Tidak hanya berpengaruh kepada informan laki-laki saja budaya patriarki juga berpengaruh kepada informan perempuan untuk melihat suatu permasalahan terutama dalam hal poligami. Informan perempuan yang masih menikah memaknai bahwa sikap

Dokumen yang terkait

PRAKTEK POLIGAMI DALAM PANDANGAN PEREMPUAN DI FILM BERBAGI SUAMI (PENERIMAAN KHALAYAK PEREMPUAN TERHADAP PRAKTEK POLIGAMI YANG DIKONTRUKSI DALAM FILM BERBAGI SUAMI)

0 4 192

POLIGAMI DALAM FILM (Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami dalam Film Poligami Dalam Film (Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009).

1 4 12

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun Poligami Dalam Film (Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009).

1 3 13

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan Di Balik Kerudung.

0 1 13

PENDAHULUAN Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan Di Balik Kerudung.

2 6 37

DAFTAR PUSTAKA Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan Di Balik Kerudung.

0 2 4

ANALISIS RESEPSI PENONTON PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP KEKERASAN PADA PEREMPUAN DI FILM DIE FREMDE Analisis Resepsi Penonton Perempuan Yan Sudah Menikah Terhadap Kekerasan Pada Perempuan Di Film Die Fremde (When We Leave).

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Resepsi Penonton Perempuan Yan Sudah Menikah Terhadap Kekerasan Pada Perempuan Di Film Die Fremde (When We Leave).

0 2 47

ANALISIS RESEPSI PENONTON PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP KEKERASAN PADA PEREMPUAN DI FILM Analisis Resepsi Penonton Perempuan Yan Sudah Menikah Terhadap Kekerasan Pada Perempuan Di Film Die Fremde (When We Leave).

0 0 16

RETORIKA DALAM FILM “KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG” KARYA TYA SUBIAKTO SATRIO

0 0 12