terjadinya trauma gigi anterior yaitu posisi dan keadaan gigi tertentu misalnya kelainan dentofasial seperti maloklusi kelas I tipe 2, kelas II divisi 1 atau yang
mengalami overjet lebih dari 3 mm dan penutupan bibir yang kurang sempurna.
14
Keadaan yang memperlemah gigi adalah seperti hipoplasia enamel dan kelompok anak penderita seperti cerebral palsy dan seizure disorders.
13,14,15
2.3 Klasifikasi Trauma
Salah satu klasifikasi yang terbaik yang telah diterima secara internasional adalah klasifikasi World Health Organization WHO.Klasifikasi ini dianggap lebih
baik karena memiliki format yang deskriptif dan didasari oleh pertimbangan klinik dan anatomik. WHO mengklasifikasikan menjadi 4 garis besar yang meliputi
kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa; kerusakan pada tulang pendukung; kerusakan pada jaringan periodontal; serta kerusakan pada gingiva atau jaringan
lunak rongga mulut.
2
A.
Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa
Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa terdiri atas
2
:
1 Retak mahkota enamel infraction yaitu suatu fraktur yang tidak sempurna retak pada enamel tanpa kehilangan struktur gigi dalam arah horizontal maupun
arah vertikal.
2 Fraktur enamel yang tidak kompleks uncomplicated crown fracture yaitu
fraktur pada mahkota gigi yang hanya mengenai lapisan enamel saja.
3 Fraktur enamel – dentin uncomplicated crown fracture yaitu fraktur mahkota gigi
yang mengenai lapisan enamel dan dentin saja tanpa melibatkan pulpa.
4 Fraktur mahkota yang komplek complicated crown fracture yaitu fraktur yang
mengenai lapisan enamel, dentin dan pulpa.
5 Fraktur mahkota- akar yang tidak kompleks uncomplicated crown root fracture yaitu fraktur yang mengenai lapisan enamel, dentin, sementum tanpa
melibatkan pulpa.
6 Fraktur mahkota- akar yang kompleks complicated crown root fracture
yaitu fraktur yang mengenai lapisan enamel, dentin, sementum dan pulpa.
Universitas Sumatera Utara
7 Fraktur akar root fracture yaitu fraktur yang mengenai dentin , sementum
dan pulpa.
Gambar 1. Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa
16
B.Kerusakan pada jaringan pendukung
Kerusakan pada jaringan pendukungterdiri atas:
2,17
1 Konkusio yaitu trauma yang mengenai jaringan pendukung gigi tanpa adanya kegoyangan atau perubahan posisi gigi, yang menyebabkan gigi lebih sensitif
terhadap tekanan dan perkusi. 2 Subluksasi yaitu trauma yang mengenai jaringan pendukung gigi dengan
adanya kegoyangan dan tanpa perubahan posisi gigi. 3 Luksasi ekstrusi yaitu pelepasan sebagian gigi keluar dari soketnya sehingga
gigi terlihat lebih panjang. 4 Luksasi yaitu perubahan letak gigi ke arah labial, palatal maupun lateral
yang menyebabkan kerusakan atau fraktur pada soket alveolar gigi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5 Luksasi intrusiyaitu pergerakan gigi ke dalam tulang alveolar yang menyebabkan kerusakan alveolar dan gigi akan terlihat lebih pendek .
6 Avulsi, yaitu pergerakan seluruh gigi keluar dari soketnya.
Gambar 2: Kerusakan pada jaringan pendukung
Gambar 2. Kerusakan pada jaringan pendukung
16
C. Kerusakan pada tulang pendukung
Kerusakan pada tulang pendukung terdiri atas:
2
1 Kerusakan soket alveolar yaitu hancurnya soket alveolar, pada kondisi ini dijumpai intrusi dan luksasi lateral.
2 Fraktur dinding soket alveolar maksila dan mandibula yaitu fraktur tulang alveolar yang melibatkan dinding soket labial atau lingual, dibatasi oleh bagian fasial
atau oral dari dinding soket. 3 Fraktur prosessus alveolaris maksila dan mandibula yaitu fraktur yang
mengenai prosessus alveolaris dengan atau tanpa melibatkan soket alveolaris gigi. 4 Fraktur tulang alveolar yaitu fraktur tulang alveolar maksila atau mandibula
yang melibatkan prosessus alveolaris dengan atau tanpa melibatkan soket alveolar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Kerusakan pada tulang pendukung
16
D. Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut terdiri atas:
2
1 Laserasi yaitu suatu luka terbuka pada jaringan lunak rongga mulut yang biasanya disebabkan oleh benda tajam.
2 Kontusio yaitu memar yang biasanya disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan menyebabkan perdarahan pada daerah submukosa tanpa disertai sobeknya
daerah mukosa. 3 Abrasi yaitu luka pada daerah superfisial yang disebabkan karena gesekan
atau goresan suatu benda, sehingga terdapat permukaan yang berdarah dan lecet.
2.4 Penanganan Darurat