Gambar 3. Kerusakan pada tulang pendukung
16
D. Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut terdiri atas:
2
1 Laserasi yaitu suatu luka terbuka pada jaringan lunak rongga mulut yang biasanya disebabkan oleh benda tajam.
2 Kontusio yaitu memar yang biasanya disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan menyebabkan perdarahan pada daerah submukosa tanpa disertai sobeknya
daerah mukosa. 3 Abrasi yaitu luka pada daerah superfisial yang disebabkan karena gesekan
atau goresan suatu benda, sehingga terdapat permukaan yang berdarah dan lecet.
2.4 Penanganan Darurat
Pemeriksaan darurat meliputi pengumpulan data vital, riwayat kesehatan pasien, data dan keluhan pasien. Data vital terdiri dari usia pasien, bagaimana dan
dimana terjadinya trauma serta kapan terjadinya trauma. Apabila terjadinya trauma di tempat yang kotor atau kemungkinan banyak bakteri dan mengakibatkan keadaan
klinis kemerahan, pembengkakan pada gingiva, maka pasien perlu diberikan ATS Anti Tetanus Serum.Pasien juga ditanyakan apakah terjadi muntah pada saat
trauma, atau pasien menjadi tidak sadar, sakit kepala serta amnesia setelah mengalami trauma.Apabila hal ini terjadi maka kemungkinan ada kerusakan pada sistem syaraf
pusat. Pada pasien ini dianjurkan untuk pemeriksaan lebih lanjut di bagian neurologi.
18,19
Pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan kembali klinis lengkap yang terdiri dari pemeriksaan ekstra oral dan intraoral.
9
Universitas Sumatera Utara
1 Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan leher dan kepala merupakan pemeriksaan awal yang bermanfaat untuk mencatat lokasi dan besar luka pada wajah dan kemungkinan adanya
kontaminasi pada luka. Selanjutnya dilakukan palpasi terhadap mandibula, zigoma, TMJ, dan daerah mastoidea. Fraktur mandibula dapat diketahui dengan palpasi pada
daerah pinggir mandibula untuk suatu fraktur step down. Terbatasnya pergerakan rahang bawah pada pembukaan atau penutupan mulut merupakan tanda-tanda
terjadinya fraktur rahang. Biasanya terjadi perubahan gigitan, ketidakseimbangan wajah, pergerakan rahang yang abnormal dan sakit, pembengkakan, numbness rasa
baal. Pemeriksaan selanjutnya untuk menentukan apakah bibir mengalami laserasi, memar atau pembengkakan serta apakah terdapat benda asing seperti
serpihan pasir ataupun gigi yang patah.
9
2 Pemeriksaan Intra Oral
Seluruh jaringan lunak mulut yaitu mukosa labial, palatal dan gingiva harus diperiksa. Benda asing yang terdapat pada mukosa seperti gumpalan darah, kotoran
yang masih menempel, fragmen gigi dan tanah harus dibersihkan dengan menggunakan H
2
O
2
3, larutan salin atau air hangat.
9
Daerah alveolus dipalpasi untuk mendeteksi apakah terdapat fraktur terutama pada daerah gigi yang avulsi. Ini penting untuk diketahui sebab regenerasi tulang
tidak akan bisa memberikan dukungan yang kuat apabila replantasi dilakukan pada alveolus yang sudah hancur. Semua gigi yang ada harus diperiksa apakah terdapat
fraktur, karies atau dislokasi.
9
Tes-tes khusus perlu dilakukan pada pasien yang mengalami trauma dental.Salah satunya adalah tes vitalitas, baik konvensional maupun vital tester. Gigi
yang mengalami trauma akan memberikan reaksi yang sangat sensitif terhadap tes vitalitas. Oleh karena itu tes vitalitas hendaknya dilakukan beberapa kali dengan
waktu yang berbeda-beda.
4,20
Universitas Sumatera Utara
2.5 Perawatan Trauma Gigi pada Anak