Laporan Praktek Kerja Lapangan Di TVRI Jawa Barat Dan Banten Bandung

(1)

51 3.1. Kesimpulan

1) Diharapkan para wartawan TVRI Jabar & Banten menjunjung tinggi kode etik jurnalistik sebagaimana mestinya. Dalam kegiatan rutin seperti mengolah, mencari dan menyebarluaskan berita yang dilakukan setiap hari sudah dilakukan dengan baik. Banyak kegiatan rutin yang dilakukan penulis setiap hari dan kegiatan ini sudah cukup baik dilakukan oleh para wartawan dan redaktur TVRI Jabar & Banten dalam melakukan bimbingan kepada penulis. 2) Para redaktur TVRI Jabar & Banten telah memberikan dan mendeskripsikan

dengan baik pada pengenalan pekerjaan seorang wartawan, editor berita dan naskah berita, paket profesi juru kamera, siaran tunda kepada penulis. Sehingga, penulis mendapatkan ilmu dan materi dengan baik dalam bidang kajian jurnalistik dalam hal pemberitaan. Dalam melakukan pekerjaannya seorang wartawan mengajarkan kepada penulis cara-cara untuk melakukan peliputan di lapangan, dikarenakan jadwal dan tempat tidak tentu. Maka, penulis ikut serta dalam mencari berita dan pembuatan naskah berita tersebut. Dalam peliputan berita tidak setiap hari dilakukan. Karena, sebuah kejadian atau berita tidak dapat kita prediksikan bisa kapan saja dan dimana saja sebuah berita itu terjadi.


(2)

3.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan praktek kerja lapangan ini, maka penulis memberikan saran-saran pada pihak perusahaan sebagai berikut : 1. Diharapkan para wartawan TVRI Jabar & Banten lebih ditingkatkan lagi

kinerjanya reporter agar berita – beritanya diterima di masyarakat baik dalam pencarian berita hingga Koordinasi antara pembimbing lapangan (wartawan) dengan praktikan sebaiknya lebih ditingkatkan, karena terkadang mereka telat dalam memberikan informasi untuk melaksanakan liputan dari yang sudah ada sehingga dapat memberikan sesuatu yang terbaik, menjunjung tinggi kode etik jurnalistik sebagaimana mestinya. Lebih baik lagi dalam membimbing mahasiswa pkl yang sedang melaksanakan pkl.

2. Mahaiswa PKL harus disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan, harus lebih aktif lagi bertanya bila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Mahasiswa PKL harus teliti dan bertanggung jawab pada tugas yang diberikan, dapat bersosialisasi dengan baik dengan wartawan TVRI dan karyawan lainnya. 3. Sebaiknya para crew di TVRI memberikan arahan kepada praktikan, karena

terkadang para crew sibuk sendiri dengan pekerjaan mereka masing-masing yang menyebabkan praktikan harus mencari sendiri crew TVRI yang sedang tidak sibuk bertugas untuk mengoreksi naskah berita yang telah dibuat praktikan atau sekedar memberi materi.


(3)

(4)

1 1.1.1 TVRI Nasional

Keberadaan TVRI Nasional yang secara resmi berdiri pada tanggal 24 Juli 1962 (berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII/61) ditandai dengan siaran perdana Asian Games di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno. Pada saat itu TVRI menyiarkan event-event Asian Games dengan menggunakan pemancar berkekuatan 10 kilo watt, dengan nama Saluran lima. TVRI merupakan bagian dari Biro dan Televisi-organizing Comitte Asian Games IV. Artinya payung hukum status TVRI, pada waktu itu berada pada naungan nOC dan Asian games IV, bukan dibawah naungan Departemen Penerangan. Status TVRI pada masa itu berbentuk yayasan TVRI yang bertanggungjawab langsung pada Presiden. Tahun 1976 berubah status menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah Departemen Penerangan. Memasuki era Reformasi bersamaan dengan dilikuidasinya Departemen Penerangan, melalui Keppres no.355/M/1999 mengenai pembentukan kabinet persatuan nasional dan mandulnya UU no 24 tahun 1997 mengenai undang-undang penyiaran, maka status hukum TVRI “mengambang”. Namun menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepmen no.l01/KEP/m.pan/1/2000 ( 5 Januari 2000) menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan Direktorat Televisi


(5)

serta unit pelaksana teknis di Jakarta dan daerah untuk tetap melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu.

Pada tanggal 7 Juni 2000 TVRI berubah status menjadi PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan PP No.36 tahun 2000 mengenai Pendidikan Perusahaan Jawatan. Setelah terbitnya Peraturan Pemerintah no.36 tahun 2000 mengenai Pendirian Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia. TVRI melalui PP memperoleh kejelasan status hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik, independent, netral, mandiri dan program siarannya senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keutungan, dan menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan hiburan serta usaha-usaha terkait lainnya yang dilakukan dengan standar yang tinggi.

Pada bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab Departemen Keuangan RI.

Kemudian pada bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 mengenai pembinaan Perjan TVRI di


(6)

bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT), TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat yang didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh wilayah di Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI menggunakan dua sistem gelombang, yaitu VHF dan UHF. Setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur dapat menyaksikan berbagai acara yang ditayangkan setiap harinya.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain. TVRI juga memiliki


(7)

Program 2 Jakarta, pada saluran/channel 8 VHF. Program 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983, dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam yang dimulai pada pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian pemberitaan.

Pada perkembangannya acara tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Program 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.

Sekarang ini stasiun nasional TVRI tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran program 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF-ke-UHF. Program acaranya pun akan lebih ditekankan pada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan bahwa TVRI berbentuk PERSERO atau PT. Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang manajemen, struktur organisasi, SDM dan keuangan.


(8)

Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang marketing dan programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi dapat mengetahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut dapat diketahui apakah dari setiap individu karyawan layak menempati profesi-profesi yang cocok dengan bidangnya, dan apakah untuk mengisi profesi tersebut dibutuhkan tenaga professional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.

Selama masa transisi, dalam bentuk PERSERO, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri. Dengan menggali dana dari berbagai sumber, antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Melalui masa transisi selama 3 tahun, diharapkan TVRI akan


(9)

dapat memenuhi kriteria yang diisyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

1.1.2 Sejarah TVRI Jawa Barat

Pemerintah Daerah bersama masyarakat Jawa Barat sudah sejak lama berkeinginan agar di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibangun Stasiun Penyiaran Televisi. Keinginan ini karena jumlah penduduk di Jawa Barat lebih besar di bandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia. Disamping itu alam dan budayanya sangat potensial untuk acara televisi, namun penyebaran realisasinya tidak mungkin tertampung oleh TVRI Pusat oleh sebab itu pemerintah membuat sistem pemancar di wilayah Jawa Barat.

Pembangunan Stasiun TVRI di Jawa Barat sudah merupakan gagasan sejak tahun 1982. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Departemen Penerangan mengadakan musyawarah, setelah mufakat maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat menyanggupi dan memberikan fasilitas berupa : a. Penyediaan tanah

b. Membantu uang muka penyediaan rumah dinas, serta c. Fasilitas lainnya.

Sedangkan Departemen Penerangan melalui APBN, menyediakan sarana fisik dan instalasi peralatan. Pada tahun anggaran 1984/1985, Proyek Mass Media TVRI Jawa Barat mendapatkan dana


(10)

APBN DIP. No: 108/XIV/3/1984, tanggal 15 Maret 1984 sebesar Rp 187.000.000,- yang dialokasikan untuk:

a. Pembangunan Rumah Dinas

b. Pembangunan Gedung SPK dan GarasiOB Van c. Pembebasan tanah

d. Administrasi Proyek.

TVRI Stasiun Bandung merupakan pengembangan dari Stasiun Produksi Keliling (SPK Bandung) yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan No.907/SK/BK/1987.

Peresmian beroperasinya TVRI Stasiun Bandung (nama waktu itu) tanggal 11 Maret 1987, dihadiri oleh Menteri Penerangan, Harmoko, Gubernur Jawa Barat HR. Yogie SM dan para pejabat teras Departemen Penerangan dan Gedung Sate. Acara pertama yang disiarkan yaitu Lomba Asah Terampil Kelompencapir Tingkat Nasional bertempat di Soreang Kabupaten Bandung.

Secara politis pembangunan TVRI dirayakannya bersamaan dengan peringatan hari lahirnya “Supersemar” pada tanggal 11 Maret yang diperingati secara khusus oleh pemerintah, sebagai tanggal kelahiran Orde Baru dengan pemegang mandat surat tersebut berada di tangan Presiden Soeharto.

TVRI Stasiun Bandung yang kemudian berubah nama menjadi TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten, sejak awal menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat. Agar TVRI menjadi media yang


(11)

menginformasikan seni dan budaya Jawa Barat secara kontinyu dan berkesinambungan. Keinginan itu tampaknya disambut baik oleh pengelola TVRI. Sejak kepala stasiun yang pertama sampai kini komitmen itu belum pernah berubah. TVRI daerah sebagai media mengembangkan budaya daerah dimana TVRI berada.

Oleh karena itu inti program acara yang ditampilkan selalu menyiarkan mengenai seni dan budaya yang dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan baik. Program acara pagelaran Wayang Golek merupakan program acara siaran unggulan yang tidak pernah absen dari TVRI Jabar dan Banten. Begitu pula dengan seni dan budaya lainnya, menjadi menu utama TVRI milik masyarakat Jawa Barat ini. Bahkan siaran berita berbahasa Sunda kini sudah berlangsung dengan baik setiap hari.

Stasiun TVRI dibagi-bagi menurut kawasan atau daerahnya sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati berbagai acara yang disajikan, kelas-kelas dari stasiun TVRI diantaranya ialah :

a. TVRI Stasiun Kelas B meliputi; TVRI Stasiun Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

b. TVRI Kelas C meliputi TVRI Stasiun DI Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Maluku dan Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.


(12)

c. TVRI Stasiun D meliputi TVRI Stasiun Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.

d. TVRI Sektor Transmisi meliputi Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

Secara fisik kantor TVRI Stasiun Bandung terletak pada areal seluas 47.692 meter persegi (4,7 Ha), dari luas tanah tersebut, sudah berdiri bangunan seluas 9.982 m2. Bangunan TVRI Jawa Barat dan Banten terdiri atas gedung studio, gedung serba guna, gedung studio rekaman, lapangan tenis, masjid dan bangunan lainnya yang di lengkapi dengan perlengkapan operasional dan perlengkapan penunjang.

Adapun pembangunan TVRI Stasiun Bandung di lakukan secara bertahap, yaitu :

1. Tahap pertama, berlangsung antara tahun 1986-1987; dibangun gedung studio dan penyusunan master plan ( rencana induk bangunan ).

2. Tahap kedua berlangsung antara tahun 1987-1988; penyelesaian studio seluas 400 meter persegi, pengadaan AC Central sebagai pengkondisian suhu ruangan untuk peralatan bantuan dari negara Inggris.

3. Tahap ketiga berlangsung antara tahun 1988-1989; pembangunan menara setinggi 54 m dengan penambahan satuan transmisi di


(13)

daerah Panyandakan Cisarua yang merupakan stasiun induk untuk penyebaran siaran ke daerah bagian Jawa Barat.

4. Tahap keempat, berlangsung antara tahun 1989-1990; pembangunan studio rekaman suara seluas 900 m2 dan Gedung Serba Guna seluas 340 m2.

Biaya keseluruhan pembangunan TVRI Stasiun Bandung bersumber dari :

a. Dana pemerintah (APBD)

b. Biaya bantuan dari pemerintah Inggris senilai US$ 19 Juta berupa peralatan

c. elektronik (perangkat lunak dan perangkat keras) d. Biaya dari swadaya masyarakat.

Tahun 2003 nomenklatur TVRI Bandung berubah menjadi TVRI Jawa Barat dan Banten. Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat sejak bulan Januari 2007. Jumlah Karyawan TVRI Jawa Barat sebanyak 359 orang.

TVRI Jawa Barat diperkuat oleh 18 buah transmisi yang jangkauan siarannya meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.


(14)

Tabel 1.1

Transmisi TVRI Jabar

No. NAMA TRANSMISI JANGKAUAN SIARAN

1. Bandung Kota Bandung.

2. Panyandakan

Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur Kota, Cicalengka, Nagrak.

3 Gunung Malang Purwakarta, Subang, Kalijati.

4. Bukit Nyampai Sumedang, Situraja, Tomo, Cadas Ngampar.

5. Cirebon

Cirebon, Indramayu, Jatibarang, Losari, Kersana.

6. Ciamis

Kawali, Raja Desa, Cisaga, Cijeungjing, Ciamis Kota.

7. Gunung Tela Bogor, Jakarta, Bekasi, Cilegon, Serang.

8. Gunung Walad

Sukabumi Kota,Cibadak, Curug, Warung Kiara, Jampang.

9. Kuningan Kuningan, Kadugede, Ciniru, Ciawi Gebang. 10. Pasir Sumpul Puncak, Bogor, Cilegon, Pandeglang Barat.

11. Gunung Nagrak Lembang, Bandung Utara.


(15)

13. Puncak Surangga

Pelabuhan Ratu, Sukabumi Pantai Selatan, Jampang Kulon.

14. Bayah Bayah, Malingping, Cikotok

15. Cilegon Cilegon

16 Pandeglang Menes, Pandeglang, Saketi, Mangger

17. Pasir Koja

Tasik Selatan, Sukaraja, Karang, Cikalong, Salopa.

18. Cikuray Garut, Tasik, Ciamis Kota.

Sumber :Arsip TVRI Jawa Barat 2012

Status TVRI di Era Orde Baru Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikanpolicyPemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.


(16)

Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah.

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.

TVRI di era reformasi Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.


(17)

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.

Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif danentertain.

TVRI memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF Program 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan. Pada perkembangannya acara tersebut berubah nama menjadi EnglishNews Service (ENS).


(18)

Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan. Sekarang tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

1.1.3 Visi, Misi & Motto

TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena TVRI sebagai pelopor sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan karakter tersendiri seperti yang di bawah ini :

A. VISI :

Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.

B. MISI :

a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus mediacontrol social yang dinamis.

b. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.


(19)

c. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

d. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.

C. Motto

Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu :

“Menjalin Persatuan dan Kesatuan” yang memiliki arti bahwa TVRI ini merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan bangsa, kebudayaan kebangsaan, sehingga akan ikut mengantarkan masa depan kehidupan bangsa yang makin cedas, sejahtera dan maju.

Selain motto tersebut masih ada satu motto lagi yang menggunakan bahasa daerah Sunda, yaitu “TVRI Jawa Barat Sobat Urang Sarerea”.


(20)

1.1.4 Logo & Arti Logo a. Logo

TVRI Jawa Barat memiliki Loggo sebagaimana tertera pada gambar 1.1: Gambar.1.1

Logo TVRI Jawa Barat

Sumber : Wikipedia.org 2012

Secara simbolis bentuk logo di atas menggambarkan layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis , dalam upaya mewujudkan visi dan misi. Sebagai TV publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Arti Logo

Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan terakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh yaitu : 1. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata publik yang berarti memberikan

layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.


(21)

2. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata perubahan yang berarti membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna.

3. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata perintis yang berarti merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia.

4. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata pemersatu yang berarti merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.

5. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata pilihan yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta makna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna.

Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.

Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju kearah yang lebih sempurna.


(22)

1.2 Sejarah Divisi TVRI Jawa Barat dan Banten

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang manajemen, struktur organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang marketing dan programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas. Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah setiap individu layak mengisi setiap fungsi tersebut atau apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.


(23)

Bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.

Adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.

1.3 Struktur Perusahaan

Berdasarkan keputusan Direksi PT. Televisi Republik Indonesia (Persero) Nomor 039/KPTS/Direksi/TVRI 2003 tanggal 19 Juli 2003 terdiri dari kantor pusat, TVRI Stasiun Kelas A, TVRI Stasiun Kelas B, TVRI Stasiun kelas C, TVRI Stasiun Kelas D dan TVRI Sektor Transmissi. Kantor Pusat dipimpin oleh Direksi yang terdiri atas Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Umum, Direktur Personalia, Direktur Program dan Berita serta Direktur Teknik. Sementara TVRI stasiun dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun sedang TVRI Sektor Transmissi dipimpin oleh seorang Kepala Sektor. Para pimpinan TVRI stasiun, dibantu oleh pimpinan Kepala Bidang dan para Kepala Seksi yang berada dibawah bidang yang menaunginya, tergantung pada kelas stasiun yang bersangkutan. Adapun pembagian


(24)

berdasarkan kelas stasiun TVRI, maka yang termasuk dalam kelas A adalah TVRI Stasiun DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung serta TVRI Stasiun Sulawesi Selatan. Sebagai Stasiun Kelas A, dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun dan dibantu oleh para Kepala Bidang dan Kepala Seksi dibawahnya .

1.3.1 Struktur Organisasi TVRI Jawa Barat


(25)

1.3.2 Ada 5 bidang di TVRI Stasiun Jabar yakni :

A. Kepala Bidang Keuangan : Burdju Daeng

B. Kepala Bidang Personalia dan umum : Drs. Abdullah Setiawan C. Kepala Bidang Teknik : Ir. Drs. Sentot Sudarsono

D. Kepala Bidang Program, Pemasaran,

Kendali Mutu dan Penunjang Produksi: Dani Ibrahim, BA

E. Kepala Bidang Berita : Jamaluddin 1.3.3 Bidang Keuangan terdiri dari :

A. Seksi Perencanaan Anggaran dan Perbendaharaan B. Seksi Akuntansi

1.3.4 Bidang Personalia dan Umum terdiri dari :

A. Seksi Manajemen Kawasan dan Layanan B. Seksi Pengaduan dan Logistik

C. Seksi Hukum


(26)

1.3.5 Bidang Teknik terdiri dari :

A. Seksi Teknik Transmissi dan Prasarana B. Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran

1.3.6 Bidang Program, Pemasaran, Kendali Mutu dan Penunjang Produksi terdiri dari :

A. Seksi Program dan Kendali Mutu

B. Seksi Pendukung Produksi C. Seksi Pemasaran dan Penjualan

1.3.7 Bidang Berita :

A. Berdiri Sendiri tanpa ada seksi-seksi dibawahnya.

1.4 Job Description

1.4.1 Profesi di Bidang Berita :

A. Produser, yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser eksekutif (kepala stasiun) dan produser pelaksana (kepala bidang).

B. Reporter, yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan (hunting berita ataupun undangan) dan mencatat data - data yang akn dibuat menjadi naskah suatu berita yang kemudian ditayangkan. C. Kameraman, yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat


(27)

D. Penyiar (new reader/ castor, host/ presenter)

Penyiar bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu jenis acara tertentu.

E. Pengarah acara ( PD/Program Director)

1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara bertanggungjawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran seperti :

- Dialog Interaktif - Bruk Brak - Rona Daerah

- 1 jam saja bersama Gubernur - Halo Kang Dada

F. Asissten Pengarah Acara( FD/Floor Director)

Asissten Pengarah Acara ( FD ) bertugas membantu tugas dari Program Director. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar ( Host ) sebagai tanda masuk dan keluar siaran.

G.Dokumentasi(Teleprompter)

Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman/ video yang telah diliput. Dokumentasi juga bertugas sebagai Teleprompter, yaitu yang bertugas mengoperasikan jalannya teks pada computer yang dihubungkan kepada monitor penyiar saat sedang terjadinya siaran.


(28)

H.Editor

Editor bertugas mengedit, memprogram video yang akan ditampilkan

I.Redaksi( EIC ) Keredaksian :

a. Melakukan penugasan liputan

b. Melakukan koreksi naskah ( Struktur kalimat, penggunaan 5W+1H, kekefektifitasan,balanceberitanya ).

c. Dubbing, yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing sehingga dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan.

d. Editing

e. Sinkronisasi

f. Mengirimkan berita ke Jakarta ( TVRI Nasional ).

g. Melakukan penyusunan berita.

J.Komputer Grafik, yaitu orang yang bertugas menangani tampilan pada siaran (layout) .


(29)

1.4.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi 1. Produser

Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari producer atau dari orang lain, selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. Seorang producer harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak penonton sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton.

Tabel 1.2

Tugas dan Tanggung Jawab Produser

Pra Produksi Persiapan dan Latihan

• Mengembangkan konsep gagasan (ide) • Membuat rencana

produksi Menentukan pengarah acara

• Mengadakan

• Mengawasi kegiatan produksi secara menyeluruh • Memperhatikan latihan-latihan dan membuat catatan yang diperlukan


(30)

Sumber: Arsip TVRI 2012 pembicaraan dengan

penulis naskah

• Menyetujui berbagai saran dari pengarah acara, penata lampu, dan penata dekorasi.

pengembangan tanpa penambahan anggaran • Menyetujui perubahan

waktu akibat

pengembangan.

Pasca Produksi Produksi

• Menyetujui hasil akhir

sesuai dengan

rancangan yang telah ditentukan

• Mengadakan

koordinasi dengan stasiun penyiaran untuk promosi dan publikasi.

• Dalam siaran langsung, bila diperlukan membantu pengarah acara

• Dalam rekaman,

bekerjasama dengan pengarah acara untuk memastikan gambar dan suara yang akan digunakan

• Sebagai pimpinana


(31)

Setelah ide dituangkan ke dalam naskah maka produser membuat langkah-langkah berikutnya, yaitu :

• Merencanakan susunan artis (pengisi acara) bersama pengarah acara (Program Director)

• Merencanakan kegiatan

• Merencanakan anggaran produksi yang di sesuaikan dengan rencana kegiatan

• Membentuk unit pelaksana produksi • Menyusun organisasi pelaksana

• Merencanakan peralatan yang akan dipergunakan

• Mengawasi setiap tahap pelaksanaan produksi sampai pada penyiaran acara

• Mengevaluasi hasil kerja.

2. Director / Program Director(Pengarah Acara)

Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi untuk melaksanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual. Naskah dari produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan produksi suatu acara siaran hingga pada penayangannya.


(32)

Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara bertindak sebagai pimpinan dan panutan dari seluruh kerabat kerjanya, karena itu ia harus bertindak secara konseptual. Tugas yang kompleks dari seorang pengarah acara pada umumnya tidak bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh asisten pengarah acara (assistant director).

3.Technical Director(TD)

Technical Director adalah seorang yang bertanggungjawab penuh dalam mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis kepada Program Director(Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi.

4.Floor Director(FD)

Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis berupa tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.


(33)

5. Lighting Director

Lighting Director bertanggung jawab terhadap keberhasilan tata cahaya di studio baik secara artistik maupun membuat keadaan natural sesuai dengan tuntutan naskah.

6. Audio Technician(Penata Suara)

Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.

7. Switcer

Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.

8. Editor(Penyunting / Pemadu Gambar)

Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah.


(34)

9.Camera Operator

Adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar sesuai dengan perintah Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya seorang kamerawan adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus selalu berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki oleh seorang Pengarah Acara. Seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni, terutama seni komposisi gambar. Dengan adanya rasa seni atau sense of art dari seorang kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik audio-visual yang tinggi.

Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam suatu produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit Manajer, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali Pengarah Acara. Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.

1.5. Sarana & Prasarana

Dalam rangka merealisasikan program kerja yang sudah tercantum dalam Pola Acara Terpadu TVRI Stasiun Bandung didukung oleh sarana dan prasarana sebagai berikut :


(35)

NO Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1

2

Teknik Pemancar

Teknik Operasional Studio • Studio Produksi

• Studio Berita

• Continuity Ann

• OB Van

• Elektronic Field Production

• Electronic News Gathering

• Editing System, terdiri dari

28 transmisi

1 buah dengan 3 buah kamera 1 buah dengan 3 buah kamera Booth 1 buah dengan 2 kamera

3 unit, OB Van 1&2 masing-masing dengan 2 kamera EFP 1 buah dengan Portable VCR Betacam SP-1 set ENG 2 buah

Kondisi baik dan terhubung

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

OB Van 3 rusak total

Kondisi baik


(36)

:

- Konvensional Editing Betacam SP

- Non Linear Editing Betacam SX

• Studio Rekaman Suara

• Master Control

• Program Continuity

• Video Tape Recording VTR

• Komputer

• Meja Rapat

Camera Betacam

1 set

2 set

1 buah, dengan Recorder Digital 24 track 1 set 1 unit 1 unit 7 unit Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik


(37)

• White Board

• Tv

• Telepon/fax

1 unit

1 unit

1 unit

2 unit

Kondisi baik

Kondisi bagus

Sumber: Arsip TVRI 2012

1.6 Tempat & Waktu PKL 1.6.1 Lokasi PKL

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilakukan di TVRI stasiun Jawa Barat Jl. Cibaduyut Raya No.269, Bandung.

1.6.2 Waktu PKL

Kegiatan PKL dilaksanakan mulai tanggal 9 Juli 2012 sampai dengan 31Juli 2012 mulai hari Senin - Jumat pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00.


(38)

35 2.1 Aktivitas dan Jadwal Kegiatan PKL

Adapun berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan PKL. Pada table 1.4 berikut :

Table 2.1

Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan No

.

Hari/Tanggal Kegiatan Kerja Keterangan

Rutin Insidentil

1 01 Juli 2012 Pengenalan Stasiun TVRI. 

2 02 Juli 2012 Standar Kompetensi Jurnalis  3 03 Juli 2012 Cara gathering berita dan

Panduan teknis kameramen

4 04 Juli 2012 Pembahasan durasi dan segmentasi, Rapat redaksi

5 05 Juli 2012 Liputan di Lanud Husein sastra negara , Struktur isi acara

6 09 Juli 2012 Menulis Berita , memberikan berita , dubbing berita,printing naskah berita

7 10 Juli 2012 Pengambilan gambar utuk berita dan tugas penyiaran berita

8 11 Juli 2012 Persiapan/pelaksanaan tugas pengarah acara berita,


(39)

Perencanaan produksi talkshow

9 13 Juli 2012 Jabar dalam berita dan kalawarta , menyimak dalam siaran berita

10 16 Juli 2012 Pembuatan lead judul news di TV, pengenalan broadcasting TV, Proses kerja siaran berita di televisi

11 17 Juli 2012 Liputan berita nyekar di pemakaman astana anyar , menulis naskah hasil liputan berita , penyerahan ke redaksi

12 18 Juli 2012 Liputan berita ultah koperasi HUT 65 dan Liputan FPI terhadap pemkot bandung

13 24 Juli 2012 Liputan ketersediaan

keterangan mudah di DAOPS II RTKAI, Pengambilan hasil naskah berita, Foto–foto documenter perusahaan

Sumber : Arsip Penulis, 2012. 2.2 Deskripsi Kegiatan PKL

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin

Berikut ini merupakan deskripsi kegiatan rutin yang dilakukan penulis :

A.Proses Kerja Redaktur B.Proses Kerja Kontributor


(40)

C.Mekanisme Kerja Produksi Berita D.Peliputan Berita

E. Penyusunan Naskah Berita

Proses kerja redaktur dilakukan di ruang Redaksi dimana secara bergantian para karyawan dan wartawan TVRI Jawa Barat & Banten menjelaskan bagaimana sistem dan kegiatan yang dilakukan di TVRI Jawa Barat & Banten. Beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan seperti pembuatan naskah berita, membuat naskah berita sulitnya tidak jauh berbeda dengan pembuatan naskah iklan. Hanya saja membuat naskah berita kita harus pandai merangkai atau mengambil inti dari sebuah berita lalu disusun sejelas mungkin, hingga dari waktu penyiaran yang terbatas inti dari sebuah berita dapat ditangkap oleh pemirsa TVRI. Naskah ini juga harus sama dengan apa yang ada di video, apabila tidak sama maka tidak tepat sebuah naskah berita itu di siarkan.

Selain kegiatan ada juga tempat yang rutin ditempati oleh para pegawai TVRI dan begitupun saya, misalnya seperti. Ruang Editor dan Ruang Redaksi. Ruangan editor ini sangat berpengaruh di TVRI dan berperan sangat penting, pekerjaan para editor ini adalah mengedit video pada berita atau acara yang akan di tayangkan.


(41)

Gambar 2.1 Ruangan Editor

Sumber : Arsip Penulis, 2012. 2.2.1.1 Ruang Programer

Ruang program merupakan ruangan yang mengatur jalannya Program di Stasiun TVRI, mulai dari siaran berita, siaran kuis, iklan dan sebagainya. Peranan Ruang Programer ini sangatlah penting dimana berjalannya sebuah program di Stasiun TVRI alurnya ditentukan di ruang program ini

Gambar 2.2 Ruang Programer


(42)

2.2.1.2 Dokumenter

Yang menyajikan suatu acara yang menggambarkan kembali suatu kejadian atau keadaan khususnya di Jawa Barat, misalnya : tentang Seni dan Budaya, situs-situs Purbakala dan kisah sukses seseorang.

2.2.1.3 Siaran Pengembangan Teknologi dan Budidaya Tani

Menampilkan laporan tentang usaha awal seseorang pelaku agrobisinis serta perbincangannya dengan pelaku agrobisinis dan deskripsi produk unggulan yang dihasilkan.

2.2.1.4 OB Van

Saat ini TVRI Jawa Barat memiliki 2 unit Broadcasting Van. OB Van 1 memiliki kelengkapan, diantaranya adalah : 2-3 buah Camera, Video & Audio mixer Lighting System. OB Van 2 memiliki kelengkapan, diantaranya : 3-5 buah Camera, Video & Audio mixer Lyghting System. Dalam ruangan terdapat perlengkapan peliputan acara-acara dan dapat langsung disiarkan kepada para pemirsa TVRI.


(43)

Gambar 2. 3 Kamera Siaran

Sumber : Arsip Penulis, 2012.

2.2.1.5 Ruang Redaktur

Ruangan ini termasuk pula ruangan yang amat penting yang ada di TVRI, disinilah para peliput (reporter & wartawan) membuat naskah berita yang setelah melakukan peliputan ke lapangan. Disini penulis banyak melakukan kegiatan seperti menulis naskah berita dan acara-acara dilapangan. banyak sekali para wartawan TVRI yang bekerja disini mereka sangat serius mengerjakannya. penulis pun membantu para wartawan TVRI setelah peliputan selesai dan dibuatlah sebuah naskah yang dimana nantinya akan di bacakan oleh pembawa acara berita. diruangan ini pula terdapat ruangan kecil, yaitu ruangan Dubbing, ruangan Dubbing itu sendiri untuk mengedit suara pada acara dan berita yang telah diliput oleh para wartawan.


(44)

Gambar 2.4 Ruang Redaktur

Sumber : Arsip Penulis, 2012.

2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidentil

Selain melakukan kegiatan rutin, penulis juga melakukan kegiatan insidentil, diantaranya adalah meliput dan menulis berita. Berita dalam Bahasa Inggris disebut News. Ada pendapat, news adalah laporan peristiwa dari berbagai arah mata angin (berbagai penjuru dunia), didasarkan pada kepanjangan NEWS (North, West, South). kata “berita” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada atau terjadi) atau vritt (artinya kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, berita adalah “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.

Di TVRI Jawa Barat & Banten penulis melakukan kegiatan mencari Berita tidak rutin, karena tempat dan kejadiannya berbeda-beda. Tidak hanya di satu tempat saja, melainkan di berbagai tempat saya


(45)

melakukan kegiatan liputan. Setiap meliput berita redaksi telah menentukan jadwal kegiatan diamana kami meliput, tidak seenaknya sendiri untuk meliput dan mencari berita sesuai keinginan kita, akan tetapi telah dijadwalkan oleh redaksi. Ada beberapa kegiatan insidentil yang saya lakukan. seperti :

Penulis melakukan kegiatan peliputan berita di Pemkot Bandung dengan tema “Ultah Koperasi Hut 65”. Di Pemkot Bandung saya dan wartawan TVRI Jabar & Banten meliput bagaimana kegiatan para staf karyawan Pemkot Bandung dalam penymabutan Ultah Koperasi Hut 65, karena pada waktu itu kegiatan dilakukan ketika Ramadhan. Kegiatan yang dilakukan dapat di lihat di Gambar 2.5, sebagai berikut :

Gambar 2.5 Liputan Berita di Pemkot Bandung


(46)

2.3

Deskripsi Tentang Jurnalistik Televisi

Menurut Adinegoro (Baksin, 2009), jurnalistik adalah kepandaian mengaran untuk memberi pekabaran pada masyarakat selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara itu definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari – hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya.

Menurut A. Muis (Baksin, 2009), seorang pakar hukum komunikasi, mendefinisikan jurnalistik cukup banyak. Namun definisi – definisi tersebut memiliki kesamaan yang bersifat umum. Semua unsur media massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu (akutalitas).

Kata jurnal sendiri berasal dari bahasa Prancis, journal yang berarti catatan harian.hampir sama bunyi ucapannya dengan kata yang di temukan pada bahasa Latin, diurna. yang mengandung arti hari ini. Adapun kata istik merujuk kepada masalah Estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan yang di maksud adalah:

“mewujudkan berbagai produk seni dan keterampilan dengan menggunakan yang di perlukan seperti, kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan dan musik (Pringgodigdo, 1973 : 383 )”.

Dengan demikian secara Etimologi, Jurnalistik dapat di artikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari–hari, karya


(47)

yang mana memiliki kaindahan dan dapat menarik perhatian khalayak sehingga dapat di nikmati dan di manfaatkan untuk kebutuhan hidup.

Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya, komunikasi massa (1986:73) Jurnalistik adalah sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Begitu pula dengan Onong Uchana Effendy ( 1981:102 ) yang mengatakan bahwa Jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebaran kepada masyarakat. Dan lebih ringkas lagi Djen Amar (1984:30) mendefinisikan Jurnalistik sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

Secara umum Jurnalistik dapat di artikan sebagai teknik mengolah berita, mulai dari mencari berita sampai dengan menyebarkankannya kepada khalayak yang membutuhkan.segala sesuatu yang dianggap menarik dan penting untuk khalayak, bisa di jadikan bahan berita untuk di sebarluaskan kepada masyarakat, dengan menggunakan sebuah media. Seperti yang di ungkapkan oleh Sumadiria,

Dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Jurnalistik adalah:

“Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak dengan secepat-cepatnya (Sumadiria,2005;3)”.

Jurnalistik Televisi merupakan salah satu kegiatan jurnalistik yang menggunakan televisi sebagai medianya. Pada dasarnya televisi merupakan media perpanjangan indera, sebagaimana McLuhan (Sumadiria, 2006) mencatat, media alat


(48)

perpanjangan indera, telepon perpanjangan dari telinga dan televisi adalah perpanjangan dari mata.

Jurnalistik televisi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya, diantaranya kelebihan dari jurnalistik televisi, memiliki cakupan khalayak yang lebih banyak, serta kekuatan audio-visual membuat televisi menjadi lebih diminati daripada media cetak. Adapun kelemahan dari televisi adalah masyarakat harus lebih cepat tanggap, karena tidak adanya perulangan terhadap kata – kata yang diucapkan, dan masyarakat tidak dapat mengatur tayangan apa yang akan mereka saksikan pada stasiun-stasiun tertentu.

Dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, televisi juga mengikuti kode etik yang berlaku yang memengaruhi kinerja atau cara para wartawan mendapatkan dan mengolah berita (Sumadiria, 2006).

2.4 Analisis Kegiatan PKL

Pengertian jurnalistik baik itu oleh pakar maupun pengertian yang diutarakan oleh praktisi. Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda “journalistiek” atau dalam bahasa Inggris “journalism” yang bersumber pada perkataan “journal” sebagai terjemahan dari bahasa Latin “diurnal”yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Hal itu dapat diartikan suatu peristiwa yang mempunyai fakta dan kemudian dikemas menjadi sebuah laporan yang dapat diinformasikan kepada khalayak.

Pencarian, penyeleksian, dan pengolahan informasi yang mengandung nilai berita dan unsur berita dapat dibuat menjadi karya jurnalistik, dan Media yang digunakan pun sangat beragam, baik menggunakan Media massa cetak, maupun media massa


(49)

elektronik, dan internet mengolah suatu fakta menjadi berita memerlukan keahlian, kejelian dan keterampilan tersendiri, yaitu keterampilan jurnalistik.

Kamus Besar Bahasa IndonesiakaryaPoewodarminta,“jurnalistik” berarti

pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit dan menerbitkan berita di media cetak maupun di media elektronik (2001:482).

Pengertian jurnalistik menurut pendapatRomlidalam bukuJurnalistik Praktis, mengemukakan:

Jurnalistik dapat dipahami sebagai proses kegiatan meliput, membuat dan menyebarluaskan peristiwa yang bernilai berita (news) dan pandangan (views) kepada khalayak melalui saluran media massa baik cetak maupun elektronik. Sedangkan pelakunya disebut jurnalis atau wartawan. (2001:70)

Berbagai literatur, dikaji bahwa definisi jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat melalui media massa baik cetak maupun elektronik.

Kegiatan jurnalistik memiliki prinsip-prinsip hal ini juga dijelaskan dalam karya Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, yakni:

1. Tidak boleh memasukkan opini pribadi.

2. Berita yang disajikan hanya fakta yang mengandung kebenaran.

3. Unsure 5W + 1H tetap ada.

4. Penulisan berita harus tepat, ringkas, jelas, sederhana dan dapat dipercaya.


(50)

5. Naskah berita harus lugas dan mengandung daya gerak (2005:3).

Proses jurnalistik adalah setiap kegiatan mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita, serta menyajikan pada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.

Karya jurnalistik adalah uraian fakta dan atau pendapat yang menngandung nilai berita, dan penjelasan masalah hangat yang sudah ada sajikan kepada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.

Pencarian, pengumpulan, penyeleksian, penyebaran, dan pengolahan informasi yang mengandung nilai berita menjadi karya jurnalistik dan penyajian kepada khalayak melalui media massa periodik cetak atau elektronik, memerlukan keahlian, kejelian, dan keterampilan tersendiri, yaitu keterampilan jurnalistik. Penerapan keterampilan jurnalistik harus dilandasi oleh prinsif yang mengutamakan kecepatan, ketepatan, kebenaran, kejujuran, keadilan, keseimbangan, dan berprasangka (praduga tak bersalah).

Ilmu jurnalistik dituangkan dalam bentuk karya jurnalistik yang disajikan pada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak, elektronik, maupun internet.

Selama melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan, sebelum melakukan pekerjaan sebagai jurnalistik, penulis selalu menanyakan kepada jurnalistik perusahan bagaimana cara kerja jurnalistik yang baik.


(51)

Dalam melaksanakan pekerjaan sebagai jurnalistik, penulis merujuk kepada kaidah-kaidah jurnalistik. Gaya berpakaian, tata cara berbicara, dan cara melayani klien Secara garis besar, Televisi Republik Indonesia (TVRI) , telah memenuhi kaidah-kaidah humas. Hal tersebut dikarenakan, modal terbesar untuk menjadi jurnalistik.

Dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan, penulis mengetahui bagaimana kinerja jurnalistik yang sebenarnya. Penulis mencoba mengungkapkan faktor terpenting dalam menjadi jurnalistik adalah totalitas dan disiplin waktu.

Di Televisi Republik Indonesia (TVRI), Penulis di beri kesempatan melayani anggota. Seperti yang di tulis dalam buku teori komunikasi Onong Uchjana effendi bahwa komunikasi dua tahap (two step flow model)

Komunikasi dua tahap di definisikan oleh Lazarsfeld,Berelson dan Gaudet dalam buku “Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi” (Onong Uchjana Effendy. Hal 85. 2003).

“menyatakan bahwa idea-idea sering kali datang dari radio dan surat kabar yang di tangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders)dan dari mereka ini berlalu menuju manusia yang kurang giat yang menyebabkan manusia terbawa kembali ke komunikasi massa”

Berdasarkan definisi dari Lazarsfeld,Berelson dan Gaudet,itu bahwa komunikasi dua tahap ini menyebabkan kita berpengaruh perhatian kepada peran media massa dan kumunikasi antar pribadi. (Onong Uchjana Effendy,2003:84).

Dalam kegiatan jurnalistik saya melakukan PKL di TVRI dengan kegiatan yaitu peliputan berita dimana peliputan berita tersebut di lakukan secara rutin. Sebelum saya melakukan peliputan saya di bimbing bagaima cara


(52)

peliputan yang baik dan menghasilkan sebuah berita yang dapat di muat dan di terima oleh pihak TVRI sehingga berita tersebut layak untuk di tayangkan dan di nikmati oleh masyarakat.Dalam hal ini peliputan berita yang saya lakukan di TVRI mendapatkan sebuah kesempatan untuk meliput kegiatan peliputan berita yang lain.

Dalam buku Dr.Yosal Iriantara dan A.Yani Surachman, S.sos. menyatakan bahwa pengertian berita sebagai berikut ;

“ada yang menyebutkan,berita dari bahasa sansakerta,vrit.dalam bahasa inggris,vrit diterjemahkan menjadi write (menulis). Namun,arti vrit yang sebenernya adalah “ada” atau “terjadi”. Sedangkan orang ada yang menyebut dengan vritta yang memiki arti “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Dan,dalam lidah Indonesia terbitan Balai Pustaka, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (Djuroto,2000:45)

2.5 Analisis layanan Stasiun TVRI Jawa Barat terhadap mahasiswa

Selama penulis melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di Stasiun TVRI Jawa Barat, penulis melakukan kegiatan yang sesuai dengan konsentrasi keilmuan penulis, yakni jurnalistik. Pada saat melakukan kerja praktek penulis diberikan jadwal peliputan, yang tentunya saat terjun dilapangan penulis ditemani dan diawasi oleh wartawan pembimbing.

Kemudian, penulis diberikan tanggung jawab untuk menggunakan peralatan liputan seperti kamera dan microphone untuk melakukan wawancara.Para pembimbing


(53)

di Stasiun TVRI Jawa Barat memberikan pembekalan sebelumnya, cara menggunakan peralatan tersebut di kantor sebelum penulis dan mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan lainnya terjun ke lapangan untuk meliput.

Selain itu, Stasiun TVRI Jawa Barat memberikan pengarahan mengenai faktor teknis dan non-teknis di lapangan dan memberikan keleluasaan kepada penulis dan mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan lainnya untuk menggunakan sarana dan prasarana kantor, seperti komputer di bidang berita yang penulis gunakan untuk mengetik naskah berita hasil liputan ataupun mengoreksi hasil naskah dari kontributor daerah.

Penulis dan mahasiswa lainnya yang melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di Stasiun TVRI Jawa Barat, diberikan peluang bertanya sebesar-besarnya kepada para pembimbing yang terdiri dari kepala bidang berita, wartawan, staf produksi dan karyawan lainnya.


(54)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)

Oleh

Nama : Ahmad Sidik NIM : 41808135 Kelas : IK–Jurnal 2

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI

JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

B A N D U N G

2012


(55)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan... 1

1.1.1 TVRI Nasional ... 1

1.1.2 Sejarah TVRI Jawa Barat... 6

1.1.3 Visi, Misi & Motto... 15

1.1.4 Logo & Arti Logo ... 17

1.2 Sejarah Divisi TVRI Jawa Barat Dan Banten ... 19

1.3 Stuktur Perusahaan... 20

1.3.1 Stuktur Organisasi TVRI Jawa Barat dan Banten... 21

1.3.2 Ada 5 Bidang Di TVRI Jawa Barat dan Banten ... 22

1.3.3 Bidang Keuangan ... 22


(56)

1.3.5 Bidang Teknik... 23

1.3.6 Bidang Program,Pemasaran, Kendali Mutu dan Penunjang Produksi ... 23

1.3.7 Bidang Berita ... 23

1.4 Job Descriptoin ... 23

1.4.1 Profesi Di Bidang Berita ... 23

1.4.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi... 26

1.5 Sarana Dan Prasarana... 31

1.6 Tempat Dan Waktu PKL... 34

1.6.1 Lokasi PKL ... 34

1.6.2 Waktu PKL ... 34

BAB II PELAKSANAAN PKL 2.1 Aktivitas dan Jadwal Kegiatan PKL ... 35

2.2 Deskripsi Kegiatan PKL ... 36

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin ... 36

2.2.1.1 Ruang Programer ... 38

2.2.1.2 Dokumenter... 39

2.2.1.3 Siaran Pengembangan Teknologi ... 39

2.2.1.4 OB VAN ... 39


(57)

2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidentil ... 41

2.3 Deskripsi Jurnalistik Televisi ... 43

2.4 Analisis Kegiatan PKL ... 45

2.4 Analisis layanan Stasiun TVRI Jawa Barat terhadap mahasiswa .... 49

BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan ... 51

3.2 Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN... 54 RIWAYAT HIDUP...


(58)

53 Bandung : Batik Press

Dr Yosal dan A.Yani surchman,2006.Public Relation Writing. Bandung : Simbiosa

Prof.Onong Uchajana Effendy.,M.A. Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra aditya Bakti

Astrid S. Susanto dalam bukunya, komunikasi massa (1986:73) Adinegoro (Baksin, 2009), jurnalistik

Sumber Lain

Company profile dan arsip-arsip pribadi LPP. TVRI JABAR BANTEN 2010 www.tvrijabarbanten.com


(59)

i Assalamua’laikum Wr. Wb.

Segala puji peneliti ucapkan kepada Allah SWT.Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta yang menguasai segala kekuasaan,pemilik segala ilmu yang sifatnya lakhiriah maupun yang bersifat bathiniah atas segala rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat dengan lancar menulis dan menyusun proposal penelitian ini.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada orang tua tercinta,Mamah dan Ayah karena cinta mereka telah menghantarkan peneliti sampai ke derajat mahasiswa,pengorbanan,dan kesetiaan mereka dalam mendampingi peneliti hingga saaat ini tidak mungkin peneliti lupakan.

Melalui kesempatan kali ini peneliti tidak lupa akan bantuan dari berbagai pihak dan dengan segala rasa hormat ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Yth.Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar PKL kepada pihak perusahaan dan memberikan pengesahan pada laporan ini.


(60)

Komunikasi dan Public Relations FISIP UNIKOM sekaligus sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan serta memberikan pengesahan PKL.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., selaku Dosen wali IK-4 2008 - 2009 sekaligus yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi.

5. Yth. Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom, selaku Dosen pembimbing selaku dosen pembimbing Universitas FISIP UNIKOM, sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dengan baik. 6. Yth. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi, Ibu Rismawaty, S.Sos.,

M.Si., Bapak Sangra Juliano P., S.I.Kom., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom. ,Bapak Adiyana Slamet., S.IP., M.Si.,Bapak Olih Solihin S. I.Kom., M.Si., Bapak Ari Prasetyo, S.Sos., M.Si., Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom.,yang telah mengajarkan penulis selama ini serta memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.


(61)

Komunikasi yang telah banyak membantu dalam mengurus surat perizinan yang berkaitan dengan kerja praktek yang penulis laksanakan. 8. Yth. Bapak Drs Sugiyanto Hadi P, selaku Pembimbing TVRI Jawa

Barat yang telah memberikan izin serta pengesahan kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di TVRI Jabar

9. Yth. Bapak Drs. DedenRamadhan, selaku Pembimbing utama TVRI JABARyang telah menerima penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di TVRI Jabar.

10. Seluruh keluargaku, yang telah memberikan dukungan doa dan semangat.

11. Teman–temanJurnalistik 2008 - 2009

12. Dan semua pihak, yang telah membantu yang tidak biasa disebutkan satu per satu, terimakasih atasdo’adan dukungannya.

Peneliti juga dalam kesempatannya kali ini ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis untuk mengerjakan proposal penelitian ini,semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran dan keikhlasannya dalam penulisan proposal ini.

Untuk kesempurnaan dari proposal penelitian ini peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan dari proposal ini.


(62)

kebaikan bagi banyak pihak,terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bandung,Desember 2012 Penulis

Ahmad Sidik NIM. 41808135


(63)

Tempat Tanggal Lahir : Bandung,26 Januari1989

Agama : Islam

Alamat : Jl.leuwi Pagjang Gg.Amung no 22 Bnadung No. Telp/ e-mail : 089656829998 / dikdik_89@yahoo.com

Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal

TAHUN PENDIDIKAN FORMAL

2008 Unikom

2004 - 2007 SMA SMA Pasundan 3 Bandung

2001 - 2004 SMP SMP N 10 Bandung

1996 - 2001 SD SD Muhammadyah 5 Bandung

1994 - 1995 TK TK Annisa Nurul Huda Bandung

Seminar dan Pelatihan

No TAHUN SEMINAR & PELATIHAN TEMPAT

1 2011 Kunjungan Ke Media Audio Visual TRANS, TRANS 7

2 2010 Table Manner Course Banana Inn Hotel & SPA

3 2009 Workshop “The Power of Dreams” STIE Ekuitas Bandung

4 2012 Bedah Buku “Hand Book of Public Relations”


(64)

(1)

i Assalamua’laikum Wr. Wb.

Segala puji peneliti ucapkan kepada Allah SWT.Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta yang menguasai segala kekuasaan,pemilik segala ilmu yang sifatnya lakhiriah maupun yang bersifat bathiniah atas segala rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat dengan lancar menulis dan menyusun proposal penelitian ini.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada orang tua tercinta,Mamah dan Ayah karena cinta mereka telah menghantarkan peneliti sampai ke derajat mahasiswa,pengorbanan,dan kesetiaan mereka dalam mendampingi peneliti hingga saaat ini tidak mungkin peneliti lupakan.

Melalui kesempatan kali ini peneliti tidak lupa akan bantuan dari berbagai pihak dan dengan segala rasa hormat ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Yth.Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar PKL kepada pihak perusahaan dan memberikan pengesahan pada laporan ini.


(2)

ii

2. Yth. Bapak Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP UNIKOM sekaligus sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan serta memberikan pengesahan PKL.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., selaku Dosen wali IK-4 2008 - 2009 sekaligus yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi.

5. Yth. Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom, selaku Dosen pembimbing selaku dosen pembimbing Universitas FISIP UNIKOM, sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dengan baik. 6. Yth. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi, Ibu Rismawaty, S.Sos.,

M.Si., Bapak Sangra Juliano P., S.I.Kom., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom. ,Bapak Adiyana Slamet., S.IP., M.Si.,Bapak Olih Solihin S. I.Kom., M.Si., Bapak Ari Prasetyo, S.Sos., M.Si., Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom.,yang telah mengajarkan penulis selama ini serta memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.


(3)

7. Yth. Ibu Astri Ikawati, A.Md.,selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu dalam mengurus surat perizinan yang berkaitan dengan kerja praktek yang penulis laksanakan. 8. Yth. Bapak Drs Sugiyanto Hadi P, selaku Pembimbing TVRI Jawa

Barat yang telah memberikan izin serta pengesahan kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di TVRI Jabar

9. Yth. Bapak Drs. DedenRamadhan, selaku Pembimbing utama TVRI JABARyang telah menerima penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di TVRI Jabar.

10. Seluruh keluargaku, yang telah memberikan dukungan doa dan semangat.

11. Teman–temanJurnalistik 2008 - 2009

12. Dan semua pihak, yang telah membantu yang tidak biasa disebutkan satu per satu, terimakasih atasdo’adan dukungannya.

Peneliti juga dalam kesempatannya kali ini ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis untuk mengerjakan proposal penelitian ini,semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran dan keikhlasannya dalam penulisan proposal ini.

Untuk kesempurnaan dari proposal penelitian ini peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan dari proposal ini.


(4)

iv

Akhir kata peneliti berharap semoga proposal penelitian ini mendatangkan kebaikan bagi banyak pihak,terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bandung,Desember 2012 Penulis

Ahmad Sidik NIM. 41808135


(5)

Nama : Ahmad Sidik

Tempat Tanggal Lahir : Bandung,26 Januari1989

Agama : Islam

Alamat : Jl.leuwi Pagjang Gg.Amung no 22 Bnadung No. Telp/ e-mail : 089656829998 / dikdik_89@yahoo.com

Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal

TAHUN PENDIDIKAN FORMAL

2008 Unikom

2004 - 2007 SMA SMA Pasundan 3 Bandung

2001 - 2004 SMP SMP N 10 Bandung

1996 - 2001 SD SD Muhammadyah 5 Bandung 1994 - 1995 TK TK Annisa Nurul Huda Bandung

Seminar dan Pelatihan

No TAHUN SEMINAR & PELATIHAN TEMPAT

1 2011 Kunjungan Ke Media Audio Visual TRANS, TRANS 7 2 2010 Table Manner Course Banana Inn Hotel & SPA 3 2009 Workshop “The Power of Dreams” STIE Ekuitas Bandung 4 2012 Bedah Buku “Hand Book of Public

Relations”


(6)