Pemanfaatan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pemucat Minyak Kelapa, Minyak Wijen dan Minyak Kelapa Sawit

PEMAWFAATAW ABCI SEKAM PAD! SEBAGAI BAWAH PEMUCAT
WIIHYAK KELAPW, MlNYAK WlJEN DAM MIWYWK KELAPA S A W T

Oleh

FIAMETTA SACRA
F 27. 0279

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITLIT PERTANIAN BOGOR

B 0 G0R

mengandung 743.98 mg/g ALJ, minyak kelapa yang dipucatkan dengan abu sekam
padi mengandung 781.22 mg/g ALJ dan minyak kelapa yang dipucatkan dengan
arang aktif mengandung 848.13 mg/g ALJ. Minyak wijen awal mengandung 570.41
mgig ALTJ, minyak wijen yang dipucatkan dengan abu sekam padi mengandung
569.20 mg/g ALTJ dan minyak wijen yang dipucatkan dengan arang aktif
mengandung 615.81 mg/g ALTJ. Minyak kelapa sawit awal mengandung 427.57
mg/g ALTJ, minyak kelapa sawit yang dipucatkan dengan abu sekam padi
mengandung 450.22 mg/g ALTJ dan minyak kelapa sawit yang dipucatkan dengan

arang aktif mengandung 385.56 mg/g ALTJ. Arang aktif menyebabkan penurunan
komposisi ALJ terhadap minyak wijen, tetapi tidak mengubah komposisi ALJ dan
ALTJ kedua minyak laimya.
Abu sekam padi clan arang aktif yang digunakan untuk memucatkan minyak
kelapa memiliki kemampuan yang hampir sama dalam mengadsorpsi asam lemak
bebas, peroksida serta produk degradasi lemak lainnya. Penggunaan heksana pada
minyak wijen mengurangi kemampuan abu sekam padi dan arang aktif untuk
mengadsorpsi produk-produk degradasi lemak.
Penggunaan abu sekam padi dan arang aktif untuk memucatkan minyak wijen
menimbulkan proses hidrolisis. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan bilangan
penyabunan minyak kelapa (minyak awal 164.93 mg KOWg minyak, minyak yang
dipucatkan dengan abu sekam padi 228.60 mg KOWg minyak dan minyak yang
dipucatkan dengan arang aktif 225.85 mg KOWg minyak) dan peningkatan bilangan
penyabunan minyak wijen (minyak awal 126.67 mg KOWg minyak, minyak yang
dipucatkan dengan abu sekam padi 187.61 mg KOW g minyak dan minyak yang
dipucatkan dengan arang aktif 224.63 mg KOWg minyak).
Penggunaan abu sekam padi dan arang aktif untuk memucatkan minyak kelapa
sawit tidak menyebabkan peningkatan proses hidrolisis, tetapi menyebabkan
peningkatan proses oksidasi. Proses oksidasi yang ditimbulkan oleh abu sekam pa&
lebih banyak danpada proses oksidasi yang ditimbulkan oleh arang aktif. Hal ini

dapat dilihat dari perubahan nilai bilangan iod (minyak awal 55.21 g iod1100 g
minyak, minyak yang dipucatkan dengan abu sekam padi dan arang aktif masingmasing 49.53 dan 49.44 g iod1100 g minyak). Abu sekam @ dan arang &if
memiliki kemampuan yang hampir sama &am mengadsorpsi produk-produk
degradasi lemak.
oleh kandungan
Efehtivitas pemucatan oleh abu sekam padi juga dipenaluminium abu sekam padi. Kandungan mineral-mineral lain tidak mempengaruhi
efektivitas pemucatan. Abu asam minyak kelapa sawit yang memiliki kandungan Ca
(465.56 mgi100 g), Mg (163.05 mgi100 g) dan Fe (266.13 mg/100 g) relatif rendah
dapat menghasilkan efektivitas pernucatan tertinggi.
Tingginya efektivitas
pemucatan ini disebabkan oleh peningkatan kandungan A1 akibat ahvasi dengan
asam (kandungan Al abu basa 188.95 mg/100 g sedangkan kandungan Al abu asam
279.95 mg/100 g).

PEMANFAATAN ABU SEKAM PAD1 SEBAGAI BAHAN PEMUCAT
MINYAK KELAPA. MINYAK WIJEN DAN MINYAK KELAPA SAWIT

Oleh :
FIAMETTA SACRA
F 27.0279


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1994
OLOGI PANGAN DAN GIZI
EKNOLOGI PERTANMN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTTTUT PERTANIAN B W d R
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

IMINYAK KELAPA, MINYA

SKRIPSI


Sebaga~salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologl Pangnn dan GIZI
Fakultas Tcknologi Pertantan
instltut Pertan~anBogor

Dllah~rkanpada tanggal 25 Met 1971
di Jakarta
Tanggal lulus : September 1994

Dosen Pembimbing

KATA PENGANTAR

Segala pujl syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya skripsi Penulis. Sknpsi ini merupakan rangkuman hasil penelitian Penulis
) :;i

yang dilaksanakan dari bulan April 1994 sampai dengan Agustus 1994
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besamya kepada :

1. Drh. Monang Manullang, MSc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing,,atas bimbingan

yang diberikan kepada Penulis selama masa penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr. dan Dra. Suliantari, M.S. selaku Dosen Penguji,
atas saran-saran dan perbaikan yang diberikan.

3. PT Unilever Indonesia, atas bantuan bahan baku yang dibutuhkan selama Penulis
melakukan penelitian.
4. Ibu Inggnani, BSc. dari Balai Besar Industri Hasil Pertanian atas bantuan berupa
saran dan pemberian literatur kepada penulis.
5. Seiumh laboran Laboratorium TPG, Laboratorium PAU Kimia dam Biokimia

Pangan serta Laboratorium PAU Pilot Plan, atas bantuan dan kerja sama yang
diberikan selama Penulis melakukan penelitian.

6. Bapak dan Ibu David Soenardi, selaku orang tua Penulis yang telah memberikan
bantuan dana, tenaga dan dukungan moril selama Penulis menyelesaikan skripsi
ini.
7. Ny. Yuniarsih Paulus serta seluruh warga TPG angkatan 27 yang telah


memberikan dukungan moril, bantuan tenaga dan fasilitas selama Penulis
mengerjakan skripsi.

Penulis menyadari bahwa sktipsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
karena itu setiap saran dan kntik yang membangun sangat Penulis harapkan untuk
memperluas wawasan dan menambah pengetahuan Penulis.
Akhir kata, Penulis berharap agar setiap informasi yang tercantum di &lam
skripsi ini &pat dimanfaatkan oleh semua pihak.

Bogor, September 1994

Penulis

DAFTAR IS1

Kata pengantar

I


...

111

vi

Daftar gambar

viii

Daftar lampira

xi

Bab I. PENDAHULUAN

1

Bab 11. TINJAUAN PUSTAKA


5

A. Abu sekam padi

5

B. Mmyak kelapa

8

C. Minyak kelapa sawit

11

D. Minyak wijen ............................................................................. .

15

E. Proses pemucatan minyak (bleachingi


18

Bab 111. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ...............................................
A. Alat dan bahan ...

25

25

..

B. Metode penel~t~an
............................................................................. 25

1. Penelitian pendahuluan

25

..


2. Penel~tlanutama ............................................................................

27

28

C. Pengamatan
1. Absorbansi dan kandungan pigmen ........................... ..............

29

2. Indeks bias

30

...

111

3. Chromameter ............................ .

.
.... . ...................................

30

4. Viskositas

31

5. Bilangan peroksida ......... ...................................... . .., .. .

31

..

6. Bilangan iod metode Hanus

32

7. Bilangan penyabunan

32

8. Bilangan asam

33

9. Pengukuran asam lemak bebas dengan kromatografi gas ............

33

10. Analisa mineral dengan Atomic Absorption Spectrophotometry .

33

I 1. Rendemen

34

D. Rancangan percobaan

34

Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

35

A. Hasil penelitian pendahuluan

35

1. Penetapan panjang gelombang maslumurn clan tingkat pengenceran 35
2. Penetapan kondisi pembuatan abu basa untuk ketiga jenis minyak
B. Hasil penelitian utama
1. Penelitian terhadap proses pemucatan optimum

36
44

.

44

2. Bilangan asam

55

3.

" B~langan
.
peroksida ...................................................................

57

4. Bilangan iod

59

5. Bilangan penyabunan ...............................................................

61

6. Indeks bias

63

7. Viskositas ...................................................................................

65

8. Chromameter

67

. .

9. Komposisi asam lemak .................................................................
10. Kandungan mineral

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran
Daftar pustaka
Lampiran

Tabel 2.1. Komposisi kimia daging buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan
Tabel 2.2. Sifat fisiko-kimia minyak kelapa
Tabel 2.3. Komposisi karotenoid pada minyak kelapa sawit merah dan minyak
kelapa sawit jingga
Tabel 2.4. Kandungan karoten dalam minyak kelapa sawit
Tabel 2.5. Sifat fisiko-kimia minyak kelapa salvit
Tabel 2.6. Standar mutu SPB dan ordinary
Tabel 2.7. Sifat fisiko-kimia minyak wijen
Tabel 2.8. Pengaruh berbagai bahan pemucat terhadap mutu minyak kedelai
Tabel 4.1. Hasil pengukuran panjang gelombang minyak kelapa (pengenceran 25
kali) dan minyak wijen (pengenceran 75 kali)
Tabe14.2. Hasil pengukwan panjang gelombang minyak kelapa sawit pada
pengenceran 150 kali
Tabel 4.3 Perbandingan kemampuan pemucatan abu sekam padi dan arang aktif
terhadap minyak kelapa (tanpa pengenceran)
Tabel 4.4. Perbandingan kemampuan pemucatan abu sekam padi dan arang aktif
terhadap minyak wijen (konsentrasi 95 %)
Tabei 4.5. Perbandingan kemampuan pemucatan abu sekam padi dan arang &if
terhadap minyak kelapa sawit (tanpa pengenceran)
Tabel 4.6. Nilai bilangan asam minyak kelapa, minyak wijen dan minyak kelapa
sawit sebelum dan sesudah dipucatkan
Tabel 4.7. Nilai bilangan peroksida minyak kelapa, minyak 4 e n dan minyak
kelapa sawit sebelum dan sesudah dipucatkan
Tabel 4.8. Nilai bilangan iod minyak kelapa, minyak wijen dan minyak kelapa sawit
sebelum dan sesudah dipucatkan