36
3.2 DESKRIPSI PENGUJIAN
Dalam penelitian ini terdapat dua proses pengujian yaitu proses pengujian I untuk mengukur laju aliran massa dari primary flow eksperimental dan juga untuk
validasi orifice plate flowmeter yakni dengan cara membandingkan laju aliran massa primary flow eksperimental dengan laju aliran massa primary flow teoritis , dan proses
pengujian II untuk mengukur laju aliran massa dari secondary flow eksperimental. Pada kedua pengujian tersebut diteliti pengaruh variasi dari diameter nozzle terhadap
entrainment ratio yang dihasilkan.
3.2.1 Proses Pengujian I
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur laju aliran massa dari primary flow eksperimental di berbagai variasi. Sementara variasi yang dilakukan ialah dengan
memodifikasi diameter nozzle sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1. Dengan variasi diameter nozzle 3,5 mm, 3 mm, dan 2,5 mm, dan diameter nozzle yang divariasi adalah
pada diameter throat nozzle. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Tabel 3.1 Variasi Diameter Nozzle Ejector D
iameter nozzle mm
Geometri mm
3,5
3
37
Tabel 3.1 Variasi Diameter Nozzle Ejector Lanjutan
2,5
Selain digunakan untuk menghitung nilai entrainment ratio, laju aliran massa dari primary flow eksperimental yang didapat dari pengujian juga akan dibandingkan
dengan laju aliran massa primary flow teoritis dengan maksud sebagai validasi alat ukur. Alat ukur yang akan divalidasi adalah orifice flow meter.
Laju aliran massa primary flow teoritis yang digunakan sebagai pembanding untuk validasi diperoleh dari perhitungan berdasarkan pada teori analisis yang
dikembangkan oleh B.J. Huang [6]. Sedangkan acuan dari model ejector yang akan dilakukan perhitungan laju aliran massa primary flow teoritisnya ialah base model yang
digunakan oleh Meyer [2]. Dimana variasi dimensi nozzle yang digunakan dalam pengujian ini sama dengan base model ejector yang digunakan oleh Meyer [2]. Gambar
3.2 adalah geometri dari nozzle yang digunakan. Pengujian pada tahap ini dilakukan pada variasi kondisi operasi boiler steam
ejector refrigeration yaitu pada tekanan 3, 4, 5 kg terhadap primary flow yang
keluar dari nozzle.
Gambar 3.2 Geometri nozzle mm.
38
3.2.2 Proses Pengujian II
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur laju aliran massa dari secondary flow eksperimental. Laju aliran massa dari secondary flow eksperimental yang diperoleh
akan dibandingkan dengan laju aliran massa dari primary flow eksperimental yang didapat pada pengujian I. Sehingga diperoleh nilai entrainment ratio di berbagai variasi
yang telah ditentukan seperti pada pengujian I.
Tabel 3.2 Pengujian II Dengan Variasi Diameter Nozzle Ejector Variasi
diameter nozzle
mm
Diameter
mixing chamber
degree Panjang
throat mm
Geometri mm
3,5 3,5
72
3 3,5
72
2,5 3,5
72
39
Variasi diameter nozzle diatas akan dilakukan pengujian pada kondisi operasi boiler yaitu pada tekanan 3, 4, 5 kg
dan dengan posisi nosel NXP tetap yaitu 100 mm masuk didalam mixing chamber dengan sudut 3,5
o
dan panjang throat 72 mm. NXP adalah posisi nosel terhadap mixing chamber untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 3.3. Sedangkan geometri dari ejector yang akan diteliti diperlihatkan pada Gambar 3.4. Pada Gambar 3.4 diperlihatkan contoh geometri ejector yang digunakan.
Gambar 3.3 Posisi NXP = 100 mm.
Gambar 3.4 Geometri ejector mm.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali pada setiap variasi kondisi operasi dan modifikasi geometri ejector, sebagai contoh pada tekanan boiler 5, 4, 3 kgcm
2
, diameter nozzle 3,5 mm, posisi nosel 100 mm masuk ke dalam mixing chamber 3,5
o
dan panjang throat 72 mm. Form pengambilan data ditunjukkan oleh Tabel 3.3.
40
Tabel 3.3 Form Pengambilan Data Variasi
diameter nozzle.
Pengujian Tekanan Boiler Pb
5 kg 4 kg
3 kg
2 1
P P
2
O cm H
e
P Pa
2 1
P P
2
O cm H
e
P Pa
2 1
P P
2
O cm H
e
P Pa
3,5
1. 2.
3.
3.2.3 Proses Pengujian Distribusi Tekanan