PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA SMP KELAS VIII SEMESTER 2 BERORIENTASI KARAKTER DAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA SMP

KELAS VIII SEMESTER 2 BERORIENTASI

KARAKTER DAN HIGHER ORDER THINKING

SKILL (HOTS)

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Paijan

0402513065

PROGRAM STUDI IPA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

(3)

(4)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Inshiraj : 6)

Persembahan

Karya ini dipersembahkan kepada: Ayah bunda tercinta

Istri dan anak-anakku tersayang


(5)

iv

ABSTRAK

Paijan. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar IPA Fisika SMP Kelas VIII Semester

2 Berorientasi Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS)” . Tesis.

Program Studi IPA Konsentrasi Fisika. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. Pembimbing II Dr Masturi M.Si.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Karakter, dan HOTS

Penelitian didasarkan pada permasalahan bahwa saat ini masih kurang upaya guru mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan mengintegrasikan karakter dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan ajar yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan memuat nilai-nilai karakter kurang memadahi. Tujuan penelititian menghasilkan produk

bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill yang

valid, praktis, dan efektif. Manfaat penelitian sebagai bahan acuan belajar siswa melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mengembangkan karakter. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan modifikasi dari model 4-D

yaitu define,design, develop, tanpa desseminate. Draf divalidasi tiga ahli serta

diujicobakan di SMPN 2 Pecangaan Jepara. Hasil penelitian menunjukan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII yang dikembangkan memenuhi standar validitas dari aspek isi, metode penyajian, bahasa, dan kelengkapan berdasarkan analisis validasi ahli. Efektifitas bahan ajar menunjukan peningkatan skor rata-rata karakter sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan bahan ajar. Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa berdasarkan analisis gain ternormalisasi juga mengalami peningkatan 0,4 dengan kategori peningkatan sedang.Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa bahan ajar hasil pengembangan valid, praktis, dan efektif meningkatkan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Saran peneliti pengembangan tidak terbatas pada penyusunan bahan ajar tetapi lebih luas pada penerapan metode dan pendekatan pembelajaran IPA.


(6)

v

ABSTRACT

Paijan. 2015. “Development Instructional Materials of Science Physics Junior Class VIII Oriented Character and Higher Order Thinking Skills (HOTS)” .

Thesis. Program of Natural Sciences Education, Graduate Program, State University of Semarang.Supervisor I Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. Supervisor II Dr Masturi M.Si

Keywords: Instructional Materials, Character, and HOTS.

The research is based on the problems that are currently lacking the efforts of teachers to develop students' higher-order thinking skills and integrating character in learning. This is due to the availability of teaching materials that develop higher-level thinking skills and character values load is still limited. The purpose of this research is produce teaching materials in the form of character-oriented Science Physics and Higher Order Thinking Skills valid, practical, and effective. Benefit studies as reference material to train students' higher order thinking skills and develop character. This research is the development of a modification of the 4-D models that define, design, develop, without desseminate. Draft validated three experts and tested in SMPN 2 Pecangaan Jepara. The results showed instructional materials Science Physics Class VIII that was developed to meet the standards the validity of the content aspect, the method of presentation, language and completeness based on the analysis of expert validation. The effectiveness of teaching materials showed an increase in the average score of characters before and after the learning using teaching materials. Higher order thinking skills of students based on analysis of the normalized gain also increased 0.4 so that the moderate improvement category. Conclusion the research shows a valid result of the development of teaching materials, practical, and effectively improve the character and high level thinking skills of students. Suggestions researchers are not only limited to the development of materials development but more broadly on science teaching methods and approaches.


(7)

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Fisika SMP Kelas VIIISemester2

Berorientasi Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS)”. Tesis ini disusun

sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk merealisasikan pembelajaran IPA, yaitu pembelajaran yang bermuatan karakter dan mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. (Pembimbing I) dan Dr. Masturi, M.Si. (Pembimbing II).

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberi kesempatan serta

arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan IPA Program

Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.


(8)

vii

3. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Unnes yang telah banyak memberikan

bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.

4. Kepala SMP N 2 Pecangaan yang telah memberikan ijin belajar dan ijin

penelitian kepada penulis.

5. Istriku terkasih, anak-anakku tersayang atas do’a, kesabaran, motivasi,

pengorbanan, dan keikhlasannya selama studi dan penyelesaian tesis ini. Hak-hak kalian telah terabaikan.

6. Teman-teman guru dan karyawan SMP N 2 Pecangaan atas dukungannya.

7. Teman-teman mahasiswa Prodi IPA S2 angkatan 2013 atas segala bantuan

dan kebersamaannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 25 November 2015


(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN KELULUSAN ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN ... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... xiv

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Cakupan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 9

1.7 Manfaat Penelitian ... 9

1.7.1 Manfaat Teoritis ... 10

1.7.2 Manfaat Praktis ... 10

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ... 10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Deskripsi Teoritik ... 12

2.1.1 Keterampilan Berpikir... 12

2.1.2 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill) ... 15

2.1.3 Pendidikan Karakter ... 18

2.1.3.1 Pengertian Karakter... 18


(10)

ix

2.1.4 Bahan Ajar ... 22

2.1.4.1 Pengertian Bahan Ajar ... 22

2.1.4.2 Jenis-jenis Bahan Ajar ... 23

2.1.4.3 Hubungan antara Bahan Ajar, Media, dan Metode Pembelajaran ... 23

2.1.4.4 Bahan Ajar Berorientasi Karakter dan HOTS ... 24

2.1.4.5 Tinjauan Materi Cahaya ... 25

2.1.4.5.1 Konsep Cahaya ... 25

2.1.4.5.2 Pemantulan Cahaya ... 25

2.1.4.5.2.1 Pemantulan pada Cermin Datar ... 26

2.1.4.5.2.2 Pemantulan pada Cermin Cekung ... 27

2.1.4.5.2.3 Pemantulan pada Cermin Cembung ... 29

2.1.4.5.3 Pembiasan Cahaya (Refraksi) ... 30

2.1.4.5.3.1 Indeks Bias suatu Medium ... 31

2.1.4.5.3.2 Pembiasan pada Lensa Cekung ... 32

2.1.4.5.3.3 Pembiasan pada Lensa Cembung ... 33

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 34

2.3 Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Model Pengembangan ... 38

3.2 Prosedur Pengembangan ... 38

3.2.1 Tahap Define(Pendefinisian) ... 39

3.2.1.1 Analisis Kebutuhan ... 39

3.2.1.2 Analisis KarakteristikSiswa ... 39

3.2.1.3 Analisis Konsep ... 40

3.2.1.4 AnalisisTugas ... 41

3.2.1.5 Analisis Tujuan Pembelajaran ... 41

3.2.2 Tahap Design (Perancangan) ... 42

3.2.2.1 Penyusunan Tes Kognitif Tipe HOTS ... 42

3.2.2.2 Pemilihan Media dan Sumber Belajar. ... 43

3.2.2.3 PenyusunanInstrumen Penelitian ... 43


(11)

x

3.2.3 TahapDevelop (Pengembangan) ... 46

3.2.3.1 Penilaian Ahli (Expert Appraisal)... 46

3.2.3.2 Uji Coba Pengembangan (Development Testing) ... 46

3.2.3.2.1 Uji Coba Kelompok Terbatas ... 47

3.2.3.2.2 Uji Coba Lapangan ... 47

3. 3 Uji Coba Produk ... 48

3.3.1 Desain Uji Coba ... 48

3.3.1.1.Validasi Ahli ... 49

3.3.1.2 Analisis Hasil Validasi Ahli ... 50

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 50

3.3.3 Jenis Data ... 51

3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data ... 51

3.3.4.1 Instrumen Kevalidan Bahan Ajar ... 51

3.3.4.2 Instrumen Kepraktisan Bahan Ajar ... 51

3.3.4.3 Instrumen Keefektifan Bahan Ajar ... 52

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 52

3.3.5.1 Analisis Kevalidan Bahan Ajar ... 52

3.3.5.2 Analisis Tes Kognitif Tipe Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ... 53

3.3.5.2.1 Validitas Butir Soal ... 54

3.3.5.2.2 Reliabilitas Soal ... 55

3.3.5.2.3 Tingkat Kesukaran Soal ... 55

3.3.5.2.4 Daya Pembeda ... 56

3.3.5.3 Analisis Kepraktisan Bahan Ajar ... 58

3.3.5.4 Analisis Keefektifan Bahan Ajar ... 58

3.3.5.4.1 Analisis Gain Ternormalisasi ... 58

3.3.5.4.2 Analisis Data Pencapaian Karakter ... 59

3.3.5.4.3 Indikator Keberhasilan Penelitian. ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 TahapDefine ... 61


(12)

xi

Hasil Pengembangan ... 64

Pembahasan ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 86


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom yang Direvisi ... 14

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 54

Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ... 57

Tabel 3.3 Kategorisasi Kepraktisan Bahan Ajar ... 59

Tabel 3.4 Kategorisasi faktor-g... 60

Tabel 3.5 Kategorisasi Pencapaian Karakter ... 61

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli terhadap Kelayakan Bahan Ajar ... 66

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli terhadap Kelayakan RPP ... 67

Tabel 4.3 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap Bahan Ajar ... 70

Tabel 4.4 Hasil Analisis Respon Guru terhadap Bahan Ajar ... 70

Tabel 4.5 Hasil Analisis Karakter Siswa ... 71


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Perubahan Taksonomi Bloom ... 14

Gambar 2.2 Pemantulan Baur dan Teratur... 26

Gambar 2.3 Pemantulan Cermin Datar pada Cakra Optik ... 26

Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar... 27

Gambar 2.5 Sinar Istimewa pada Cermin Cekung ... 28

Gambar 2.6 Sinar Istimewa pada Cermin Cembung... 29

Gambar 2.7 Pembiasan Cahaya Melewati Dua Medium ... 31

Gambar 2.8 Berkas Cahaya yang Keluar dari Lensa Cekung ... 32

Gambar 2.9 Sinar Istimewa pada Lensa Cekung ... 32

Gambar 2.10 Berkas Cahaya yang Keluar dari Lensa Cembung ... 33

Gambar 2.11 Sinar Istimewa pada Lensa Cembng ... 34

Gambar 2.12 Kerangka Berpikir ... 37

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Pengembangan Diadaptasi Model 4-D ... 49


(15)

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU no. 20 tahun

2003 pasal 3 adalah dikembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab(Sisdiknas, 2003). Tujuan tersebut mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.Aspek kognitif berkaitan dengan terbentuknya insan yang memiliki ilmu pengetahuan, aspek afektif berhubungandengan sikap pada diri peserta didik yang secara eksplisit mencakup sikap spiritual dan sikap sosial, sedangkan aspek psikomotorik merupakan aspek keterampilan yang perlu dikembangkan pada diri peserta didik sebagai bekal yang diperlukan dalam semua tahapan kehidupan di masa yang akan datang.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa pelajaran IPA untuk SMP/MTs berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga


(17)

2

Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang meliputi (1) meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa;(2) mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA;(3) mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) melakukan inkuiri ilmiah; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan (7) meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA(Depdiknas, 2006). Sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan tersebut, disusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai landasan kegiatan pembelajaran.

Penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP dapat dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur yaitu pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (Kemendiknas, 2011).Pendidikan karakter dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang ada, sebab nilai-nilai yang terkandung pada setiap mata pelajaran

sudah memadai untuk pengembangan karakter siswa (Hindarto et al., 2012:15).

Dengan demikian, dalam pembelajaran IPA juga diarahkan untuk dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan karakteristik IPA pada


(18)

3

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, proses penilaian terhadap nilai-nilai karakter ini juga harus dilakukan.Berdasarkan paparan di atas, ada dua permasalahan pokok yang terkait dengan tujuan akhir pembelajaran IPA di sekolah. Pertama, bagaimana pencapaian kompetensi siswa sebagaimana dirumuskan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang cenderung mewakili aspek kognitif dan psikomotorik. Kedua, bagaimana pengembangkan karakter siswa melalui pembelajaran IPA yang merupakan aspek afektif.

Permasalahan tersebut terindikasi dari gejala yang ada di lapangan. Pertama, dalam kaitannya dengan pencapaian kompetensi IPA siswa, studi internasional

tentang kemampuan kognitif siswa yaitu Trends in Mathematics and Science

Study(TIMSS) yang di selenggarakan oleh International Association for the Evaluation of Educational Achievement(IEA) tahun 2011 pada bidang sains domain Fisika Indonesia memperoleh skor 397, jauh dibawah nilai standar

internasional yaitu 500 (Martinet al., 2012:147).Berdasarkan data persentase

rata-rata jawaban benar untuk konten sains pada soal pemahaman selalu lebih tinggi dibandingkan pada soal penerapan dan penalaran. Sementara hasil survei yang

dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun

2009, menempatkan Indonesia hanya memperoleh skor 383, di bawah skor standar Internasional 501 (OECD, 2010:159).

Ketiga aspek dalam ranah kemampuan kognitif yaitu pemahaman,

penerapan dan penalaran yang diterapkan pada TIMSSdapat menunjukann profil

kemampuan berpikir siswa. Aspek pemahaman dan penerapan termasuk dalam kemampuan berpikir dasar. Sedangkan aspek penalaran termasuk dalam


(19)

4

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil TIMSStersebut di atas maka

dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih rendah. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa kurang diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Sementara pada PISA, soal yang diberikan adalah untuk mengukur

kemampuan literasi IPA. Menurut Programme for International Student

Assessment (PISA) (2010) dijelaskan bahwa literasi IPA adalah:

For the purposes of PISA, scientific literacy refers to an

individual’s:Scientific knowledge and use of that knowledge to identify questions, acquire new knowledge, explains scientific phenomena and draw evidence-based conclusion about science-related issues. Understanding of the characteristic features of science as a form of human knowledge and enquiry.Awareness of how science and technology shape our material, intellectual and cultural environments.Willingness to engage in science-related issues, and with the ideas of science as a reflective citizen.

Salah satu kemampuan literasi sains sesuai dengan pernyataanPISAdi atas adalah

memiliki kemampuan menerapkan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi

masalah yang mengarah pada kemampuan pemecahan masalah (problem solving).

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu jenis kemampuan perpikir

tingkat tinggi(Brookhart & Susan, 2010:4).

Pada proses pembelajaran dikelas, masih ditemukan guru yang belum menerapkan proses pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Belum semua tujuan mata pelajaran IPA diakomodasi dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi oleh guru IPAyang berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kondisi tersebut teridentifikasi dalam survei terbatas yang melibatkan guru-guru


(20)

5

IPA SMP di Kabupaten Jepara. Dari survei tersebut, didapatkan 90% responden belum pernah melakukan perencanaan maupun melaksanakan pembelajaran yang menekankan keterampilan berpikir. Akibatnya, kemampuan berpikir siswa belum diarahkan pada level keterampilan berpikir yang lebih tinggi, seperti kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan berpikir kreatif yang sering disebut

dengan Higher Order Thinking Skill ataudisingkat dengan HOTS.

Berkaitan dengan pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran IPA sesuai dengan kerangka acuan pendidikan karakter, masih banyak fenomena yang menunjukkan lemahnya karakter siswa. Sebagai contoh, ditemukannya siswa yang masih tidak jujur dan mencontek pada saat ujian, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan kurangnya kepercayaan diri dalam mengikuti pembelajaran. Pada proses pembelajaran masih dijumpai perilaku siswa yang menunjukan sikap kurang disiplin, tidak dapat memberikan rasa hormat terhadap guru, suka melakukan tindakan yang dapat mengurangi konsentrasi saat kegiatan belajar mengajar seperti berbicara kepada teman saat proses pembelajaran dan prilaku lain yang dapat mengurangi efektifitas pembelajaran.

Sehubungan dengan upaya pemerintah telah membuat rencana induk pengembangan pendidikan karakter bangsa dan juga panduan pendidikan karakter

disekolah, masih dijumpai guru yang mengalami kesulitan dalam

mengimplementasikan pembelajaran IPA yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Berdasarkan hasil survei terbatas guru-guru IPA di Kabupaten Jepara, persoalan di atas disebabkan beberapa hal, diantaranya lemahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi


(21)

6

pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat masih jauh dari yang diharapkan sesuai dengan panduan penyususan RPP yang berlaku. Mereka juga kesulitan memilih metode pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan pengembangan karakter.

Berdasarkan uraian dua permasalahan pokok di atas, perlu diupayakan pengembangan bahan ajar IPA Fisika berorientasi pada karakter dan berpikir tingkat tinggi. Salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting adalah

bahan ajar. Sementara itu, bahan ajar yang berorientasi pada karakter dan HOTS

sulit ditemukan. Di kabupaten Jepara misalnya, kebanyakan guru hanya menggunakan LKS buatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA yang cenderung berisi ringkasan materi dan kumpulan soal-soal rutin yang belum

berorientasi pada karakter dan HOTS. Dengan demikian, pengembangan bahan

ajar yang berorientasi karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)

sangat penting dilakukan.

Bahan ajar (instructional material) dapat diartikan sebagai seperangkat

aspek pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk menyampaikan informasi berupa pengetahuan dan keterampilan subyek dalam kurikulum sekolah umum melalui media atau kombinasi media kepada peserta didik. Jenis bahan ajar yang digunakan di sekolah antara lain berwujud buku, bahan tambahan

(suplemen), software computer, media magnetik, DVD, CD-ROM, courseware

computer, media on-line, media elektronik, atau bentuk lainnya yang dapat menyampaikan informasi kepada siswa (Texas Legislature,2011:701). Dari beberapa jenis bahan ajar tersebut, bahan ajar cetak lebih banyak digunakan para


(22)

7

guru karena alasan kemudahan dan kepraktisan dalam mendapatkan dan menggunakannya. Jenis bahan ajar cetak yang banyak didapatkan di pasaran berupa buku teks. Sedangkan jenis bahan cetak yang tidak beredar di pasaran

diantaranya seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), hand-out, maupun modul.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk pengembangan

bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill

(HOTS). Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini berupa bahan ajar berbentuk Lembar Kerja Siswa, dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan penggunaan bahan ajar tersebut.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan topik penelitian ini sebagai berikut.

1) Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih kurang.

2) Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami literasi sains.

3) Terbatasnya bahan ajar yang menyajikan soal yang menguji kemampuan

berpikir tingkat tinggi (HOTS).

4) Kejujuran dan tanggung jawab siswa masih rendah.

5) Penanaman nilai-nilai karakter pada siswa dalam pembelajaran IPA belum

dilaksanakan secara optimal.

6) Guru masih mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang

terintegrasi dengan pengembangan karakter.

7) Belum banyak dikembangakan bahan ajar khususnya IPA yang berorientasi


(23)

8

1.3 CakupanMasalah

Cakupan masalah dalam penelitian pengembangan ini sebagai berikut.

1) Pengembangan bahan ajar berorientasi pada karakter dan Higher Order

Thinking Skill (HOTS)dibatasi pada konsep cahaya.

2) Keefektifan bahan ajar dilihat berdasarkan hasil tes untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi dan angket karekter untuk mengetahui peningkatan nilai-nilai karakter yang dikembangan.

3) Uji coba bahan ajar berorientasi karakter dan HOTS dilaksanakan pada kelas

VIII SMPN 2 Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 semester 2.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian pengembangan ini adalah:

1) Bagaimanakah karakteristik bahanajar yang dikembangkan?

2) Bagaimanakah kevalidan bahan ajaryang dikembangkan?

3) Bagaimanakah kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan?

4) Apakah bahan ajar yang dikembangkan efektif untuk mengembngkan

nilai-nilai karakter dan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelititian ini adalah menghasilkan produk berupa

bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill

(HOTS). Berdasarkan rumusan masalah, maka secara spesifik tujuan penelitian


(24)

9

1) Menganalisis karakteristik bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII berorientasi

karakter dan HOTS.

2) Menguji kevalidan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII berorientasi karakter dan

HOTS yang dikembangkan.

3) Menganalisis kepraktisan bahan ajar yang IPA Fisika Kelas VIII berorientasi

karakter dan HOTS yang dikembangkan.

4) Menganalisis keefektifan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII yang

dikembangkan terhadap peningkatan nilai-nilai karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar IPA

Fisika SMPberorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Produk

yang dikembangkan terdiri dari:

1) Bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada konsep cahaya yang

sesuai dengan StandarKompetensi 6. Memahami konsep getaran, gelombang dan optik dalam produk teknologi sehari-hari, meliputi: tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan; jenis kegiatan pembelajaran siswa; jenis karakter

yang akan dikembangkan; dan alat evaluasi yang berorientasi HOTS.

2) Panduan pembelajaran guru berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

1.7 Manfaat Penelitian


(25)

10

1.7.1 Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan

bahan ajar IPA yang berorientasi pada karakter dan HOTS.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan

pada Kompetensi Dasar yang lain.

1.7.2 ManfaatPraktis

1) Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi nyata khususnya kepada kepala

sekolah dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di sekolah.

2) Bagi guru, membantu para guru dalam mengembangkan bahan ajar yang

berorietasi karakter dan HOTS.

3) Bagi siswa,meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan

mengembangkan karakter yang sangat berguna baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupunmasyarakat.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini dilandasi beberapa asumsi dan keterbatasan sebagai berikut.

1) Guru memiliki wawasan tentang pendidikan karakter dan keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

2) Produk yang dikembangkan dibatasi pada bahan ajar berbentuk Lembar

Kerja Siswa yang berisi pokok-pokok materi, lembar kegiatan, soal-soal latihan beserta RPP pada konsep cahaya yang sesuai dengan Standar


(26)

11

Kompetensi 6. Memahami konsep getaran, gelombang dan optik dalam produk teknologi sehari-hari.

3) Karakter yang dikembangkan dibatasi dan disesuaikan dengan

karakter-karakter yang berkaitan dengan konsep cahaya seperti; religius, rasa ingin tahu, kerja keras, disiplin, jujur dan keterbukaan.


(1)

pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat masih jauh dari yang diharapkan sesuai dengan panduan penyususan RPP yang berlaku. Mereka juga kesulitan memilih metode pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan pengembangan karakter.

Berdasarkan uraian dua permasalahan pokok di atas, perlu diupayakan pengembangan bahan ajar IPA Fisika berorientasi pada karakter dan berpikir tingkat tinggi. Salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting adalah bahan ajar. Sementara itu, bahan ajar yang berorientasi pada karakter dan HOTS sulit ditemukan. Di kabupaten Jepara misalnya, kebanyakan guru hanya menggunakan LKS buatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA yang cenderung berisi ringkasan materi dan kumpulan soal-soal rutin yang belum berorientasi pada karakter dan HOTS. Dengan demikian, pengembangan bahan ajar yang berorientasi karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) sangat penting dilakukan.

Bahan ajar (instructional material) dapat diartikan sebagai seperangkat aspek pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk menyampaikan informasi berupa pengetahuan dan keterampilan subyek dalam kurikulum sekolah umum melalui media atau kombinasi media kepada peserta didik. Jenis bahan ajar yang digunakan di sekolah antara lain berwujud buku, bahan tambahan (suplemen), software computer, media magnetik, DVD, CD-ROM, courseware computer, media on-line, media elektronik, atau bentuk lainnya yang dapat menyampaikan informasi kepada siswa (Texas Legislature,2011:701). Dari beberapa jenis bahan ajar tersebut, bahan ajar cetak lebih banyak digunakan para


(2)

guru karena alasan kemudahan dan kepraktisan dalam mendapatkan dan menggunakannya. Jenis bahan ajar cetak yang banyak didapatkan di pasaran berupa buku teks. Sedangkan jenis bahan cetak yang tidak beredar di pasaran diantaranya seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), hand-out, maupun modul.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk pengembangan bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini berupa bahan ajar berbentuk Lembar Kerja Siswa, dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan penggunaan bahan ajar tersebut.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan topik penelitian ini sebagai berikut. 1) Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih kurang.

2) Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami literasi sains.

3) Terbatasnya bahan ajar yang menyajikan soal yang menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

4) Kejujuran dan tanggung jawab siswa masih rendah.

5) Penanaman nilai-nilai karakter pada siswa dalam pembelajaran IPA belum dilaksanakan secara optimal.

6) Guru masih mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang terintegrasi dengan pengembangan karakter.

7) Belum banyak dikembangakan bahan ajar khususnya IPA yang berorientasi karakter dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.


(3)

1.3 CakupanMasalah

Cakupan masalah dalam penelitian pengembangan ini sebagai berikut. 1) Pengembangan bahan ajar berorientasi pada karakter dan Higher Order

Thinking Skill (HOTS)dibatasi pada konsep cahaya.

2) Keefektifan bahan ajar dilihat berdasarkan hasil tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi dan angket karekter untuk mengetahui peningkatan nilai-nilai karakter yang dikembangan.

3) Uji coba bahan ajar berorientasi karakter dan HOTS dilaksanakan pada kelas VIII SMPN 2 Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 semester 2.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian pengembangan ini adalah: 1) Bagaimanakah karakteristik bahanajar yang dikembangkan? 2) Bagaimanakah kevalidan bahan ajaryang dikembangkan? 3) Bagaimanakah kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan?

4) Apakah bahan ajar yang dikembangkan efektif untuk mengembngkan nilai-nilai karakter dan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa? 1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelititian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Berdasarkan rumusan masalah, maka secara spesifik tujuan penelitian sebagaiberikut.


(4)

1) Menganalisis karakteristik bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII berorientasi karakter dan HOTS.

2) Menguji kevalidan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII berorientasi karakter dan HOTS yang dikembangkan.

3) Menganalisis kepraktisan bahan ajar yang IPA Fisika Kelas VIII berorientasi karakter dan HOTS yang dikembangkan.

4) Menganalisis keefektifan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII yang dikembangkan terhadap peningkatan nilai-nilai karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar IPA Fisika SMPberorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Produk yang dikembangkan terdiri dari:

1) Bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada konsep cahaya yang sesuai dengan StandarKompetensi 6. Memahami konsep getaran, gelombang dan optik dalam produk teknologi sehari-hari, meliputi: tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan; jenis kegiatan pembelajaran siswa; jenis karakter yang akan dikembangkan; dan alat evaluasi yang berorientasi HOTS.

2) Panduan pembelajaran guru berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1.7 Manfaat Penelitian


(5)

1.7.1 Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan bahan ajar IPA yang berorientasi pada karakter dan HOTS.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan pada Kompetensi Dasar yang lain.

1.7.2 ManfaatPraktis

1) Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi nyata khususnya kepada kepala sekolah dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di sekolah.

2) Bagi guru, membantu para guru dalam mengembangkan bahan ajar yang berorietasi karakter dan HOTS.

3) Bagi siswa,meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mengembangkan karakter yang sangat berguna baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupunmasyarakat.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini dilandasi beberapa asumsi dan keterbatasan sebagai berikut.

1) Guru memiliki wawasan tentang pendidikan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2) Produk yang dikembangkan dibatasi pada bahan ajar berbentuk Lembar Kerja Siswa yang berisi pokok-pokok materi, lembar kegiatan, soal-soal latihan beserta RPP pada konsep cahaya yang sesuai dengan Standar


(6)

Kompetensi 6. Memahami konsep getaran, gelombang dan optik dalam produk teknologi sehari-hari.

3) Karakter yang dikembangkan dibatasi dan disesuaikan dengan karakter-karakter yang berkaitan dengan konsep cahaya seperti; religius, rasa ingin tahu, kerja keras, disiplin, jujur dan keterbukaan.