Perhitungan BOK yang Dikembangkan oleh PT. Jasa Marga dan LAPI

52

2.8 Perhitungan BOK yang Dikembangkan oleh PT. Jasa Marga dan LAPI

ITB 1. Konsumsi Bahan Bakar KKB • Jalan Tol Konsumsi Bahan Bakar = basic fuel 1+ kk+kI+kr Konsumsi Bahan Bakar Gol I = 0,0284 V² - 3,0644 V + 141,68 Konsumsi Bahan Bakar Gol IIA = 2,26533 x Basic fuel Gol I Konsumsi Bahan Bakar Gol IIB = 2,90805 x Basic fuel Gol I Dimana: basic fuel dalam liter1000 km kk = koreksi akibat kelandaian kI = koreksi akibat kondisi lalu lintas kr = Koreksi akibat kekasaran jalan roughness V = Kecepatan • Jalan non Tol Konsumsi bahan bakar = basic fuel I+kk+kl+kr Konsumsi Bahan Bakar Gol I = 0,05693V² - 6,42593 V + 269,1856 Konsumsi Bahan Bakar Gol IIA = 0,21692 V² - 24,11549 V + 954,78624 Konsumsi Bahan Bakar Gol IIB = 0,21557 V² - 24,17699 V + 947,80862 Dimana: basic fuel dalam liter1000 km kk = koreksi akibat kelandaian kl = koreksi akibat kondisi lalu lintas kr = Koreksi akibat kekasaran jalan roughness 53 Faktor koreksi konsumsi bahan bakar ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 2.7 Faktor Koreksi Akibat Kelandaian Koreksi Kelandaian Negatif Kk g -5 -0,337 -5 ≤ g ≤ 0 -0,158 Koreksi Kelandaian Positif Kk ≤ g ≤ -5 0,400 g ≥ 5 0,820 Sumber : LAPI-ITB 1997 Tabel 2.8 Faktor Koreksi Akibat Kekasaran Koreksi Lalu Lintas Kl ≤ vc 0,6 0,050 0,6 ≤ vc 0,8 0,185 vc 0,8 0,253 Koreksi Kekasaran Kl 3 mkm 0,035 ≥ 3 mkm 0,085 Sumber : LAPI-ITB 1997 54 2. Konsumsi Minyak Pelumas Berdasarkan survey literatur, dengan kriteria kemudahan dalam mengimplementasikan model, maka dipilih spesifikasi model yang dikembangkan dalam GENMERRI, yaitu model yang dipakai oleh Bina Marga untuk studi kelayakan jalan. Model ini memperhatikan pengaruh dari kecepatan perjalanan dan kekasaran permukaan jalan terhadap konsumsi minyak pelumas. Pada tabel dapat dilihat konsumsi dasar minyak pelumas literkm untuk jalan tol yang dimodifikasikan dari model ini. Konsumsi dasar ini kemudian dikoreksi lagi menurut tingkatan kekasaran jalan seperti yang terlihat pada tabel: Tabel 2.9 Konsumsi Dasar Minyak Pelumas literkm Kecepatan KmJam Jenis Kendaraan Golongan IA Golongan IIA Golongan IIB 10 – 20 0,0032 0,0060 0,0049 20 – 30 0,0030 0,0057 0,0046 30 – 40 0,0028 0,0055 0,0044 40 – 50 0,0027 0,0054 0,0043 50 – 60 0,0027 0,0054 0,0043 60 – 70 0,0029 0,0055 0,0044 70 – 80 0,0031 0,0057 0,0046 80 – 90 0,0033 0,0060 0,0049 90 – 100 0,0035 0,0064 0,0053 Sumber : LAPI-ITB 1997 55 Konsumsi dasar minyak pelumas untuk jalan non tol dirumuskan sebagai berikut: Konsumsi minyak pelumas Gol I = 0,00037 V² - 0,04070 V + 2,20405 Konsumsi minyak pelumas Gol IIA = 0,00209 V² - 0,24413 V + 13,29445 Konsumsi minyak pelumas Gol IIB = 0,00186 V² - 0,22035 V + 12,06486 Dimana: V = Kecepatan Tabel 2.10 Faktor Koreksi Konsumsi Minyak Pelumas Nilai Kekasaran Faktor Koreksi 3 mkm 1,00 3 mkm 1,50 Sumber : LAPI-ITB 1997 3. Konsumsi Ban Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi kondisi umur ban, yaitu: a Rolling Friction yaitu gesekan antara ban dengan permukaan jalan b Gesekan akibat Driving Force, yang diakibatkan tekanan udara yang terjadi pada saat kendaraan melakukan tanjakan dan atau pengurangan kecepatan c Gaya longitudinal dan transversal yang menyebabkan gesekan pada sebagian permukaan ban. Gaya tersebut terjadi akibat pengereman, akselerasi dan tikungan Dengan memperhitungkan kriteria kesederhanaan dan kemudahan dalam mengimpelentasikan model, maka digunakan model PCI sebagai berikut: Golongan I Y = 0,0008848 V – 0,0045333 Golongan IIA Y = 0,0012356 V – 0,0065667 56 Golongan IIB Y = 0.0015553 V – 0,0059333 Dimana: Y = Pemakaian ban per 1000 km V = Kecepatan 4. Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan terdiri dari biaya suku cadang dan upah montir yang berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non tol, sedangkan menurut PCI persamaannya sebagai berikut: a Suku Cadang Golongan I Y = 0,0000064 V + 0,0005567 Golongan IIA Y = 0,0000332 V + 0,0020891 Golongan IIB Y = 0.0000191 V + 0.0015400 Dimana : Y = Pemeliharaan suku cadang per1000 km V = Kecepatan b Montir Golongan I Y = 0,00362 V + 0,36267 Golongan IIA Y = 0,02311 V + 1,97733 Golongan IIB Y = 0,01511 V + 0,21200 Dimana : Y = Jam montir per1000 km V = Kecepatan 5. Deprisiasi Biaya deprisiasi berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non tol. Persamaannya sebagai berikut: 57 Golongan I Y = 1 2,5 V + 125 Golongan IIA Y = 1 1,9 V + 450 Golongan IIB Y = 1 6,0 V + 300 Dimana : Y = Depresiasi per1000 km dikalikan ½ nilai depresiasi dari kendaraan 6. Asuransi Biaya asuransi berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non tol. Persamaannya sebagai berikut: Golongan I Y = 38 500 V Golongan IIA Y = 6 2571,45857 V Golongan IIB Y = 61 1714,28571 V Dimana : Y = Asuransi per1000 km V = Kecepatan 7. Bunga Modal Bunga modal per kendaraan-km yang dilambangkan dalam dengan INT dan diekspresikan sebagai fraksi dari kendaraan baru diberikan dalam persamaan berikut: INT = AINT AKM Dimana : AINT = Rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari kendaraan baru. 0,01 AINV2 AINV = Bunga modal tahunan dari kendaraan baru. Dalam hal ini bunga modal diasumsikan tidak dipengaruhi oleh pilihan pemakai jalan tol maupun jalan non tol. 58 8. Persamaan dari waktu perjalanan Gol I mobil : Y = - Gol IIA Bus : Y = 1000 V Gol IIB truk : Y = 1000 V Dimana : Y = Jam perjalanan dikalikandengan upahjam1000km. V = Kecepatan kmjam Rata-rata jumlah awak kendaraan. Gol I mobil : sopir 1 Gol IIA Bus : sopir 1 ; kondektur 1,7 Gol IIB truk : sopir 1 ; kernet 1 9. Overhead biaya tak terduga Gol I mobil : - Gol IIA Bus : 10 dari sub total Gol IIB truk : 10 dari sub total 12

BAB I PENDAHULUAN