3. Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data yang menjadi subjek penulisan ini berupa foto jurnalistik tentang gempa Sumatera Barat yang dimuat di surat kabar Kompas edisi 2
Oktober 2009 sampai dengan 9 Oktober 2009 yang dibatasi sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penulisan ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dengan cara mengambil dari berbagai sumber tulisan artikel, buku-buku, sumber-sumber dari internet yang
berkaitan dengan objek penulisan yang dapat mendukung penulisan ini.
4. Unit Analisis
Sebuah karya foto jurnalistik yang akan diambil tidak hanya berdasarkan objek dan peristiwa saja tetapi juga berhubungan dengan :
a. Judul foto adalah isi foto. Pemberian judul pada foto sebagai
pendukung caption. Foto yang memiliki judul memudahkan pembaca segera memaknai isi foto atau cerita yang ingin disampaikan
fotografer. Selain itu judul foto bersifat singkat dan padat, sehingga dapat merangsang rasa penasaran pembaca untuk berfikir dan melihat
makna foto lebih cepat daripada membaca isi foto. b.
Isi foto adalah cerita tersirat yang menjadi jawaban dari pertanyaan, mengapa gambar yang diambil dan diterbitkan pantas untuk dilihat
oleh banyak orang? Sebuah foto jurnalistik yang dimuat dalam media
cetak pada hakekatnya tidak berbeda dengan pemaparan berita itu sendiri. Hanya saja berita foto menggunakan media dalam
penyampaian pesannya. Tetapi dalam penyampaian foto berita harus tetap mempunyai unsur 5W + 1 H persis dengan berita tulis. Karena
dalam sebuah foto mutlak tidak bisa menyampaikan 5W + 1H maka perlu disertainya caption tulisan penyerta foto untuk melengkapinya.
Sehingga dalam hal ini foto jurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata. Dalam sebuah berita harus dapat mengidentifikasi siapa atau
apa yang menjadi pokok berita, misalnya terjadi sebuah kebakaran, siapa who yang menjadi korban kebakaran?. Apa what yang
menimbulkan kebakaran tersebut?. Kapan when terjadinya kebakaran tersebut?. Dimana where tempat terjadinya kebakaran tersebut?.
Kenapa why bisa terjadi kebakaran tersebut?. Yang terakhir adalah Bagaimana how kebakaran itu terjadi?. Dalam foto jurnalistik, karena
tidak bisa keenam elemen itu ada dalam gambar sekaligus, teks foto diperlukan untuk melengkapinya. Seringkali tanpa teks foto, sebuah
foto jurnalistik menjadi tidak berguna sama sekali. Tanpa teks, sisi terdalam sebuah foto tidak muncul. Teks yang menyertai foto dalam
foto jurnalistik disebut caption. c.
Komposisi Objek adalah tata letak subyek foto dan pendukungnya yang kita abadikan. Sedangkan komposisi frame adalah lingkup
pandang foto berobjek, dengan pusat perhatian kepada objek foto yang disajikan oleh para fotografer Kompas. Komposisi foto di deskripsikan
sebagai tugas dari fotografer untuk pemenuhan tugas dan penyederhanaan tentang suatu aspek kehidupan lebih bermakna. Empat
karakter dari komposisi foto yang baik adalah :
49
1. Desain dari foto jurnalistik yang sederhana.
2. Penekanan atau penonjolan pusat perhatian focus of interest. 3. Penggunaan kamera yang tepat untuk membangun hubungan antara
elemen-elemen pada bingkai. 4. Penggunaan latar depan dengan latar belakang sebagai ruang
lingkup desain elemen-elemen dengan selektif fokus atau selektif detail.
d. Angle atau pengambilan sudut gambar adalah dari sisi mana objek dan
peristiwa tersebut diabadikan oleh seorang fotografer. Pengambilan frame kamera merupakan kontrol bidikan mata agar bisa mendapatkan
gambar dari bagian kiri atau kanan, atas atau bawah. Teknik framing memberikan suatu pengertian untuk memberikan sudut pandang dan
isi. Selain itu kreatifitas seorang fotografer dalam menentukan sudut pandang sangat berpengaruh pada hasil.
5. Analisis Data