Analisis Data Data Sekunder

sebagai tugas dari fotografer untuk pemenuhan tugas dan penyederhanaan tentang suatu aspek kehidupan lebih bermakna. Empat karakter dari komposisi foto yang baik adalah : 49 1. Desain dari foto jurnalistik yang sederhana. 2. Penekanan atau penonjolan pusat perhatian focus of interest. 3. Penggunaan kamera yang tepat untuk membangun hubungan antara elemen-elemen pada bingkai. 4. Penggunaan latar depan dengan latar belakang sebagai ruang lingkup desain elemen-elemen dengan selektif fokus atau selektif detail. d. Angle atau pengambilan sudut gambar adalah dari sisi mana objek dan peristiwa tersebut diabadikan oleh seorang fotografer. Pengambilan frame kamera merupakan kontrol bidikan mata agar bisa mendapatkan gambar dari bagian kiri atau kanan, atas atau bawah. Teknik framing memberikan suatu pengertian untuk memberikan sudut pandang dan isi. Selain itu kreatifitas seorang fotografer dalam menentukan sudut pandang sangat berpengaruh pada hasil.

5. Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian bersifat kualitatif, analisa data sama sekali tidak menggunakan perhitungan secara kuantitatif. Semiotika digunakan untuk menganalisa makna dari tanda-tanda yang ada dari pesan- 49 P. Hoy, Frank. PhotoJournalism The Visual Approach. New Jersey Amerika: Practice – Hall. 1986, hal 163 pesan komunikasi dalam foto-foto jurnalistik yang dimuat dalam harian Kompas edisi 2 Oktober 2009 sampai dengan 9 Oktober 2009. Langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisa data adalah dengan menentukan korpus yang berupa foto. Kemudian dianalisis menggunakan analisis semiologi Roland Barthes. Semiologi Roland Barthes tersusun atas tingkatan- tingkatan sistem bahasa. Umumnya Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa, bahasa tingkat pertama adalah bahasa sebagai objek dan bahasa tingkat kedua yang disebutnya sebagai metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu sitem tanda yang memuat penanda dan petanda. Sistem tanda kedua terbangun dengan menjadikan penanda dan petanda tingkat satu sebagai penanda baru yang kemudian memiliki penanda baru sendiri dalam suatu sistem tanda baru pada taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda pertama kadang disebutnya dengan istilah denotasi atau sistem terminologis, sedang sistem tanda tanda tingkat kedua sisebutnya sebagai konotasi atau sistem retosris atau mitologi. Fokus kajian Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua atau metabahasa. 50 50 Kurniawan. Semiologi Roland Barthes. Magelang : Yayasan Indonesiatera. 2001, hal 114

BAB II DESKRIPSI HARIAN KOMPAS

A. Deskripsi Harian Kompas 1. Sejarah Lahirnya Harian Kompas

Kompas terbit pertama kali empat halaman tanggal 28 Juni 1965 dengan oplah 6.800 eksemplar. Latar belakang terbitnya Kompas diawali dengan telepon MenteriPanglima Angkatan Darat 1962-1965 Letnan Jenderal TNI Achmad Yani kepada Menteri Perkebunan Frans Seda. Keduanya pada masa itu menghadapi masalah bersama. TNI-AD menghadapi tuntutan Partai Komunis Indonesia yang menghendaki dipersenjatainya buruh dan tani menjadi Angkatan Kelima, setelah Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Kepolisian. Sementara Menteri Perkebunan menghadapi Partai Komunis Indonesia yang hendak merebut perkebunan-perkebunan milik negara. Dalam percakapan telepon itu Achmad Yani mengemukakan perlunya kekuatan Pancasila sesudah dibredelnya koran-koran nonkomunis. Letjen Achmad Yani mengusulkan kepada Drs Frans Seda, Ketua Partai Katolik, agar partainya memiliki sebuah media. Frans Seda lalu menghubungi dua rekan yang berpengalaman menangani media massa, yakni Petrus Kanisius PK Ojong dan Jakob Oetama. Mereka berdua, dua tahun sebelumnya, mendirikan majalah Intisari. Jakob Oetama sebelumnya redaktur mingguan Penabur dan PK Ojong pemimpin redaksi mingguan Star Weekly.