lvi George : How about orange?
Zee : Don’t they have Bazookas?
George : Well here’s twenty pence + you ask him Brown dan Yule, 1996:229
3. Prinsip-prinsip kerjasama
Prinsip kerjasama oleh Grece dikelompokkan menjadi empat yaitu: a.
Maksim kualitas yaitu aturan pertuturan yang menuntut setiap penutur untuk berkata benar.
b. Maksin kuanstitas aturan pertuturan yang yang menuntut setiap peserta
tutur memberi kontribusi secukupnya. c.
Maksim relevansi adalah aturan yang menuntut adanya relevansi dalam tuturan antara pembicara dengan masalah yang di bicarakan.
d. Maksim pelaksanaan aturan yang mengharuskan peserta tutur untuk
memberikan tuturan yang runtut dan tidak ambigu. Jika ada pelanggaran dalam maksim ini dalam sebuah percakapan, biasanya
penutur mempunyai maksud tertentu. Penyimpangan juga tersebut terkadang di sengaja untuk menimbulkan sebuah humor.
4. Topik pembicaraan
Amanat dalam suatu percakapan dapat terdiri dari satu atau lebih topik. yang perlu diperhatikan adalah adanya topic drift yakni memasukkan topik yang
sama sekali berbeda dan merupakan hasil pemindahan dari satu topik yang berkaitan dengan topik berikutnya tanpa terasa Stenstrom, 1994: 13.
lvii 5. Konteks
Konteks dalam sebuah percakapan sangat membantu penerjemah dalam menginterpretasikannya. Makna ujaran dalam suatu percakapan tidak hanya di
interpretasikan dari apa yang disampaikan pembicara sebelumnya tetapi juga bergantung pada konteks yang menyelimutinya. Berikut dua contoh yang
diberikan oleh Brown dan Yull, 1996: 36 dengan konteks yang berbeda a.
Penutur: seorang ibu muda, pendengar: ibu mertuanya, tempatnya adalah di taman, mereka menyaksikan anak lelaki ibu muda tersebut yang
berumur dua tahun, mengejar itik. Dan ibu mertua itu baru saja mengatakan bahwa anak lelakinya, ayah anak itu, agak backward
terbelakang pada umur itu. Kemudian ibu muda tersebut berkata “ I do think adam’s quick” .
b. Penutur: seorang pelajar, pendengar: sekelompok pelajar, tempatnya
adalah di meja ruang makan asrama. John salah seorang dari mereka, baru saja menceritakan sebuah lelucon. Setiap orang tertua kecuali Adam.
Kemudian, Adam pun tertawa. Salah seorang pelajar berkata : “ I do think adam’s quick” .
Ujaran pada contoh a dan b adalah sama“ I do think adam’s quick”, bila kita tidak mengetahui konteksnya tentunya akan banyak penafsiran timbul yang bisa
saja salah. Quick pada contoh a diatas yang dimaksudkan adalah perkembangan anak kecil tersebut yang cepat. Kemudian pada contoh b quick ditafsirkan
sebagai quick to understandreactsee the joke cepat memahamibereaksi terhadapmenyadari lelucon itu, berdasarkan konteks diatas ujaran yang
lviii diucapkan pelajar tersebut adalah sebuah sindiran. Karena, pada faktanya Adam
gagal bereaksi terhadap lelucon tersebut. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan kaitannya dalam konteks yang lebih luas lagi yaitu diantaranya
adalah: referensi, implikatur dan inferensi. a.
Referensi Referensi menurut Lyons dalam Brown dan Yule, 1996 hubungan yang ada
antara kata-kata dan barang-barang. Seperti kata yang merujuk pada benda, binatang, ide dan manusia atau disebut dengan kata ganti. Hal yang terpenting
dalam pragmatik adalah titik temu terhadap sesuatu yang dirujuknya dalam suatu pembicaraan, agar tidak terjadi salah tafsir.
b. Implikatur
Implikatur menurut Grice dalam Gilian dan Yule, 1996: 31 dipakai untuk merujuk apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh
penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur. Dengan kata lain bahwa ada kemungkinan terdapat makna atau maksud yang
tersmbunyi di balik ujaran seseorang. Contohnya adalah sebagai berikut: A: where’s my box of chocolates?
B: The children were in your room. Smith dan Wilson 1979: 175 dalam Leech 1983: 94
Dilihat dari prinsip maksim percakapan diatas melakukan penyimpangan maksim karena antara jawaban dan pertanyaan tidak sesuai, namun meski ada
penyimpangan ada maksud tertentu, B memberi jawaban tersebut karena adanya
lix implikasi bahwa mungkin anak-anak yang makan cokelat itu karena mereka ada di
kamar pagi harinya. c.
Inferensi merupakan penarikan kesimpulan yang sering dilakukan oleh pendengar karena dia tidak memahami makna yang sebenarnya yang disampaikan
oleh pembicaranya.
lx
E. Kerangka Pikir