Hubungan Asupan Kalsium dengan Kejadian

12 Pada penelitian ini, tidak tampak nyata perbedaan asupan magnesium antara siswi yang dismenore dan tidak dismenore . Tidak ada responden yang memiliki asupan magnesium yang kurang, hal ini dikarenakan baik responden yang dismenore maupun tidak dismenore sama-sama sering mengkonsumsi bahan makanan sumber magnesium, contohnya kacang-kacangan dan olahannya seperti tahu dan tempe yang dikonsumsi setiap hari. Menurut Almatsier 2009, kekurangan magnesium dalam tubuh memang jarang sekali terjadi akibat makanan, karena pada tulang terdapat cadangan magnesium yang siap dikeluarkan bila diperlukan. Meskipun kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan, namun asupan magnesium harus tetap diperhatikan karena apabila cadangan dalam tubuh terus digunakan, akan mengakibatkan tubuh kekurangan magnesium yang berdampak pada kurangnya nafsu makan, gangguan pertumbuhan, kejang otot, dan gangguan saraf. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara asupan magnesium dengan dismenore primer ini kemungkinan disebabkan karena tubuh hanya dapat mengabsorpsi magnesium sebanyak 30 ketika konsumsi magnesium tinggi Almatsier, 2009. Selain itu, kemungkinan lainnya adalah adanya zat yang dapat menghambat penyerapan magnesium seperti asam fitat yang terdapat pada serealia dan kacang-kacangan, dan oksalat yang terdapat pada sayuran. Menurut Astawan 2009, asam fitat dapat mengikat unsur-unsur mineral, seperti kalsium, seng, besi dan magnesium, serta mengurangi ketersediaannya bagi tubuh karena menjadi bentuk yang tidak larut sehingga sangat sulit untuk dicerna tubuh. Begitupula dengan asam oksalat yang dapat membentuk garam, ketika berikatan dengan natrium dan kalium oksalat menjadi larut, namun ketika berikatan dengan magnesium, kalsium, seng, zat besi dan mineral lainnya menjadi bentuk yang tidak mudah larut, sehingga sulit untuk diserap Penniston, 2014. Selain itu, konsumsi serat larut yang tinggi juga dapat memperlambat waktu pengosongan lambung, meningkatkan waktu transit melalui usus sehingga akan mengurangi penyerapan zat gizi Tala, 2008. 13

3.7 Hubungan Asupan Zat Besi dengan Kejadian

Dismenore Primer Asupan zat besi didapatkan dengan wawancara menggunakan Food Frequency Questionnaire FFQ semi kuantitatif, responden diminta untuk menyebutkan frekuensi dan jumlah porsi bahan makanan yang di konsumsi selama sebulan terakhir. Distribusi asupan zat besi responden dengan kejadian dismenore primer dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore Primer Kategori Asupan Zat Besi Kejadian Dismenore p value Dismenore Tidak Dismenore Total n n n Kurang 54 93 4 7 58 100 0,014 Cukup 3 50 3 50 6 100 Total 57 89 7 11 64 100 Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa dari seluruh responden dengan kategori asupan zat besi kurang, 93 mengalami dismenore primer. Sedangkan responden dengan asupan zat besi cukup 50 mengalami dismenore primer. Hasil uji statistik fisher’s exact, didapatkan p value 0,014 0,05, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan kejadian dismenore primer. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hidayati 2015 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan zat besi dengan kejadian dismenore pada siswi di SMK Batik 2 Surakarta. Responden yang memiliki asupan zat besi pada kategori kurang, lebih besar mengalami rasa nyeri atau dismenore daripada responden yang memiliki asupan zat besi normal. Anemia banyak terjadi pada remaja wanita, hal tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti menstruasi dan faktor nutrisi. Pada remaja wanita, banyaknya darah yang keluar ketika menstruasi akan menyebabkan tubuh banyak kehilangan zat besi yang akan mengakibatkan terjadinya anemia karena wanita tidak mempunyai persediaan zat besi yang cukup sehingga absorpsi zat besi dalam tubuh tidak dapat menggantikan hilangnya zat besi pada saat menstruasi. Dengan demikian remaja putri yang mengalami menstruasi lebih lama akan mengakibatkan jumlah darah yang keluar secara kumulatif menjadi lebih banyak. Besarnya zat besi yang hilang pada saat menstruasi tergantung pada jumlah darah 14 yang keluar saat periode menstruasi Farida, 2007. Selain itu, faktor nutrisi menjadi salah satu penyebab anemia yang paling sering terjadi Mansur, 2012. Asupan zat besi dari makanan secara signifikan mempengaruhi anemia dan dismenore , keduanya saling terkait satu sama lain Bano, 2008. Menurut Purba 2013, anemia adalah salah satu faktor konstitusi yang menjadi penyebab kurangnya daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri sehingga saat menstruasi dapat terjadi dismenore . Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, sehingga apabila tubuh kekurangan zat besi maka akan terbentuk sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah dan akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi. Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan ke seluruh tubuh, jika kadar hemoglobin berkurang, maka oksigen yang diikat dan diedarkan ke seluruh tubuh hanya sedikit, akibatnya oksigen tidak dapat tersalurkan ke pembuluh darah di organ reproduksi yang mengalami vasokontriksi sehingga akan menimbulkan rasa nyeri Tjokronegoro, 2004.

3.8 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah saat pengambilan data menggunakan instrumen FFQ Food Frequency Questionnaire yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden sehingga hasilnya sangat bergantung pada daya ingat dan keterampilan responden dalam menggambarkan frekuensi dan porsi makanan yang dikonsumsi selama sebulan terakhir.

4. PENUTUP

Pada penelitian ini, sebagian besar responden mengalami nyeri pada saat menstruasi yaitu sebesar 89 dengan tingkat keparahan yang dialami responden terbanyak yaitu nyeri berat sebesar 22. Sebagian besar responden memiliki asupan kalsium dan zat besi yang kurang, namun berbeda hal dengan asupan magnesium responden yang cenderung lebih. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan asupan kalsium dan zat besi dengan kejadian dismenore

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM, MAGNESIUM DAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER Hubungan Asupan Kalsium, Magnesium dan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi di SMK Muhammadiyah Bumiayu.

6 16 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Kalsium, Magnesium dan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi di SMK Muhammadiyah Bumiayu.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Asupan Kalsium, Magnesium dan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi di SMK Muhammadiyah Bumiayu.

0 4 4

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI (Fe) DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMK PENERBANGAN Hubungan Antara Asupan Protein, Zat Besi (Fe) Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Smk Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar.

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI (Fe) DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMK PENERBANGAN Hubungan Antara Asupan Protein, Zat Besi (Fe) Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Smk Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar.

0 5 18

NASKAH PUBLIKASI Hubungan antara Asupan Kalsium dan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore pada Siswi di SMK Batik 2 Surakarta.

0 2 11

KARYA TULIS ILMIAH Hubungan antara Asupan Kalsium dan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore pada Siswi di SMK Batik 2 Surakarta.

0 4 18

PENDAHULUAN Hubungan antara Asupan Kalsium dan Zat Besi dengan Kejadian Dismenore pada Siswi di SMK Batik 2 Surakarta.

0 3 5

HUBUNGAN ASUPAN KALIUM KALSIUM MAGNESIUM

0 1 30

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALSIUM DAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

0 1 8