Analisis program Mario Teguh Golden ways di Metro TV
ANALISIS PROGRAM MARIO TEGUH GOLDEN WAYS
DI METRO TV
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Disusun Oleh:
Syahrul Mubaroq
NIM: 207051000115
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya catumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Syahrul Mubaroq
ABSTRAK
Syahrul Mubaroq
Analisis Program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV
Di Indonesia masih jarang stasiun televisi yang mengedapankan
pendidikan walaupun mereka juga ikut meramaikan kata-kata pendidikan dalam
setiap program yang ditayangkan, namun tidak pada kenyatannya. Berbeda
dengan Metro TV yang merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang
mengkhususkan segmentasi penyiarannya hanya pada informasi dan edukasi
(walaupun ada sedikit hiburannya). Salah satu acara yang menyajikan edukasi
adalah Mario Teguh Golden Ways (MTGW). Acara yang sudah tayang sejak
tahun 2008 ini sudah memiliki banyak pemirsa setia dan masih terus bertambah
seiring dengan berjalannya waktu. Bagi mereka, acara MTGW merupakan acara
yang sangat menginspirasi mereka untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
Kesuksesan MTGW tentu saja tidak lepas dari kata-kata inspiratif Mario Teguh
dan juga pengemasan acara yang sangat baik dan berbeda dari acara-acara sejenis
lainnya. Bahkan hingga saat ini, belum ada acara sejenis yang bisa bertahan
selama MTGW. Kemudian, apa yang sebenarnya membuat acara MTGW
bertahan selama ini?
Penelitian ini terdiri dari tiga tujuan yaitu; untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pra produksi program Mario Teguh Golden Ways, untuk mengetahui
lebih dalam tentang proses produksi program MTGW, dan untuk mengetahui
bagaimana proses pasca produksi program MTGW berlangsung.
penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat kemudian
menuangkannya dalam penulisan skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan,
dan memberikan gambaran. Kemudian menarik kesimpulan terkait permasalahan
yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa secara
umum, proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi program Mario teguh
golden way pada setiap episode hampir sama. Namun, perbedaan jelas terlihat
antara episode yang ditayangkan secara Live (siaran langsung) dengan yang
ditayangkan secara tapping (rekaman) dalam hal proses produksi dan pasca
produksinya.
Pada episode yang tayang secara Live, tahap Produksi dilakukan dengan
durasi yang akurat dan ditambah line telephone bagi pemirsa di rumah. Hal ini
berbeda dengan episode yang tayang secara tapping dimana durasi selalu
dilebihkan dua sampai tiga menit pada setiap segmentnya. Pada episode yang
ditayangkan secara tapping, tidak dibuka line telephone bagi pemirsa di rumah.
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi besar
kita Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa syariat Islam yang menjadi
pedoman umat manusia dalam mengarungi samudera ini sampai hari kiamat.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa berhutang budi kepada
berbagai pihak yang telah membantu baik secara material maupun moral. Karena
itu, sudah sepantasnya dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.Ag, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Adminitrasi, Drs. Study Rizal LK, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan, sekaligus sebagai Pembimbing Penulis, terima kasih atas
masukan dan bimbingannya.
2. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum, sebagai Koordinator Teknis Program Non
Reguler Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sekaligus sebagai
ketua sidang merangkap penguji II Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA,
sebagai Sekretaris Koordinator, sekaligus sebagai sekertaris siding,
Ahmad Fatoni, S.Sos.I, sebagai Staff Adminitrasi.
i
3. Drs. Jumroni, M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Hj.
Umi Musyarofah, MA, sebagai Sekretaris Jurusan.
4. Para Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Para Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para
Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Mario Teguh, sebagai Pengisi acara MTGW terima kasih atas bantuan dan
informasinya.
7. Wily Dharmawan selaku Produser program MTGW, serta para crew
terima kasih atas bantuan dan bimbingannya.
8. Orang Tua tercinta Ayahanda H. Cholili Idris dan Ibunda Hj. Suhartati
yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan pendidikan bagi anakanaknya, serta dorongan yang diberikan tiada henti.
9. Keluarga tercinta, Aa Rajab dan keluarga, Aa Sidiq dan keluarga, dan
teteh Ieya yang telah memberikan dukungan.
10. Yang tersayang, Mutiara Rizki Amelia yang telah banyak membantu dan
mendukung terselesaikannya karya ilmiah ini.
11. Kawan-kawan angkatan 2007 KPI Non Reguler, terima kasih atas
semuanya.
ii
Akhirnya, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal atas jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah mereka berikan.
Mudah-mudahan penelitian skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Amin.
Jakarta, Juni 2011
Syahrul Mubaroq
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR……………………………………………. …….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………
iv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………
1
B. Batasan dan Perumusan Masalah….…………………….
3
C. Tujuan Penelitian………………………………………...
4
D. Manfaat Penelitian.………………………………………
4
E. Tinjauan Pustaka…………………………………………
5
F. Metodologi Penelitian…………………………………....
7
G. Sistematika Penulisan……………………………………. 10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Program………..………………………. 12
1. Pengertian Program.………………………………… 12
2. Jenis-Jenis Program………………………………… 13
3. Pengaturan Penayangan Program…………………… 13
iv
4. Pengukuran Kesuksesan Program…..………………
13
B. Ruang Lingkup Televisi………………………………..
14
1. Pengertian Televisi.…………………………………
14
2. Televisi Sebagai Alat Komunikasi Massa.…………
15
3. Pengaruh Televisi..………………………………….
16
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi………...
17
C. Program Televisi………..………………………………
18
1. Ide/ Gagasan……………………………………….
19
2. Sasaran Program……………………………………
19
3. Tujuan Program…………………………………….
19
4. Garis-Garis Besar Isi Program……………………..
19
5. Treatment…………………………………………..
20
6. Pelaksanaan Program Televisi………………………
20
Pra Produksi……………………………………
20
1) Penemuan Ide……………………………...
20
2) Perencanaan………………………………..
20
3) Persiapan…………………………………...
21
b.
Produksi………………………………………..
21
c.
Pasca Produksi…………………………………
22
1) Editing Off Line…………………………...
22
2) Editing On Line…………………………...
23
3) Mixing……………………………………...
23
a.
7. Evaluasi Program…………………………………… 24
v
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Subjek Penelitian…………..…………………………… 26
1. Sejarah Berdirinya Stasiun Metro TV………………
26
2. Visi dan Misi Stasiun Metro TV……………………
28
3. Struktur Direksi Metro TV…………………………
29
4. Program-Program Acara Metro TV………………..
29
B. Objek Penelitian………………………………………… 31
BAB IV
1. Sejarah Berdirinya Program MTGW……….……...
31
2. Format Acara/ Program……………………………..
31
3. Waktu Penayangan Program………………………..
32
4. Konsep Program…………………………………….
32
5. Share and Rating Program………………………….
33
6. Struktur Organisasi Program MTGW………………
34
HASIL ANALISIS PROM MARIO TEGUH GOLDEN WAYS
A. Pra Produksi Program Mario Teguh Golden Ways……… 36
1. Episode Beginner’s Luck……………………………. 36
2. Episode Jodoh di Tangan Siapa?................................. 37
3. Episode Bimbang, Not My Style……………………. 37
4. Episode Uang dari Langit…………………………… 38
B. Produksi Program Mario Teguh Golden Ways………….. 39
1. Episode Beginner’s Luck…………………………… 39
2. Episode Jodoh di Tangan Siapa?................................ 41
vi
3. Episode Bimbang, Not My Style…………………… 42
4. Episode Uang dari Langit………………………….
5.
44
Pasca Produksi Program Mario Teguh Golden Ways…… 46
1. Episode Beginner’s Luck……………………………. 46
2. Episode Jodoh di Tangan Siapa?.................................. 46
3. Episode Bimbang, Not My Style……………………. 47
4. Episode Uang dari Langit…………………………… 47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….
48
B. Saran-Saran…………………………………………….
50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi tentang penetapan Pembimbing Skripsi S-1
2. Surat permohonan surat izin riset
3. Surat keterangan mengadakan riset di stasiun Metro TV
4. Surat keterangan wawancara
5. Hasil wawancara
6. Struktur organisasi
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, teknologi berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Arus
informasi pun semakin cepat berkembang. Kita bisa mendapatkan informasi yang
kita inginkan ataupun yang kita butuhkan dimanapun dan kapanpun. Semua itu
tidak lepas dari kontribusi teknologi. Membaca Koran menjadi tidak biasa dengan
adanya koran online, kita pun bisa mendengarkan radio ataupun menonton televisi
hanya dari telepon genggam. Hasil dari teknologi adalah televisi yang menjadi
salah satu media massa yang banyak diakses belakangan ini.
Salah satu media massa yang banyak diakses adalah televisi. Hampir di
setiap rumah pasti tersedia televisi, yang biasa digunakan sebagai media atau
sarana untuk mendapatkan informasi dan sekaligus sebagai media hiburan dalam
rumah. Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang
berarti penglihatan. Segi jauhnya didasarkan oleh prinsip-prinsip radio dan segi
penglihatannya oleh gambar.1
Dengan tumbuhnya dunia teknologi dan informasi yang diiringi dengan
banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi baru baik stasiun televisi lokal
maupun nasional. Dunia pertelevisian Indonesia pun menjadi berkembang dengan
cepat baik dari teknologi maupun acara-acara yang disajikan. Pilihan program
acara dan segmentasi pemirsanya pun beragam, ada televisi yang mengkhususkan
1
Onong Effendi Uchjana, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: Penerbit Alumni,
1981), h.170
1
2
dirinya dalam bidang hiburan anak, remaja ataupun umum. Namun ada juga
televisi yang hanya menayangkan edukasi dan informasi dimana itu semua
merupakan syarat dasar dalam etika penyiaran yaitu penyiaran harus mengandung
edukasi, informasi dan hiburan. Salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia
yang banyak menayangkan edukasi dan informasi adalah Metro TV.
Metro TV adalah televisi yang mengkhususkan segmentasi penyiarannya
hanya pada informasi dan edukasi (walaupun ada sedikit hiburannya). Stasiun
televisi yang berdiri sejak 25 Nopember 2000 ini lebih banyak menayangkan
berita, informasi umum dan hal-hal yang berhubungan dengan edukasi. Tak heran
jika segmentasi pemirsanya jatuh pada kalangan masyarakat menengah ke atas,
dimana pemikiran masyarakat tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh bangsa Indonesia ini. Masyarakat sudah pandai untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan pantas untuk disaksikan. Berbeda dengan masyarakat
menengah kebawah, yang notabennya tidak memikirkan hal-hal demikian.
Bahkan yang mereka butuhkan hanya sekedar hiburan semata, seperti; tayangan
infotainment, sinetron-sinetron, tayangan musik, dan hiburan- hiburan lainnya.
Metro TV merupakan salah satu dari dua stasiun televisi swasta di Indonesia
seperti TV One yang juga menyajikan tayangan atau program-programnya yang
berfokus pada informasi dan edukasi. Salah satu acara di Metro TV yang
menyajikan edukasi adalah Mario Teguh Golden Ways. Acara yang di isi oleh Sis
Mariono Teguh atau yang biasa disapa Mario Teguh ini berisi tentang motivasimotivasi yang membangun dan memberikan semangat bagi para pemirsanya.
Acara yang sudah tayang sejak tahun 2008 ini sudah memiliki banyak pemirsa
3
setia dan masih terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Bagi mereka,
acara Mario Teguh Golden Ways merupakan acara yang sangat menginspirasi
mereka untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Kesuksesan Mario Teguh Golden
Ways tentu saja tidak lepas dari kata-kata inspiratif Mario Teguh dan juga
pengemasan acara yang sangat baik dan berbeda dari acara-acara sejenis lainnya.
Bahkan hingga saat ini, belum ada acara sejenis yang bisa bertahan selama
program Mario Teguh Golden Ways yang tayang di Metro TV ini.
Kemudian, apa yang sebenarnya membuat acara Mario Teguh Golden Ways
bertahan selama ini? Bagaimana desain acaranya? Berdasarkan latar belakang
yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti ”ANALISIS
PROGRAM MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dikarenakan banyaknya efek yang ditimbulkan baik positif ataupun negatif
dari suatu tayangan televise dan penulis tidak ingin membahas lebih luas tentang
program-program televisi. Maka penulis membatasi permasalahan hanya pada
program Mario Teguh Golden Ways, tepatnya hanya pada 4 episode yang tayang
pada bulan Februari 2011, yaitu; episode Beginner’s Luck tayang 6 Februari
2011, episode Jodoh di Tangan Siapa? tayang 13 Februari 2011, episode
Bimbang, Not My Style tayang 20 Februari 2011 dan episode Uang dari Langit
tayang 27 Februari 2011.
4
2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan pra produksi program Mario Teguh Golden
Ways?
b. Bagaimana pelaksanaan produksi program Mario Teguh Golden Ways?
c. Bagaimana pelaksanaan pasca produksi program Mario Teguh Golden
Ways?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pra produksi program Mario
Teguh Golden Ways.
2. Untuk mengetahui lebih dalam tentang proses produksi program Mario
Teguh Golden Ways.
3. Untuk mengetahui lebih jauh tentang tahap pasca produksi program Mario
Teguh Golden Ways.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi akademis dan praktis
adalah sebagai berikut:
5
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu Komunikasi khususnya
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan menambah wawasan
berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran televisi dan
pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan sebagai sarana
alternatif untuk mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai agama secara
efektif dan efesien, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan kajian
pustaka di perpustakaan dakwah maupun perpustakaan utama UIN. Menurut hasil
pengamatan yang dilakukan penulis sampai saat ini, penulis hanya menemukan
beberapa judul serupa dalam penelitian sebelumnya dengan judul sebagai berikut;
1. Analisis Program Perjalanan 3 Wanita di Trans TV yang ditulis oleh Vina
Monika (204051002866) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Perbedaan dengan judul yang saya ambil
adalah objek penelitiannya yaitu program Mario Teguh Golden Ways di
Metro TV. Sedangkan yang diambil oleh Vina Monika adalah program
Perjalanan 3 Wanita di Trans TV.
6
2. Analisis Program Halal di Trans TV yang ditulis oleh Irfa Nur Rochmi
(104051001865) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009. Perbedaan dengan judul yang saya ambil adalah
objek penelitiannya yaitu program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
Sedangkan yang diambil oleh Irfa Nur Rochmi adalah Program Halal di
Trans TV.
3. Analisis Produksi Jejak Islam di TV One Jakarta yang ditulis oleh
Mochammad Zuhdi Kurniawan (202051001316) Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Perbedaan dengan
judul yang saya ambil adalah objek dan jenis penelitian yang diambil
penelitiannya yaitu program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
Sedangkan yang diambil oleh Mochammad Zuhdi Kurniawan adalah Jejak
Islam di TV One. Sedangkan jenis penelitian yang diambil adalah analisis
produksi.
4. Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta Terhadap Buku “Leadership Golden Ways” Karya
Mario Teguh yang ditulis oleh Raudlatuna Imah (106051001886) Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Perbedaan dengan judul yang saya ambil adalah objek dan jenis penelitian
yang diambil yaitu program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV
sedangkan objek penelitian yang diambil oleh Rudlatul Imah adalah sebuah
buku dengan judul Leadership Golden Ways yang ditulis oleh Mario Teguh.
Dan jenis penelitiannya adalah Respon Mahasiswa.
7
Sedangkan judul yang saya ambil adalah Analisis Program Mario Teguh
Golden Ways di Metro TV. Dikarenakan belum adanya yang menganalisa tentang
program acara Mario Teguh Golden Ways, maka penulis tertarik untuk meneliti
judul tersebut dikarenakan di Indonesia ini masih jarang terdapat program acara
yang berbasis edukasi dan motivasi seperti acara Mario Teguh Golden Ways.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk
memberikan gambaran secara umum dan mendetail dari hasil yang diperoleh
setelah melakukan pengamatan langsung di lapangan yang kemudian dianalisis.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kuantitatif
(statistik). Penelitian kualitatif dapat menunjukan pada penelitian tentang
masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsionalisasi organisasi,
pergerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Beberapa data dapat diukur
melalui data sensus, tetapi analisisnya adalah analisis kualitatif.2
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat kemudian
menuangkannya dalam penulisan skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan,
2
Anselm Strauss dan Julliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur,
Teknik, dan Teori Grounded), (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 2007), h. 11
8
dan memberikan gambaran. Kemudian menarik kesimpulan terkait permasalahan
yang ada.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah responden penelitian dan sumber data. Ia
menerangkan bahwa responden penelitian adalah orang yang dapat merespon,
memberikan informasi tentang data penelitian. Sementara sumber data adalah
benda atau hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya
tentang data. Maksudnya subjek penelitian adalah benda atau hal atau orang
tempat data untuk variable penelitian melekat dan yang dipermasalahkan3. Dalam
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Metro TV. Objek penelitian
adalah barang yang hendak diteliti oleh peneliti4. sedangkan yang menjadi objek
penelitiannya adalah program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan pada tanggal 17 Februari – 30 Maret 2011. Tempat
penelitian dilakukan di stasiun televisi Metro TV, jalan Pilar Mas Raya kav A-D.
Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, di bagian produksi program acara Mario
Teguh Golden Ways.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
3
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tunjauan Teoretis dan
Praksis), Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 28.
4
Ibid, h. 29.
9
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik yang digunakan adalah
observasi, sifatnya secara langsung dengan melihat dan mengikuti proses
pra produksi, pelaksanaan produksi dan pasca produsi.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu5. Data-data
yang diperoleh adalah dengan mewawancarai penanggung jawab dan
produser atau pihak-pihak yang terlibat didalam program Mario Teguh
Golden Ways. Peneliti melakukan wawancara secara tatap muka (face to
face). Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara
terstruktur, dalam hal ini peneliti menyiapkan pertanyaan tertulis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumendokumen yang berupa catatan formal, dan dengan mengumpulkan serta
menelaah beberapa literatur baik berupa buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen yang ada pada redaksi.
5. Teknik Analisa Data
5
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigm Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 180
10
Dari data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis, dan dari hasil
analisis didapatkan hal-hal yang dirasa kurang pas, kemudian peneliti kritisi.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dimana pelaporan
data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta
menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, lalu kemudian
disimpulkan.
G. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu penulis
membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab berisi sebagai berikut;
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat tentang: latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan puastaka, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN TEORITIK PROGRAM TELEVISI
Merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka
pemikiran dalam penelitian ini, berisi tentang ruang lingkup program yang
menjelaskan tentang pengertian program, jenis-jenis program, pengaturan
penayangan program, dan pengukuran kesuksesan program. Lalu dijelaskan
juga tentang ruang lingkup televisi yang berisi tentanng pengertian televisi,
televisi sebagai alat komunikasi massa, pengaruh televisi, dan kelebihan dan
kekurangan media televisi. Yang terakhir berisi tentang ruang lingkup program
11
televise yang menjelaskan tentang desain program televisi, pelaksanaan
program televisi dan evaluasi program televisi.
BAB III: GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Pada bab ini memuat tentang subjek dan objek penelitian. Dimana
subjeknya adalah stasiun Metro TV terdiri dari: sejarah berdirinya stasiun
Metro TV; visi-misinya; struktur organisasinya; serta program-programnya.
Sedangkan objek penelitiannya adalah Program Mario Teguh Golden Ways
(MTGW) di Metro TV, yang terdiri dari: desain program MTGW; komponen
penunjang produksi program MTGW; serta share and rating program MTGW.
BAB IV: ANALISIS PRODUKSI PROGRAM MARIO TEGUH GOLDEN
WAYS
Pada bab ini memuat tentang bagaimana proses produksi program Mario
Teguh Golden Ways serta tahapan-tahapannya seperti pra produksi, produksi
dan pasca produksi
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap
rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu. Selain itu untuk
mengembangkan studi selanjutnya, penulis berusaha memberikan saran kepada
pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.
Selain itu, diakhir skripsi juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiranlampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI PROGRAM TELEVISI
Pada bab ini, akan dijelaskan semua teori-teori yang mendasari dan
mendukung dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut di antaranya: ruang lingkup
program, terdiri dari pengertian, jenis-jenis program, pengaturan penayangan dan
pengukuran kesuksesan suatu program; selanjutnya ruang lingkup televisi, yang
terdiri dari pengertian televisi, televisi sebagai alat komunikasi massa, pengaruh
televisi, kelebihan dan kekurangan media televisi; terakhir keseluruhan tentang
program televisi. Lebih rincinya dapat dilihat dibawah ini.
A. Ruang Lingkup Program
1. Pengertian Program
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluaran Departeman Pendidikan
dan Kebudayaan (1988), “program adalah acara. Maksudnya, program seperti
pertunjukkan siaran, pagelaran dan sebagainya”.1 Acara televisi atau program
televisi adalah acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Program
menurut AS Homby adalah “acara atau rancangan yang akan disiarkan di
Televisi”.2 Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan
program non-berita.
1
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakrata: Balai Pustaka, 1983) cet. 1, h.
2
As Homby, AP Cowie, Oxford Andvanced Learner, (Oxford: University Press)
702
12
13
2. Jenis-Jenis Program
Program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau
berdasarkan isi. Format teknis adalah format-format umum yang menjadi acuan
terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis,
musik, instruksional, dll. Sedangkan yang Berdasarkan isi, program televisi
berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama,
olahraga, dan agama. Untuk program televisi berbentuk berita secara garis
besar dikategorikan ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai
peristiwa penting yang baru saja terjadi dan "soft news" yang mengangkat
berita dengan kategori ringan.
3. Pengaturan Penayangan Program
Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi
biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan
siaran. Umumnya, pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu
program televisi berdasarkan perkiraan kecendrungan minat para pemirsa
program tersebut. Contohnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi
hari disesuaikan dengan kecenderungan minat para pemirsa siaran berita.
4. Pengukuran Kesuksesan Program
Kesuksesan sebuah program TV saat ini diukur oleh tingkat konsumsi
program tersebut oleh pemirsa atau yang dikenal dengan rating. Pengukuran
rating dilakukan oleh lembaga riset yang menempatkan suatu alat bernama
"people meter" pada beberapa responden.
14
B. Ruang Lingkup Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah “sistem
penyiaran gambar yang disertai bunyi (suara) melalui kabel atau melalui
angkasa, menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara)
menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya
yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar”.3
Televisi adalah sebuah media komunikasi massa yang digunakan untuk
memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom
(hitam putih) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. Televisi juga
memiliki arti sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi.
Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani
dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan
sebagai komunikasi massa yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia.
Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve
atau tipi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio dalam
saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertz.
Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling
di banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam
3
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 2002), h.1162
15
bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik
maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.”4
2. Televisi sebagai Alat Komunikasi Massa
Televisi adalah salah satu bagian dari media massa, dan komunikasi yang
dilakukan melalui media massa bisa disebut komunikasi massa. “Komunikasi
massa adalah komunikasi yang menggunakan peralatan atau media massa
dalam melakukan aktivitas komunikasi dan memiliki khalayak yang banyak
serta bersifat heterogen, baik pada media cetak seperti surat kabar yang
memiliki sirkulasi yang luas, maupun elektronik (melalui siaran radio atau
televisi) yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di
gedung-gedung bioskop”.5
Dalam buku Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar, Deddy
Mulyana menyatakan bahwa televisi sebagai alat komunikasi massa, dimana
komunikasi massa memiliki pengertian komunikasi yang menggunakan media
massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (televisi, radio)
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang
ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym, dan
heterogen. Dengan pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,
serentak, selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam
proses untuk mempersiapkan media massa ini.
4
Pengertian Televisi, diakses tanggal 19 Januari 2011 dari id.wikipedia.org/wiki/Televisi.
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h.79
5
16
3. Pengaruh Televisi
Pada zaman seperti sekarang ini, hampir di setiap rumah memiliki
televisi sebagai hiburan utama. Bahkan tidak jarang dalam satu rumah
memiliki lebih dari satu televisi, yang biasanya diletakkan disetiap ruang
kamar dalam rumah tersebut. Dengan demikian, televisi pun sangat
berpengaruh bagi para konsumennya. Pengaruh televisi terhadap sistem
komunikasi tidak terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada
umumnya, bahkan televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia secara luas. Tetapi sejauh mana pengaruh positif dan
sejauh mana pula pengaruh negatifnya, belum diketahui lebih jauh.
Walaupun tidak sebanyak negara-negara yang sudah maju, di Indonesia
penelitian telah banyak dilakukan, baik oleh Departemen Penerangan sebagi
lembaga yang paling berkompeten, maupun oleh perguruan-perguruan tinggi.
Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penontonnya; ini
adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton
terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu
pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton,
sehingga mereka hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang
ditayangkan televisi.6
6
Ibid, h. 122
17
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
“Kelebihan televisi dari media massa lainnya adalah kemampuan dalam
menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi maupun
pendidikan dengan sangat memuaskan. pemirsa televisi tidak perlu susahpayah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televise
telah menyajikan kerumahnya. Ia tidak perlu pergi ke Amerika untuk
menonton Mohammad Ali bertanding atau pergi ke Senayan untuk menonton
sepak bola, sebab peristiwa-peristiwa seperti itu bisa dinikmati dirumah sambil
berleha-leha”.7
Televisi dianggap sebagi media hiburan yang berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Dimana program-program hiburan yang disajikan
memang penting untuk melepaskan saraf-saraf setelah berjam-jam bekerja dan
menyaksikan berita-berita atau informasi yang berat, hal tersebut terjadi baik
didalam negeri maupun luar negeri.8 Industri penyiaran televisi merupakan
sebuah identitas sosial, dimana televisi harus mendapatkan dukungan dari
masyarakatnya. Usaha tersebut didapatkan melalui program-program yang
ditayangkan sehingga usaha meraih pemirsa melalui program acara menjadi
satu hal penting yang mendapat porsi utama. Jika tampilan penyiaran televisi
tersebut sudah tidak ditonton lagi dapat dikatakan keberadaannya sudah tidak
mendapat dukungan dari masyarakat.
Selain itu, televisi juga merupakan sebuah identitas budaya, karena ikut
berperan dalam mewujudkan majunya sebuah budaya sekaligus bisa
7
Ibid, h. 60
Effendy, Ilmu Komunikasi ‘Teori dan Praktek’ (Bandung: PT. remaja Rosdakarya,
2006). h. 31
8
18
mempengaruhi kemunduran. Terkadang tayangan televisi sering digugat karena
tidak seluruhnya sesuai dengan budaya sebuah masyarakat. Dalam konteks ini
pula transformasi
budaya melalui tayangan-tayangan televisi selalu
mendapatkan perhatian yang sangat besar.9
C. Program Televisi
Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario
Televisi Dan Video (1993), mendefinisikan “Program Televisi ialah bahan yang
telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang ditunjang dengan
unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah
memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku”.10
Masih menurut P.C.S Sutisno, mengenai program siaran, bahwa stasiun tv
dalam membuat suatu program acara terdiri dari para artis pendukung acara dan
para kerabat kerja. Ide merupakan inti pesan yang akan disampaikan kepada
khalayak, dituangkan menjadi satu naskah yang disesuaikan dengan format
program acara yang akan dibuat, kemudian diproduksi menjadi suatu paket
program siaran.
Naskah adalah unsur penunjang dari keberhasilan suatu program
sebagaimana penjelasan sebelumnya, maka dalam penulisan naskah televisi
didesain dengan urutan langkah sebagai berikut:11
Askurifa’i Baksin, Jurnalistik TV ‘Teori dan Praktek’ (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2006), h. 39
10
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi Dan Video, (Jakarta: PT.
Grasindo, 1993), cet. Ke-1, h. 9
11
Ibid. h.1-2
9
19
1. Ide/ Gagasan
Ide atau gagasan bisa disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program.
2. Sasaran Program
Setelah muncul ide, dalam hati tentu akan terbentuk gagasan yang
semakin jelas tentang konsumen. Untuk lebih mengefektifkan penyampaian
pesan, perlu menganalisis sasaran program termasuk latar belakang.
3. Tujuan Program
Berikutnya adalah menentukan tujuan program. Kemudian merumuskan
tujuan umum. Berdasarkan tujuan umum kemudian merumuskan tujuan
khusus. Langkah merumuskan tujuan umum dan khusus dapat digunakan
sebagai bimbingan dan arahan dalam mengarang. Jadi, selain sebagai acuan
kerja kreatif yang bermakna, rumusan tujuan yang jelas dapat langsung
menunjukan sasaran program kreasi dalam masyarakat luas. Dengan kata lain,
tujuan komunikasi sudah mencapai sasaran. Yaitu pesan yang di sampaikan
komunikator dapat diterima oleh komunikan.
4. Garis-Garis Besar Isi Program
Setelah jelas sasaran program dan ide pesan yang akan di komunikasikan,
maka ditetapkan garis-garis besar materi yang akan menjadi isi program,
sebelumnya harus mengumpulkan bahan, baik dengan membaca buku atau
melakukan wawancara.
20
5. Treatment
Treatment dapat dijabarkan sebagai perlakuan tentang hal-hal yang harus
dikembangkan dari synopsis. Dari sebuah treatment orang bisa membayangkan
apa saja yang akan terlihat di layar. Dengan kata lain, treatment adalah sebuah
uraian kejadian yang akan tampak dilayar televisi uraian tersebut bersifat
naratif
tanpa
menggunakan
istilah
teknis,
seperti
ketika
seseorang
menceritakan kembali pertunjukan yang baru saja dinikmati.
6. Pelaksanaan Program Televisi
Tahapan pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan
banyak peralatan, orang, dan juga biaya yang tidak sedikit. Selain
membutuhkan organisasi yang terstruktur juga diperlukan tahap pelaksanaan
produksi yang lazim disebut SOP (Standar Operation Procedure).
a. Pra Produksi
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan
rinci dan baik sebagian pekerjaan dan produksi yang direncanakan sudah
beres. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian antara lain:
1) Penemuan ide: Tahap ini dimulai ketika seorang produser
menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah,
atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi
naskah sesudah riset.
2) Perencanaan: tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja
(time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan
21
crew. Selain estimasi biaya, penyedia biaya dan rencana alokasi
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara hatihati dan teliti.
3) Persiapan: tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan
dan surat menyurat. Latiahan para artis dan pembuat setting, meneliti
dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.
Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh
keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya
pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya
pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program televisi, hal ini dapat
berakibat kegagalan.12
b. Produksi
Setelah seluruh proses pasca produksi selesai dilaksanakan, maka
proses produksi baru bisa dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis
dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan
tulisan (shooting scrip) menjadi susunan gambar yang bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot
yang akan diambila dalam adegan (scene). Biasanya sutradara menyiapkan
suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat
12
Fred wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1, h. 20
22
dicatat oleh bagian pencatat dengan mencatat kode waktu (time code)
dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan
terekam pada gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam
proses editing.
Biasanya gambar hasil setting dikontrol setiap malam di akhir
shooting hari itu untuk mengetahui apakah pengambilan gambar pada hari
itu baik atau tidak. Apabila tidak maka adegan perlu diulang pengambilan
gambarnya. Semua adegan didalam naskah selesai diambil, maka hasil
gambar asli (original material/ row footage) dibuat catatannya (loading)
untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.
c. Pasca produksi
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off liner,
editing on liner, dan mixing.
1) Editing Off Line
Setelah shooting selesai, scrip boy/ girl membuat loading, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting
dan gambar. Di dalam loading time code (nomor kode yang dibuat dan
muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shooting dicatat.
Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing
kasar yang disebut editing off time (dengan copy video VHS supaya
murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam gagasan dan treatment.
Materi shooting langsung dipilih dan disambung-sambungkan dalam
pita VHS (video head sistem).
23
Sesudah editing kasar ini selesai, hasilnya akan dilihat dengan
seksama dalam screening. Sesudah hasil editan off line dirasa pas dan
memuaskan, barulah editing script. Naskah editing ini sudah
dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu
diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah editing, gambar dan
nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor.
Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing di serahkan kepada
editor untuk dibuat editing on line. Kaset VHS hasil editing off line
dipergunakan sebagai pedoman oleh editor.
2) Editing On Line
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula
sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing
on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3) Mixing
Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yg juga
sudah direkam dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai
dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik
harus dimuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengan jelas.
24
Sesudah proses mixing ini bisa dibilang sebagai bagian yang
paling penting dalam post production sudah selesai. Secara
menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai
biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus
diperbaiki. Apabila semua sudah siap, maka program ini siap juga
untuk ditayangkan.
Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame waktu.
Oleh karena itu, dalam screening hal ini jug perlu diperhatikan. Apabila
program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong
ditempat yang tidak mengganggu kontinuitas program.13
7. Evaluasi Program Televisi
Evaluasi disini memiliki dua maksud. Maksud yang pertama adalah
evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh programprogram ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Maksud yang kedua adalah
evaluasi instruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan
kelemahan program, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan audience
dalam memenuhi isi program instruksional yang diselenggarakan.14
Mengenai penelitian terhadap respon dari khalayak, maka pokok-pokok
yang dinilai (evaluasikan) adalah:
13
Ibid, h. 22-24
Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional, (bandung: PT.
Remaja Rosada Karya, 1990), cet, ke-1, h. 121
14
25
a. Bagaimana sifat respon khalayak: menyenangkan atau berfikir kritik.
b. Apakah respon khalayak menguntungkan atau tidak, disamping secara
resmi atau tidak.
c. Apakah respon menunjukan bahwa public atau khalayak menaruh
perhatian atas masalah yang dikemukakan dalam pesan.
d. Apakah respon memberikan kesimpulan bahwa pesan dipahami oleh
komunikan.
Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah
dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan reader
interest study dan realybility test. Kemungkinan lain untuk mengukur
efektifitas suatu pesan adalah dengan radio dan tv audience research serta
program analysis test.15
Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau public perlu
diketahui seberapa luas/ jumlah pengikut/ pendukung ide sebelum dan sesudah
pesan yang disebarkan apakah yang disukai dan apakah yang tidak disukai dari
pesan (terakhir) yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi
perbandingan antara apa yang disukai dan yang tidak disukai dari pesan.16
15
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek, (bandung: PT. Rindang
mukti, 1997), cet. Ke-2, h. 157
16
Ibid, h. 156
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Pada bab ini, akan dijelaskan tentang gambaran umum mengenai wilayah
penelitian, yaitu subjek dan objek dari penelitian ini. Dimana subjeknya adalah
stasiun Metro TV, didalamnya akan dijelaskan sejarah berdirinya stasiun Metro
TV disertai tentang profil perusahaannya. Dan dijelaskan pula tentang visi – misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta program-program yang
ditayangkan. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah Program Mario Teguh
Golden Ways, singkatnya sering disebut dengan MTGW.
A. Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Stasiun Metro TV
PT
Media
Televisi
Indonesia
(Metro
TV)
adalah
anak
perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media massa yang
dimiliki Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik Harian Media Indonesia.
PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama "Metro
TV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, Metro
TV mulai mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7
kota. Pada awalnya, Metro TV mengudara hanya 12 jam sehari, namun sejak
tanggal 1 April 2001, Metro TV mulai mengudara selama 24 jam. Dari
awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini Metro TV
26
27
mempekerjakan lebih dari 900 orang karyawan, sebagian besar di ruang berita
dan daerah produksi.
Televisi yang menayangkan 70% berita dan 30% non berita ini, telah
menjalin kerjasama dengan beberap stasiun televisi asing seperti CCTV,
Chanel 7 Australia dan Voice Of America (VOA). Metro TV mengudara secara
teresterial yang dapat di tangkap oleh 280 kota besar di Indonesia. Selain itu,
Metro TV juga mengudara melalui satelit palapa 2 sehingga dapat ditangkap
oleh seluruh negara-negara Asean. Metro TV memiliki 19 buah mobil satelit
yang dapat digunakan untuk siaran secara langsung dari tempat kejadian
perkara1.
Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat
dan daerah, Metro TV memiliki 6 cabang biro yang terletak di kota-kota besar
yaitu Yogyakarta, Medan, Makasar, Surabaya, Bandung dan Pekan Baru. Sejak
berdirinya hingga saat ini, sudah banyak perubahan yang terjadi. Seperti
perekrutan
tenaga-tenaga
ahli,
pembaharuan
tayangan-tayangan
yang
berkualitas hingga perubahan logo kepala elang yang lebih modern. Semua
perubahan yang dilakukan semata-mata hanya untuk menjadikan Metro TV
sebagai stasiun televisi yang berkualitas, yang dapat menampilkan tayangantayangan atau program-program yang berkualitas, bermanfaat dan pantas untuk
ditayangkan, serta bisa menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu, dan
tentunya disukai oleh pemirsa tercintanya.
1
Company Profile Metro TV
28
2. Visi dan Misi Stasiun Metro TV
Metro TV memiliki Visi untuk “menjadi stasiun televisi yang berbeda
dengan stasiun televisi lainnya dan menjadi nomor satu dalam program
beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas.
Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari
pemirsa maupun pemasang iklan.”
Sedangkan Misi dari Metro TV adalah:
a. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan bangsa dan
negara menuju suasana demokratis, untuk unggul dalam persaingan
global, dengan penghargaan yang tinggi moral dan etika.
b. Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan
memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang
berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.
c. Untuk mencapai kemajuan yang signifikan dengan mengembangkan dan
meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
karyawan, dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang
saham2.
2
Company Profile Metro TV
29
3. Struktur Direksi Metro TV
President Director
Wisnu Hadi
Exc. Secretary
News Director
Elman Saragih
Sales & Mark
Director
Lestari Luhur
Corporate Communication
Technical
Director
John Baloson
Fin & Adm
Director
Ana Widjaja
Untuk Struktur Organisasi Metro TV selengkapnya bisa dilihat pada
lampiran.
4. Program-Program Acara Metro TV
Jika dilihat dari ide awal berdirinya Metro TV, maka program-program
yang banyak disiarkan adalah program-program yang banyak mengandung
informasi dan edukasi. Contohnya Setiap satu jam sekali Metro TV
30
menayangkan program Headline News. Yaitu program yang hanya berdurasi
sekitar lima menit yang menayangkan dua sampai tiga berita dimana beritaberita tersebut adalah berita-berita terbaru, hal ini dijalankan dengan tujuan
agar para pemirsa setianya merasa terpuaskan dan tidak ketinggalan informasiinformasi yang sedang beredar ataupun berkembang. Contoh lain program
informasi yang ada di Metro TV adalah Metro Hari Ini, Metro Malam, Metro
Pagi dan masih banyak lagi program-program berita yang menjadi andalan
Metro TV.
Dilihat dari kategori atau pembagian programnya, Metro TV memiliki 19
kategori3. Diantaranya adalah : Entertainment Variety Show, Entertainment
Music, Entertainment Talk Show, Entertainment Reality Show, Filler News,
Filler
Others,
Information
Documentary,
Infomercial,
Infromation
Infotainment, Information Skill/ Hobbies, Information Talk Show, Information
TV Magazine, Informatinon Travel/ Lifestyle/ Leisure, News Feature, Metro
Hard News, Special News, News Talk Show, Religious Dialog dan Sport
Journal/ Hightli
DI METRO TV
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Disusun Oleh:
Syahrul Mubaroq
NIM: 207051000115
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya catumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Syahrul Mubaroq
ABSTRAK
Syahrul Mubaroq
Analisis Program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV
Di Indonesia masih jarang stasiun televisi yang mengedapankan
pendidikan walaupun mereka juga ikut meramaikan kata-kata pendidikan dalam
setiap program yang ditayangkan, namun tidak pada kenyatannya. Berbeda
dengan Metro TV yang merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang
mengkhususkan segmentasi penyiarannya hanya pada informasi dan edukasi
(walaupun ada sedikit hiburannya). Salah satu acara yang menyajikan edukasi
adalah Mario Teguh Golden Ways (MTGW). Acara yang sudah tayang sejak
tahun 2008 ini sudah memiliki banyak pemirsa setia dan masih terus bertambah
seiring dengan berjalannya waktu. Bagi mereka, acara MTGW merupakan acara
yang sangat menginspirasi mereka untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
Kesuksesan MTGW tentu saja tidak lepas dari kata-kata inspiratif Mario Teguh
dan juga pengemasan acara yang sangat baik dan berbeda dari acara-acara sejenis
lainnya. Bahkan hingga saat ini, belum ada acara sejenis yang bisa bertahan
selama MTGW. Kemudian, apa yang sebenarnya membuat acara MTGW
bertahan selama ini?
Penelitian ini terdiri dari tiga tujuan yaitu; untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pra produksi program Mario Teguh Golden Ways, untuk mengetahui
lebih dalam tentang proses produksi program MTGW, dan untuk mengetahui
bagaimana proses pasca produksi program MTGW berlangsung.
penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat kemudian
menuangkannya dalam penulisan skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan,
dan memberikan gambaran. Kemudian menarik kesimpulan terkait permasalahan
yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa secara
umum, proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi program Mario teguh
golden way pada setiap episode hampir sama. Namun, perbedaan jelas terlihat
antara episode yang ditayangkan secara Live (siaran langsung) dengan yang
ditayangkan secara tapping (rekaman) dalam hal proses produksi dan pasca
produksinya.
Pada episode yang tayang secara Live, tahap Produksi dilakukan dengan
durasi yang akurat dan ditambah line telephone bagi pemirsa di rumah. Hal ini
berbeda dengan episode yang tayang secara tapping dimana durasi selalu
dilebihkan dua sampai tiga menit pada setiap segmentnya. Pada episode yang
ditayangkan secara tapping, tidak dibuka line telephone bagi pemirsa di rumah.
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi besar
kita Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa syariat Islam yang menjadi
pedoman umat manusia dalam mengarungi samudera ini sampai hari kiamat.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa berhutang budi kepada
berbagai pihak yang telah membantu baik secara material maupun moral. Karena
itu, sudah sepantasnya dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.Ag, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Adminitrasi, Drs. Study Rizal LK, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan, sekaligus sebagai Pembimbing Penulis, terima kasih atas
masukan dan bimbingannya.
2. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum, sebagai Koordinator Teknis Program Non
Reguler Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sekaligus sebagai
ketua sidang merangkap penguji II Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA,
sebagai Sekretaris Koordinator, sekaligus sebagai sekertaris siding,
Ahmad Fatoni, S.Sos.I, sebagai Staff Adminitrasi.
i
3. Drs. Jumroni, M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Hj.
Umi Musyarofah, MA, sebagai Sekretaris Jurusan.
4. Para Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Para Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para
Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Mario Teguh, sebagai Pengisi acara MTGW terima kasih atas bantuan dan
informasinya.
7. Wily Dharmawan selaku Produser program MTGW, serta para crew
terima kasih atas bantuan dan bimbingannya.
8. Orang Tua tercinta Ayahanda H. Cholili Idris dan Ibunda Hj. Suhartati
yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan pendidikan bagi anakanaknya, serta dorongan yang diberikan tiada henti.
9. Keluarga tercinta, Aa Rajab dan keluarga, Aa Sidiq dan keluarga, dan
teteh Ieya yang telah memberikan dukungan.
10. Yang tersayang, Mutiara Rizki Amelia yang telah banyak membantu dan
mendukung terselesaikannya karya ilmiah ini.
11. Kawan-kawan angkatan 2007 KPI Non Reguler, terima kasih atas
semuanya.
ii
Akhirnya, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal atas jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah mereka berikan.
Mudah-mudahan penelitian skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Amin.
Jakarta, Juni 2011
Syahrul Mubaroq
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR……………………………………………. …….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………
iv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………
1
B. Batasan dan Perumusan Masalah….…………………….
3
C. Tujuan Penelitian………………………………………...
4
D. Manfaat Penelitian.………………………………………
4
E. Tinjauan Pustaka…………………………………………
5
F. Metodologi Penelitian…………………………………....
7
G. Sistematika Penulisan……………………………………. 10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Program………..………………………. 12
1. Pengertian Program.………………………………… 12
2. Jenis-Jenis Program………………………………… 13
3. Pengaturan Penayangan Program…………………… 13
iv
4. Pengukuran Kesuksesan Program…..………………
13
B. Ruang Lingkup Televisi………………………………..
14
1. Pengertian Televisi.…………………………………
14
2. Televisi Sebagai Alat Komunikasi Massa.…………
15
3. Pengaruh Televisi..………………………………….
16
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi………...
17
C. Program Televisi………..………………………………
18
1. Ide/ Gagasan……………………………………….
19
2. Sasaran Program……………………………………
19
3. Tujuan Program…………………………………….
19
4. Garis-Garis Besar Isi Program……………………..
19
5. Treatment…………………………………………..
20
6. Pelaksanaan Program Televisi………………………
20
Pra Produksi……………………………………
20
1) Penemuan Ide……………………………...
20
2) Perencanaan………………………………..
20
3) Persiapan…………………………………...
21
b.
Produksi………………………………………..
21
c.
Pasca Produksi…………………………………
22
1) Editing Off Line…………………………...
22
2) Editing On Line…………………………...
23
3) Mixing……………………………………...
23
a.
7. Evaluasi Program…………………………………… 24
v
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Subjek Penelitian…………..…………………………… 26
1. Sejarah Berdirinya Stasiun Metro TV………………
26
2. Visi dan Misi Stasiun Metro TV……………………
28
3. Struktur Direksi Metro TV…………………………
29
4. Program-Program Acara Metro TV………………..
29
B. Objek Penelitian………………………………………… 31
BAB IV
1. Sejarah Berdirinya Program MTGW……….……...
31
2. Format Acara/ Program……………………………..
31
3. Waktu Penayangan Program………………………..
32
4. Konsep Program…………………………………….
32
5. Share and Rating Program………………………….
33
6. Struktur Organisasi Program MTGW………………
34
HASIL ANALISIS PROM MARIO TEGUH GOLDEN WAYS
A. Pra Produksi Program Mario Teguh Golden Ways……… 36
1. Episode Beginner’s Luck……………………………. 36
2. Episode Jodoh di Tangan Siapa?................................. 37
3. Episode Bimbang, Not My Style……………………. 37
4. Episode Uang dari Langit…………………………… 38
B. Produksi Program Mario Teguh Golden Ways………….. 39
1. Episode Beginner’s Luck…………………………… 39
2. Episode Jodoh di Tangan Siapa?................................ 41
vi
3. Episode Bimbang, Not My Style…………………… 42
4. Episode Uang dari Langit………………………….
5.
44
Pasca Produksi Program Mario Teguh Golden Ways…… 46
1. Episode Beginner’s Luck……………………………. 46
2. Episode Jodoh di Tangan Siapa?.................................. 46
3. Episode Bimbang, Not My Style……………………. 47
4. Episode Uang dari Langit…………………………… 47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….
48
B. Saran-Saran…………………………………………….
50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi tentang penetapan Pembimbing Skripsi S-1
2. Surat permohonan surat izin riset
3. Surat keterangan mengadakan riset di stasiun Metro TV
4. Surat keterangan wawancara
5. Hasil wawancara
6. Struktur organisasi
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, teknologi berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Arus
informasi pun semakin cepat berkembang. Kita bisa mendapatkan informasi yang
kita inginkan ataupun yang kita butuhkan dimanapun dan kapanpun. Semua itu
tidak lepas dari kontribusi teknologi. Membaca Koran menjadi tidak biasa dengan
adanya koran online, kita pun bisa mendengarkan radio ataupun menonton televisi
hanya dari telepon genggam. Hasil dari teknologi adalah televisi yang menjadi
salah satu media massa yang banyak diakses belakangan ini.
Salah satu media massa yang banyak diakses adalah televisi. Hampir di
setiap rumah pasti tersedia televisi, yang biasa digunakan sebagai media atau
sarana untuk mendapatkan informasi dan sekaligus sebagai media hiburan dalam
rumah. Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang
berarti penglihatan. Segi jauhnya didasarkan oleh prinsip-prinsip radio dan segi
penglihatannya oleh gambar.1
Dengan tumbuhnya dunia teknologi dan informasi yang diiringi dengan
banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi baru baik stasiun televisi lokal
maupun nasional. Dunia pertelevisian Indonesia pun menjadi berkembang dengan
cepat baik dari teknologi maupun acara-acara yang disajikan. Pilihan program
acara dan segmentasi pemirsanya pun beragam, ada televisi yang mengkhususkan
1
Onong Effendi Uchjana, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: Penerbit Alumni,
1981), h.170
1
2
dirinya dalam bidang hiburan anak, remaja ataupun umum. Namun ada juga
televisi yang hanya menayangkan edukasi dan informasi dimana itu semua
merupakan syarat dasar dalam etika penyiaran yaitu penyiaran harus mengandung
edukasi, informasi dan hiburan. Salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia
yang banyak menayangkan edukasi dan informasi adalah Metro TV.
Metro TV adalah televisi yang mengkhususkan segmentasi penyiarannya
hanya pada informasi dan edukasi (walaupun ada sedikit hiburannya). Stasiun
televisi yang berdiri sejak 25 Nopember 2000 ini lebih banyak menayangkan
berita, informasi umum dan hal-hal yang berhubungan dengan edukasi. Tak heran
jika segmentasi pemirsanya jatuh pada kalangan masyarakat menengah ke atas,
dimana pemikiran masyarakat tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh bangsa Indonesia ini. Masyarakat sudah pandai untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan pantas untuk disaksikan. Berbeda dengan masyarakat
menengah kebawah, yang notabennya tidak memikirkan hal-hal demikian.
Bahkan yang mereka butuhkan hanya sekedar hiburan semata, seperti; tayangan
infotainment, sinetron-sinetron, tayangan musik, dan hiburan- hiburan lainnya.
Metro TV merupakan salah satu dari dua stasiun televisi swasta di Indonesia
seperti TV One yang juga menyajikan tayangan atau program-programnya yang
berfokus pada informasi dan edukasi. Salah satu acara di Metro TV yang
menyajikan edukasi adalah Mario Teguh Golden Ways. Acara yang di isi oleh Sis
Mariono Teguh atau yang biasa disapa Mario Teguh ini berisi tentang motivasimotivasi yang membangun dan memberikan semangat bagi para pemirsanya.
Acara yang sudah tayang sejak tahun 2008 ini sudah memiliki banyak pemirsa
3
setia dan masih terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Bagi mereka,
acara Mario Teguh Golden Ways merupakan acara yang sangat menginspirasi
mereka untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Kesuksesan Mario Teguh Golden
Ways tentu saja tidak lepas dari kata-kata inspiratif Mario Teguh dan juga
pengemasan acara yang sangat baik dan berbeda dari acara-acara sejenis lainnya.
Bahkan hingga saat ini, belum ada acara sejenis yang bisa bertahan selama
program Mario Teguh Golden Ways yang tayang di Metro TV ini.
Kemudian, apa yang sebenarnya membuat acara Mario Teguh Golden Ways
bertahan selama ini? Bagaimana desain acaranya? Berdasarkan latar belakang
yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti ”ANALISIS
PROGRAM MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dikarenakan banyaknya efek yang ditimbulkan baik positif ataupun negatif
dari suatu tayangan televise dan penulis tidak ingin membahas lebih luas tentang
program-program televisi. Maka penulis membatasi permasalahan hanya pada
program Mario Teguh Golden Ways, tepatnya hanya pada 4 episode yang tayang
pada bulan Februari 2011, yaitu; episode Beginner’s Luck tayang 6 Februari
2011, episode Jodoh di Tangan Siapa? tayang 13 Februari 2011, episode
Bimbang, Not My Style tayang 20 Februari 2011 dan episode Uang dari Langit
tayang 27 Februari 2011.
4
2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan pra produksi program Mario Teguh Golden
Ways?
b. Bagaimana pelaksanaan produksi program Mario Teguh Golden Ways?
c. Bagaimana pelaksanaan pasca produksi program Mario Teguh Golden
Ways?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pra produksi program Mario
Teguh Golden Ways.
2. Untuk mengetahui lebih dalam tentang proses produksi program Mario
Teguh Golden Ways.
3. Untuk mengetahui lebih jauh tentang tahap pasca produksi program Mario
Teguh Golden Ways.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi akademis dan praktis
adalah sebagai berikut:
5
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu Komunikasi khususnya
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan menambah wawasan
berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran televisi dan
pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan sebagai sarana
alternatif untuk mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai agama secara
efektif dan efesien, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan kajian
pustaka di perpustakaan dakwah maupun perpustakaan utama UIN. Menurut hasil
pengamatan yang dilakukan penulis sampai saat ini, penulis hanya menemukan
beberapa judul serupa dalam penelitian sebelumnya dengan judul sebagai berikut;
1. Analisis Program Perjalanan 3 Wanita di Trans TV yang ditulis oleh Vina
Monika (204051002866) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Perbedaan dengan judul yang saya ambil
adalah objek penelitiannya yaitu program Mario Teguh Golden Ways di
Metro TV. Sedangkan yang diambil oleh Vina Monika adalah program
Perjalanan 3 Wanita di Trans TV.
6
2. Analisis Program Halal di Trans TV yang ditulis oleh Irfa Nur Rochmi
(104051001865) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009. Perbedaan dengan judul yang saya ambil adalah
objek penelitiannya yaitu program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
Sedangkan yang diambil oleh Irfa Nur Rochmi adalah Program Halal di
Trans TV.
3. Analisis Produksi Jejak Islam di TV One Jakarta yang ditulis oleh
Mochammad Zuhdi Kurniawan (202051001316) Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Perbedaan dengan
judul yang saya ambil adalah objek dan jenis penelitian yang diambil
penelitiannya yaitu program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
Sedangkan yang diambil oleh Mochammad Zuhdi Kurniawan adalah Jejak
Islam di TV One. Sedangkan jenis penelitian yang diambil adalah analisis
produksi.
4. Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta Terhadap Buku “Leadership Golden Ways” Karya
Mario Teguh yang ditulis oleh Raudlatuna Imah (106051001886) Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Perbedaan dengan judul yang saya ambil adalah objek dan jenis penelitian
yang diambil yaitu program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV
sedangkan objek penelitian yang diambil oleh Rudlatul Imah adalah sebuah
buku dengan judul Leadership Golden Ways yang ditulis oleh Mario Teguh.
Dan jenis penelitiannya adalah Respon Mahasiswa.
7
Sedangkan judul yang saya ambil adalah Analisis Program Mario Teguh
Golden Ways di Metro TV. Dikarenakan belum adanya yang menganalisa tentang
program acara Mario Teguh Golden Ways, maka penulis tertarik untuk meneliti
judul tersebut dikarenakan di Indonesia ini masih jarang terdapat program acara
yang berbasis edukasi dan motivasi seperti acara Mario Teguh Golden Ways.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk
memberikan gambaran secara umum dan mendetail dari hasil yang diperoleh
setelah melakukan pengamatan langsung di lapangan yang kemudian dianalisis.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kuantitatif
(statistik). Penelitian kualitatif dapat menunjukan pada penelitian tentang
masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsionalisasi organisasi,
pergerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Beberapa data dapat diukur
melalui data sensus, tetapi analisisnya adalah analisis kualitatif.2
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat kemudian
menuangkannya dalam penulisan skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan,
2
Anselm Strauss dan Julliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur,
Teknik, dan Teori Grounded), (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 2007), h. 11
8
dan memberikan gambaran. Kemudian menarik kesimpulan terkait permasalahan
yang ada.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah responden penelitian dan sumber data. Ia
menerangkan bahwa responden penelitian adalah orang yang dapat merespon,
memberikan informasi tentang data penelitian. Sementara sumber data adalah
benda atau hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya
tentang data. Maksudnya subjek penelitian adalah benda atau hal atau orang
tempat data untuk variable penelitian melekat dan yang dipermasalahkan3. Dalam
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Metro TV. Objek penelitian
adalah barang yang hendak diteliti oleh peneliti4. sedangkan yang menjadi objek
penelitiannya adalah program Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan pada tanggal 17 Februari – 30 Maret 2011. Tempat
penelitian dilakukan di stasiun televisi Metro TV, jalan Pilar Mas Raya kav A-D.
Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, di bagian produksi program acara Mario
Teguh Golden Ways.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
3
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tunjauan Teoretis dan
Praksis), Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 28.
4
Ibid, h. 29.
9
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik yang digunakan adalah
observasi, sifatnya secara langsung dengan melihat dan mengikuti proses
pra produksi, pelaksanaan produksi dan pasca produsi.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu5. Data-data
yang diperoleh adalah dengan mewawancarai penanggung jawab dan
produser atau pihak-pihak yang terlibat didalam program Mario Teguh
Golden Ways. Peneliti melakukan wawancara secara tatap muka (face to
face). Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara
terstruktur, dalam hal ini peneliti menyiapkan pertanyaan tertulis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumendokumen yang berupa catatan formal, dan dengan mengumpulkan serta
menelaah beberapa literatur baik berupa buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen yang ada pada redaksi.
5. Teknik Analisa Data
5
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigm Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 180
10
Dari data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis, dan dari hasil
analisis didapatkan hal-hal yang dirasa kurang pas, kemudian peneliti kritisi.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dimana pelaporan
data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta
menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, lalu kemudian
disimpulkan.
G. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu penulis
membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab berisi sebagai berikut;
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat tentang: latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan puastaka, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN TEORITIK PROGRAM TELEVISI
Merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka
pemikiran dalam penelitian ini, berisi tentang ruang lingkup program yang
menjelaskan tentang pengertian program, jenis-jenis program, pengaturan
penayangan program, dan pengukuran kesuksesan program. Lalu dijelaskan
juga tentang ruang lingkup televisi yang berisi tentanng pengertian televisi,
televisi sebagai alat komunikasi massa, pengaruh televisi, dan kelebihan dan
kekurangan media televisi. Yang terakhir berisi tentang ruang lingkup program
11
televise yang menjelaskan tentang desain program televisi, pelaksanaan
program televisi dan evaluasi program televisi.
BAB III: GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Pada bab ini memuat tentang subjek dan objek penelitian. Dimana
subjeknya adalah stasiun Metro TV terdiri dari: sejarah berdirinya stasiun
Metro TV; visi-misinya; struktur organisasinya; serta program-programnya.
Sedangkan objek penelitiannya adalah Program Mario Teguh Golden Ways
(MTGW) di Metro TV, yang terdiri dari: desain program MTGW; komponen
penunjang produksi program MTGW; serta share and rating program MTGW.
BAB IV: ANALISIS PRODUKSI PROGRAM MARIO TEGUH GOLDEN
WAYS
Pada bab ini memuat tentang bagaimana proses produksi program Mario
Teguh Golden Ways serta tahapan-tahapannya seperti pra produksi, produksi
dan pasca produksi
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap
rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu. Selain itu untuk
mengembangkan studi selanjutnya, penulis berusaha memberikan saran kepada
pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.
Selain itu, diakhir skripsi juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiranlampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI PROGRAM TELEVISI
Pada bab ini, akan dijelaskan semua teori-teori yang mendasari dan
mendukung dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut di antaranya: ruang lingkup
program, terdiri dari pengertian, jenis-jenis program, pengaturan penayangan dan
pengukuran kesuksesan suatu program; selanjutnya ruang lingkup televisi, yang
terdiri dari pengertian televisi, televisi sebagai alat komunikasi massa, pengaruh
televisi, kelebihan dan kekurangan media televisi; terakhir keseluruhan tentang
program televisi. Lebih rincinya dapat dilihat dibawah ini.
A. Ruang Lingkup Program
1. Pengertian Program
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluaran Departeman Pendidikan
dan Kebudayaan (1988), “program adalah acara. Maksudnya, program seperti
pertunjukkan siaran, pagelaran dan sebagainya”.1 Acara televisi atau program
televisi adalah acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Program
menurut AS Homby adalah “acara atau rancangan yang akan disiarkan di
Televisi”.2 Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan
program non-berita.
1
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakrata: Balai Pustaka, 1983) cet. 1, h.
2
As Homby, AP Cowie, Oxford Andvanced Learner, (Oxford: University Press)
702
12
13
2. Jenis-Jenis Program
Program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau
berdasarkan isi. Format teknis adalah format-format umum yang menjadi acuan
terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis,
musik, instruksional, dll. Sedangkan yang Berdasarkan isi, program televisi
berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama,
olahraga, dan agama. Untuk program televisi berbentuk berita secara garis
besar dikategorikan ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai
peristiwa penting yang baru saja terjadi dan "soft news" yang mengangkat
berita dengan kategori ringan.
3. Pengaturan Penayangan Program
Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi
biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan
siaran. Umumnya, pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu
program televisi berdasarkan perkiraan kecendrungan minat para pemirsa
program tersebut. Contohnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi
hari disesuaikan dengan kecenderungan minat para pemirsa siaran berita.
4. Pengukuran Kesuksesan Program
Kesuksesan sebuah program TV saat ini diukur oleh tingkat konsumsi
program tersebut oleh pemirsa atau yang dikenal dengan rating. Pengukuran
rating dilakukan oleh lembaga riset yang menempatkan suatu alat bernama
"people meter" pada beberapa responden.
14
B. Ruang Lingkup Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah “sistem
penyiaran gambar yang disertai bunyi (suara) melalui kabel atau melalui
angkasa, menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara)
menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya
yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar”.3
Televisi adalah sebuah media komunikasi massa yang digunakan untuk
memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom
(hitam putih) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. Televisi juga
memiliki arti sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi.
Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani
dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan
sebagai komunikasi massa yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia.
Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve
atau tipi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio dalam
saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertz.
Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling
di banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam
3
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 2002), h.1162
15
bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik
maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.”4
2. Televisi sebagai Alat Komunikasi Massa
Televisi adalah salah satu bagian dari media massa, dan komunikasi yang
dilakukan melalui media massa bisa disebut komunikasi massa. “Komunikasi
massa adalah komunikasi yang menggunakan peralatan atau media massa
dalam melakukan aktivitas komunikasi dan memiliki khalayak yang banyak
serta bersifat heterogen, baik pada media cetak seperti surat kabar yang
memiliki sirkulasi yang luas, maupun elektronik (melalui siaran radio atau
televisi) yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di
gedung-gedung bioskop”.5
Dalam buku Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar, Deddy
Mulyana menyatakan bahwa televisi sebagai alat komunikasi massa, dimana
komunikasi massa memiliki pengertian komunikasi yang menggunakan media
massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (televisi, radio)
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang
ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym, dan
heterogen. Dengan pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,
serentak, selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam
proses untuk mempersiapkan media massa ini.
4
Pengertian Televisi, diakses tanggal 19 Januari 2011 dari id.wikipedia.org/wiki/Televisi.
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h.79
5
16
3. Pengaruh Televisi
Pada zaman seperti sekarang ini, hampir di setiap rumah memiliki
televisi sebagai hiburan utama. Bahkan tidak jarang dalam satu rumah
memiliki lebih dari satu televisi, yang biasanya diletakkan disetiap ruang
kamar dalam rumah tersebut. Dengan demikian, televisi pun sangat
berpengaruh bagi para konsumennya. Pengaruh televisi terhadap sistem
komunikasi tidak terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada
umumnya, bahkan televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia secara luas. Tetapi sejauh mana pengaruh positif dan
sejauh mana pula pengaruh negatifnya, belum diketahui lebih jauh.
Walaupun tidak sebanyak negara-negara yang sudah maju, di Indonesia
penelitian telah banyak dilakukan, baik oleh Departemen Penerangan sebagi
lembaga yang paling berkompeten, maupun oleh perguruan-perguruan tinggi.
Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penontonnya; ini
adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton
terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu
pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton,
sehingga mereka hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang
ditayangkan televisi.6
6
Ibid, h. 122
17
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
“Kelebihan televisi dari media massa lainnya adalah kemampuan dalam
menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi maupun
pendidikan dengan sangat memuaskan. pemirsa televisi tidak perlu susahpayah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televise
telah menyajikan kerumahnya. Ia tidak perlu pergi ke Amerika untuk
menonton Mohammad Ali bertanding atau pergi ke Senayan untuk menonton
sepak bola, sebab peristiwa-peristiwa seperti itu bisa dinikmati dirumah sambil
berleha-leha”.7
Televisi dianggap sebagi media hiburan yang berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Dimana program-program hiburan yang disajikan
memang penting untuk melepaskan saraf-saraf setelah berjam-jam bekerja dan
menyaksikan berita-berita atau informasi yang berat, hal tersebut terjadi baik
didalam negeri maupun luar negeri.8 Industri penyiaran televisi merupakan
sebuah identitas sosial, dimana televisi harus mendapatkan dukungan dari
masyarakatnya. Usaha tersebut didapatkan melalui program-program yang
ditayangkan sehingga usaha meraih pemirsa melalui program acara menjadi
satu hal penting yang mendapat porsi utama. Jika tampilan penyiaran televisi
tersebut sudah tidak ditonton lagi dapat dikatakan keberadaannya sudah tidak
mendapat dukungan dari masyarakat.
Selain itu, televisi juga merupakan sebuah identitas budaya, karena ikut
berperan dalam mewujudkan majunya sebuah budaya sekaligus bisa
7
Ibid, h. 60
Effendy, Ilmu Komunikasi ‘Teori dan Praktek’ (Bandung: PT. remaja Rosdakarya,
2006). h. 31
8
18
mempengaruhi kemunduran. Terkadang tayangan televisi sering digugat karena
tidak seluruhnya sesuai dengan budaya sebuah masyarakat. Dalam konteks ini
pula transformasi
budaya melalui tayangan-tayangan televisi selalu
mendapatkan perhatian yang sangat besar.9
C. Program Televisi
Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario
Televisi Dan Video (1993), mendefinisikan “Program Televisi ialah bahan yang
telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang ditunjang dengan
unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah
memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku”.10
Masih menurut P.C.S Sutisno, mengenai program siaran, bahwa stasiun tv
dalam membuat suatu program acara terdiri dari para artis pendukung acara dan
para kerabat kerja. Ide merupakan inti pesan yang akan disampaikan kepada
khalayak, dituangkan menjadi satu naskah yang disesuaikan dengan format
program acara yang akan dibuat, kemudian diproduksi menjadi suatu paket
program siaran.
Naskah adalah unsur penunjang dari keberhasilan suatu program
sebagaimana penjelasan sebelumnya, maka dalam penulisan naskah televisi
didesain dengan urutan langkah sebagai berikut:11
Askurifa’i Baksin, Jurnalistik TV ‘Teori dan Praktek’ (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2006), h. 39
10
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi Dan Video, (Jakarta: PT.
Grasindo, 1993), cet. Ke-1, h. 9
11
Ibid. h.1-2
9
19
1. Ide/ Gagasan
Ide atau gagasan bisa disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program.
2. Sasaran Program
Setelah muncul ide, dalam hati tentu akan terbentuk gagasan yang
semakin jelas tentang konsumen. Untuk lebih mengefektifkan penyampaian
pesan, perlu menganalisis sasaran program termasuk latar belakang.
3. Tujuan Program
Berikutnya adalah menentukan tujuan program. Kemudian merumuskan
tujuan umum. Berdasarkan tujuan umum kemudian merumuskan tujuan
khusus. Langkah merumuskan tujuan umum dan khusus dapat digunakan
sebagai bimbingan dan arahan dalam mengarang. Jadi, selain sebagai acuan
kerja kreatif yang bermakna, rumusan tujuan yang jelas dapat langsung
menunjukan sasaran program kreasi dalam masyarakat luas. Dengan kata lain,
tujuan komunikasi sudah mencapai sasaran. Yaitu pesan yang di sampaikan
komunikator dapat diterima oleh komunikan.
4. Garis-Garis Besar Isi Program
Setelah jelas sasaran program dan ide pesan yang akan di komunikasikan,
maka ditetapkan garis-garis besar materi yang akan menjadi isi program,
sebelumnya harus mengumpulkan bahan, baik dengan membaca buku atau
melakukan wawancara.
20
5. Treatment
Treatment dapat dijabarkan sebagai perlakuan tentang hal-hal yang harus
dikembangkan dari synopsis. Dari sebuah treatment orang bisa membayangkan
apa saja yang akan terlihat di layar. Dengan kata lain, treatment adalah sebuah
uraian kejadian yang akan tampak dilayar televisi uraian tersebut bersifat
naratif
tanpa
menggunakan
istilah
teknis,
seperti
ketika
seseorang
menceritakan kembali pertunjukan yang baru saja dinikmati.
6. Pelaksanaan Program Televisi
Tahapan pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan
banyak peralatan, orang, dan juga biaya yang tidak sedikit. Selain
membutuhkan organisasi yang terstruktur juga diperlukan tahap pelaksanaan
produksi yang lazim disebut SOP (Standar Operation Procedure).
a. Pra Produksi
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan
rinci dan baik sebagian pekerjaan dan produksi yang direncanakan sudah
beres. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian antara lain:
1) Penemuan ide: Tahap ini dimulai ketika seorang produser
menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah,
atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi
naskah sesudah riset.
2) Perencanaan: tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja
(time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan
21
crew. Selain estimasi biaya, penyedia biaya dan rencana alokasi
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara hatihati dan teliti.
3) Persiapan: tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan
dan surat menyurat. Latiahan para artis dan pembuat setting, meneliti
dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.
Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh
keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya
pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya
pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program televisi, hal ini dapat
berakibat kegagalan.12
b. Produksi
Setelah seluruh proses pasca produksi selesai dilaksanakan, maka
proses produksi baru bisa dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis
dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan
tulisan (shooting scrip) menjadi susunan gambar yang bercerita.
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot
yang akan diambila dalam adegan (scene). Biasanya sutradara menyiapkan
suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat
12
Fred wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1, h. 20
22
dicatat oleh bagian pencatat dengan mencatat kode waktu (time code)
dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan
terekam pada gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam
proses editing.
Biasanya gambar hasil setting dikontrol setiap malam di akhir
shooting hari itu untuk mengetahui apakah pengambilan gambar pada hari
itu baik atau tidak. Apabila tidak maka adegan perlu diulang pengambilan
gambarnya. Semua adegan didalam naskah selesai diambil, maka hasil
gambar asli (original material/ row footage) dibuat catatannya (loading)
untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.
c. Pasca produksi
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off liner,
editing on liner, dan mixing.
1) Editing Off Line
Setelah shooting selesai, scrip boy/ girl membuat loading, yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting
dan gambar. Di dalam loading time code (nomor kode yang dibuat dan
muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shooting dicatat.
Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing
kasar yang disebut editing off time (dengan copy video VHS supaya
murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam gagasan dan treatment.
Materi shooting langsung dipilih dan disambung-sambungkan dalam
pita VHS (video head sistem).
23
Sesudah editing kasar ini selesai, hasilnya akan dilihat dengan
seksama dalam screening. Sesudah hasil editan off line dirasa pas dan
memuaskan, barulah editing script. Naskah editing ini sudah
dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu
diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah editing, gambar dan
nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor.
Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing di serahkan kepada
editor untuk dibuat editing on line. Kaset VHS hasil editing off line
dipergunakan sebagai pedoman oleh editor.
2) Editing On Line
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula
sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing
on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3) Mixing
Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yg juga
sudah direkam dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai
dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik
harus dimuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengan jelas.
24
Sesudah proses mixing ini bisa dibilang sebagai bagian yang
paling penting dalam post production sudah selesai. Secara
menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai
biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus
diperbaiki. Apabila semua sudah siap, maka program ini siap juga
untuk ditayangkan.
Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame waktu.
Oleh karena itu, dalam screening hal ini jug perlu diperhatikan. Apabila
program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong
ditempat yang tidak mengganggu kontinuitas program.13
7. Evaluasi Program Televisi
Evaluasi disini memiliki dua maksud. Maksud yang pertama adalah
evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh programprogram ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Maksud yang kedua adalah
evaluasi instruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan
kelemahan program, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan audience
dalam memenuhi isi program instruksional yang diselenggarakan.14
Mengenai penelitian terhadap respon dari khalayak, maka pokok-pokok
yang dinilai (evaluasikan) adalah:
13
Ibid, h. 22-24
Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional, (bandung: PT.
Remaja Rosada Karya, 1990), cet, ke-1, h. 121
14
25
a. Bagaimana sifat respon khalayak: menyenangkan atau berfikir kritik.
b. Apakah respon khalayak menguntungkan atau tidak, disamping secara
resmi atau tidak.
c. Apakah respon menunjukan bahwa public atau khalayak menaruh
perhatian atas masalah yang dikemukakan dalam pesan.
d. Apakah respon memberikan kesimpulan bahwa pesan dipahami oleh
komunikan.
Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah
dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan reader
interest study dan realybility test. Kemungkinan lain untuk mengukur
efektifitas suatu pesan adalah dengan radio dan tv audience research serta
program analysis test.15
Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau public perlu
diketahui seberapa luas/ jumlah pengikut/ pendukung ide sebelum dan sesudah
pesan yang disebarkan apakah yang disukai dan apakah yang tidak disukai dari
pesan (terakhir) yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi
perbandingan antara apa yang disukai dan yang tidak disukai dari pesan.16
15
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek, (bandung: PT. Rindang
mukti, 1997), cet. Ke-2, h. 157
16
Ibid, h. 156
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Pada bab ini, akan dijelaskan tentang gambaran umum mengenai wilayah
penelitian, yaitu subjek dan objek dari penelitian ini. Dimana subjeknya adalah
stasiun Metro TV, didalamnya akan dijelaskan sejarah berdirinya stasiun Metro
TV disertai tentang profil perusahaannya. Dan dijelaskan pula tentang visi – misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta program-program yang
ditayangkan. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah Program Mario Teguh
Golden Ways, singkatnya sering disebut dengan MTGW.
A. Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Stasiun Metro TV
PT
Media
Televisi
Indonesia
(Metro
TV)
adalah
anak
perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media massa yang
dimiliki Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik Harian Media Indonesia.
PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama "Metro
TV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, Metro
TV mulai mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7
kota. Pada awalnya, Metro TV mengudara hanya 12 jam sehari, namun sejak
tanggal 1 April 2001, Metro TV mulai mengudara selama 24 jam. Dari
awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini Metro TV
26
27
mempekerjakan lebih dari 900 orang karyawan, sebagian besar di ruang berita
dan daerah produksi.
Televisi yang menayangkan 70% berita dan 30% non berita ini, telah
menjalin kerjasama dengan beberap stasiun televisi asing seperti CCTV,
Chanel 7 Australia dan Voice Of America (VOA). Metro TV mengudara secara
teresterial yang dapat di tangkap oleh 280 kota besar di Indonesia. Selain itu,
Metro TV juga mengudara melalui satelit palapa 2 sehingga dapat ditangkap
oleh seluruh negara-negara Asean. Metro TV memiliki 19 buah mobil satelit
yang dapat digunakan untuk siaran secara langsung dari tempat kejadian
perkara1.
Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat
dan daerah, Metro TV memiliki 6 cabang biro yang terletak di kota-kota besar
yaitu Yogyakarta, Medan, Makasar, Surabaya, Bandung dan Pekan Baru. Sejak
berdirinya hingga saat ini, sudah banyak perubahan yang terjadi. Seperti
perekrutan
tenaga-tenaga
ahli,
pembaharuan
tayangan-tayangan
yang
berkualitas hingga perubahan logo kepala elang yang lebih modern. Semua
perubahan yang dilakukan semata-mata hanya untuk menjadikan Metro TV
sebagai stasiun televisi yang berkualitas, yang dapat menampilkan tayangantayangan atau program-program yang berkualitas, bermanfaat dan pantas untuk
ditayangkan, serta bisa menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu, dan
tentunya disukai oleh pemirsa tercintanya.
1
Company Profile Metro TV
28
2. Visi dan Misi Stasiun Metro TV
Metro TV memiliki Visi untuk “menjadi stasiun televisi yang berbeda
dengan stasiun televisi lainnya dan menjadi nomor satu dalam program
beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas.
Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari
pemirsa maupun pemasang iklan.”
Sedangkan Misi dari Metro TV adalah:
a. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan bangsa dan
negara menuju suasana demokratis, untuk unggul dalam persaingan
global, dengan penghargaan yang tinggi moral dan etika.
b. Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan
memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang
berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.
c. Untuk mencapai kemajuan yang signifikan dengan mengembangkan dan
meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
karyawan, dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang
saham2.
2
Company Profile Metro TV
29
3. Struktur Direksi Metro TV
President Director
Wisnu Hadi
Exc. Secretary
News Director
Elman Saragih
Sales & Mark
Director
Lestari Luhur
Corporate Communication
Technical
Director
John Baloson
Fin & Adm
Director
Ana Widjaja
Untuk Struktur Organisasi Metro TV selengkapnya bisa dilihat pada
lampiran.
4. Program-Program Acara Metro TV
Jika dilihat dari ide awal berdirinya Metro TV, maka program-program
yang banyak disiarkan adalah program-program yang banyak mengandung
informasi dan edukasi. Contohnya Setiap satu jam sekali Metro TV
30
menayangkan program Headline News. Yaitu program yang hanya berdurasi
sekitar lima menit yang menayangkan dua sampai tiga berita dimana beritaberita tersebut adalah berita-berita terbaru, hal ini dijalankan dengan tujuan
agar para pemirsa setianya merasa terpuaskan dan tidak ketinggalan informasiinformasi yang sedang beredar ataupun berkembang. Contoh lain program
informasi yang ada di Metro TV adalah Metro Hari Ini, Metro Malam, Metro
Pagi dan masih banyak lagi program-program berita yang menjadi andalan
Metro TV.
Dilihat dari kategori atau pembagian programnya, Metro TV memiliki 19
kategori3. Diantaranya adalah : Entertainment Variety Show, Entertainment
Music, Entertainment Talk Show, Entertainment Reality Show, Filler News,
Filler
Others,
Information
Documentary,
Infomercial,
Infromation
Infotainment, Information Skill/ Hobbies, Information Talk Show, Information
TV Magazine, Informatinon Travel/ Lifestyle/ Leisure, News Feature, Metro
Hard News, Special News, News Talk Show, Religious Dialog dan Sport
Journal/ Hightli