Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

(1)

LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian 2. Tabel Fotron Cobol 3. Tabel Skor data mentah

4. Surat Izin Penelitian FISIP USU 5. Lembar catatan bimbinganh Skripsi 6. Biodata


(2)

No. Responden

1 2 KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner ini dibuat dalam rangka melaksanakan penelitian yang berjudul Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV dan Konsep diri mahasiswa. Penelitian ini merupakan tugas akhir peneliti untuk menyelesaikan studi di departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Data-data terkumpul semata-mata untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu berikanlah jawaban yang sebenarnya, seluruh jawaban dalam kuesioner akan dijamin sepenuhnya oleh peneliti.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan berikan jawaban dari setiap pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan.

2. Berikanlah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara/i pilih. 3. Jawablah dengan jujur dan benar sesuai dengan pengetahuan anda. 4. Kode kotak bernomor di sebelah kanan pertanyaan mohon jangan

diisi.

Atas kesediaan dan partisipasi saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2014 Bonar Sibarani

KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Jenis kelamin 1) Pria 2) Wamita 3


(3)

3. Uang Saku Bulanan:

1. Rp. 500.000 - Rp. 999.000/bulan

2. 1.000.000 - Rp. 1.499.000/bulan 5

3. Lebih dari Rp.1.500.000/bulan

Tayangan Mario Teguh golden ways

1. Apakah dalam setiap tayangan yang ditayangkan, anda memahami isi pesan yang disampaikan?

1. paham

2. biasa saja 6 3. tidak paham

2. Tayangan Mario Teguh Golden Ways memberikan cara bagaimana cara optimis dan fokus dalam mencapai cita-cita

1. sangat setuju

2. setuju 7

3. tidak setuju

3. Tayangan Mario Teguh Golden Ways memberi pengetahuan tentang bagaimana cara memotivasi dari untuk mau belajar menjadi pribadi yang sukses di masa depan

1. sangat setuju

2. setuju 8

3. tidak setuju

4. Menurut anda, dari tema yang di sampaikan setiap minggunya apakah sudah cukup matang?

1. sangat cukup

2. cukup 9

3. kurang

5. Menurut anda, apakah dari setiap tema atau materi yang disampaikan dapat membuka fikiran mahasiswa menjadi pribadi yang lebih baik?

1. sangat setuju

2. setuju 10


(4)

6. Materi yang disampaikan sangat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari

1. setuju

2. kurang setuju 11

3. tidak setuju

7. Apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan durasi penayangan program acara Mario Teguh Golden Ways yang hadir selama 60 menit ?

1. setuju

2. kurang setuju 12

3. tidak setuju

8. Menurut Anda, perlu atau tidak perlukah frekuensi penayangan acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV ditambah?

1. sangat perlu

2. perlu 13

3. tidak perlu

9. Apakah Anda merasa terganggu dengan jam tayang acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV yang hadir pada pukul 19.00 sampai dengan 20.00 WIB?

1. sangat setuju

2. setuju 14

3. tidak setuju

Konsep diri mahasiswa FISIP USU

10. Saya suka dengan ukuran tubuh saya 1. Sangat suka

2. suka 15

3. tidak suka

11. Saya tetap masuk kuliah walaupun dalam keadaan sakit 1. Sangat setuju

2. setuju 16


(5)

1. Sangat setuju

2. setuju 17

3. tidak setuju

13. Saya akan selalu mencari solusi untuk meningkatkan minat belajar saya 1. Sangat setuju

2. setuju 18

3. tidak setuju

14. Saya selalu mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah dalam diri saya 1. Sangat setuju

2. setuju

19

3. tidak setuju

15. Saya akan merasa malu jika terdapat mata kuliah yang gagal 1. Sangat setuju

2. setuju 20

3. tidak setuju

16. pergaulan didalam lingkungan kampus memberikan hubungan positif terhadap rasa percaya diri dalam belajar

1. Sangat setuju

2. setuju 21

3. tidak setuju

17. Saya bangga kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP USU 1. Sangat setuju

2. setuju 22

3. tidak setuju

18. Saya tidak pernah memberikan pendapat saya dalam kelompok diskusi 1. Sangat setuju

2. setuju 23

3. tidak setuju

19. Saya sering mengisi waktu kosong saya dengan membaca buku 1. Sangat setuju

2. setuju 24

3. tidak setuju


(6)

1. Sangat setuju

2. setuju 25

3. tidak setuju

21. Saya merupakan tipe mahasiswa yang belajar serius 1. Sangat setuju

2. setuju 26

3. tidak setuju

22. Saya tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika sekeliling saya ribut 1. Sangat setuju

2. setuju 27


(7)

UJI VALIDITAS DAN READIBILITAS

Variabel Nilai Vaiditas

6 0.339953

7 0.335462

8 0.458438

9 0.600012

10 0.582644 11 0.302854 12 0.555015 13 0.367979 14 0.609427 15 0.609427 16 -0.04623 17 0.491762 18 0.282494 19 0.212112 20 0.545004 21 0.263177 22 0.356738 23 0.232806 24 0.403982 25 0.406085 26 0.406085 27 0.181071 28 0.231162

29 -0.1299

X Y

12 13

22 20

16 18

16 14

24 25

21 20

17 21

20 21

20 20

18 18

20 19

18 20

21 18

15 18

13 20

20 20

18 20

19 20

18 23

16 19

Nilai Readibilitas


(8)

Tabel Skor data mentah Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV dan Konsep diri mahasiswa

No. Responden

Variabel X Variabel Y

1 11 26

2 18 41

3 15 35

4 13 29

5 16 38

6 17 40

7 17 39

8 18 41

9 16 37

10 12 29

11 19 42

12 16 37

13 14 34

14 17 38

15 14 32

16 15 37

17 13 33

18 17 39

19 17 41

20 14 33

21 14 32


(9)

23 18 42

24 20 46

25 17 40

26 23 52

27 13 30

28 16 38

29 19 44

30 15 35

31 21 49

32 16 39

33 17 39

34 17 40

35 15 36

36 17 40

37 20 45

38 19 43

39 19 44

40 17 40

41 19 45

42 20 46

43 18 42

44 19 45

45 16 35

46 12 30

47 18 41

48 21 47


(10)

50 17 40

51 14 32

52 14 32

53 17 42

54 16 36

55 20 46

56 16 37

57 21 49

58 13 31

59 19 43

60 14 33


(11)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSOAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr.A.Sofyan No.1 Telp. (061) 8217168 LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Bonar Sibarani

NIM : 100922021

PEMBIMBING : Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si

No. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF


(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bonar Sibarani

Alamat : Jl. Gaharu Gg. Amat Lama no. 32 Medan Tempat, tanggal lahir : Medan, 02 Desember 1988

Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan :

• Tahun 2000 Lulus dan Tamat dari SD St. Yoseph Medan • Tahun 2003 Lulus dan Tamat dari SMP Immanuel Medan • Tahun 2006 Lulus dan Tamat dari SMA Immanuel Medan

• Tahun 2009 Lulus dan Tamat dari Politeknik LP3I Medan, D3 Desain & Animasi


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro & Lukrati. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Ardianto & Erdinaya. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Politik, Jakarta; PT. Rineka Cipta

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana. 2002 Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilan belas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2003 Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

---. 2005 Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2006 Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilan belas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2007 Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Krisyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta; Kencana. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung

Ruslan, Rosadi. 2003. Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi,

Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ruslan, Rosadi. 2005. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada


(14)

Sendjaja, Juarsa. 2001. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Internet :

http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-badura/ diakses taggal 29 Juni 2013

http://www.daftarmtgw.com Diakses taggal 28 Juni 2013

http://www.daftarmtgw.com/profil_marioteguhgoldenways.html Diakses taggal 28 Juni 2013

http://www.metrotvnews.com Diakses taggal 28 Juni 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran diakses tanggal 28 Juni 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi_masa diakses tanggal 28 Juni 2013


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sebelum peneliti memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu akan memaparkan lokasi penelitian yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Keseluruhan data dalam pemaparan lokasi penelitian ini bersumber dari Subag Pendidikan FISIP USU. Berikut pemaparannya

III.1.2 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Berikut merupakan sejarah mengenai Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara yang di dapat dari Ksubag Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara:

Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. kelahiran fakultas ini tidak jauh beda dari fakultas lainnya di lingkungan Univeritas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya (1980), Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara masih merupakan jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Setahun kemudian jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara. Dalam pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya.

Pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 jurusann saja, diantaranya :

1. Jurusan Ilmu Komunikasi


(16)

Barulah pada tahun ajaran 1983/1984, FISIP USU membuka jurusan lainnya, yaitu :

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Kesejahteraan Sosial dan menerima jurusan Antropologi dari Fakultas Sastra.

Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535/0/83 tahun 1983 tentang jenis jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, dinyatakan Bahwa FISIP USU mempunyai 6 (enam) Jurusan, yaitu:

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi Sosial

4. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 5. Jurusan Ilmu Komunikasi

6. Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

Jurusan MKDU akhirnya diputuskan untuk diserahkan pengelolaanya di luar FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan suatu disiplin Ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada kelompok Mata Kuliah Dasar Umum. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta pemerintah daerah dan didukung oleh ketersediaan staf pengajar yang dibutuhkan, FISIP USU dengan SK Dikti No. 108/Dikti/Kep/2001 tanggal 30 April 2001 menambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik. Dengan demikian, hingga saat ini ada 6 jurusan yang berada di naungan FISIP USU.

Era otonomi daerah mulai bergulir sejak dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1990 dan direvisi lagi dengan UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut Perguruan Tinggi, termasuk Universitas Sumatera Utara untuk menyediakan tenaga tenaga pemikir dan peneliti berkaitan dengan berbagai perubahan dan terobosan yang dilakukan bagi penempatan proses pembangunan, baik secarakonseptual teoritik maupun empiric. Apalagi perubahan status USU menuju era Otonomi pendidikan menuju perguruan tinggi berbadan hokum


(17)

(BUMN) pada 11 Nopember 2003 menuntut FISIP USU sebagai salah satu fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara untuk berbenah diri, antara lain menyesuaikan kembali visi fakultas yang searah dengan visi universitas yakni “University for Industry”, menurut FISIP USU untuk segera melakukan perubahan-perubahan yang berkaitan berbagai program dan kebijakan seperti pengembangan program studi, penataan, pengembangan, kurikulum, pengelolaan, personalia dan pengembangan SDM, pengelolaan/pengembangan sumber-sumber dana dan pengembangan kerjasama dengan berbagai steakholder.

III.1.2 VISI

Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah : “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat"

III.1.3 MISI

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah :

1. Menghasilkan alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerjaia sama yang saling menguntungkan dengan selurus stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi professional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan professional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan professional bagi staff dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas professionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh aktivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. prinsip


(18)

Profesional juga harus didukung dengan prinsip dan persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing

4. Menjadi institusi bagi kepentingan public. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi diatas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

III.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode korelasional meneliti korelasional hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Krisyantono, 2006:62). Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut metode korelasional. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaaha untuk menafsir hubungan dan bukan sekedar deskripsi (Umar, 2002: 45). Peneliti dapat mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Metode ini digunakan untuk meneliti bagaimana pengaruh tayangan Mario Teguh Golden Ways terhadap konsep diri mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel yang ada.

III.3 Sekilas Tentang Metro TV

Berikut pemaparan sekilas tentang sejarah berdirinya PT. Media Televisi Indonesia atau disebut sebagai Metro TV berdasarkan data yang di dapat dari website Metro TV:

Sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia yang didirikan oleh PT. Media Televisi Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. PT. Media Televisi Indonesia merupakan anak oerusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga


(19)

merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT. Media Televisi Indonesia mendapatkan memperoleh izin penyiaran atas nama “MetroTV” pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, MetroTV megudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 April 2001 MetroTV mulai bersiaran selama 24 jam. Dari awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang karyawan sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi.

Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. MetroTV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, MetroTV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni, dan budaya guna mencerdaskan bangsa. MetroTV berdri dari 70% berita (news), yang ditayangkan dalam 3 bahasa yakni : mandarin, Indonesia dan Inggris, ditambah dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif. metroTV dapat ditangkap secara tangkap terestial di 280 kota yang tersebar di tanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transisi. Selain secara teresterial, siaran MetroTV juga dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui satellite Palapa 2 ke seluruh Negara-negara di ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang.

MetroTV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing diantaranya kerja sama dalam pertukaran berita dan kerja sama pengembangan tenga kerja. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, Voice of America (VOA). Selain bekerja sama dengan stasiun televisi Internasional, Metro TV juga memiliki contributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama International ini, MetroTV berusaha memberikan Sumber berita mengenai keadaan dalam Negara yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung MetroTV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat, dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.


(20)

III.3.1 Logo dan Arti MetroTV

Bagan 5

Logo MetroTV

(Sumber : http://www.metrotvnews.com )

Logo dari MetroTV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus kecitraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakii huruf-huruf : M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf “0” dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. hal itu melafalkan M-E-T-R-T-V sebagai METROTV.

Logo MetroTV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi MetroTV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap isntitusi MetroTV. Melalui tampilah logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami, serta meyakini visi, misi serta karakter MetroTV sebagai institusi. Logo MetroTV dalam rancangan rupa bentuknya berlandaskan pada hal-hal berikut:

- Simpel, tidak rumit

- Memberikan kesan global dan modern - Menarik dilihat dan mudah diingat - Dinamis dan lugas

- Berwibawa namun familiar

- Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis


(21)

Selain mendapatkan unsur simbol teks / huruf, MetroTV menampilkan juga simbol gambar yaitu : Bidang elips dan kepala burung elang.

1. Bidang Elips Emas

Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu:

a. Bola Dunia

Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi MetroTV. b. Telur Emas

Sebagai simbol Bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) tabf secara struktur kokoh, akurat, dan artistic sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas.

c. Elips

Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis, lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat kaitannya dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.

2. Elang

Simbol kewibawaan kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tungkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.

III.3.2 Visi dan Misi MetroTV

a. Visi

Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik


(22)

dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun dari pemasangan.

b. Misi

• Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan. Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetensi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika.

• Untuk memberikan nilai tambah di Industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.

• Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya dan mengjasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

III.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana varian pada suatu faktot berkaitan dengan varian pada faktor yang lain. Kelebihan menggunakan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas, dapat memudahkan untuk membuat pandangan penelitian eksperimental. Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan kualitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang menunjukkan sebab-akibat.

III.5 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiono dalam buku statistika untuk penelitian dikutip oleh Rosady Ruslan (2003:107), adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari


(23)

objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi yang masih aktif kuliah di FISIP USU. Peneliti hanya meneliti mahasiswa S1 angkatan 2011-2012 karena belum disibukkan dengan adanya tugas akhir.

Tabel 2

Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi USU

Angkatan Jumlah

2011 145

2012 122

Total 267

Sumber: Subag pendidikan FISIP USU 2013

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Arikunto menjelaskan apabila subjek yang diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% (Arikunto,2006:12)

N=nx25% N=267x25% N=66,75 N=67 Keterangan :


(24)

n = sampel

maka jumlah sampel dalam penelitian ini 25% dari 267 adalah 67 orang.

III.6 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah: 1) Purposive Sampling

Teknik ini adalahh teknik pengambilan sampel yang diseleksi dengan kriteria-kriteria tertentu yang di buat peneliti berdasarkan tujuan penelitian (Krisyantono, 2006;154). Adapun kriteria dari sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu komunikasi FISIP USU angkatan 2011 dan 2012 yang tercatat aktif mengikuti perkuliahan.

b. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yang pernah menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV minimal 2 kali.

2) Accidental Random Sampling

Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topic yang diteliti adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya (Krisyantono, 2006:156). Teknik ini dilakukan setelah menggunakan Purposive Sampling dan sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

3) Proporsional Random Sampling

Selanjutnya untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel agar sampel dianggap representative maka dalam penarikan sampel digunakan rumus teknik Proporsional Random Sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk member peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Arikunto, 2006 : 139) dengan rumus:


(25)

n =�1��

keterangan : n : Sampel

�1 : Jumlah Populasi N : total populasi

Tabel 3

Proporsional Random Sampling

Tahun Jumlah Penarikan Sampel Sampel

2011 145 145 x 67

267 = 36.38

36

2012 122 122 x 67

267 = 30,61

31

Jumlah 267 61 orang

Sumber : Kasubag FISIP USU 2013

III.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan dilokasi penelitian, pengumpulan data dari reponden melalui kuesioner, setelah dilakukannya pengumpulan data dengan kuesioner dilakukan uji validitas dan uji readibilitas yang hasilnya akan ditampilkan pada lampiran dan wawancara observasi.

b. Penelitian Kepustakaan

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

III.8 Teknik Analisis Data


(26)

1. Analisa Tabel Tunggal

Analisa table tunggal merupakan analisa yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan presentase.

III.9 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara dua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus korelasi tata jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (Arikunto, 2006:278)

Korelasi tata jenjang juga disebut dengan rankdifference correlation

atau rank – order correlation. Korelasi tata jenjang ditentukan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.

= 1

6

∑��

²

� −

(

2

1)

(Krisyanto, 2008;147) Keterangan:

�� (rho) : koefisien korelasi rank order 1 : angka 1, yaitu bilangan konstan 6 : angka 6, yaitu bilangan konstan di : perbedaan antara pasang jenjang ∑ : sigma atau jumlah

N : jumlah individu dalam sempel Jika �< 0, maka hipotesis ditolak


(27)

Selanjutya untuk melihat lagi tinggi rendahnya korelasi digunakan rumus Guilford (Kriyantono,2006:168).

< 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 :Hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,59 : Hubungan yang tinggi; kuat


(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

IV.1.1. Tahap Awal

Pada tahap awal penulis meminta izin untuk mengadakan penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara berupa surat penelitian dari bagian Pendidikan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dimaksud untuk menghimpun sejumlah data dari mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara secara mendalam dan terperinci yang nantinya berkaitan langsung denganj isi skripsi penulis. Surat izin penelitian kemudian diserahkan diberikan oleh bagian Pendidikan Jurusan Ilmu komunikasi Universitas Sumatera Utara.

IV.1.2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada sampel di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komuniasi Universitas Sumatera Utara sebanyak 61 orang. Peneliti menyebarkan kuesioner selama 4 hari yaitu pada tanggal24 dan 25 Januari 2014 kemudian 18 dan 19 Maret 2014.

IV.2 Teknik Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari 91 orang responden, kemudian data diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:


(29)

1. Penomoran Kuesioner :Kuesioner yang telah dikumpulkan diberikan nomor urut sebagai pengenal (01-61).

2. Editing :Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan.

3. Coding :Peneliti memindahkan jawaban-jawaban

responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (Skor)

4. Inventarisasi Variabel Variabel: data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar FC ( Fotron Corbol) sehingga muat seluruh data kedalam satu kesatuan.

5. Tabulasi Data : Pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam table, dimana pemilis menggunakan program Microsoft Excel 2007

dan SPSS 13 for Windows. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tanggal dan frekuensi, persentase, dan selanjutnya analisa

6. Pengujian Hipotesis : Dalam penelitian ini digunakan rumus Spearman.

IV.3. Analisa Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal dimaksudkan unttuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap pariabel yang di teliti. Dalam peneloitian ini penyajian data tabel tunggal berisi keterangan dengan jumlah dan persentase yang terdiri dari 3 bagian yaitu Karakteristik responden, Tayangan Mario Teguh golden ways,Konsep diri mahasiswa FISIP USU.

IV.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang respoden. Karakteristik yang digunakan adalah usia, jenis kelamin dan uang saku perbulan responden.


(30)

Tabel 4

Jenis Kelamin Responden

Sumber FC.01

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 61 orang responden, 18 orang responden (29,5%) berjenis kelamin Pria dan 43 orang responden (70,5%) berjenis kelamin Wanita. Hal ini menunjukkan bahwa Wanita lebih tertarik menonton acara Mario Teguh Golden Ways dibandingkan Pria karena acara ini di tayangkan pada hari minggu dimana biasanya mahasiswa jarang berada dirumah dibandingkah mahasiswi. Sehingga ketika dilakukan pendataan lebih banyak responden wanita yang mengisi kuesioner.

Tabel 5 Usia Responden

Sumber FC.02

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 61 orang responden 13 orang (21,3%) berusia 17-19 tahun, 48 orang responden (78,7%) berusia 20-22 tahun dan 0 orang responden (0%) yang berusia 22-25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada usia 20-22 tahun lebih banyak berada di depan televisi untuk mendapatkan informasi dan motivasi diri dari acara Mario Teguh Golden Ways karena pada umur 20-22 Tahun merupakan umur yang sudah cukup matang atau sudah mendekati umur dewasa. Umumnya mahasiswa yang berumur cukup

No Keterangan F %

1 Pria 18 29.5

2 Wanita 43 70.5

Total 61 100

No Keterangan F %

1 17-19 tahun 13 21.3

2 20-22 tahun 48 78.7

3 22-25 tahun 0 0


(31)

matang dan sudah mendekati dewasa lebih tertarik untuk menonton acara seperti Mario Teguh Golden Ways ini.

Tabel 6 Uang Saku Bulanan

Sumber FC.03

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa dari 61 orang responden 45 orang (73,8%) responden mendapatkan uang saku perbulan antara Rp. 500.000 – Rp. 999.000. 14 orang (23%) mendapatkan uang saku perbulan Rp. 1.000.000 – Rp.1.499.000, dan sebanyak 2 orang (2%) mendapatkan uang saku perbulan lebih dari Rp. 1.500.000. Hal ini menunjukkan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki uang saku rata-rata perbulan antara Rp. 500.000 – Rp. 999.000 yang lebih banyak mengikuti tayangan Mario Teguh Golden Ways karena biasanya mahasiswa dengan ekonomi yang lebih ketika akhir minggu jarang berada dirumah, lebih sering menghabiskan akhir minggu dengan pergi ke mall atau ke café bersama teman-temannya.

IV.3.2 Tayangan Mario Teguh Golden Ways Tabel 7

Pemahaman isi pesan yang disampaikan

Sumber FC.04

No Keterangan F %

1 Rp. 500.000 – Rp. 999.000/bulan 45 73,8 2 Rp.1.000.000 – Rp. 1.499.000/bulan 14 23 3 Lebih dari Rp. 1.500.000/bulan 2 3,3

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Paham 30 49,2

2 Biasa saja 30 49,2

3 Tidak paham 1 1,6


(32)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa 30 orang (49,2%) responden paham terhadap pemahaman isi pesan dari tayangan acara Mario Teguh Golden Ways, 30 orang (49,2%) yang merasa biasa saja terhadap pemahaman isi pesan dari tayangan acara Mario Teguh Golden Ways, dan 1 orang (1,6%) tidak paham terhadap pemahaman isi pesan dari tayangan acara Mario Teguh Golden Ways. Jika responden merasa paham terhadap isi pesan yang disampaikan, itu berarti bahwa stimulus yang disampaikan kepada Organism atau dalam hal ini akan memberikan efek yang positif terhadap mahaiswa yakni memiliki konsep diri yang baik.

Tabel 8

Memberikan cara bagaimana cara optimis dan fokus dalam mencapai cita-cita

Sumber FC.05

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa 16 orang responden (26,2%) mengatakan sangat setuju jika tayangan mario teguh golden ways memberikan cara bagaimana cara optimis dan fokus dalam mencapai cita-cita. 41

orang responden (67,2%) mengatakan setuju bahwa tayangan mario teguh golden ways memberikan cara bagaimana cara optimis dan fokus dalam mencapai cita-cita dan 4 orang responden (6,6%) mengatakan tidak setuju.

Menurut sebagian besar responden, tayangan Mario Teguh Golden Ways memberikan informasi yang mampu menambah pengetahuan responden tentang bagaimana menjadi pribadi yang optimis dan fokus. Dimana sikap tersebut merupakan modal utama yang dimiliki agar sukses mencapai cita-cita. Narasumber mengajak mahasiswa untuk lebih fokus dan membatasi pandangan hanya kepada hal-hal yang penting yang menjadikan lebih mampu dan berhasil. Dengan kata lain fokus terhadap hal-hal yang mampu mewujudkan cita-cita dan tidak terfokus pada hal-hal yang mampu menjatuhkan semangat meraih cita-cita.

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 16 26,2

2 Setuju 41 67,2

3 Tidak Setuju 4 6,6


(33)

Tabel 9

Memotivasi dari untuk mau belajar menjadi pribadi yang sukses di masa depan

Sumber FC.06

Berdasarkan tabel diatas 19 orang (31,1%) mengatakan sangat setuju dengan pengetahuan tentang bagaimana cara memotivasi dari untuk mau belajar menjadi

pribadi yang sukses di masa depan, 38 orang responden (62,3%) mengatakan setuju dan 4 orang responden (6,6%) megatakan tidak setuju. Menurut para responden, tayangan Mario Teguh Golden Ways memberikan tips dan trik bagaimana caranya untuk memunculkan motivasi pada diri sendiri untuk mau terus belajar dan tidak mudah menyerah. Tayangan ini mengajak responden untuk berani bermimpi, sehingga mimpi itu mampu member energy yang positif bagi responden untuk terus belajar dan berusaha menjadi pribadi yang sukses dimasa depan.

Tabel 10

Kematangan tema yang disampaikan

Sumber FC.07

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa jumlah responden yang mengatakan sangat cukup dengan kematangan thema yang disampaikan sebanyak 10 orang responden (16,4%), yang mengatakan cukup sebanyak 44 orang responden (72,1%) dan yang mengatakan kurang sebanyak 7 orang responden (11,5%).

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 19 31,1

2 Setuju 38 62,3

3 Tidak Setuju 4 6,6

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat Cukup 10 16,4

2 Cukup 44 72,1

3 Kurang 7 11,5


(34)

Menurut responden bahwa kebanyakan responden mengatakan sudah merasa cukup dengan kematangan tema yang disampaikan pada setiap episode Mario Teguh golden ways. Karena di setiap minggunya, narasumber memiih materi atau tema yang up to date (hangat) sehingga responden merasa tema yang disampaikan narasumber sangat menarik.

Tabel 11

Tema atau materi yang disampaikan dalam membuka pikiran

Sumber FC.08

Berdasarkan tabel diatass diperoleh gambaran bahwa 14 orang responden (23%) mengatakan sangat setuju bahwa dari setiap tema dan materi yang disampaikan dapat membuka fikiran mahasiswa menjadi pribadi yang lebih baik, dan 39 orang responden (63,9%) mengatakan setuju dan yang mengatakan tidak setuju ada 8 orang responden (13,1%).

Menurut para responden, narasumber mampu memberikan energi positif kepada orang lain sebagai penonton, narasumber mampu untuk mengajak orang lain untuk berkembang dan belajar meningkatkan kehidupannya. Para responden berpendapat bahwa tema atau materi yang disampaikan oleh narasumber mampu membuka pikiran setiap responden sehingga bisa lebih mengembangkan diri dan akan mendapatkan konsep diri yang baik untuk masa depannya.

Tabel 12

Materi yang disampaikan membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah

Sumber FC.09

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 14 23

2 Setuju 39 63,9

3 Tidak Setuju 8 13,1

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Setuju 40 65,6

2 Kurang setuju 20 32,8

3 Tidak Setuju 1 1,6


(35)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 40 orang responden (65,6%) mengatakan setuju, 20 orang responden (32,8%) mengatakan kurang setuju dan 1 orang responden (1,6%) mengatakan tidak setuju. Menurut responden, narasumber dalam acara Matio Teguh Golden Ways mampu membantu mahasiswa dalam pengembangan konsep diri dan menjadikan responden lebih pantang menyerah sehingga dapat memecahakan setiap masalah yang ada di dalam kehidupan responden dengan baik.

Tabel 13

Durasi penayangan program acara

Sumber FC.10

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa jumlah responden yang setuju dengan durasi penayangan acara Mario Teguh Golden Ways adalah 44 orang responden (72,1%), kurang setuju sebanyak 15 orang responden (24,6%) dan yang tidak setuju ada sebanyak 2 orang responden (3,3%). Dengan demikian jumlah responden yang dominan mengatakan setuju terhadap durasi penayangan acara Mario teguh golden ways ini yaitu selama 60 menit karena apabila durasinya melebihi 60 menit para penonton akan merasa bosan, demikian pula sebaliknya jika kurang dari 60 menit akan merasa belum mendapatkan inti dari pembicaraan yang disampaikan narasumber.

Tabel 14

Penambahan frekuensi penayangan acara MTGW di MetroTv

Sumber FC.11

No Keterangan F %

1 Setuju 44 72,1

2 Kurang Setuju 15 24,6

3 Tidak Setuju 2 3,3

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat perlu 2 3,3

2 Perlu 11 18

3 Tidak perlu 48 78,7


(36)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa jumlah responden yang mengatahan bahwa sangat perlu melakukan penambahan frekuensi penayangan Mario Teguh Golden Ways adalah sebanyak 2 orang responden (3,3%), yang mengatakan perlu sebanyak 11 orang responden (18%), dan yang mengatakan tidak perlu sebanyak 48 orang responden (78,7%). Dengan demikian jumlah responden yang dominan mengatahakn tidak perlu adanya penambahan frekuensi penayangan acara Mario Teguh Golden di Metro TV. Karena menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi USU waktu sebanyak 60 menit sudah cukup memberikan informasi yang akan membantu dalam pengembangan konsep diri setiap mahasiswa.

Tabel 15

Merasa terganggu dengan jam tayang acara MTGW

Sumber FC.12

Berdasarkan tabel diatass diperoleh gambaran bahwa jumlah responden yang menjawab sangat setuju jika terganggu dengan jam penayangannya sebanyak 14 orang responden (23%), kemudian yang menjawab setuju sebanyak 39 orang responden (63,9%) dan responden yang tidak setuju jika dikatakan terganggu dengan jam penayangannya sebanyak 8 orang responden (13,1%).

Menurut para responden jam penayangan yang dilakukan pada akhir pekan kurang efektif dikarenakan biasanya pada akhir pekan mahasiswa jarang berada di rumah ketika malam hari. Sehingga seharusnya dilakukan perubahan jam penayangan menjadi sore hari atau tidak pada akhir pekan sehingga responden dapat menonton pada saat waktu luang dan bisa menjadi alternatif tontonan di sore hari.

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 14 23

2 Setuju 39 63,9

3 Tidak Setuju 8 13,1


(37)

IV.3.3 Konsep diri mahasiswa FISIP USU Tabel 16

Saya suka dengan ukuran tubuh saya

Sumber FC.13

Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa jumlah responden yang sangat suka dengan ukuran tubuhnya adalah sebanyak 17 orang responden (27,9%), suka sebanyak 38 orang responden (62,3%) dan yang tidak suka sebanyak 6 orang responden (9,8%).

Menurut responden, dalam penayangan Mario Teguh Golden Ways selalu mengajak penonton untuk mau mengembangkan diri. Tayangan Mario Teguh Golden Ways mengajak penonton untuk berani dan percaya diri dalam berbagai hal. Dengan kepercayaan diri dan sikap yang optimis, maka mahasiswa atau penonton dapat mencapai cita-cita dan harapan akan terwujud.

Tabel 17

Saya tetap masuk kuliah walaupun dalam keadaan sakit

Sumber FC.14

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa jumlah responden yang mengatakan bahwa sangat setuju sebanyak 11 orang responden (18%), yang setuju sebanyak 36 orang (59%) dan yang mengatakan tidak setuju sebanyak 14

No Keterangan F %

1 Sangat Suka 17 27,9

2 Suka 38 62,3

3 Tidak suka 6 9,8

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 11 18

2 Setuju 36 59

3 Tidak Setuju 14 23


(38)

orang responden (23%). Dengan demikian rata-rata mahasiswa mengatakan setuju. Karena menurut responden jika mereka tidak masuk maka pelajran dari mata kuliah tersebut akan tertinggal. Dari kesimpulan yang di dapat bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi memiliki semangat untuk menggapai masa depan yang sukses.

Tabel 18

Saya akan belajar ketika akan ujian

Sumber FC.15

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa 23 orang responden (37,7%) mengatakan sangat setuju jika belajar ketika akan ujian, 31 orang responden (50,8%) mengatakan setuju dan 7 orang responden (11,8%) mengatakan tidak setuju. Dengan demikian rata-rata mahasiswa mengatakan setuju belajar hanya ketika akan ujian. Dikarenakan lebih efektif dan mudah diingat jika belajar ketika akan diadakannya ujian.

Tabel 19

Saya akan selalu mencari solusi untuk meningkatkan minat belajar saya

Sumber FC.16

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa mahasiswa akan selalu mencari solusi untuk meningkatkan minat belajar sebanyak 23 orang responden (37,7%)

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 23 37,7

2 Setuju 31 50,8

3 Tidak Setuju 7 11,8

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 23 37,7

2 Setuju 37 60,7

3 Tidak Setuju 1 1,6


(39)

mengatakan sangat setuju, 37 orang responden (60,7%) mengatakan setuju dan 1 orang responden (1,6%) mengatakan tidak setuju. Dari data diatas didapat bahwa rata-rata mahasiswa setuju.

Menurut para responden, tayangan Mario Teguh Golden Ways mampu mengembangkan konsep diri untuk tidak mudah menyerah dengan cara selalu mencari solusi untuk meningkatkan minat belajar. Hal itu berdasarkan, walaupun dalam setiap episode memiliki tema yang berbeda namun dalam penjelasannya narasumber selalu mengutamakan sikap tidak mudah pantang meyerah baik dalam hal pribadi maupun professional, narasumber memberikan ilustrasi sebagai contoh bagaimana caranya berusaha dan berjuang untuk sukses.

Tabel 20

Saya selalu mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah dalam diri saya

Sumber FC.17

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 35 orang responden (57,4%) mengatakan sangat setuju dan selalu mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah dalam diri. Dari 26 orang responden (42,6%) mengatakan setuju dan selalu mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah dalam diri.

Menurut para responden, tayangan Mario Teguh Golden Ways dalam upaya menjadikan penontonnya menjadi pribadi yang super, terlebih dahulu haruslah membenahi diri sendiri. Menurut para responden, dalam tayangan dikatakan bahwa tidak mudah menjadi pribadi yang super apabila tidak terdapat kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri. Pribadi yang super tersebut akan selalu mencari solusi yang baik dalam mengatasi setiap masalah yang ada sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 35 57,4

2 Setuju 26 42,6

3 Tidak Setuju 0 0


(40)

Tabel 21

Saya akan merasa malu jika terdapat mata kuliah yang gagal

Sumber FC.18

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa 31 orang responden (50,8%) mengatakan sangat setuju bahwa akan malu jika ada mata kuliah yang gagal. 19 orang responden (31,1%) mengatakan setuju dan 11 orang responden (18%) mengatakan tidak setuju.

Menurut para responden, tayangan Mario Teguh Golden Ways ini menjadikan mahasiswa lebih beresemangat dan pantang menyerah. Mahasiswa yang bersemangat dalam belajar akan mendapatkan prestasi yang baik dan tidak akan ada mata kuliah yang gagal.

Tabel 22

Pergaulan didalam lingkungan kampus memberikan hubungan positif

Sumber FC.19

Dari tabel diatas diketahui bahwa ada 18 orang responden (29,5%) yang sangat setuju dengan pernyataan bahwa pergaulan di dalam lingkungan kampus memberikan hubungan positif. Sebanyak 38 orang responden (62,3%) yang setuju dengan pernyataan bahwa di pergaulan di dalam lingkungan kampus memberikan hubungan positif. Sebanyak 5 orang responden (8,2%) tidak setuju. Menurut

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 31 50,8

2 Setuju 19 31,1

3 Tidak Setuju 11 18

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 18 29,5

2 Setuju 38 62,3

3 Tidak Setuju 5 8,2


(41)

mereka pergaulan di kampus memberikan hubungan positif terhadap rasa percaya diri dalam belajar dan berkomunikasi terhadap sesama mahasiswa.

Tabel 23

Saya bangga kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP USU

Sumber FC.20

Dari tabel diatas bisa diketahui bahwa 23 orang responden (37,7%) menyatakan sangat setuju jika mereka bangga kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP USU. Sebanyak 34 orang responden (55,7%) menyatakan setuju jika mereka bangga di Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP USU dan Sebanyak 4 orang responden (6,6%) menyatakan tidak setuju jika mereka bangga kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP USU. Jika mereka bangga terhadap alamamaternya, mahsiswa tersebut merupakan pribadi positif.

Tabel 24

Saya tidak pernah memberikan pendapat saya dalam kelompok diskusi

Sumber FC.21

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya 2 orang responden (3,3%) yang sangat setuju dan 3 orang responden (4,9%) yang setuju jika mereka tidak memberikan pendapat pada setiap kelompok diskusi yang ada, sedangkan 56 orang responden (91,8%) yang mengatakan tidak setuju jika tidak memberikan pendapat dalam kelompok diskusi karena seharusnya setiap mahasiswa haruslah

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 23 37,7

2 Setuju 34 55,7

3 Tidak Setuju 4 6,6

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 2 3,3

2 Setuju 3 4,9

3 Tidak Setuju 56 91,8


(42)

memberikan pendapatnya jika dalam kelompok diskusi karena dengan berpartisipasi dalam diskusi kelompok, setiap mahasiswa berlatih menjadi pribadi yang tangguh dan yang bertanggung jawab dalam memberikan masukan dan komentar sehingga menjadi seseorang yang lebih percaya diri.

Tabel 25

Saya sering mengisi waktu kosong saya dengan membaca buku

Sumber FC.22

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ada 11 orang responden (18%) mengatakan jika mereka sangat setuju jika mengisi waktu kosong dengan membaca buku ada. Sebanyak 30 orang responden (49,2%) mengatakan setuju jika mengisi waktu kosong dengan membaca buku. Sebanyak 20 orang responden (32,6%) mengatakan tidak setuju jika mengisi waktu kosong dengan membaca buku. Dari data tersebut rata-rata mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU setuju jika mengisi waktu kosong dengan membaca buku karena dengan membaca buku kita akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan menjadikan kita pribadi yang lebih percaya diri.

Tabel 26

Di dalam keluarga saya diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik

Sumber FC.23

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 11 18

2 Setuju 30 49,2

3 Tidak Setuju 20 32,8

Total 61 100

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 40 65,6

2 Setuju 18 29,5

3 Tidak Setuju 3 4,9


(43)

Dari tabel diatas diketahui bahwa ada 40 orang responden (65,6%) yang sangat setuju dengan pernyataan jika di dalam keluarga diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik. Ada 18 orang responden (29,5%) mengatakan setuju dengan pernyataan jika di dalam keluarga diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik. Sedangkan dari sisi lain ada 3 orang responden (4,9%) yang tidak setuju dengan pernyataan jika di dalam keluarga diharapkan dapat meraih prestasi akademik yang baik. Menurut mereka di setiap keluarga berharap anaknya mendapatkan prestasi akademik yang baik.

Menurut para responden, tayangan ini mampu memberikan rangsangan kepada para responden sehingga mereka termotivasi untuk berprestasi dalam studi. Rangsangan yang diberikan oleh tayangan berupa penjelasan atau jawaban pertanyaan dari penonton, serta penjelasan dari sebuah status tertentu. Dalam tayangan, narasumber mengajak penonton untuk mampu menganalisis suatu kondisi atau permasalahan sebelum menentukan jalan keluar atau sikap seperti apa yang harus dilakukan untuk mampu memecahkan kasus tersebut. dengan demikian responden merasa tayngan tersebut mampu membantu untuk dapat berfikir secara sistematis.

Tabel 27

Saya merupakan tipe mahasiswa yang belajar serius

Sumber FC.24

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 18 orang responden (26,2%) mengatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa mereka merupakan tipe mahasiswa yang belajar serius. Ada 31 orang responden (50,8%) mengatakan bahwa mereka setuju dan 14 orang responden (23%) mengatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka merupakan tipe mahasiswa yang rajin belajar.

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 18 26,2

2 Setuju 31 50,8

3 Tidak Setuju 14 23


(44)

Tabel 28

Saya tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika sekeliling saya ribut

Sumber FC.25

Dari tabel diatas diketahui bahwa ada 30 orang responden (2,2%) yang sangat setuju jika mereka tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika sekeliling mereka ribut. Sebanyak 23 orang responden (37,7%) setuju jika mereka tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika sekeliling mereka rebut dan ada 8 orang responden (13,1%) tidak setuju jika mereka tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika sekeliling mereka ribut. Hal ini dikarenakan jika sekeliling rbut akan merusak konsentrasi dan sulit untuk fokus dalam belajar.

IV.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujuan data statistic untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Hipotesis ini untuk mengetahui hubungan antara pengaruh Tayangan Mario Teguh golden ways di MetroTv (X) terhadadap konsep diri mahasiswa (Y). Untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel tersebut peneliti menggunakan rank Spearman atau Spearman Rho koefisien yaitu:

�ℎ�

= 1

6

∑�

²

� −

(

2

1)

Dengan menggunakan analisis Spearman melalui SPSS 13.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

No Keterangan F %

1 Sangat Setuju 30 49,2

2 Setuju 23 37,7

3 Tidak Setuju 8 13,1


(45)

Tabel 29

Hasil Uji Korelasi Spearman

Tayangan Mario Teguh Golden Ways

Konsep diri mahasiswa FISIP USU

Spearman's rho

Tayangan Mario Teguh Golden Ways

Correlation Coefficient 1,000 ,983**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 61 61

Konsep diri mahasiswa FISIP USU

Correlation Coefficient ,983** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 61 61

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi = 0.0000. angka signifikansi ini <0,05 yang berarti Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Dari tabel diatas didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,983. Menurut Guilford, angka 0,983 menunjukkan hubungan masuk dalam kategori hubungan yang sangat berarti. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh tayangan Mario Teguh golden ways terhadap konsep diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Untuk mengukur tingkat derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi menurut Guilford, yaitu sebagai berikut:

< 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 :Hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,59 : Hubungan yang tinggi; kuat

> 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan. Berdasarkan skala Guilford diatas diketahui bahwa kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang cukup berarti, karena bila koefisien korelasi sebesar >0,90 Hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan.


(46)

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap Y yaitu dengan rumus:

Kp = (Rs)²x100% Kp = (0,983)²x100% Kp = 96,62%

Kp = 97%

Maka kekuatan pengaruh di atas menunjukkan bahwa pengaruh tayangan Mario Teguh golden ways di MetroTv terhadap konsep diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sebesar 97%.

IV.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil dari tabel analisa tabel tunggal yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa ada korelasi antara tayangan Mario teguh golden ways di Metro Tv terhadap konsep diri mahasiswa Ilmu komunikasi FISIP USU. Terdapat perbedaan efek atau dampak yang dirasakan oleh responden, namun sebagian besar responden menyatakan ada korelasi antara tayangan Mario teguh golden ways dengan konsep diri.

Terkait dengan hubungan kuat lemahnya korelasi dengan menggunakan skala Guilford, maka hasil korelasi Spearman pada mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sebesar 0,983 menunjukkan adanya hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan. Maka hipotesis “Ada hubungan antara tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV dengan konsep diri mahasiswa FISIP USU” diterima.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berminat terhadap tayangan Mario teguh golden ways karena para responden menyukai materi yang disampaikan oleh motivatornya yaitu Mario Teguh. Kemudian umumnya responden mengaku bertambahnya pengetahuan yang menjadikan konsep diri mahasiswa lebih baik dan kuat.


(47)

Hal ini sesuai dengan teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons), yang menyatakan bahwa stimulus yang diberikan kepada organism menghasilkan respon, baik berupa reaksi, efek maupun pengaruh atau tanggapan. Tayangan Mario Teguh Golden Ways memberikan pesan atau stimulus kepada penontonnya disetiap penayangan, kemudian setelah menonton tayangan tersebut didapatkan respon sebagai hasilnya. Di dalam penelitian ini, respon yang dimaksud adalah adanya efek yang dirasakan oleh penonton yaitu berupa pengembangan konsep diri.

Besar pengaruh variabel X terhadap Y dengan menggunakan rumus Kp = (Rs)² x 100%; diperoleh hasil sebesar 97%. Maka hal tersebut di atas menunjukkan bahwa pengaruh tayangan Mario teguh golden ways di Metro Tv terhadap konsep diri mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmun Politik dan Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara sebesar 97% sebelihnya 3% dipengaruhi faktor lain.

Dari hasil penelitian diatas, tampaklah bahwa media televisi memberi dampak pengaruh kepada penontonnya. Pesan yang disampaikan oleh media televisi akan menerpa banyak orang (penontonnya), dan setiap orang akan mendapatkan dampak yang hampir sama. Walaupun didapati beberapa ataupun sebagian responden yang kurang terpengaruh, tetap saja tayangan televisi mampu mempengaruhi penontonnya. Hal ini sesuai dengan teori Komunikasi massa yaitu proses penyampaian pesan seorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media.

Hal ini di dukung juga oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenaai dampak tayangan media televisi terhadap konsep diri mahasiswa. Seperti penelitian yang dilakukan saudari Mila Hanna Barus, alumni Ilmu Komuniakasi FISIP USU yang melakukan penelitian dengan judul Tayangan “Jika Aku Menjadi “ Di Trans TV dan Konsep Diri Mahasiswa dan menemukan hubungan yang rendah tapi pasti. Begitu juga penelitian yang dilakukan saudari Maria Monica Wurianjani alumni Ilmu Komunikasi FISIP USU , yang melakukan


(48)

ponelitian dengan judul Tayangan Mario Teguh Golden Ways dan Motivasi Pengembangan diri dan menemukan hubungan yang kuat dan tinggi.

Berdasarkan penelitian ini, tampaklah bahwa ada sisi positif dari tayangan Mario teguh golden ways yang di tayangan di Metro Tv yaitu menjadikan mahasiswa sebagai pribadi yang lebih baik dan konsep diri yang baik.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan antara tayangan Mario teguh golden ways terhadap konsep diri mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara. terdapat hubungan yang sangat tinggi,kuat, dapat diandalkan (0,983) antara tayangan Mario Teguh Golden Ways terhadap Konsep diri mahasiswa Komunikasi Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara

2. Besarnya pengaruh kekuatan antara tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro Tv terhadap konsep diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yaitu sebesar 97%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki efek yang positif terhadap konsep dirinya setelah menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro Tv.

3. Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways mengatakan bahwa acaranya sangat diminati karena acara ini dapat mengembangkan konsep diri mahasiswa. Mahasiswa juga tertarik dengan cara Mario Teguh menyampaikan setiap isi pesan yang disampaikan sesuai tema di setiap episodenya.

V.2 Saran

1. Akan lebih baik apabila penayangan Mario Teguh Golden Ways lebih sering berada dilakukan diluar studio yang bisa mendatangkan penonton langung dari luar agar mengurangi kebosanan penonton. Jika acara ini dilakukan diluar studio bisa membantu penonton yang sedang mengalami kesulitan dan akan memberikan pencerahan langsung. Misalnya di kampus-kampus.

2. Sebaiknya acara Mario Teguh Golden Ways dilakukan hari penayangannya pada hari biasa tidak pada akhir pekan, karena jika pada akhir pekan kebanyakan mahasiswa berada diluar rumah.


(50)

3. Jumlah frekuensi penayangan seharusnya ditambah lagi mengingat tidak setiap orang bisa menonton pada hari minggu saja atau dilakukan penayangan ulang.


(51)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1

Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sosial manusia. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Komunikasi juga diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga menggunakan ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002:20). Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa inggris yaitu communication, berasal dari kata lain communication, dan bersumber dari communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna atau pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy,2003;30).

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals) (Effendy, 2005:10), akan tetapi, perubahan sikap, pendapat atau perilaku orang lain dapat terjadi apabila komunikasi tersebut dapat berlangsung secara komunikatif. Sedangkan menurut Wilbur Schramm secrang ahli linguistic, mengatakan communication berasal dari kata latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suartu pihak, maka kita akan menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu.


(52)

25

Menurut Harold Laswell memberikan pengertian komunikasi melalui paradigm yang dikemukakannya dalam karyanya the structire abd Funcion of Communication in Society. Laswll mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajuan, yakni:

1) Who : Komunikator; orang yang menyampaikan pesan tersebut.

2) Says What : Pernyataan yang di dukung dengan menggunakan lambing-lambang.

3) In Which Channel : Media; Sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.

4) To Whom : Komunikan; orang yang menerima pesan.

5) With What Effect : Efek sebagai dampak dari pengaruh pesan tersebut dan bisa juga dikatakan sebagai hasil dari proses sebuah komunikasi.

Kesimpulan dari pengertian diatas yang mengartikan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengandung tujuan tertentu, memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung, secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.

II.2 Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1990-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak dapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. (Effendy, 2007:254)

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory

atau S-R-Theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;


(53)

26

misalnya orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi yang negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar memiliki kapasitas perangsang(S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. (Effendy, 2007:256)

Teori S-O-R sebagai singkatan dan Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari teori psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Dua disiplin ilmu ini memang mempunyai objek material yang sama yaitu manusia, yang jiwanya meliputi komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, efeksi, dan konasi. Menurut Stimulus-Rensponse ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini yaitu:

a. Stimulus (Pesan)

b. Organism (Komunikan) c. Response (Efek)

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Killey yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru terdapat tiga variabel penting (Effendy, 2007:254), yaitu

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Dalam hal ini jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan mengenai tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV dan konsep diri mahasiswa FISIP USU, menunjukkan bahwa:


(54)

27

1. Stimulus (Pesan), stimulus atau pesan yang dimaksud adalah motivasi atau masukan yang diberikan pak Mario terhadap mahasiswa.

2. Organism (Komunikan), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Respondense (Efek), efek yang diharapkan dapat dicapai adalah adanya suatu kepercayaan atau kemauan mahasiswa dalam menerima masukan dan motivasi yang diberikan dalam acara Mario Teguh Golden Ways di MetroTV.

II.3 Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa adalah salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya). Komunikasi massa adalah komunikasi yang diakukan oleh media massa modern, misalnya : televisi, radio, majalah, surat kabar, film. Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat dimasyarakat.

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.

Dalam komunikasi massa, media menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan dan menyampaikannya pada khalayak. Komunikasi massa – salah satu jendela komunikasi, selain komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi


(55)

28

II.3.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Komunikator dalam komunikasi massa bukan hanya satu orang saja, melainkan kumpulan dari beberapa orang. Artinya gabungan antar berbagai macam unsure dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan dan menuangkan ide, gagasan dan simbol, lambing menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.

Di dalam sebuah sistem ada interpedensi, artinya komponen komponen itu saling berkaitan dan berinteraksi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu sama lain unsure akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur lain. Eksistensi kesatuan (totalitas) itu dipengaruhi oleh komponen-komponennya. Sebaiknya eksistensi masing-masing komponen itu dipengaruhi oleh kesatuannya. Dengan demikian, dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam komunikasi massa itu ada beberapa unsur yang membuat sesuatu akhirnya disebut sebagai lembaga. Sedang antar unsur dalam lembaga itu ada kerja sama satu sama lain. Tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Oleh karena itu, berbagai unsur itu saling melengkapi, bekerjasama satu sama lain sehingga sempurnalah sesuatu itu dikatakan sebagai sebuah lembaga.

Dalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu adalah media massa itu sendiri. Artinya, komunikator bukan orang per orang misalnya seperti wartawan. Wartawan adalah salah satu bagian darin sebuah lembaga. Wartawan itu sendiri bukan seorang komunkator dalam komunikasi massa. Ia adalah seorang yang sudah dilembagakan (institusionalised person). Artinya berbagai sikap dan perilaku wartawan sudah diatur dan harus tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut.

II.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa


(56)

29

1. Komunikator Terlembagakan

Menurut Wright, komunikasi maassa yang melibatkan lembaga dan komunikator lainnya adalah lembaga media massa. Lembaga ini menyerupai sebuah sistem. Sistem merupakan sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan megolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambing menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan menjadi sumber informasi.

2. Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta peristiwa atau opini. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural.

3. Komunikasinya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikn komunikasi massa adalah heterogen, Karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas. Lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Efendy mengartikan keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Kelemahan dari komunikasi massa yaitu memiliki komunikasi yang bersifat satu arah. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang berkomunikasi menggunakan media massa. Karena menggunakan media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikannya juga aktif menerima pesan yang disampaikan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog lebih mendalam. Maka pada komunikasi massa tidak terjadi pengendalian arus informasi.

7. Stimulasi Alat Indera “Terbatas”

Alat indera yang terbatas juga merupakan kekurangan dari komunikasi massa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis


(57)

30

siaran, khalayak hanya mendengar dam pada media televisi, film dan internet khalayak meggunakan indera pengelihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Komponen umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Tidak seperti komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, feedback dalam komunikasi massa dapat langsung diketahui.

II.3.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa awalnya dicetuskan oleh Harold D Laswell pada tahun 1984. Tokoh ilmu komunikasi yang mendalami komunikasi politik ini menyebutkan fungsi komunikasi massa secara umum adalah untuk pengawasan lingkungan hidup, pertalian dan penyebaran warisan sosial (Effendy, 2005:28). Kemudian Sean MacBridge berpendapat bahwa fungsi komunikasi massa yaitu informasi, sosialis, motivasi perdebatan, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan dan integrasi. Setelah itu Yoseph R Dominick (Effendy, 2005:29) mempertegas fungsi komunikasi massa bagi masyarakat yaitu :

1. Pengawasan (Surveillance)

- Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan), yaitu fungsi yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang sesuatu yang berupa ancaman.

- Instrumental surveillance (pengawasan instrumental), yaitu penyebaran / penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2. Interpretasi (Interpretation)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok.

3. Pertalian (Linkage)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage atau pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Maka kelompok-kelompok yang memiliki


(58)

31

kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan kembali oleh media.

4. Sosialisasi

Fungsi sosialisasi mengacu pada acara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran khalayak dan memperlihatkan bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. 5. Hiburan (entertainment)

Sulit dibantah bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

II.3.4. Efek Komunikasi Massa

Efek dalam komunikasi merupakan hasil yang di capai dari sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Steven M. Chaffe (Ardianto, 2004:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan yang kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, perilaku atau dengan istilah lain dikenal dengan perubahan kognitif, afektif dan behavioral.

a) Pendekatan yang pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media massa itu sendiri, terdiri dari:

1. Efek Ekonomi

Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

2. Efek sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur ataau interaksi sosial sebagai akibat dari kehidupan media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status kepemiliknya.

3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan


(59)

32

5. Efek Menumbuhkan Perasaan tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

b) Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak terdiri dari:

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sikapnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dengan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut Mc. Luan (Ardianto, 2007:52), media massa adalah perpanjangan alat indera manusia. Dengan media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah dikunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah realitas yang diseleksi.

2. Efek Afektif

Efek Afektif kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan komunikasi massa nukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu.tetapi lebih dari khalayak harapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Dengan kata lain efek afektif menekankan pada aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu. 3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan efek yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan yang dapat diamati. Efek behavioral tidak sama pada setiap orang. Belajar dari media massa tidak tergantung hanya pada unsur stimulus yang ada pada media massa saja. Menurut teori belajar sosial dari Bandura, orang yang cendrung meniru perilaku yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya.

II.3.5 Model dan Riset Komunikasi Massa

Menurut Wibur Schramm dalam artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan pada tahun 1954, Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian mengembaangkan dan kemudian memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif.

Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini


(60)

33

Field of Experience Field of Experience

Decoder Encoder

dikarenakan komunikasi berasal dari kata lain communis yang artinya common

(sama).

Bagan 2

Model Komunikasi Wilbur Schramm

Encoder Decoder

Sumber : Ikhsan, Fauzar, FISIP USU (2011, 35)

Menurut Schramm komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur : 1. Sumber bisa berupa seoramg individual berbicara, menulis, menggambar, dan

bergerak atau sebuah organisasi komuniasi (koran, rumah produksi, televisi) 2. Pesan bisa berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian

tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.

3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan , melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok mahasiswa dalam perkuliahan, khalayaak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi, dll.

Bagan 3

Model Komunikasi Wilbur Schramm

Sumber : Ikhsan, Fauzar, FISIP USU (2011, 36)

Sinyal

Source Sinyal Destination


(1)

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa ekstensi Ilmu komunikasi 2010 dan 2011 yang bersedia member masukan dan bantuan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman mahasiswa Reguler Ilmu Komunikasi 2010 dan 2011 yang telah bersedia membantu penulis dalam menyebarkan dan mengisi kuesioner.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis dengan sangat rendah hati meminta saran dan masukan yang bisa membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

Medan, April 2014


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... viii

BAB I PENDAHUHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 5

I.3. Pembatasan Masalah ... 5

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

I.5.1 Manfaat Penelitian ... 6

I.5. Kerangka Teori ... 6

I.6. Kerangka Konsep ... 10

I.7. Model Teoritis ... 10

I.8. Operasional Variabel ... 11

I.9. Defenisi Operasional ... 12

I.10. Hipotesis ... 14

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

II.1. Komunikasi ... 15

II.2. Teori S-O-R ... 16

II.3. Komunikasi Massa ... 18

II.3.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 19

II.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa ... 19


(3)

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

III.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ... 30

III.1.2 Visi ... 32

III.1.3 Misi ... 32

III.2. Metode Penelitian ... 33

III.3. Sekilas Tentang Metro TV ... 33

III.3.1 Logo dan arti Metro TV ... 35

III.3.2 Visi dan Misi Metro TV ... 36

III.4. Metodologi Penelitian ... 37

III.5. Populasi dan Sampel ... 37

III.6. Teknik Penarikan Sampel ... 39

III.7. Teknik Pengumpulan Data ... 40

III.8. Teknik Analisis Data ... 40

III.9. Uji Hipotesis ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 43

IV.1.1 Tahap Awal ... 43

IV.1.2 Pengumpulan Data ... 43

IV.2. Teknik Pengoolahan Data ... 43

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 44

IV.4. Uji Hipotesis ... 59

IV.5. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

V.1. KESIMPULAN ... 64

V.2. SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... ix Lampiran


(4)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Variabel Operasional ... 11

TABEL 2 : Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi USU ... . 38

TABEL 3 : Proporsional Random Sampling ... 40

TABEL 4 : Jenis Kelamin Responden ... 45

TABEL 5 : Usia Responden ... 45

TABEL 6 : Uang Saku Bulanan ... 46

TABEL 7 : Pemahaman isi pesan yang disampaikan ... 46

TABEL 8 : Memberikan cara bagaimana cara optimis dan fokus dalam menggapai cita – cita ... 47

TABEL 9 : Memotivasi diri untuk mau belajar menjadi pribadi yang sukses di masa depan ... 48

TABEL 10: Kematangan tema yang disampaikan ... 48

TABEL 11: Tema dan materi yang disampaikan dalam membuka pikiran ... 49

TABEL 12: Materi yang disampaikan membantu mahasiswa memecahkan masalah ... 49

TABEL 13: Durasi penayangan program acara ... 50

TABEL 14: Penambahan frekuensi penayangan acara MTGW di Metro TV 50

TABEL 15: Merasa terganggu dengan jam tayang MTGW ... 51

TABEL 16: Saya suka dengan ukuran tubuh saya ... 52

TABEL 17: Saya tetap masuk kuliah walaupun dalam keadaan sakit ... 52

TABEL 18: Saya akan belajar ketika akan ujian ... 53

TABEL 19: Saya akan mencari solusi untuk meningkatkan minat belajar saya ... 54

TABEL 20: Saya selalu mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah dalam diri saya ... 54


(5)

TABEL 24: Saya tidak pernah memberikan pendapat saya dalam

kelompok diskusi ... 56 TABEL 25: Saya sering mengisi waktu kosong saya dengan membaca

buku ... 57 TABEL 26: Didalam keluarga saya diharapkan dapat meraih prestasi

akademik yang baik ... 57 TABEL 27: Saya merupakan tipe mahasiswa yang belajar serius ... 58 TABEL 28: Saya tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika

sekeliling saya ribut ... 58 TABEL 29: Hasil uji korelasi Spearman ... 60


(6)

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1 : Model Teoritis ... 11

BAGAN 2 : Model Komunikasi Wilbur Schramm ... 24

BAGAN 3 : Model Komunikasi Wilbur Schramm ... 24


Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

1 39 173

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Analisis isi pesan dakwah Mario Teguh dalam acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV

1 19 122

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 12