Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

(1)

TAYANGAN ACARA THE GOLDEN WAYS DAN MOTIVASI

DIRI

(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan The Golden Ways di

Metro TV Terhadap Peningkatan Motivasi Diri di Kalangan

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strara Satu (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

TRI YUNITA

070904009

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Tayangan The Golden Ways terhadap Peningkatan Motivasi Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Angkatan 2009-2011. Adapun teori-teori yang berkaitan dalam penelitian ini antara lain adalah teori-teori Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Motivasi Diri, dan Teori S-O-R.

Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel yang satu berkaitan dengan variabel lain. Sebagai variabel bebas adalah Tayangan The Golden Ways di Metro TV, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah Motivasi Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Angkatan 2009-2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang pernah menonton Tayangan The Golden Ways di Metro TV minimal dua kali, yaitu sebanyak 944 orang. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane diperoleh sampel sebanyak 90 orang.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan pada adanya tujuan penelitian. Digunakan juga Accidental Sampling karena subjek yang dijadikan responden tidak ditentukan waktunya melainkan yang ditemui secara tidak sengaja, dan Proporsional Sampling yakni untuk mendapatkan jumlah sampel dari masing-masing populasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan pengumpulan data di lapangan meliputi kuesioner dan wawancara sebagai pelengkap.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis yang menggunakan rumus Tata Jenjang Spearman (Spearman’s Rho Rank-Order Correlation) dengan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Tayangan The Golden Ways terhadap peningkatan Motivasi Diri di kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia kesehatan, semangat, kemudahan, serta kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir guna meraih gelar sarjana Strata I di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam skripsi yang berjudul Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca skripsi ini, sehingga dapat menjadi masukan bagi penulis untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi di lain waktu.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang berbaik hati merelakan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU. 2. Drs. Zakaria, M.S.P selaku Pembantu Dekan I FISIP USU.

3. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, dan juga Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Dosen pembimbing penulis Bapak Drs. Mukti Sitompul, M.Si, yang selalu meluangkan waktu untuk membiming dan member semangat


(4)

serta dukungan agar penulis dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik.

5. Drs. Humaizi, M.A selaku dosen Pembimbing Akademik, yang setiap semester memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU, terima kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi.

7. Kepada seluruh staf departemen Ilmu Komunikasi: Kak Cut, Kak Maya, dan Kak Ros (walau nggak di FISIP lagi) terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan selama ini.

8. Seluruh staf Kabag Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area atas bantuannya mengurus surat izin penelitian, serta Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2009-2011 yang menjadi responden dalam penelitian ini..

9. Spesial penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtuaku Amiruddin dan Deliana yang selalu mencurahkan kasih sayang serta do’a yang tidak henti-hentinya demi kesuksesan anaknya. Yang menjadi motivasi terbesar dalam hidup penulis (aku sangat sayang kalian).

10.Abang-abangku Andi Amrul Ashari dan Mahmuda, adikku tersayang Indah Permata Sari (selesaikan kuliahmu ya dik), kakak iparku Kak Yanthie dan si kecil “Alya” semoga menjadi anak sholeha dan berbakti kepada orangtua. Mardhiah dan Maulida (terima kasih udah bantu mengolah data sampai tengah malam). Kak


(5)

Lusi dan si Ketel Monel Clara (terima kasih buat keceriaan yang selalu dihadirkan).

11.Sahabat-sahabat Batu Kristal yang memberikan warna berbeda dalam kegiatan perkuliahan. Moment bersama kalian adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidupku. Pria-pria spesial: Acong “cilub”, Ara le, Amirullah, Akbar, Afdal, Budi, Dika, Dedi, Ferdi, Edo, d’Ozan, Roland dan Rozi. Dan wanita-wanita tangguh: Ika pooh, etek Wanda, Indra “kocik” (terima kasih cik udah menemani penelitian), Kiki “cimot”. dekda Wirda, Nenda “maknyoz”, Firda “jempol”, Miftah Khairuza, Arveni “bang boy”, Saritem (udah putih sekarang), Aya’, Aink, Dina, dan Vira.

12.Teman-teman di Jurusan Komunikasi; Mila&Kiki d’Twins”, Ai deFive, Farrah, Eli, Fany “cute”, Isma, Harri, Ocha, Ade kakek, dan yang belum disebutin namanya (terima kasih atas persahabatan yang terjalin selama ini sampai sekarang).

13.Kakanda stambuk 2003-2006 yang tidak bisa disebut satu-satu namanya, dan adinda Pengurus HMI Komisariat FISIP USU dan yang sibuk dengan rutinitas perkuliahan (buat opie, ika, ojie, ibank, irna: “jadilah diri sendiri dan Keep Spirit).

14.Keluarga besar USUKom FM, Ibu Dr. Nurbani, M.Si selaku Kepala Stasiun Radio, Kak Emilia selaku Sekretaris Stasiun Radio, Kak Windi yang selalu menyambut dengan senyum semangatnya untuk penyiar radio, buat Ande, bang Juju, Qin, dan Dila terima kasih atas


(6)

kerjasamanya selama siaran, buat adik-adik penyiar baru semangat untuk siaran dan tidak pernah berhenti untuk belajar.

15.Keluarga besar Yayasan AR-RAUDAH, yang memberi pengalaman kerja yang luar biasa. Ibu Isma (Ketua Yayasan), Bunda Juli, Bunda Tri, Retna, Intan, dan Hilwa terima kasih atas bantuannya selama ini.

16.Kepada pria yang berhati mulia dan selalu menyayangi kekasihnya dengan sepenuh hati teruslah seperti itu.

Terima kasih banyak atas apa yang telah diberikan selama ini kepada penulis dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian. Amin.

Medan, September 2012


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1

I.2. Perumusan Masalah... 6

I.3. Pembatasan Masalah... 6

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

I.4.1. Tujuan Penelitian... 7

I.4.2. Manfaat Penelitian... 7

BAB II. URAIAN TEORITIS II.1. Kerangka Teori... 9

II.1.1. Komunikasi... 9

A. Ruang Lingkup Komunikasi... 11

• Bidang komunikasi... 11

• Unsur-unsur komunikasi... 11

• Sifat komunikasi... 14

• Tatanan komunikasi... 14

• Tujuan komunikasi... 14

• Fungsi komunikasi... 15

• Metode komunikasi... 15

• Efek komunikasi... 16


(8)

A. Ciri-Ciri Komunikasi Massa... 18

B. Proses Komunikasi Massa... 20

C. Fungsi Komunikasi Massa... 20

II.1.3. Media Massa Televisi... 22

II.1.4. Motivasi Diri... 24

II.1.5. Teori S-O-R... 28

II.2. Kerangka Konsep... 30

II.3. Variabel Penelitian... 31

II.4. Defenisi Operasional... 32

II.5. Hipotesis... 35

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 37

III.1.1. Sejarah Singkat UMA... 37

III.1.2. Visi UMA...38

III.1.3. Misi UMA... 38

III.1.4. Struktur Organisasi UMA... 38

III.2 Metode Penelitian... 40

III.3. Populasi dan Sampel... 41

III.3.1. Populasi... 41

III.3.2. Sampel... 41

III.3.3. Teknik Penarikan Sampel... 43

III.4. Teknik Pengumpulan Data... 44

III.4.1. Waktu Penelitian... 45

III.5. Teknik Analisis Data... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian... 48


(9)

IV.2.1. Karakteristik Responden... 50

IV.2.2. Tayangan The Golden Ways... 52

IV.2.3. Motivasi Diri... 61

IV.3. Analisis Tabel Silang... 73

IV.4. Pengujian Hipotesis... 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan... 78

V.2. Saran... 79

V.2.1. Saran Responden Penelitian... 79

V.2.2. Saran Dalam Kaitan Akademis... 80

V.2.3. Saran Dalam Kaitan Praktis... 80

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur-unsur Komunikasi……… 12

Gambar 2.2 Proses Komunikasi Massa Laswell……… 20

Gambar 2.3 Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow……… 27


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Operasional Variabel……… 31 3.1 Daftar Fakultas Universitas Medan Area……… 40 3.2 Distribusi Mahasiswa Fakultas Psikologi UMA ……….. 41 3.3 Distribusi sampel menggunakan Teknik Proporsional

Stratified Sampling……….. 43

DAFTAR TABEL BAB IV

4.1 Jenis Kelamin Responden……… 50 4.2 Stambuk Responden……… 51 4.3 Frekuensi Menonton Tayangan The Golden Ways……… 51 4.4 Penampilan Host Sesuai dengan Topik Tayangan

The Golden Ways …... 52 4.5 Penguasaan materi dan topik yang dibawakan oleh Host……… 53 4.6 Sikap ramah Host menyapa pemirsa di rumah……… 53 4.7 Penggunakan intonasi, artikulasi suara dan gaya bahasa oleh Host 54 4.8 Kemampuan narasumber acara The Golden Ways

menjelaskan materi……… 55 4.9 Narasumber acara The Golden Ways memiliki keahlian sesuai

profesinya ……… 55

4.10 Narasumber acara The Golden Ways cocok dengan topic……… 56 4.11 Topik yang disajikan dalam acara The Golden Ways menarik…… 57 4.12 Topik dalam acara The Golden Ways merupakan topik yang aktual 57 4.13 Kerjasama tim dalam produksi tayangan acara The Golden Ways… 58 4.14 Komunikasi antar pelaku dalam acara The Golden Ways………… 59 4.15 Frekuensi penayangan acara The Golden Ways……… 59


(12)

4.16 Durasi acara The Golden Ways……… 60 4.17 Tayangan acara The Golden Ways meningkatkan pengetahuan…… 61 4.18 Tayangan acara The Golden Ways mempengaruhi

pandangan hidup……… 61 4.19 Tayangan acara The Golden Ways memperteguh keyakinan……… 62 4.20 Tayangan acara The Golden Ways membuat berpikir kreatif……… 63 4.21 Tayangan acara The Golden Ways membuat termotivasi………… 63 4.22 Tayangan acara The Golden Ways mempengaruhi rasa disiplin… 64 4.23 Tayangan acara The Golden Ways meningkatkan percaya diri…… 65 4.24 Tayangan acara The Golden Ways mampu mengatasi stress…….... 66 4.25 Tayangan acara The Golden Ways mempengaruhi ketangguhan

Diri……….. 67 4.26 Tayangan acara The Golden Ways meningkatkan aktualisasi diri … 67 4.27 Tayangan acara The Golden Ways membuat sadar akan tanggung

jawab……… 68 4.28 Tayangan acara The Golden Ways mampu mengontrol rasa takut

dan khawatir……… 69 4.29 Tayangan acara The Golden Ways meningkatkan kemampuan

Psikomotorik……… 69 4.30 Tayangan Acara The Golden Ways mempengaruhi keterampilan

motorik……… 70 4.31 Tayangan acara The Golden Ways membuat mampu beradaptasi… 71 4.32 Tayangan acara The Golden Ways membuat mampu berkomunikasi secara

Baik……… 71 4.33 Hubungan antara Kemampuan Narasumber Acara The Golden Ways dalam

menjelaskan berbagai materi dapat mempengaruhi

Pandangan Hidup……… 73 4.34 Hubungan antara menariknya Topik yang disajikan dalam Acara The

Golden Ways dengan membuat responden termotivasi……… 74 4.35 Hubungan antara aktualnya Topik yang disajikan Acara The Golden Ways

dengan meningkatkan pengetahuan responden……… 75 4.36 Hasil Uji Korelasi antara Tayangan Acara The Golden Ways dan Motivasi


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner... Lampiran 1 Tabulasi data mentah... Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian... Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian... Lampiran 4 Biodata Penulis... Lampiran 5 Daftar Bimbingan... Lampiran 6


(14)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Tayangan The Golden Ways terhadap Peningkatan Motivasi Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Angkatan 2009-2011. Adapun teori-teori yang berkaitan dalam penelitian ini antara lain adalah teori-teori Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Motivasi Diri, dan Teori S-O-R.

Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel yang satu berkaitan dengan variabel lain. Sebagai variabel bebas adalah Tayangan The Golden Ways di Metro TV, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah Motivasi Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Angkatan 2009-2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang pernah menonton Tayangan The Golden Ways di Metro TV minimal dua kali, yaitu sebanyak 944 orang. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane diperoleh sampel sebanyak 90 orang.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan pada adanya tujuan penelitian. Digunakan juga Accidental Sampling karena subjek yang dijadikan responden tidak ditentukan waktunya melainkan yang ditemui secara tidak sengaja, dan Proporsional Sampling yakni untuk mendapatkan jumlah sampel dari masing-masing populasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan pengumpulan data di lapangan meliputi kuesioner dan wawancara sebagai pelengkap.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis yang menggunakan rumus Tata Jenjang Spearman (Spearman’s Rho Rank-Order Correlation) dengan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Tayangan The Golden Ways terhadap peningkatan Motivasi Diri di kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal baik itu media cetak seperti; surat kabar, majalah, tabloid; maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan internet. Media massa setidaknya memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain) (Effendy, 2004: 54).

Tidak dapat kita pungkiri bahwa diantara banyak media massa yang ada, televisi menjadi salah satu media yang banyak digunakan saat ini. Tidak ada orang yang tidak melihat televisi, karena televisi telah menyelinap masuk dalam setiap kegiatan manusia. Begitu cepat berkembangnya teknologi komunikasi dan informatika membuat televisi menjadi salah satu sarana yang paling menarik untuk dinikmati. Hal ini dikarenakan televisi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media massa yang lain (radio, surat kabar, dan lain-lain). Yakni; televisi memiliki jangkauan siar yang luas dalam penyampaian pesan bisa dengan cepat, singkat, jelas, dan sistematis sampai kepada khalayaknya, dalam hal ini adalah masyarakat luas baik di kota maupun desa. Selain itu juga kelebihan yang dimiliki oleh televisi dibandingkan dengan media massa yang lain adalah televisi menggunakan sistem audio-visual dengan menampilkan suara dan gambar


(16)

sehingga para penggunanya dapat dengan mudah menginteprestasikan pesan atau informasi yang disampaikan.

Keunggulan yang dimiliki oleh televisi ini diaplikasi dalam setiap acara-acara yang ditampilkan oleh televisi. Begitu banyak acara-acara-acara-acara televisi disajikan dan dikemas menjadi sebuah acara yang menarik untuk ditonton. Semaraknya acara televisi yang disiarkan kepada masyarakat, membuat televisi terus berkembang khususnya diIndonesia. Sejak kemunculan stasiun televisi pertama yaitu TVRI tahun 1962 yang merupakan satu-satunya televisi milik negara, akhirnya pemerintah Indonesia memberi izin pendirian televisi yang murni komersial dan dimiliki swasta. Sejak saat itu mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta baru dengan berbagai program hiburannya yang saat ini banyak disaksikan oleh masyarakat Indonesia, yaitu; SCTV, RCTI, MNC TV, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One, Global TV, dan berbagai stasiun televisi lokal seperti SUN TV, Deli TV, Kompas TV, B Channel, SpaceToon, DAAI TV, dan masih banyak lagi.

Kebanyakan stasiun televisi yang ada di Indonesia memberikan tayangan acara bersifat hiburan dengan penyampaian yang lebih ringan, namun ada bebarapa stasiun televisi yang memfokuskan tayangannya pada informasi dan pemberitaan, salah satunya adalah Metro TV yang dikenal sebagai pelopor stasiun televisi yang berfokus pada tayangan pemberitaan atau informasi, dimana setiap pemberitaan disajikan secara aktual baik itu pemberitaan dalam negeri maupun luar negeri.


(17)

Dari sekian banyak realita yang diberitakan, Metro TV merasa perlu membuat sebuah gebrakan baru dengan menyajikan tayangan yang dapat membangkitkan motivasi diri. Diharapkan dengan adanya tayangan seperti ini, masyarakat Indonesia bisa lebih termotivasi dalam menjalani hidup ditengah kekurangan dan kesulitan hidup. Untuk itu dibuatlah sebuah Tayangan berjudul Mario Teguh The Golden Ways.

Acara talkshow ini dipandu oleh seorang motivator handal yang terkenal bernama Mario Teguh yang mampu memberikan motivasi luar biasa. Sejak tayang perdananya tanggal 3 Agustus 2008, Mario Teguh telah mampu memukau banyak orang dengan penyampaian motivasi yang luar biasa, menggunakan bahasa yang santun dan sangat menyentuh dari setiap materi yang disampaikan penuh inspirasi juga kata-kata yang mudah dimengerti. Meski terkesan serius, akan tetapi menjadi ringan dan mudah dicerna karena diselingi humor Mario Teguh yang segar menjadikan penjelasannya mudah diserap dan diterima. Acara Mario Teguh The Golden Ways tayang setiap hari Minggu pukul 19.00 WIB. Dalam setiap episodenya acara ini hadir dengan tema atau topik pembahasan yang berbeda setiap minggunya. Melalui tayangan mendidik ini, masyarakat Indonesia tidak hanya diberi pengetahuan tetapi diajak untuk mengubah paradigma berpikir mengenai kehidupan. Mario Teguh mencoba memberikan pandangan yang sedikit berbeda dari kebanyakkan orang, dan hal itu adalah sesuatu yang baru dan layak untuk dicoba. Acara ini juga bersifat interaktif sehingga para penonton di studio berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan baik itu berkaitan dengan tema yang dibahas ataupun diluar tema. Setiap pertanyaan yang diajukan, dijawab dengan


(18)

sangat bagus oleh Mario Teguh dengan sudut pandang yang luas membuat penonton menemukan hal-hal baru.

Mario Teguh selalu mengedepankan cara berpikir positif dan simpel, dan yang paling penting beliau selalu mengingatkan kepada audience untuk selalu taat kepada ajaran agama. Dengan salam khas yang selalu dikatakan Mario teguh adalah Salam Super yang bermakna kita harus menjadi pribadi yang super ditengah lingkungan kita.

Acara ini semakin diminati oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari penonton yang menyaksikan secara langsung di studio Metro TV yang dihadiri lebih dari 300 orang. Selain itu juga penggemar Mario teguh di dunia maya dalam akun facebooknya yang berjumlah lebih dari 3 juta penggemar serta ribuan komentar-komentar positif setiap harinya.

Kata-kata bijak motivasi yang diucapkan Mario Teguh seperti berikut : “Perjalanan 50 tahun yang saya jalani menyimpulkan bahwa sukses itu tidak selalu berarti mendapatkan piala atau pujian, meski tak ada salahnya jika kita mendapatkan keduanya. Hanya saja itu semua bukan kriteria dari kesuksesan itu sendiri. Karenanya tak jarang orang kemudian sulit menemukan kesuksesan-kesuksesan yang pernah diraihnya”.

. Kata-kata tersebut sangat inspiratif dan

membuat kita lebih mengerti tentang makna dari kesuksesan. Mario teguh juga pernah berkata “Orang miskin yang baik hati adalah orang kaya yang sedikit duitnya. Orang kaya yang sombong adalah orang miskin yang banyak duitnya”.


(19)

Begitulah Mario Teguh memberikan peneguhan untuk kaum miskin. Kata-katanya memiliki dorongan atau motivasi yang kuat untuk kaum miskin, agar mereka selalu tawakal dalam menjalani hidupnya.

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways ini bukan hanya ditonton oleh orang tua dan dewasa saja, akan tetapi remaja bahkan anak-anak juga suka menonton acara ini. Karena tayangan ini mampu memberi masukan yang dapat mengembangkan aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik pada diri penontonnya.

Menjadi sukses adalah impian semua orang. Tentunya untuk itu diperlukan motivasi yang kuat mengatasi tantangan untuk mencapai apa yang kita inginkan. Motivasi ini harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Motivasi diri berawal dari dorongan keyakinan dalam diri sendiri untuk menang. Ini dibentuk oleh cita-cita dan impian besar yang akan memotivasi orang untuk meraihnya. Tayangan ini mencoba memberikan informasi yang dapat mendorong masyarakat untuk lebih termotivasi dalam menjalankan hidupnya. Terlebih lagi kepada masyarakat, khususnya mahasiswa yang seringkali disibukkan oleh rutinitas perkuliahan yang padat dan terkadang dihadapkan dengan berbagai masalah setiap hari, yang membuat mereka bisa kehilangan motivasi diri untuk mendapatkan hal yang diinginkan, dan menjadikan tujuan mereka mengabur dan lama-lama menghilang. Oleh sebab itu perlunya motivasi diri sebagai faktor pendorong untuk bertindak sesuai dengan keinginan yang hendak dicapai.

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi objek penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area, yang memiliki


(20)

pengetahuan yang cukup mendalam mengenai motivasi diri. Dengan demikian nantinya diharapkan melalui penelitian ini dapat membantu mahasiswa tersebut untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai motivasi diri.

Dari uraian-uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang sejauhmana pengaruh acara tayangan Mario Teguh The Golden Ways terhadap motivasi diri dikalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Sejauhmanakah pengaruh tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap peningkatkan motivasi diri di kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area”.

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka perlu dibuat pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Fokus penelitian yakni tayangan The Golden Ways yang memiliki karakteristik pada host/pembawa acara, narasumber, perangkat acara, materi acara, dan waktu tayang.

2. Motivasi diri dalam penelitian ini mencakup aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, dan aspek interaktif.


(21)

3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2011 yang masih aktif mengikuti perkuliahan dan pernah menonton Tayangan The Golden Ways minimal dua kali.

4. Penelitian akan dilakukan pada bulan April – Mei 2012, dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

I.4.1. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa saja yang akan dicapai. Biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apa saja topik dan materi acara yang menjadi isi program The Golden Ways.

b. Untuk mengetahui intensitas menonton tayangan The Golden Ways di Metro TV.

c. Untuk mengetahui alasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area menonton tayangan The Golden Ways di Metro TV.

d. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap peningkatkan motivasi diri di kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

I.4.2. MANFAAT PENELITIAN


(22)

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa FISIP USU jurusan ilmu Komunikasi khususnya mengenai komunikasi massa.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penulis untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah serta memperluas pengetahuan khususnya tentang tayangan media massa. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan judul penelitian ini.


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. KERANGKA TEORI

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2004: 224).

Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang digunakan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Televisi sebagai Media Massa, Teori S–O–R, dan Motivasi Diri.

II.1.1. KOMUNIKASI

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingn berhubungan dengan manusia yang lain. Oleh karenanya perlu dilakukan komunikasi agar mereka dapat saling berhubungan satu sama lain. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi


(24)

adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (Cangara, 2000: 18). Maka secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common), atau dalam bahasa inggris communication. Menurut Harold Laswell cara yang baik dalam menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who (siapa), says what (mengatakan apa), in which channel (dengan saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan pengaruh bagaimana) (Mulyana, 2005: 62).

Lain halnya dengan Steven, Ia mengajukan sebuah defenisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu orgamisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika membuat defenisi bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Oleh karena itu, komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator dapat menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan (Effendy, 2004: 6).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah suatu usaha yang sistematisuntuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas azas tersebut


(25)

disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap (Amir Purba, 2006: 29-30). Maksudnya adalah subjek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan pembentukan pendapat umum dan sikap publik yang dalam kehidupan sosial dan politik memainkan peranan penting.

A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI Bidang Komunikasi

Berdasarkan bidangnya (Amir Purba, 2006: 38), komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

1. Komunikasi sosial (social communication)

2. Komunikasi organisasi / manajemen (organization / management communication)

3. Komunikasi bisnis (business communication) 4. Komunikasi politik (political communication)

5. Komunikasi internasional (international communication) 6. Komunikasi pembangunan (development communication) 7. Komunikasi antar budaya (intercultural communication) 8. Komunikasi tradisional (traditional communication) 9. Komunikasi lingkungan (environmental communication) • Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsur-unsur yang mendukung proses komunikasi. Awal tahun 1960-an David K.Berlo membuat formula yang dikenal dengan “SMCR” yakni: Source (sumber), Massage (pesan), Channel (saluran-media), dan Receiver (penerima). De Fleur menambah lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap dalam


(26)

membangun komunikasi yang sempurna. Perkembangan terakhir adalah pandangan dari Joseph de Vito, K.Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Unsur-unsur Komunikasi

Lingkungan

Penjelasan mengenai unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas adalah sebagai berikut:

1. Sumber (suource) adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. 2. Pesan (massage) adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim

kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan disampaikan terlebih dahulu melalui proses penyandian (encoding), yaitu suatu proses internal yang ada dalam diri pengirim pesan dimana perasaan

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK


(27)

dirubah kedalam bentuk sandi/lambang/simbol yang dapat diterima oleh penerima, seperti melalui suara, gerakan maupun tulisan. Pada saat pesan sampai pada diri penerima pesan, sandi/lambang/simbol tersebut akan disandi kembali (decoding) sehingga pesan yang disampaikan memiliki makna bagi penerima.

3. Media atau saluran (channel) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti, telepon,. surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi.

4. Penerima (receiver) adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima yang bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau masyarakat. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat dari adanya sumber. Tidak ada penerima apabila tidak ada sumber.

5. Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh juga bisa diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan.

6. Umpan balik (feedback). Terdapat beberapa anggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima. Misalnya adalah gangguan pada saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebelum pesan sampai kepada penerima. Hal ini menjadi umpan balik yang diterima oleh sumber. 7. Lingkungan atau situasi, adalah faktor-faktor tertentu yang dapat

mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

- Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak dapat rintangan fisik, misalkan rintangan geografis. Komunikasi seringkali sulit dilakukan karena faktor yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

- Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi, dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial.

- Dimensi atau lingkungan psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain,


(28)

menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini bisa disebut dimensi interval.

- Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. (Cangara, 2006:23-27).

Setiap unsur komunikasi diatas saling bergantung satu sama lainnya. Tanpa ada salah satu unsur, akan mempengaruhi jalannya komunikasi secara keseluruhan.

Sifat Komunikasi

Ditinjau dari sifatnya (Amir Purba, 2006: 36), komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal (verbal communication) a. Komunikasi lisan (oral communication) b. Komunikasi tulisan (written communication) 2. Komunikasi non verbal (non verbal communication)

a. Komunikasi kial (gestural/body communication) b. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Komunikasi tatap muka (face to face communication) 4. Komunikasi bermedia (mediated communication) • Tatanan Komunikasi

Bentuk atau tatanan komunikasi dapat ditinjau dari jumlah komunikannya (Effendy, 2003:53), yaitu:

1. Komunikasi Pribadi (personal communication) 2. Komunikasi Kelompok (group communication)


(29)

3. Komunikasi Massa (mass communication) 4. Komunikasi Media (media communication) • Tujuan Komunikasi

Ada empat tujuan seseorang melakukan komunikasi (Effendy, 2003: 55), yaitu:

1. Untuk mengubah sikap (to change attitude)

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Untuk mengubah perilaku (to change the behaviour)

4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society) • Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi dari komunikasi (Amir Purba, 2006:37), yaitu: 1. Menyiarkan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Membujuk (to prosuade) • Metode Komunikasi

Metode komunikasi (Effendy, 2003:56) meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:

1. Jurnalisme/jurnalistik (journalism)

a. Jurnalisme cetak (printed journalism), yaitu surat kabar, majalah, dan lainnya.

b. Jurnalisme elektronik (electronic journalism), yaitu radio dan televisi.


(30)

3. Periklanan (advertising) 4. Propaganda

5. Perang urat syaraf (psychological warfare) 6. Perpustakaan (library)

7. Lain-lain

Komunikasi merupakan suatu proses yang berawal dari seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada seorang komunikan melalui media atau saluran dan menimbulkan efek tertentu.

Efek Komunikasi

Efek komunikasi adalah tanggapan, respon, atau reaksi dari komunikan ketika mereka menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses komunikasi (Effendy, 1989:16).

Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1. Efek Kognitif (Cognitive Effect)

Terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi, misalnya terjadi peningkatan pengetahuan, kemampuan, intelektual yang semakin baik, wawasan yang semakin luas, meningkatnya kemampuan menganalisis atau melakukan evaluasi dan sebagainya.

2. Efek Afektif (Affective Effect)

Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau


(31)

nilai. Dengan kata lain efek dikatagorikan sebagai efek afektif jika menyangkut perasaan seseorang sesuai dengan ajakan atas himbauan dalam pesan yang diterima misalnya jika sebelumnya seseorang memiliki sikap tertutup (overt) dan prejudice interpersonal terhadap orang lain yang berasal dari luar system sosialnya berubah menjadi seseorang yang lebih terbuka dan berfikir positif dan tidak menaruh curiga setelah berkomunikasi dengan orang lain misalnya opinion leader-nya.

3. Efek Konatif/Behavioral (Conative Behavioral Effect)

Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan prilaku sebagai dampak atau pengaruh dari sebuah proses komunikasi yang ditandai adanya perubahan atau bertambahnya keterampilan yang dimiliki seseorang misalnya kemampuan verbal seseorang seperti meningkatnya keterampilan berbahasa inggris, dan sebagainya.

Efek komunikasi yang timbul pada diri komunikan belum tentu sama pada setiap orang. Efek komunikasi yang timbul pada diri komunikan biasanya dipengaruhi oleh kerangka referensi (Frame of Reference) dan kerangka pengalaman (Frame of Experience).

II.1.2. KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti


(32)

radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2000: 36). Komunikasi massa (mass communication) bisa juga diartikan komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah, tabloid) maupun elektronik (radio, televisi) yang dikelolah suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan hetrogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2005: 75).

A. CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASSA

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri, yakni :

a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sistem.

b. Komunikan Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, khalayaknya beragam dari segi pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, maupun agama atau kepercayaan.

c. Pesannya bersifat umum

Pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus.


(33)

d. Komunikasinya berlangsung satu arah

Komunikasi hanya berlangsung satu arah, yakni dari media massa ke komunikasn dan tidak terjadi sebaliknya. Komunikan tidak bisa langsung memberikan respons atau umpan balik (feedback) kepada komunikatornya, kalaupun bisa sifatnya tertunda (delayed feedback). Hal ini sangat berbeda ketika kita melakukan komunikasi tatap muka.

e. Komunikasi Massa menimbulkan Keserempakan

Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.

f. Mengandalkan Peralatan Teknis

Dalam hal ini peralatan teknis bersifat mutlak atau harus dikarenakan tanpa adanya peralatan teknis dalam hal ini komunikasi massa akan sulit terjadi. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar (televisi, radio, dll), SCJJ (surat kabar), jaringan internet, dll.

g. Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau sering disebut penjaga gawang/ penapis informasi adalah orang yang berperan penting dalam mengemas sebuah pesan atau informasi yang disebarkan menjadi lebih mudah dipahami. Begitu pula tentang baik dan buruknya dampak pesan yang disebarkan tergantung pada peran gatekeeping dalam menapis informasi. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor, kameramen, sutradara, lembaga sensor, dan semua yang terjun dalam pengemasan informasi pada sebuah media massa (Nurudin, 2007: 19).


(34)

Dalam Cangara (2000: 37), Sifat penyebaran pesan media massa berlangsung cepat, serempak dan luas, dapat menguasai jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan. Meskipun biaya produksi cukup mahal dan memerlukan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolahnya

Membahas komunikasi tidak terlepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi itu sendiri. Salah satu media dalam komunikasi massa adalah televisi.

B. PROSES KOMUNIKASI MASSA

Proses komunikasi dapat dipahami dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Siapa (Who), Berkata Apa (Says What), Melalui Saluran Apa (In Which Channel), Kepada Siapa (To Whom), dan Dengan Efek Apa (With What Effect?).

Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal dengan formula Laswell ini, meskipun sedeerhana telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Adapun penerapan formula Laswell dalam komunikasi massa pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2

Proses Komunikasi Massa Laswell

Siapa Komunikator Berkata Apa Pesan Melalui Saluran Apa Media Kepada Siapa Penerima Dengan Efek Apa Efek


(35)

C. FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut (Bungin, 2009: 79-81) :

a. Fungsi Pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktifitas preventif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.

b. Fungsi Social Learning

Fungsi utama dalam komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. Komunikasi massa dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas.

c. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam


(36)

waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

d. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikai massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Fungsi ini lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.

e. Fungsi Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi massa adalah hiburan. Hal ini dikarenakan komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi hiburan pada media massa merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

II.1.3. MEDIA MASSA TELEVISI

Saat ini, televisi telah mendominasi disela kegiatan setiap orang. Sebuah penelitian yang dilakukan pada masyarakat dibenua Amerika ditemukan hampir setiap orang dibenua tersebut menghabiskan waktunya antara 6-7 jam per minggu didepan televisi terlebih lagi pada saat musim dingin. Di indonesia sendiri, penggunaan televisi dikalangan anak-anak meningkat saat hari libur bisa melebihi 8 jam per hari.

Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940. Sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat Perang Dunia II. Televisi begitu menarik perhatian masyarakat tanpa mengenal usia, pekerjaan, dan


(37)

pendidikan. Hal ini karena televisi memiliki beberapa kelebihan terutama penyatuan audio dan visual, dengan tampilan penuh warna. Penonton bebas menentukan saluran yang mereka senangi. Selain itu, televisi mampu mengatasi jarak dan waktu. Dengan kata lain, televisi mendekatkan dunia yang jauh kedepan mata tanpa harus membuang waktu dan uang untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Di indonesia sendiri munculnya stasiun televisi untuk pertama kali tahun 1962, dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang merupakan stasiun televisi milik pemerintah dengan siaran perdana adalah siaran langsung Upacara pembukaan Asian Games di Stadion Glora Bung Karno yang saat itu Indonesia menjadi tuan rumah untuk Asian Games IV. Sejak saat itu mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta nasional baru dengan berbagai program hiburannya yang saat ini banyak disaksikan oleh masyarakat Indonesia.

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004: 192).

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan melibatkan banyak orang. Televisi di Indonesia, umumnya lebih banyak memberikan informasi berbentuk hiburan terhadap khalayak. Selain memiliki kelebihan ternyata televisi juga memiliki kekurangan, diantaranya yakni: biaya produksi yang mahal, pesan yang disampaikan hanya selintas dan tidak


(38)

dapat disimpan oleh khalayak, dan juga tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung seperti media cetak.

Menurut Prof.DR.R. Mar’at, acara televisi umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan menonton sebab salah saru pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga terhanyut dalam sajian-sajian yang ditampilkan televisi (Effendi, 2004 : 122).

Program-program yang disajikan televisi juga beraneka ragam mulai dari berita, infotaiment, talkshow, entertainment, dan masih banyak lagi. Sehingga audience leluasa memilih program acara yang mereka sukai. Acara Golden Ways yang ditayangkan di Metro TV termasuk kedalam program entertainment. Yaitu tayangan softnews yang berisikan informasi dan hiburan.

II.1.4. MOTIVASI DIRI

Manusia bertindak dikarenakan adanya dorongan untuk memenuhi sesuatu. Atau dengan kata lain diperlukan motivasi agar manusia dapat melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Banyak istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menyebutkan istilah motivasi, ada yang menggunakan istilah motif, kebutuhan (need), desakan (usage), keinginan (wish), dan dorongan (drive) (Rismawaty, 2008: 49).

Istilah motivasi berasal dari kata motif, untuk itu sebelum mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah pengidentifikasian kata motif dan kata motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,


(39)

motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2006: 3).

Secara etimologis, istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya Winardi (2002) mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian, sedangkan motivasi yang tinggi akan membatasi fleksibilitas.

Menurut David C. Mc Cleland (1976), hakekat dorong yang mempengaruhi setiap orang. Daya dorong itu bisa datang dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Di samping itu ada sebagian orang terdorong untuk melakukan pekerjaan karena faktor kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari maupun yang tidak disadari, baik kebutuhan fisik maupun non fisik. Oleh sebab itu motivasi dapat dikatakan faktor pendorong yang akan mempengaruhi manusia untuk bertindak sesuai dengan keinginannya yang akan dituju. Faktor pendorong tersebut bisa datang dari dalam (faktor intrinsik) maupun dari luar (faktor ekstrinsik) diri manusia itu sendiri.

Terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri sendiri (interinsik) dan juga berasal dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi interinsik


(40)

adalah motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang mempengaruhi. Motivasi ini lebih menekankan nilai dari kegiatan itu sendiri dari pada penghargaan dari luar. Motivasi interinsik masih dibagi lagi menjadi dua yaitu, determinasi diri dan pilihan personal. Determinasi disini maksudnya adalah kita melakukan sesuatu karena kita mau melakukannya bukan karena paksaan atau imbalan. Sedangkan pilihan personal adalah kita melakukan sesuatu karena kita merasakan perasaan bahagia dan menyenangkan, kita merasakan kepuasan tersendiri ketika selesai melakukan sesuatu. Motivasi yang muncul dari dalam diri misalnya, kita melakukan suatu pekerjaan karena kita ingin mengembangkan diri dalam bidang pekerjaan tersebut bukan karena faktor luar seperti hukuman dan imbalan. Berbeda dengan motivasi ekterinsik yaitu motivasi yang muncul karena dorongan dari luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward, hadiah, penghargaan dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti, hukuman, paksaan dll. Contohnya kita bekerja karena gaji yang akan kita dapatkan setiap bulannya. Motivasi yang paling kuat adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, sebab kita dengan sadar ingin melakukan sesuatu bukan karena imbalan, pujian, hukuman dan lain-lain tetapi karena kita memang

menginginkannya.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.

Para psikologi menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu :


(41)

a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologi), seperti rasa lapar, haus, dan seks.

b. Motivasi psikologi, dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar yaitu : - Motivasi kasih sayang (affectional motivation); untuk menciptakan dan

memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan batinlah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.

- Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaaan diri.

- Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain. (Rismawaty, 2008: 49-50)

Berbicara tentang motivasi tidak terlepas dari tokoh Abraham Maslow, seorang tokoh psikologi yang mengembangkan sebuah teori motivasi manusia yang sangat terkenal pada tahun 1943. Dimana teorinya menjelaskan hirarki kebutuhan (hierarchy of needs) yang menunjukkan ada lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi. Hal ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini :

Gambar 2.3

Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan Aktualisasi diri


(42)

- Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan seperti rasa lapar, haus, seks, perumahan, tidur, dsb.

- Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan pemerasan, dsb.

- Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

- Kebutuhan penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.

- Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri semaksimal mungkin. Kreativitas ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri. (Hamzah, 2006:56)

Dalam hal ini hal-hal yang mencakup motivasi diri adalah :

a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi melek berpikir, melek teknologi yang merupakan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang; dalam hal ini berarti pengembangan pengetahuan.

b. Afektif, merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkan / mengendalikan rasa takut dan khawatir, mengelolah stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna; dalam hal ini berarti pengembangan keterampilan.

c. Psikomotorik, merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan, keterampilan motorik; dalam hal ini berarti pengembangan kemampuan. d. Interaktif, merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi

dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya. (Rismawaty, 2008: 37-38).

Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan dibatasi hanya kepada motivasi diri. Hal ini berdasarkan kepada tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang menyampaikan informasi berupa motivasi kepada audiencenya.

II.1.5. Teori S-O-R

Teori S-O-R ini muncul pada masa Perang Dunia II di Jerman yang saat itu dipimpin oleh Hietler. Dimana dari hasil pengamatan bahwa kekuatan


(43)

penguasa dalam melancarkan propaganda, sangat ampuh untuk mendapatkan dukungan rakyat luas untuk mendukung pemerintah Nazi Jerman dalam mengobarkan Perang Dunia II. Hal inilah yang menjadi awal munculnya teori Stimulus – Respons.

Proses berjalannya pesan dari sumber kepada pihak penerima pesan atau komunikan bersifat linier atau satu arah. Teori ini menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang melibatkan media massa dan penerima pesan, yaitu khalayak. Dimana, media massa mengeluarkan stimulus dan khalayak menanggapinya dengan menunjukkan respons sehingga dinamakan teori S-O-R.

Gambar 2.4

Model Komunikasi S-O-R

Stimulus

Respons

Pada tahun 1930-an dan 1940-an, apa saja yang disajikan media massa secara langsung dan kuat memberi rangsangan yang berdampak kuat pada diri audience yang dianggap mempunyai ciri khusus yang seragam dan dimotivasi oleh faktor biologis dan lingkungan serta mmiliki sedikit control. Artinya, pesan yang jelas dan sederhana akan direspons dengan jelas dan sederhana pula. Jadi, pesan disampaikan secara langsung oleh komunikator kepada komunikan tanpa


(44)

ada perantara. Dalam komunikasi massa ini disebut dengan istilah teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) atau teori peluru (bullet theory).

Teori ini pada awalnya dikenal sebagai model Stimulus–Respon, suatu prinsip belajar sederhana yang merupakan dasar dari teori jarum hipodermik (Bullet Theory). Dimana, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuaill (1994: 234) mengatakan elemen utama dari teori ini adalah Stimulus (pesan), Organisme (penerima atau Receiver), dan Respons (efek) (Bungin, 2006: 277).

Teori ini menjelaskan bagaimana media menyajikan stimuli perkasa yang secara seragam diperhatikan oleh massa. Stimuli ini membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap individu dalam hal ini disebut Organisme akan memberikan respons yang sama pada stimuli yang datang dari media massa. Karena teori ini mengasumsikan organisme tidak berdaya ditembaki oleh stimuli dari media massa (Rakhmat, 2004: 197).

Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S–O–R adalah bahwa organisme menghasilkan prilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula (Rakhmat, 2004: 198).

Pada hakikatnya teori S–O–R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul karena stimulus tertentu. Artinya orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan yang disampaikan.


(45)

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (Organisme, O)

c. Efek (Response, R) (Amir Purba, dkk, 2006: 255) II.2. KERANGKA KONSEP

Kerangka sebagai hasil dari pemikiran yang rasional merupakan uraian bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai. Sedangkan konsep sebenarnya adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Bungin, 2001: 73).

Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dapat dicapai dan menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2004: 40).

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab variabel yang lain (Rakhmat, 2004: 12). variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Tayangan The Golden Ways di Metro TV.


(46)

b. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh veriabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004: 12). Maka variabel (Y) dalam penelitian ini adalah Motivasi Diri.

c. Variabel antara (Z) atau Intervening Variable adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas (Nawawi, 2004: 44 ). Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

II.3. VARIABEL OPERASIONAL

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan, maka untuk memudahkan dalam memecahkan masalah dibuatlah operasional variabel penelitian ini, yaitu:

Tabel 2.1 Operasional Variabel

NO VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL 1. Variabel Bebas (X)

Tayangan The Golden Ways

1. Host/Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis suara

2. Narasumber/Pembicara a. Kapabilitas

b. Kredibilitas c. Akseptabilitas 3. Materi Acara

a. Tema/topik Pembahasan b. Aktualisasi Topik 4. Perangkat Acara

a. Kerjasama Tim

b. Komunikasi Antara Perangkat Acara


(47)

a. Frekuensi Penayangan b. Durasi Penayangan 2. Variabel Terikat (Y)

Motivasi Diri

1. Aspek kognitif

- Peningkatan pengetahuan - Peningkatan pemahaman - Peningkatan pengertian 2. Aspek afektif

- Berpikir kreatif - Motivasi - Disiplin

- Kepercayaan diri

- Mengendalikan rasa takut dan khawatir

- Mengolah stres - Ketangguhan diri - Aktualisasi diri - Tanggung jawab

- Pengembangan keterampilan 3. Aspek psikomotorik

- Pengembangan kemampuan - Pengasahan keterampilan motorik 4. Aspek interaktif

- Kemampuan beradaptasi - Kemampuan berkomunikasi 3 Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

2. Stambuk

3. Frekuensi Menonton Tayangan

II.4. DEFENISI OPERASIONAL

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam rangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) tentang tayang The Golden Ways :

1.1 Host/pemandu Acara adalah seseorang yang bertugas membawa acara dalam program acara The Golden Ways di Metro TV.


(48)

a. Penampilan. yaitu visualisasi menarik yang ditunjukkan oleh pembawa acara The Golden Ways di Metro Tv sesuai dengan tema tayangan.

b. Kecerdasan, yaitu kemampuan pemandu acara menguasai materi pembahasan dalam tayangan The Golden Ways.

c. Keramahan, yaitu sikap pemandu acara The Golden Ways yang ramah dalam menyapa penonton.

d. Jenis suara, yaitu intonasi, artikulasi suara dan gaya bicara khas yang dimiliki oleh pemandu acara The Golden Ways.

1.2 Narasumber adalah sang motivator yang menjadi sumber informasi berdasarkan topik pembahasan dalam tayangan The Golden Ways. a. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun

pengalaman yang dimiliki narasumber.

b. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki narasumber sesuai dengan bidang / profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan penonton.

c. Akseptabilitas, yaitu kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi narasumber berdasarkan tujuan serta topik yang dibicarakan dalam tayangan The Golden Ways.

1.3 Materi Acara adalah materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap tayangan The Golden Ways.

a. Topik Pembahasan; topik yang diangkat dalam tayangan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas.


(49)

b. Aktualisasi topik; topik yang dibahas dalam tayangan merupakan masalah yang aktual.

1.4 Perangkat Acara adalah seluruh pelaku yang terlibat dalam tayangan The Golden Ways di Metro TV.

a. Kerjasama tim, yaitu keselarasan komunikasi antara pelaku yang terlibat dalam tayangan The Golden Ways di Metro TV.

b. Komunikasi antara perangkat acara, yaitu kekompakkan antara pemandu acara dan perangkat acara yang lain.

1.5 Waktu tayang; waktu penayangan The Golden Ways di Metro TV. a. Frekuensi penayangan, yaitu frekuensi penayangan The Golden

Ways di Metro TV dalam satu minggu.

b. Durasi penayangan, yaitu durasi penayangan The Golden Ways di Metro TV dalam sekali tayang.

2. Variabel Terikat (Y) Motivasi Diri :

a. Aspek Kognitif : merujuk pada peningkatan pengetahuan mahasiswa. - Pengembangan pengetahuan : terdapat peningkatan pengetahuan dari

proses berpikir

b. Aspek Afektif : merujuk pada peningkatan keterampilan mahasiswa. - Berpikir kreatif : mampu menciptakan sesuatu yang berguna bagi

orang lain

- Motivasi : dorongan atau hasrat dalam melakukan sesuatu setelah menonton


(50)

- Kepercayaan diri : percaya diri meningkat setelah mendapat motivasi dari menonton tayangan

- Mengendalikan rasa takut dan khawatir : mampu mengontrol rasa takut dan khawatir yang dirasakan

- Mengolah stres : mampu mengolah stres yang dialami setelah menonton tayangan

- Ketangguhan diri : mempengaruhi ketangguhan diri setelah menonton - Aktualisasi diri : meningkatkan aktualisasikan diri

- Tanggung jawab ; sadar akan tanggung jawab

c. Aspek Psikomotorik : merujuk pada peningkatan kemampuan.

d. Aspek interaktif : merujuk pada kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar

- Kemampuan beradaptasi : dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar

- Kemampuan berkomunikasi : dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain.

3. Karakteristik Responden meliputi :

a. Jenis kelamin, yaitu kelamin dari responden Pria/wanita

b. Stambuk, yaitu tahun dimana mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas

c. Frekuensi menonton tayangan, yaitu seberapa sering responden menonton cara The Golden Ways di Metro TV.


(51)

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan atau pertanyaan peneliti yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Penelitian terhadap suatu objek hendaknya dilakukan dengan berpedoman pada suatu hipotesis sebagai pegangan atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation), atau praktek (implementation). Oleh karena itu, hipotesis harus dalam bentuk pertanyaan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua variabel atau lebih (Sudjana, 2000: 11). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pengaruh tayangan program acara The Golden Ways di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area stambuk 2009-2011.

Ha: Terdapat hubungan antara pengaruh tayangan program acara The Golden Ways di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area stambuk 2009-2011.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1.1. SEJARAH SINGKAT UMA

Universitas Medan Area berdiri pada tahun 1983 oleh Drs. H. Agus Salim Siregar, didirikannya Universitas Medan Area sebagai salah satu wujud penjabaran UUD 1945 yaitu turut serta mencerdaskan bangsa serta merupakan wadah penampungan aspirasi dan hasrat masyarakat yang terus berkembang untuk menikmati pendidikan tinggi. Nama Universitas Medan Area diambil sebagai penghargaan atas perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan oleh pejuang-pejuang 1945 yang bertempur dengan sistem gerilya melawan penjajah kolonial Belanda di sekitar kota Medan yang lebih dikenal dengan nama “Pejuang-Pejuang Medan Area”. Universitas Medan Area terletak di dua Kampus yaitu di Jalan Kolam Nomor 1 / Jalan PBSI Medan sebagai Kampus I dan di Jalan Sei Serayu No. 70 A / Jalan Setia Budi Nomor 79-B Medan sebagai kampus II.

Pada tahun 1983-1984 adalah sebagai tahun akademik pertama dimulainya Universitas Medan Area yang telah memiliki lima Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Masing-masing Fakultas semuanya berstatus izin operasional, menyelenggarakan program pendidikan strata satu (S1). Dalam waktu yang relatif singkat sekitar pertengahan 1984 semua Fakultas telah memperoleh status terdaftar. Pengakuan dan kepercayaan pemerintah ini tertuang dalam surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 054/0/1984 tanggal 6 Maret 1984.

Pada tahun akademik 1985/1986, Universitas Medan Area membuka Fakultas baru yaitu Fakultas Psikologi. Fakultas ini merupakan satu-satunya Fakultas Psikologi di luar pulau Jawa. Pada tahun akademik pertamanya Fakultas ini menampung 204 orang mahasiswa. Pada tahun akademik 1988/1989 Universitas Medan Area kembali membuka satu Fakultas baru, yaitu Fakultas Biologi. Fakultas ini juga merupakan satu-satunya Fakultas Biologi di luar pulau Jawa.


(53)

Sampai saat ini Universitas Medan Area telah memiliki tujuh Fakultas dengan 16 program studi. Ketujuh Fakultas tersebut yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Psikologi serta Fakultas Biologi telah memiliki status TERAKREDITASI untuk semua program studi yang diselenggarakannya dengan grade rata-rata “B“.

Pada tahun akademik 2000/2001, Universitas Medan Area kembali mendirikan Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik (MAP) dan dua tahun kemudian Program Pascasarjana Universitas Medan Area kembali membuka Program Studi Magister Hukum (MH) dan Magister Agribisnis (MSi). Dan pada tahun 2007, Universitas Medan Area membuka Program Studi Magister Psikologi (MSi), sehingga sampai saat ini Program Pascasarjana Universitas Medan Area telah memiliki 4 (empat) Program Studi Magister yaitu Magister Administrasi Publik, Magister Hukum Bisnis, Magister Manajemen Agribisnis dan Magister Psikologi (M.PSi) dan di penghujung tahun 2007 Magister Administrasi Publik telah terakreditasi dan ketiga Program Magister lainnya sedang dalam tahap proses Akreditasi dari BAN-PT.

Seperti universitas yang lainnya Universitas Medan Area memiliki Visi dan Misi, yakni diantaranya :

III.1.2 VISI

Universitas Medan Area mempunyai visi pada tahun 2015 menjadi Universitas yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang inovatif dan berakhlak. Visi ini berorientasi ke depan yang lebih baik yaitu berupaya menyiapkan kemampuan alumni berdasarkan perkembangan IPTEK, dunia usaha, industri, secara nasional maupun internasional dengan kompetensi yang tinggi untuk memenuhi standar kualitas keunggulan yang disosialisasikan dengan baik kepada seluruh kalangan civitas akademika serta berakhlak.

III.1.3 MISI

Untuk mewujudkan visi di atas maka ditetapkan misi sebagai berikut :

- Penyelenggaraan pendidikan tinggi berbasis kompetensi guna menghasilkan sumberdaya manusia mandiri yang berkualitas, berkemampuan menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni secara bermartabat.

- Menyelenggarakan kegiatan penelitian untuk kepentingan pengembangan IPTEK dan kebutuhan usaha dan industri serta perkembangan masyarakat dengan mengindahkan nilai kemanusian.


(54)

- Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai upaya untuk mengetahui secara konkrit realitas problematika masyarakat dan untuk menerapkan hasil-hasil kemajuan agar berguna bagi masyarakat. - Pengembangan kegiatan kemahasis-waan dan kealumnian guna

meningkatkan kesempatan pengem-bangan pribadi, kreativitas, kerjasama dan budaya ilmiah mahasiswa, dan meningkatkan mutu, volume serta jenis kegiatan serta komunikasi.

- Pengembangan kelembagaan dengan manajemen modern yang berorientasi pada mutu, profesionalisme dan keterbukaan serta mampu bersaing di tingkat nasional, regional dan internasional.

III.1.4 STRUKTUR ORGANISASI UMA A. UNIVERSITAS

Rektor :Prof.Dr.H.A.Ya'kub Matondang, MA. Wakil Rektor Bidang Akademik :Drs. Heri Kusmanto, MA.

Wakil Rektor Bidang Adm & Keuangan :Ir. Hj. Siti Mardiana, MSi. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan :Ir. Zulhery Noer, MP.

B. PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

Direktur :Prof.Dr.Ir.Hj.Retna Astuti Kusmawardani,MS Wakil Direktur Bidang Akademik :Ir. Erwin Pane, MS. Wakil Direktur Bidang Adm & Keuangan :Drs. Usman Tarigan, MS. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan :Taufik Siregar, SH.,M.Hum

Magister Administrasi Publik (MAP) Ketua :Warjio, S.S, MA. Sekretaris :Isnaini, SH,.MH

Magister Manajemen Agribisnis (MMA) Ketua :Ir. E. Harso Khardhinata, MSc Sekretaris :Ir. Abdul Rahman, MS.

Magister Hukum Bisnis (MHB)


(55)

Sekretaris :Muazzul, SH,.MH Magister Sains Psikologi (MSPsi)

Ketua :Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd.

Sekretaris :Nurmaida Irawani Siregar, S.Psi,M.Psi.

C. FAKULTAS

Dekan Fakultas Teknik : Ir. Hj. Hanija, MT. Dekan Fakultas Pertanian : Ir. H. Rizal Aziz, MP.

Dekan Fakultas Ekonomi : Prof. Dr. H. Sya'ad Afifuddin, SE,MEc. Dekan Fakultas Hukum : Prof. H. Syamsul Arifin,SH.,MH. Dekan Fakultas ISIP : Drs.M. Irwan Nasution, MAP Dekan Fakultas Psikologi : Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Dekan Fakultas Biologi : Dra. Sartini, MSc.

D. LEMBAGA

Ketua Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) :Dr. Ir. Suswati, MP

Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) : Drs. Dadan Ramadhan, M.Eng,.SC

E. B I R O

Kepala Biro Adm. Akademik Perencanaan & Kerjasama :Ir. Azwana,MP. Kepala Biro Administrasi Umum :Dra. Yenni Rio Rita Siregar Kepala Biro Adm Kemahasiswaan & Registrasi :Drs. Mulya Siregar, MPsi

Unit Pelaksana Teknis

Kepala Pusat Jasa Ketenagakerjaan :Suryani Hardjo, S.Psi. MA

Ketua Pusat Informasi dan Kerjasama :Dra. Nina Siti Salmaniah Siregar, MSi. Ketua Pusat Publikasi Warta dan Jurnal :Ir. Roeswandy


(56)

Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) :dr. Nurhayati Kepala Perpustakaan Pusat :Saridin Siregar, SE. Kepala Laboratorium Komputer & Bahasa :Sutrisno, ST.

Berikut ini beberapa Fakultas yang ada di Universitas Medan Area berserta program studinya.

Tabel 3.1

Daftar Fakultas Universitas Medan Area

Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi 1. Program Studi Akuntansi

2. Program Studi Manajemen

Fakultas Psikologi Program Studi Ilmu Psikologi

Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Isipol

1. Ilmu Komunikasi

2. Ilmu Administrasi Negara 3. Ilmu Administrasi Pemerintahan

Fakultas Teknik

1. Teknik Sipil 2. Teknik Elektro 3. Teknik Mesin 4. Teknik Industri 5. Teknik Arsitektur


(57)

Fakultas Pertanian

1. Agribisnis

2. Agroekoteknologi

Fakultas Biologi Program Studi Biologi

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area yang terletak di kampus I di Jalan Kolam Nomor 1 / Jalan PBSI Medan. Dimana Fakultas Psikologi tersebut hanya memiliki satu Program studi yakni Ilmu Psikologi.

III.2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2004: 27). Metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari pengaruh tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap peningkatkan Motivasi Diri di kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

III.3. POPULASI DAN SAMPEL

III.3.1. POPULASI

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa sebagai sumber


(58)

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2004: 141).

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area stambuk 2009-2011 yang masih aktif megikuti perkuliahan dan yang pernah menonton acara The Golden Ways minimal dua kali yakni sebanyak 944 orang.

Data jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 3.2

Distribusi Mahasiswa Fakultas Psikologi UMA stambuk 2009-2011

NO STAMBUK JUMLAH

1. 2009-2010 298 orang

2. 2010-2011 317 orang

3. 2011-2012 329 orang

TOTAL 944 orang

Sumber : Bagian Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UMA

III.3.2. SAMPEL

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2004: 141). Untuk mencapai generalisasi yang baik, disamping tata cara penarikan kesimpulan diperhatian juga bobot sampel yang harus dipertanggungjawabkan.


(59)

Dengan demikian sampel adalah wakil semua unit strata, maka untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini maka digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

N = Populasi n = Sampel

d = Presisi 1 = Konstanta

Dengan menggunakan rumus Taro Yamane maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :


(60)

Berdasarkan data yang diperoleh maka diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang. Penelitian akan dilakukan selama satu minggu pada bulan Mei 2012.

III.3.3. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Proporsional Stratified Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini digunakan karena populasi terbagi dalam sub kelompok, sehingga banyaknya subjek dalam setiap sub kelompok harus diketahui perbandingannya terlebih dahulu. Kemudian ditentukan proporsi besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Dari jumlah sampel 90 orang, maka dipilih jumlah sampel dari tiap sub kelompok dengan menggunakan rumus (Nazir, 1988: 365) :

n = n1 x n N Keterangan :

n1 = Jumlah Mahasiswa N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel

Tabel 3.3

Distribusi sampel menggunakan Teknik Proporsional Stratified Sampling

Stambuk Sub Populasi Rumus Sampel

2009 298 orang 298 x 90 =28.41 944

29

2010 317 orang 317 x 90 =30,22 944


(61)

2011 329 orang 329 x 90 =31,36 944

31

Total 944 orang 89,99 90

2. Purposive Sampling

Tahap pengambilan sampel secara purposive ini, dimana peneliti memberi batasan kriteria tertentu untuk memilih responden yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian (Nawawi, 2004: 157).

Adapun kriteria-kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini yakni :

a. Responden adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Stambuk 2009-2011

b. Pernah menonton Tayangan The Golden Ways minimal dua kali 3. Accidental Sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil sampel siapa saja yang secara kebetulan ditemukan, setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi maka pengumpulan data dihentikan. Teknik ini digunakan karena setiap stambuk di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area memiliki jadwal perkuliahan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, teknik ini membantu peneliti melakukan penelitian dengan menemui mahasiswa yang ditemui secara tidak sengaja untuk dijadikan sampel.

III.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


(62)

a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku, jurnal, serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

b.Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survei di lokasi penelitian, hal ini dilakukan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh informasi atau data-data yang menjadi tujuan penelitian ini. Adapun pengumpulan data dari responden dilakukan melalui :

- Observasi atau pengamatan langsung yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian, yang pelaksanaannya langsung ditempat penelitian

- Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden (Nawawi, 2004: 117). Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area yang menjadi sampel penelitian.

III.4.1. WAKTU PENELITIAN

Adapun waktu penelitian dilakukan selama satu minggu, dimulai pada tanggal 1-5 Mei 2012 pada pukul 09.00 s/d 12.00 WIB.


(1)

2. Sering 3. Jarang

4. Sangat jarang

II. PROGRAM ACARA THE GOLDEN WAYS DI METRO TV

4. Menurut Anda, apakah penampilan hilbram Dunar sebagai host/pembawa acara The Golden Ways sudah sesuai dengan tema atau topic tayangan?

1. Sangat sesuai 2. Sesuai

3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai

5. Apakah host/pembawa acara The Golden Ways menguasai berbagai materi dan topic yang disajikan?

1. Sangat menguasai 2. Cukup menguasai 3. Kurang menguasai 4. Tidak menguasai

6. Apakah host/pembawa acara The Golden Ways menunjukkan sikap yang ramah pada saat menyapa pemirsa dirumah?

1. Sangat ramah 2. Cukup ramah 3. Kurang ramah 4. Tidak ramah

7. Apakah dalam membawakan acara, host/pembawa acara The Golden Ways menggunakan intonasi, artikulasi suara dan gaya bicara yang jelas serta menarik?

1. Sangat menarik 2. Cukup menarik 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

8. Menurut Anda, apakah kemampuan Mario Teguh sebagai narasumber acara The Golden Ways dalam menjelaskan berbagai materi sudah sesuai dengan topic baik secara akademis maupun pengalaman?

1. Sangat sesuai 2. Cukup sesuai


(2)

3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai

9. Apakah narasumber acara The Golden Ways memiliki suatu keahlian yang sesuai dengan bidang/profesinya?

1. Sangat sesuai 2. Cukup sesuai 3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai

10.Apakah narasumber acara The Golden Ways cocok dengan topic yang sedang dibahas?

1. Sangat cocok 2. Cukup cocok 3. Kurang cocok 4. Tidak cocok

11.Apakah topic yang disajikan dalam acara The Golden Ways menarik bagi anda?

1. Sangat menarik 2. Cukup menarik 3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

12.Apakah topic yang disajikan dalam acara The Golden Ways merupakan topic-topik yang actual atau sedang hangat dibicarakan?

1. Sangat actual 2. Cukup actual 3. Kurang actual 4. Tidak actual

13.Menurut Anda, apakah kerjasama tim dalam produksi tayangan acara The Golden Ways dalam hal ini pengemasan acara dan editing sudah baik?

1. Sangat baik 2. Cukup baik 3. Kurang baik 4. Tidak baik

14.Menurut Anda, apakah komunikasi yang terjalin antar pelaku yang terlibat dalam acara The Golden Ways sudah baik?


(3)

2. Cukup baik 3. Kurang baik 4. Tidak baik

15.Menurut Anda, apakah frekuensi penayangan acara The Golden Ways yakni sekali seminggu dirasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi Anda?

1. Lebik dari cukup 2. Cukup

3. Kurang 4. Sangat kurang

16.Apakah durasi acara The Golden Ways selama 60 menit/1 jam dalam sekali penayangan dirasa cukup untuk membahas sebuah topic?

1. Lebih dari cukup 2. Cukup

3. Kurang 4. Sangat kurang

III.MOTIVASI DIRI

17.Apakah tayangan acara The Golden Ways meningkatkan pengetahuan Anda?

1. Sangat meningkatkan 2. Cukup meningkatkan 3. Kurang meningkatkan 4. Tidak meningkatkan

18.Apakah tayangan acara The Golden Ways mempengaruhi pandangan hidup Anda?

1. Sangat mempengaruhi 2. Cukup mempengaruhi 3. Kurang mempengaruhi 4. Tidak mempengaruhi

19.Apakah tayangan acara The Golden Ways mampu memperteguh keyakinan yang Anda yakini?

1. Sangat mampu 2. Cukup mampu 3. Kurang mampu 4. Tidk mampu


(4)

20.Apakah tayangan acara The Golden ways mampu membuat Anda berfikir kreatif?

1. Sangat mampu 2. Cukup mampu 3. Kurang mampu 4. Tidak mampu

21.Apakah tayangan acara The Golden Ways membuat Anda termotivasi?

1. Sangat termotivasi 2. Cukup termotivasi 3. Kurang termotivasi 4. Tidak termotivasi

22.Apakah tayangan acara The Golden ways mempengaruhi rasa disiplin diri Anda?

1. Sangat mempengaruhi 2. Cukup mempengaruhi 3. Kurang mempengaruhi 4. Tidak mempengaruhi

23.Apakah tayangan acara The Golden Ways membuat percaya diri Anda meningkat?

1. Sangat meningkatkan 2. Cukup meningkatkan 3. Kurang meningkatkan 4. Tidak meningkatkan

24.Apakah tayangan acara The Golden Ways mampu membuat Anda mengontrol rasa takut dan khawatir yang dirasakan?

1. Sangat mampu 2.Cukup mampu 3. Kurang mampu 4. Tidak mampu

25.Apakah tayangan acara The Golden Ways mampu membuat Anda mengolah rasa stress yang dirasakan?

1. Sangat mampu 2. Cukup mampu 3. Kurang mampu 4. Tidak mampu


(5)

26.Apakah tayangan acara The Golden Ways mempengaruhi ketangguhan diri Anda?

1. Sangat mempengaruhi 2. Cukup mempengaruhi 3. Kurang mempengaruhi 4. Tidak mempengaruhi

27.Apakah tayangan acara The Golden Ways meningkatkan aktualisasi diri Anda?

1. Sangat meningkatkan 2. Cukup meningkatkan 3. Kurang meningkatkan 4. Tidak meningkatkan

28.Apakah tayangan acara The Golden Ways membuat Anda sadar akan tanggung jawab Anda?

1. Sangat sadar 2. Cukup sadar 3. Kurang sadar 4. Tidak sadar

29.Apakah tayangan acara The Golden Ways meningkatkan kemampuan/psikomotorik Anda?

1. Sangat meningkatkan 2. Cukup meningkatkan 3. Kurang meningkatkan 4. Tidak meningkatkan

30.Apakah tayangan acara The Golden Ways mempengaruhi keterampilan motorik Anda?

1. Sangat mempengaruhi 2. Cukup mempengaruhi 3. Kurang mempengaruhi 4. Tidak mempengaruhi

31.Apakah tayangan acara The Golden Ways membuat Anda mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar?

1. Sangat mampu 2. Cukup mampu 3. Kurang mampu


(6)

4. Tidak mampu

32.Apakah tayangan acara The Golden Ways membuat Anda mampu berkomunikasi secara baik denagn orang lain?

1. Sangat mampu 2. Cukup mampu 3. Kurang mampu 4. Tidak mampu


Dokumen yang terkait

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

1 39 173

Acara Talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap pengembangan diri di Kalangan Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan).

1 57 135

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 12