Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

(1)

TAYANGAN “MARIO TEGUH GOLDEN WAYS” DI METRO

TV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA

(Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di

Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

Oleh: Bonar Sibarani

10092202

Ekstension Ilmu Komunikasi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Tayangan Mario teguh Golden Ways di Metro TV dan Konsep diri mahasiswa, sebuah studi korelasional tentang hubungan antara Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar hubungan antara Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU?”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, teori S-O-R, teori komunikasi massa.

Penelitian menggunakan korelasional, yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Arikunto. Apabila subjek yang diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%, dimana jumlah populasi mahasiswa Ilmun Komunikasi FISIP USU angkatan 2010 dan 2011 adalah 267 jiwa sehingga diperoleh sampel sebanyak 61 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling, accidental random sampling dan proporsional random sampling.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal dan uji hipotesis menggunakan Rank Spearman.

Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa Ada hubungan antara tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV dengan konsep diri mahasiswa FISIP USU. Hubungan tersebut hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan. Hal ini di peroleh dengan menggunakan uji hipotesa yang dilambangkan dengan �. Diperoleh hasilnya yaitu �=0,983, dan berdasarkan skala Guilford berada pada skala yang menunjukkan hubungan yang sanggat tinggi, kuat, dapat diandalkan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang maha kuasa, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk menyelesaikan pendidikan strata satu Ilmu Komunikasi.

Proses penyelesaian skripsi ini telah melibatkan banyak pihak. Dalam hal ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yaitu H. Sibarani dan D. Simorangkir, beserta abang dan kakak tercinta Ivan Sibarani, Chatarina Maria Sibarani dan Luther Sibarani yang selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada hentinya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diataranya:

1. Prof. Dr. Badaruddin,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Fatmawardi Lubis, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Drs. Dayana, Msi, selaku Sekertaris Departemen Program S1 Ilmu Komunikasi, yang telah membantu proses kelancaran dalam persetujuan pelaksanaan penelitian ini.

4. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, petujuk dan nasehat selama penulis melakukan proses penulisan skripsi

5. Bapak Haris Wijaya S.Sos M.Comm selaku dosen wali yang memberikan nasehat akademik yang berguna bagi penulis.

6. Kak Maya, Kak Icut dan Pak Tangkas yang telah membantu kelancaran Administrasi dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen FISIP USU, Khususnya Departemen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan Ilmunya dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan.


(4)

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa ekstensi Ilmu komunikasi 2010 dan 2011 yang bersedia member masukan dan bantuan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman mahasiswa Reguler Ilmu Komunikasi 2010 dan 2011 yang telah bersedia membantu penulis dalam menyebarkan dan mengisi kuesioner.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis dengan sangat rendah hati meminta saran dan masukan yang bisa membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

Medan, April 2014


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... viii

BAB I PENDAHUHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 5

I.3. Pembatasan Masalah ... 5

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

I.5.1 Manfaat Penelitian ... 6

I.5. Kerangka Teori ... 6

I.6. Kerangka Konsep ... 10

I.7. Model Teoritis ... 10

I.8. Operasional Variabel ... 11

I.9. Defenisi Operasional ... 12

I.10. Hipotesis ... 14

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

II.1. Komunikasi ... 15

II.2. Teori S-O-R ... 16

II.3. Komunikasi Massa ... 18

II.3.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 19

II.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa ... 19

II.3.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 21

II.3.4 Efek Komunikasi Massa ... 22

II.3.1 Model dan Riset Komunikasi Massa ... 23

II.4. Televisi ... 26

II.4.1 Sejarah Televisi di Indonesia ... 28


(6)

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

III.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ... 30

III.1.2 Visi ... 32

III.1.3 Misi ... 32

III.2. Metode Penelitian ... 33

III.3. Sekilas Tentang Metro TV ... 33

III.3.1 Logo dan arti Metro TV ... 35

III.3.2 Visi dan Misi Metro TV ... 36

III.4. Metodologi Penelitian ... 37

III.5. Populasi dan Sampel ... 37

III.6. Teknik Penarikan Sampel ... 39

III.7. Teknik Pengumpulan Data ... 40

III.8. Teknik Analisis Data ... 40

III.9. Uji Hipotesis ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 43

IV.1.1 Tahap Awal ... 43

IV.1.2 Pengumpulan Data ... 43

IV.2. Teknik Pengoolahan Data ... 43

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 44

IV.4. Uji Hipotesis ... 59

IV.5. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

V.1. KESIMPULAN ... 64

V.2. SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... ix Lampiran


(7)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Variabel Operasional ... 11

TABEL 2 : Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi USU ... . 38

TABEL 3 : Proporsional Random Sampling ... 40

TABEL 4 : Jenis Kelamin Responden ... 45

TABEL 5 : Usia Responden ... 45

TABEL 6 : Uang Saku Bulanan ... 46

TABEL 7 : Pemahaman isi pesan yang disampaikan ... 46

TABEL 8 : Memberikan cara bagaimana cara optimis dan fokus dalam menggapai cita – cita ... 47

TABEL 9 : Memotivasi diri untuk mau belajar menjadi pribadi yang sukses di masa depan ... 48

TABEL 10: Kematangan tema yang disampaikan ... 48

TABEL 11: Tema dan materi yang disampaikan dalam membuka pikiran ... 49

TABEL 12: Materi yang disampaikan membantu mahasiswa memecahkan masalah ... 49

TABEL 13: Durasi penayangan program acara ... 50

TABEL 14: Penambahan frekuensi penayangan acara MTGW di Metro TV 50

TABEL 15: Merasa terganggu dengan jam tayang MTGW ... 51

TABEL 16: Saya suka dengan ukuran tubuh saya ... 52

TABEL 17: Saya tetap masuk kuliah walaupun dalam keadaan sakit ... 52

TABEL 18: Saya akan belajar ketika akan ujian ... 53

TABEL 19: Saya akan mencari solusi untuk meningkatkan minat belajar saya ... 54

TABEL 20: Saya selalu mencari solusi untuk mengatasi setiap masalah dalam diri saya ... 54

TABEL 21: Saya akan merasa malu jika terdapat mata kuliah yang gagal ... 55

TABEL 22: Pergaulan didalam lingkungan kampus memberikan hubungan yang positif ... 55

TABEL 23: Saya bangga kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi FISIP USU ... 56


(8)

TABEL 24: Saya tidak pernah memberikan pendapat saya dalam

kelompok diskusi ... 56 TABEL 25: Saya sering mengisi waktu kosong saya dengan membaca

buku ... 57 TABEL 26: Didalam keluarga saya diharapkan dapat meraih prestasi

akademik yang baik ... 57 TABEL 27: Saya merupakan tipe mahasiswa yang belajar serius ... 58 TABEL 28: Saya tidak dapat konsentrasi dalam belajar jika

sekeliling saya ribut ... 58 TABEL 29: Hasil uji korelasi Spearman ... 60


(9)

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1 : Model Teoritis ... 11

BAGAN 2 : Model Komunikasi Wilbur Schramm ... 24

BAGAN 3 : Model Komunikasi Wilbur Schramm ... 24


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Tayangan Mario teguh Golden Ways di Metro TV dan Konsep diri mahasiswa, sebuah studi korelasional tentang hubungan antara Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar hubungan antara Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU?”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, teori S-O-R, teori komunikasi massa.

Penelitian menggunakan korelasional, yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Arikunto. Apabila subjek yang diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%, dimana jumlah populasi mahasiswa Ilmun Komunikasi FISIP USU angkatan 2010 dan 2011 adalah 267 jiwa sehingga diperoleh sampel sebanyak 61 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling, accidental random sampling dan proporsional random sampling.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal dan uji hipotesis menggunakan Rank Spearman.

Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa Ada hubungan antara tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV dengan konsep diri mahasiswa FISIP USU. Hubungan tersebut hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan. Hal ini di peroleh dengan menggunakan uji hipotesa yang dilambangkan dengan �. Diperoleh hasilnya yaitu �=0,983, dan berdasarkan skala Guilford berada pada skala yang menunjukkan hubungan yang sanggat tinggi, kuat, dapat diandalkan.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan sebuah media telekomunikasi yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak dengan suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) ataupun berwarna. Televisi juga merupakan media massa yang digunakan untuk menyebarkan informasi. Televisi merupakan gabungan dari media dan gambar. Gambar yang disajikan televisi juga merupakan gambar yang hidup yang dapat menimbulkan kesan tersendiri kepada khalayak yang menontonnya. Informasi yang disajikan melalui televisi juga banyak dinikmati oleh masyarakat karena bersifat lebih cepat, lugas, dan lengkap meliput sebuah berita atau peristiwa.

Televisi menghadirkan berbagai bentuk program yang dikemas sangat berbeda dari yang lain. Sehingga dapat menarik perhatian penontonnya. Banyak acara televisi, diantaranya acara seperti berita, hiburan, infotaiment, talk show, kuis, maupun kuliner. Penonton juga berhak memilih acara mana yang layak untuk di tonton dan menjadikan wawasan bertambah luas juga menghibur. Televisi banyak memberikan nilai tambah dalam pola berfikir masyarakat. Daya tarik yang dimiiki oleh televisi melebihi rasio dari bioskop, karena tayangan yang ada pada televisi dapat dinikmati dirumah oleh masyarakat dengan aman dan nyaman (Effendy,2002:177)

Saat ini ada 11 stasiun televisi swasta tidak berbayar yang ada di Medan. Antara lain : ANTV, GlobalTV, Indosiar, MetroTV, MNCTV, RCTI, SCTV, Trans TV, Trans7, tvOne, NET. Ditambah dengan TVRI sebagai TV milik pemerintah dan ada Deli TV dan DAAI TV sebagai TV lokal. Pada Televisi swasta saat ini berlomba-lomba menyajikan acara Televisi yang beragam dan menarik serta cepat dan fenomenal. Kesebelas Televisi swasta ini menunjukkan bagaimana tingkat kemauan khalayak dalam memilih stasiun TV mana yang menyajikan program-program yang berbeda dan yang tidak ada pada stasiun TV lainnya


(12)

Seperti Metro TV sebagai salah satu dari TV swasta yang menyajikan acara yang berbeda dan tidak ada di stasiun televisi lainnya. Acara Mario Teguh Golden Ways ini dibawakan oleh Motivator terkenal Mario Teguh. Nama aslinya adalah Sis Maryono Teguh, namun saat tampil di depan publik, ia menggunakan nama Mario Teguh. Pak Mario lahir di Makassar, 5 Maret 1956. Jenjang pendidikannyaJurusan Arsitektur New Trier West High (setingkat SMA) di Chicago, Amerika Serikat, 1975, Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (S-1), Jurusan International Business, Sophia University, Tokyo, Jepang, Jurusan Operations Systems, Indiana University, Amerika Serikat, 1983 (MBA). Mario Teguh sempat bekerja di Citibank, kemudian mendirikan Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp. menjabat sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Senior Consultan. Beliau juga membentuk komunitas Mario Teguh Super Club (MTSC).

Di awal tahun 2010, Beliau terpilih sebagai satu dari 8 Tokoh Perubahan 2009 versi Republika surat kabar yang terbit di Jakarta.Tahun 2010 kembali meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai Motivator dengan Facebook Fans terbesar di dunia. Sebelumnya Beliau membawakan acara bertajuk Business Art di O’Channel. Kemudian namanya semakin dikenal luas oleh masyarakat ketika ia membawakan acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV. Pada saat ini Mario Teguh dikenal sebagai salah satu motivator termahal di Indonesia. Di tahun 2003 mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di Indonesia. Mario Teguh juga ada menulis buku, buku karangannya yaitu Becoming a Star (2006), One Million Second Chances (2006), Life Changer (2009), Leadership Golden Ways (2009). Jumlah penggemar Mario Teguh pun luar biasa di dunia maya. Dalam akun facebooknya, Mario Teguh memiliki lebih dari 3 juta penggemar serta tidak kurang dari lima ribu komentar-komentar positif yang setiap harinya dicantumkan di setiap kata-kata bijaksana yang selalu diperbaharui di halaman akunnya. Pada websitenya, ada Testimoni dari Sundari :

Topik yang dibahas oleh Pak Mario Teguh dengan "Exchange your Life" . Menjadi dorongan semangat saya sebagai mahasiswa


(13)

12

sebagai mahasiswa masih berpikir dalam zona yang nyaman saja. Pak Mario menyampaikan topiknya dengan begitu banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga saya sebagai Mahasiswa sadar akan begitu banyaknya peluang yang bisa kami lakukan sebagai Mahasiswa, sehingga saya bisa untuk mandiri dalam membiayai kuliah sendiri. Dan tentunya berani keluar dari zona nyaman atau comfort zone yang tugasnya selain belajar, tetapi bisa membantu kedua orang tua saya. Thanks yah pak Mario untuk motivasi luar biasanya, semoga terus menginspirasi saya sebagai Mahasiswa untuk lebih baik dari sebelumnya. Amin.

Sumbe

Mario Teguh Golden Ways adalah sebuah acara televisi nasional dan tayang di MetroTV Jakarta yang merupakan sebuah acara penyampaian pesan kebaikan yang diterima logika yang disampaikan dengan cara khas oleh Mario Teguh. Acara ini ditayangkan setiap hari Minggu pukul 19.05 yang tayang selama 90 menit. Dalam pelaksanaannyaselalu ada home band yang menyanyikan judul tema lagu diawal dan diakhir acara. Melalui acara Mario Teguh golen Ways ini masyarakat tidak hanya diberikan pengetahuan, tetapi juga diajak mengubah pradigma yang sudah ada mengenai kehidupan dan bagaimana seharusnya memandang suatu kejadian. Acara ini juga terbuka untuk audience yang ingin menonton langsung acara Mario Teguh Golden Ways (MTGW) ini,

Di setiap harinya, acara Mario Teguh Golden Ways ini memiliki tema yang berbeda-beda dan memberikan kesempatan kepada penonton di studio menyampaikan pertanyaan yang akan di jawab langsung oleh Mario Teguh.Hingga saat ini, pertanyaan yang diajukan oleh penonton dijawab dengan jawaban yang sangat bagus dan memuaskan. Pembahasan yang di angkat menjadi tema biasanya yang sering menjadi permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang ingin sukses tetapi kurang bersemangat dan butuh dorongan. Konsep diri yang dimiliki individu tidak terbentuk dengan sendirinya namun berkembang sejalan dengan perkembangan manusia (Hardy & Hayes,1998)

Konsep diri merupakan penilaian tentang dirinya sendiri yang mempengaruhi interaksi sosial. Salah satu penentu dalam keberhasilan adalah


(14)

konsep diri. Konsep diri (self concept) merupakan satu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Dalam acara Mario Teguh Golden Ways, pak Mario berusaha untuk mengembangkan pemikiran penonton dalam memandang suatu masalah. Member dorongan agar tercipta pemikiran yang positif.Untuk membangun konsep diri, mahasiswa harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sifat aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup. Konsep diri merupakan penilaian tentang dirinya sendiri yang mempengaruhi interaksi sosial. Konsep diri dapat mempengaruhi pencapaian prestasi akademik. Mahasiswa dengan konsep diri kurang, cenderung kehilangan motivasi dan minat yang pada akhirnya berdampak pada prestasi akademik. Konsep diri akan terbentuk dari apa yang mahasiswa dengar dan lihat. Jika mahasiswa sering menonton acara yang membangun dan memberikan motivasi di televisi, mahasiswa tersebut bisa saja memiliki konsep diri yang baik.

Televisi juga sangat berhubungan dengan pembentukan perilaku pada setiap individu. Karena semakin tinggi tingkat penggunaan media televisi semakin besar kecenderungan terjadinya penyimpangan nilai dan perilaku. Demikian pula hipotesis kedua juga teruji secara empiris, bahwa faktor-faktor seperti pendidikan, gaya hidup konsumtif, lingkungan keluarga, dan ketaatan beragama ikut menentukan besarnya pengaruh penggunaan media televisi terhadap terjadinya penyimpangan nilai dan perilaku. Mereka yang sering menonton tayangan yang berisi adegan seks cenderung berperilaku seks menyimpang serta responden yang sering menonton tayangan iklan cenderung konsumtif. Tetapi tidak semua tayangan televisi mempunyai sisi negatif, ada juga acara televisi yang dapat membangkitkan kesadaran dan dapat memotivasi seseorang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Peneliti memilih sebagai respondennya adalah mahasiswa FISIP USU. Adapun yang menjadi alasan bagi peneliti dalam memilih responden karena peneliti merasa seluruh mahasiswa akan memberikan efek yang besar terhadap hasil penelitian untuk mengetahui seberapa besar hubungannya. Peneliti memilih mahasiswa S1 FISIP USU karena mahasiswa S1 lebih mengerti dan mengetahui


(15)

14

seperti apa komunikasi efektif yang bisa digunakan untuk memotivasi yang akan merubah konsep diri. Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian tentang acara Mario Teguh Golden Ways ini, tetapi baru kali ini yang dibahas tentang efek acara terhadap konsep diri mahasiswa.

Sebagian besar penonton acara Mario Teguh Golden Ways ini adalah mahasiswa. Mahasiswa merasa terpengaruh setelah menyaksikan tayangan tersebut karena tayangan tersebut mampu merubah citra diri, kepribadian, serta tingkah laku mahasiswa sehari-hari. Motivasi yang diberikan pada acara Mario Teguh Golden Ways ini berhubungan dalam konsep diri mahasiswa. Peneliti ingin mengetahui, seberapa besar peran acara ini dalam diri Mahasiswa FISIP USU.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar hubungan Tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV terhadap konsep diri mahasiswa FISIP USU.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar hubungan antara menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV terhadap konsep diri dan penerapannya di kalangan mahasiswa FISIP USU?”

I.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari Latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas, terarah dan tidak terlalu luas yang menghindari perbedaan pengertian tentang masalah penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi tayangan Mario Teguh Golden Ways dan Konsep diri dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik USU.


(16)

b. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa Ilmu Komunikasi pada FISIP USU angkatan 2011-2012 yang tercatat aktif dalam perkuliahan karena mahasiswa pada angkatan tersebut belum disibukkan dengan tugas akhir. c. Tayangan Mario Teguh Golden Ways yang ditayangkan di MetroTV pada

hari minggu pukul 19.00 - 20.30.

d. Mahasiswa FISIP USU yang pernah menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetriTV minimal 2 kali karena dengan sudah menonton minimal 2 kali, mahasiswa sudah menonton acara dalam 2 tema yang berbeda.

e. Penelitian ini dilakukan bulan Januari2014 karena tidak disibukkan dengan ujian akhir semester dan akhir semester.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk melihat seberapa besar hubungan dan penerapan acara Mario Teguh Golden Ways dengan Konsep diri mahasiswa.

b. Untuk mengetahui tujuan Mahasiswa FISIP USU menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways.

I.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah serta untuk memperluas pengetahuan khususnya tentang media massa dan tayangannya,

c. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tema penelitian.

I.5. Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Kerlinger


(17)

16

menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antar variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2007:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan strategi, meramalkan dan memberikan pandangan.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.5.1 Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Responden (S-R) akan tetapi DeFleur menambahkan Organisms dalam bagiannya sehingga menjadi

Stimulus-Organism-Response (S-O-R).

Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisms akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari model ini adalah pesan (stimulus), penerima/komunikan (organisms), dan efek (respon) (Effendy,2005).

Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang dibeikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang pernah di alami. Dalam mempelajari sikap tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

Adapun respon yang ditimbulkan stimulus berupa perubahan sikap melalui tahap-tahap berikut:

1. Tahap Kognitif.

Yaitu meliputi ingatan terhadap pesan, pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. Dalam hal ini dibahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh


(18)

informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

2. Tahap Afektif

Meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan dan minat untuk mencoba. Dalam hal ini khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lainnya.

3. Tahap Behavioral

Yaitu perubahan sikap terhadap pesan. Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya adegan kekerasan di televisi membuat orang menjadi bringas.

Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh orgamisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatianh dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dan menerima (Efendy, 2005 ;254-255).

I.5.2 Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa adalah salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh cirri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya). Komunikasi massa adalah komunikasi yang diakukan oleh media massa modern, misalnya : televisi, radio, majalah, surat kabar, film.

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.


(19)

18

I.5.3 Konsep Diri

Konsep diri adalah semua ide, pikiiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan sudeen,1991). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bahwa sadar maupun sadar. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu perkembangan identitas. Dengan memanggil nama, anak menartikan dirinya istimewa, unik dan mandiri.

Harry Stack (1953) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya jika orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan menjadi tidak menyayangi diri kita sediri. Konsep diri member kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontiniu mempengaruhi konsep diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil (Marsh, 1990). Ketidak sesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik.

Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan konsep diri terutama pada pengalaman masa muda (ketika masih kecil). Konsep diri dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variabel. Keempat komponen konsep diri adalah citra tubuh, harga diri, peran, dan identitas diri. Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu. Pusat dari “aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terkoordinasi. Konsep diri


(20)

memberikan rasa kontinuitas, keutuhan dan konsistensi pada seorang konsep diri yang sehat mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi dan membangkitkan perasaan negatif dan positif yang ditujukan pada diri.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995:33).Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan (Krisyanto, 2006:17).

Kerangka konsep adalah hasil pemikirian yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan adalah : 1. Variabel Bebas (X)

Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu variabel lainnya (Krisyantono, 2006:21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Varuabel terikat dalam penelitiannya ini adalah konsep diri Mahasiswa FISIP USU.

I.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka kosnsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut :


(21)

20

Bagan 1 Model Teoritis

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan Kerangka teori dan kerangka konsep yang ada di atas, maka dibuat operasional variabel penelelitian yaitu :

Tabel 1

Variabel Operasional

NO VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1 Variabel Bebas (X) Tayangan Mario Teguh

Golden Ways

1) Pemahaman isi pesan 2) Materi acara yang

disampaikan (tema) 3) Waktu penayangan acara 2 Variabel Terikat (Y)

Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU

Menurut Stuart dan Sudeen

Komponen Konsep Diri 1) Gambaran diri 2) Ideal diri 3) Harga diri 4) Peran 5) Identitas

Sumber pribadi berdasarka

Variabel Bebas (X) Tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV

Variabel Terikat (Y) Konsep Diri Mahasiswa

Variabel Z Karakteristik Responden


(22)

I.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang dikelompokkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun 2006:46).

1) Variabel Bebas

a. Pemahaman isi pesan maksudnya adalah si penerima pesan atau komunikan sebagai penonton acara Mario Teguh Golden Ways ini bisa menerima pesan yang disampaikan dengan baik atau tidak.

b. Materi acara adalah tema-tema yang diangkat dalam tayangan Mario Teguh Golden Ways yang berhubungan dengan kehidupan mahasiswa.

c. Waktu penayangan adalah jadwal penayangan acara tersebut. Waktu penayangan Mario Teguh Golden Ways yaitu setiap hari minggu pukul 19.00 WIB.

2) Variabel Terikat : Konsep diri mahasiswa

a. Gambaran diri adalah sikap seorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk. Fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri harus realistis karena lebih banyak seseorang menerima dan menyukai tubuhnya akan lebih aman sehingga harga dirinya meningkat. Perubaan pada tubuh seperti perkembangan payudara, perubahan suara, menstruasi dsb. Merupakan perubahan yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang.

b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar ini dapat berhubungan dengan tipe orang atau sejumlah aspirasi cita-cita


(23)

22

nilai yang di capai. Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi oleh orang-orang penting dari dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada masa remaja, ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Ideal diri sebaiknya ditetapkan lebih tinggi dari kemampuan individu saat ini tapi masih dalam batas yang dapat dicapai. Ini diperlakukan oleh individu untuk memacu dirinya ketingkat yang lebih tinggi.

c. Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri tanpa syarat sebagai individu yang berarti dan penting walaupun salah, gagal dan kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan dari orang lain yaitu perasaan dicintai, dihargai dan dihormati. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri tinggi atau juga harga diri rendah. Jika individu sering mengalami kegagalan maka cenderung mempunyai harga diri yang tinggi dan jika individu sering mengalami kegagalan makan cenderung mempunyai harga diri yang rendah.

d. Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi di masyarakat daoat menjadikan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai dan peran yang berlebihan.

e. Identitas adalah kesadaran akan diri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai sesuatu kesatuan yang utuh. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat adalah seorang yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin, memiliki


(24)

otonomi yang mengerti dan percaya diri, respek diri, mampu dan menguasai diri.

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan atau pertanyaan yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Hipotesis juga pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar atau mungkin salah. Oleh sebab itu, yang mengandung hubungan antara dua variabel atau lebih ( Sudjana, 2000:11). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H

: Tidak ada hubungan antara tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV dengan konsep diri mahasiswa FISIP USU.

H

:Ada hubungan antara tayangan Mario Teguh Golden Ways di


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1

Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sosial manusia. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Komunikasi juga diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga menggunakan ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002:20). Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa inggris yaitu communication, berasal dari kata lain communication, dan bersumber dari communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna atau pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy,2003;30).

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other

individuals) (Effendy, 2005:10), akan tetapi, perubahan sikap, pendapat atau

perilaku orang lain dapat terjadi apabila komunikasi tersebut dapat berlangsung secara komunikatif. Sedangkan menurut Wilbur Schramm secrang ahli linguistic, mengatakan communication berasal dari kata latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suartu pihak, maka kita akan menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu.


(26)

Menurut Harold Laswell memberikan pengertian komunikasi melalui paradigm yang dikemukakannya dalam karyanya the structire abd Funcion of Communication in Society. Laswll mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “ Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect?” Laswell menunjukkan bahwa komunikasi

meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajuan, yakni: 1) Who : Komunikator; orang yang menyampaikan pesan tersebut.

2) Says What : Pernyataan yang di dukung dengan menggunakan lambing-lambang.

3) In Which Channel : Media; Sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.

4) To Whom : Komunikan; orang yang menerima pesan.

5) With What Effect : Efek sebagai dampak dari pengaruh pesan tersebut dan bisa juga dikatakan sebagai hasil dari proses sebuah komunikasi.

Kesimpulan dari pengertian diatas yang mengartikan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengandung tujuan tertentu, memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung, secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.

II.2 Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1990-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak dapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. (Effendy, 2007:254)

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R-Theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;


(27)

26

misalnya orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi yang negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar memiliki kapasitas perangsang(S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. (Effendy, 2007:256)

Teori S-O-R sebagai singkatan dan Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari teori psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Dua disiplin ilmu ini memang mempunyai objek material yang sama yaitu manusia, yang jiwanya meliputi komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, efeksi, dan konasi. Menurut Stimulus-Rensponse ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini yaitu:

a. Stimulus (Pesan)

b. Organism (Komunikan)

c. Response (Efek)

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Killey yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru terdapat tiga variabel penting (Effendy, 2007:254), yaitu

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Dalam hal ini jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan mengenai tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV dan konsep diri mahasiswa FISIP USU, menunjukkan bahwa:


(28)

1. Stimulus (Pesan), stimulus atau pesan yang dimaksud adalah motivasi atau masukan yang diberikan pak Mario terhadap mahasiswa.

2. Organism (Komunikan), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Respondense (Efek), efek yang diharapkan dapat dicapai adalah adanya suatu kepercayaan atau kemauan mahasiswa dalam menerima masukan dan motivasi yang diberikan dalam acara Mario Teguh Golden Ways di MetroTV.

II.3 Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa adalah salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya). Komunikasi massa adalah komunikasi yang diakukan oleh media massa modern, misalnya : televisi, radio, majalah, surat kabar, film. Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat dimasyarakat.

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.

Dalam komunikasi massa, media menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan dan menyampaikannya pada khalayak. Komunikasi massa – salah satu jendela komunikasi, selain komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi


(29)

28

II.3.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Komunikator dalam komunikasi massa bukan hanya satu orang saja, melainkan kumpulan dari beberapa orang. Artinya gabungan antar berbagai macam unsure dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan dan menuangkan ide, gagasan dan simbol, lambing menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.

Di dalam sebuah sistem ada interpedensi, artinya komponen komponen itu saling berkaitan dan berinteraksi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu sama lain unsure akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur lain. Eksistensi kesatuan (totalitas) itu dipengaruhi oleh komponen-komponennya. Sebaiknya eksistensi masing-masing komponen itu dipengaruhi oleh kesatuannya. Dengan demikian, dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam komunikasi massa itu ada beberapa unsur yang membuat sesuatu akhirnya disebut sebagai lembaga. Sedang antar unsur dalam lembaga itu ada kerja sama satu sama lain. Tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Oleh karena itu, berbagai unsur itu saling melengkapi, bekerjasama satu sama lain sehingga sempurnalah sesuatu itu dikatakan sebagai sebuah lembaga.

Dalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu adalah media massa itu sendiri. Artinya, komunikator bukan orang per orang misalnya seperti wartawan. Wartawan adalah salah satu bagian darin sebuah lembaga. Wartawan itu sendiri bukan seorang komunkator dalam komunikasi massa. Ia adalah seorang yang sudah dilembagakan (institusionalised person). Artinya berbagai sikap dan perilaku wartawan sudah diatur dan harus tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut.

II.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa


(30)

1. Komunikator Terlembagakan

Menurut Wright, komunikasi maassa yang melibatkan lembaga dan komunikator lainnya adalah lembaga media massa. Lembaga ini menyerupai sebuah sistem. Sistem merupakan sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan megolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambing menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan menjadi sumber informasi.

2. Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta peristiwa atau opini. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural.

3. Komunikasinya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikn komunikasi massa adalah heterogen, Karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas. Lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Efendy mengartikan keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Kelemahan dari komunikasi massa yaitu memiliki komunikasi yang bersifat satu arah. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang berkomunikasi menggunakan media massa. Karena menggunakan media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikannya juga aktif menerima pesan yang disampaikan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog lebih mendalam. Maka pada komunikasi massa tidak terjadi pengendalian arus informasi.

7. Stimulasi Alat Indera “Terbatas”

Alat indera yang terbatas juga merupakan kekurangan dari komunikasi massa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis


(31)

30

siaran, khalayak hanya mendengar dam pada media televisi, film dan internet khalayak meggunakan indera pengelihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Komponen umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Tidak seperti komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, feedback dalam komunikasi massa dapat langsung diketahui.

II.3.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa awalnya dicetuskan oleh Harold D Laswell pada tahun 1984. Tokoh ilmu komunikasi yang mendalami komunikasi politik ini menyebutkan fungsi komunikasi massa secara umum adalah untuk pengawasan lingkungan hidup, pertalian dan penyebaran warisan sosial (Effendy, 2005:28). Kemudian Sean MacBridge berpendapat bahwa fungsi komunikasi massa yaitu informasi, sosialis, motivasi perdebatan, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan dan integrasi. Setelah itu Yoseph R Dominick (Effendy, 2005:29) mempertegas fungsi komunikasi massa bagi masyarakat yaitu :

1. Pengawasan (Surveillance)

- Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan), yaitu fungsi

yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang sesuatu yang berupa ancaman.

- Instrumental surveillance (pengawasan instrumental), yaitu penyebaran /

penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2. Interpretasi (Interpretation)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok.

3. Pertalian (Linkage)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage atau pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Maka kelompok-kelompok yang memiliki


(32)

kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan kembali oleh media.

4. Sosialisasi

Fungsi sosialisasi mengacu pada acara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran khalayak dan memperlihatkan bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. 5. Hiburan (entertainment)

Sulit dibantah bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

II.3.4. Efek Komunikasi Massa

Efek dalam komunikasi merupakan hasil yang di capai dari sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Steven M. Chaffe (Ardianto, 2004:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan yang kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, perilaku atau dengan istilah lain dikenal dengan perubahan kognitif, afektif dan behavioral.

a) Pendekatan yang pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media massa itu sendiri, terdiri dari:

1. Efek Ekonomi

Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

2. Efek sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur ataau interaksi sosial sebagai akibat dari kehidupan media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status kepemiliknya.

3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan


(33)

32

5. Efek Menumbuhkan Perasaan tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

b) Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak terdiri dari:

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sikapnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dengan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut Mc. Luan (Ardianto, 2007:52), media massa adalah perpanjangan alat indera manusia. Dengan media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah dikunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah realitas yang diseleksi.

2. Efek Afektif

Efek Afektif kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan komunikasi massa nukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu.tetapi lebih dari khalayak harapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Dengan kata lain efek afektif menekankan pada aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu. 3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan efek yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan yang dapat diamati. Efek behavioral tidak sama pada setiap orang. Belajar dari media massa tidak tergantung hanya pada unsur stimulus yang ada pada media massa saja. Menurut teori belajar sosial dari Bandura, orang yang cendrung meniru perilaku yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya.

II.3.5 Model dan Riset Komunikasi Massa

Menurut Wibur Schramm dalam artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan pada tahun 1954, Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian mengembaangkan dan kemudian memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif.

Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini


(34)

Field of Experience Field of Experience Decoder

Encoder

dikarenakan komunikasi berasal dari kata lain communis yang artinya common (sama).

Bagan 2

Model Komunikasi Wilbur Schramm

Encoder Decoder

Sumber : Ikhsan, Fauzar, FISIP USU (2011, 35)

Menurut Schramm komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur : 1. Sumber bisa berupa seoramg individual berbicara, menulis, menggambar, dan

bergerak atau sebuah organisasi komuniasi (koran, rumah produksi, televisi) 2. Pesan bisa berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian

tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.

3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan , melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok mahasiswa dalam perkuliahan, khalayaak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi, dll.

Bagan 3

Model Komunikasi Wilbur Schramm

Sumber : Ikhsan, Fauzar, FISIP USU (2011, 36) Sinyal

Source Sinyal Destination


(35)

34

Schramm mengenalkan konsepfield of experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apaah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan. Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang saam (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, dll) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model Schramm diatas adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk megatasi masalah noise. Menurut Schramm feedback dapat membantu kita mengetahui bagaimana pesan kita diinterpretasikan. Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing. Jika wilayah irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan dan efektif.

Bagan 4

Model Komunikasi Wilbur Schramm

Sumber : Ikhsan, Fauzar, FISIP USU (2011, 36)

Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umpan balik maka ia akan berada pada posisi komunikan (source). Setiap individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model

Decoder Penerjemah

decoder

Decoder Penerjemah

decoder Pesan


(36)

Schramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm.

Pesan menurut teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The 7C’s of

Communication, (Rosady Ruslan, 2005:83-84) meliputi :

a. Credibility yaitu komunikasi yang membangun kepercayaan antara komunikator dan komunikan.

b. Context yaitu komunikasi dapat berlangsung jika situasi dan kondisi setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana atau media komunikasi saloing berkaitan.

c. Content yaitu komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator merasa puas.

d. Clarity yaitu antara komunikator harus menyampaikan pesan atau berita secara jelas sehingga tujuan dapat tercapai.

e. Continuity and consistency yaitu komunikasi berlangsung secara terus dan pesan atau berita tidak saling bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap). f. Capability of audience yaitu komunikator harus memperhatikan

kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.

g. Channels of distribution yaitu komunikasi harus meggunakan media/alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum misalnya media cetak (surat kabar, majalah), media elektronik (televisi, radio).

II.4 Televisi

Televisi merupakan media massa elektronik yang diciptakan manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip radio karena televisi lahir sesudah radio. Istilah televisi terdiri dari dua kata yakni “tele” dan “visi”, tele berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio, sedangkan penglihatan diwujudkan dengan kamera sehingga menjadi gambar baik dalam bentuk gambar hidup, bergerak maupun diam (still picture). Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1900 di kota Paris, yang saat


(37)

36

dikota itu berlangsung pertemuan para ahli dibidang elektronika dari berbagai Negara.

Televisi merupakan sebuah media telekomunikasi yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak dengan suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) ataupun berwarna. Televisi juga merupakan media massa yang digunakan untuk menyebarkan informasi. Televisi merupakan gabungan dari media dan gambar. Gambar yang disajikan televisi juga merupakan gambar yang hidup yang dapat menimbulkan kesan tersendiri kepada khalayak yang menontonnya. Informasi yang disajikan melalui televisi juga banyak dinikmati oleh masyarakat karena bersifat lebih cepat, lugas, dan lengkap meliput sebuah berita atau peristiwa.

Televisi menghadirkan berbagai bentuk program yang dikemas sangat berbeda dari yang lain. Sehingga dapat menarik perhatian penontonnya. Banyak acara televisi, diantaranya acara seperti berita, hiburan, infotaiment, talk show, kuis, maupun kuliner. Penonton juga berhak memilih acara mana yang layak untuk di tonton dan menjadikan wawasan bertamba luas juga menghibur. Televisi banyak memberikan nilai tambah dalam pola berfikir masyarakat. Daya tarik yang dimiiki oleh televisi melebihi rasio dari bioskop, karena tayangan yang ada pada televisi dapat dinikmati dirumah oleh masyarakat dengan aman dan nyaman (Effendy,2002:177)

Kemajuan yang pesat dalam pertelevisian telah mencapai taraf yang begitu memuaskan bagi manusia seperti sekarang adalah berkat ditemukannya alat yang disebut inconoscope (‘icon” berarti gambar, “scopein” berarti melihat) oleh Dr.Vladimir K. Zwarklyn dari Rusia pada tahun 1920. Iconoscope merupakan alat semacam pistol listrik yang digunakan untuk melakukan peradapan terhadap gambar dari suatu objek yang diambil lensa kamera. Segaris demi segaris namun cepat sehingga bagi orang yang melihatnya bagaikan gambar yang berkesinambungan.

Iconoscope yang berupa lampu terhadap didalam kamera elektronik yang fungsinya mengubah gambar menjadi getaran listrik, kemudian ditransmisikan setelah ditangkap oleh pesawat penerima. Dalam pesawat penerima proses perubahan getaran listrik menjadi gambar yang sama dengan yang diambil kamera


(38)

dengan alat yang dinamakan kenescipe. Dengan bantuan alat tersebut maka muncullah gambar-gambar dari objek yang diambil kamera

II.4.1 Sejarah Televisi di Indonesia

Televisi bukanlah dilihat sebagai barang mewah lagi di Indonesia seperti pertama kali ada. Saat ini televisi merupakan salah satu bahn kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Masyarakat menjadikan televisi sebagai sumber hiburan dan sumber informasi. Dalam kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan televisi pertama di Indonesia yang mengudara pada tanggal 19 Agustus 1962 dengan studionya yang sederhana di kompleks Senayan Jakarta. Dibandingkan dengan Negara-negara yang maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang dan Negara-negara lain yang di Eropa, Indonesia termasuk Negara yang relatif baru dalam bidang televisi. tetapi bila dibandingkan dengan beberapa Negara Asia, seperti Malaysia dan Singarpura, Indonesia sudah terlebih dahulu (Effendy, 2005;190).

Pada tanggal 18 Agustus 1988 hadir dalam pertelevisian di Indonesia stasiun televisi oleh pihak swasta pertama kalinya yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Dengan kehadirannya RCTI kemudian disusul dengan lahirnya Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) pada tanggal 18 Agustus 1990. Pada awalnya siaran kedua televisi swasta ini belum dapat di terima oleh semua masyarakat di Indonesia dan hanya ditayangkan di Jakarta dan sekitarnya.

Pada awal tahun 1991 disusul dengan hadirnya stasiun televisi lainnya dengan tema pendidikan yaitu Televisi Pendirikan Indonesia (TPI). Pada awal berdirinya stasiun televisi ini dapat mengudara secara nasional dan dapat diterima oleh semua masyarakat di seluruh wilayah Indonesia tetapi hanya berlangsung dari pagi hingga siang hari. Dengan kehadiran TVRI, RCTI, SCTV dan TPI, televisi banyak mengalami perbaikan dan kemajuan, baik dalam bidang mutu siaran maupun penayangan.


(39)

38

Untuk lebih meningkatkan mutu siarannya dipertengahan tahun 1993, RCTI mengudara secara nasional dan membangun transmisi di beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Medan, Batam dan lainnya. Saat ini ada 11 stasiun televisi swasta yang dapat dinikmati oleh masyarakat Medan, Antara lain : ANTV, GlobalTV, Indosiar, MetroTV, MNCTV, RCTI, SCTV, Trans TV, Trans7, tvOne, NET. Ditambah dengan TVRI sebagai TV milik pemerintah dan ada DeliTV dan DAAI TV sebagai TV lokal. Pada televisi swasta saat ini berlomba-lomba menyajikan acara Televisi yang beragam dan menarik serta cepat dan fenomenal. Kesebelas televisi swasta ini menunjukkan bagaimana tingkat kemauan khalayak dalam memilih stasiun TV mana yang menyajikan program-program yang berbeda dan yang tidak ada pada stasiun TV lainnya.


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sebelum peneliti memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu akan memaparkan lokasi penelitian yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Keseluruhan data dalam pemaparan lokasi penelitian ini bersumber dari Subag Pendidikan FISIP USU. Berikut pemaparannya

III.1.2 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Berikut merupakan sejarah mengenai Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara yang di dapat dari Ksubag Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara:

Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. kelahiran fakultas ini tidak jauh beda dari fakultas lainnya di lingkungan Univeritas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya (1980), Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara masih merupakan jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Setahun kemudian jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara. Dalam pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya.

Pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 jurusann saja, diantaranya :

1. Jurusan Ilmu Komunikasi


(41)

Barulah pada tahun ajaran 1983/1984, FISIP USU membuka jurusan lainnya, yaitu :

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Kesejahteraan Sosial dan menerima jurusan Antropologi dari Fakultas Sastra.

Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535/0/83 tahun 1983 tentang jenis jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, dinyatakan Bahwa FISIP USU mempunyai 6 (enam) Jurusan, yaitu:

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi Sosial

4. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 5. Jurusan Ilmu Komunikasi

6. Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

Jurusan MKDU akhirnya diputuskan untuk diserahkan pengelolaanya di luar FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan suatu disiplin Ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada kelompok Mata Kuliah Dasar Umum. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta pemerintah daerah dan didukung oleh ketersediaan staf pengajar yang dibutuhkan, FISIP USU dengan SK Dikti No. 108/Dikti/Kep/2001 tanggal 30 April 2001 menambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik. Dengan demikian, hingga saat ini ada 6 jurusan yang berada di naungan FISIP USU.

Era otonomi daerah mulai bergulir sejak dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1990 dan direvisi lagi dengan UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut Perguruan Tinggi, termasuk Universitas Sumatera Utara untuk menyediakan tenaga tenaga pemikir dan peneliti berkaitan dengan berbagai perubahan dan terobosan yang dilakukan bagi penempatan proses pembangunan, baik secarakonseptual teoritik maupun empiric. Apalagi perubahan status USU menuju era Otonomi pendidikan menuju perguruan tinggi berbadan hokum


(42)

(BUMN) pada 11 Nopember 2003 menuntut FISIP USU sebagai salah satu fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara untuk berbenah diri, antara lain menyesuaikan kembali visi fakultas yang searah dengan visi universitas yakni “University for Industry”, menurut FISIP USU untuk segera melakukan perubahan-perubahan yang berkaitan berbagai program dan kebijakan seperti pengembangan program studi, penataan, pengembangan, kurikulum, pengelolaan, personalia dan pengembangan SDM, pengelolaan/pengembangan sumber-sumber dana dan pengembangan kerjasama dengan berbagai steakholder.

III.1.2 VISI

Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah : “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat"

III.1.3 MISI

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah :

1. Menghasilkan alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerjaia sama yang saling menguntungkan dengan selurus stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi professional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan professional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan professional bagi staff dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas professionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh aktivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. prinsip


(43)

Profesional juga harus didukung dengan prinsip dan persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing

4. Menjadi institusi bagi kepentingan public. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi diatas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

III.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode korelasional meneliti korelasional hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Krisyantono, 2006:62). Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut metode korelasional. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaaha untuk menafsir hubungan dan bukan sekedar deskripsi (Umar, 2002: 45). Peneliti dapat mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Metode ini digunakan untuk meneliti bagaimana pengaruh tayangan Mario Teguh Golden Ways terhadap konsep diri mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel yang ada.

III.3 Sekilas Tentang Metro TV

Berikut pemaparan sekilas tentang sejarah berdirinya PT. Media Televisi Indonesia atau disebut sebagai Metro TV berdasarkan data yang di dapat dari website Metro TV:

Sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia yang didirikan oleh PT. Media Televisi Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. PT. Media Televisi Indonesia merupakan anak oerusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga


(44)

merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT. Media Televisi Indonesia mendapatkan memperoleh izin penyiaran atas nama “MetroTV” pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, MetroTV megudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 April 2001 MetroTV mulai bersiaran selama 24 jam. Dari awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang karyawan sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi.

Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. MetroTV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, MetroTV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni, dan budaya guna mencerdaskan bangsa. MetroTV berdri dari 70% berita (news), yang ditayangkan dalam 3 bahasa yakni : mandarin, Indonesia dan Inggris, ditambah dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif. metroTV dapat ditangkap secara tangkap terestial di 280 kota yang tersebar di tanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transisi. Selain secara teresterial, siaran MetroTV juga dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui satellite Palapa 2 ke seluruh Negara-negara di ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang.

MetroTV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing diantaranya kerja sama dalam pertukaran berita dan kerja sama pengembangan tenga kerja. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, Voice of America (VOA). Selain bekerja sama dengan stasiun televisi Internasional, Metro TV juga memiliki contributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama International ini, MetroTV berusaha memberikan Sumber berita mengenai keadaan dalam Negara yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung MetroTV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat, dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.


(45)

III.3.1 Logo dan Arti MetroTV

Bagan 5 Logo MetroTV

(Sumber : http://www.metrotvnews.com )

Logo dari MetroTV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus kecitraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakii huruf-huruf : M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf “0” dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. hal itu melafalkan M-E-T-R-T-V sebagai METROTV.

Logo MetroTV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi MetroTV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap isntitusi MetroTV. Melalui tampilah logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami, serta meyakini visi, misi serta karakter MetroTV sebagai institusi. Logo MetroTV dalam rancangan rupa bentuknya berlandaskan pada hal-hal berikut:

- Simpel, tidak rumit

- Memberikan kesan global dan modern - Menarik dilihat dan mudah diingat - Dinamis dan lugas

- Berwibawa namun familiar

- Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis


(46)

Selain mendapatkan unsur simbol teks / huruf, MetroTV menampilkan juga simbol gambar yaitu : Bidang elips dan kepala burung elang.

1. Bidang Elips Emas

Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu:

a. Bola Dunia

Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi MetroTV. b. Telur Emas

Sebagai simbol Bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) tabf secara struktur kokoh, akurat, dan artistic sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas.

c. Elips

Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis, lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat kaitannya dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.

2. Elang

Simbol kewibawaan kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tungkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.

III.3.2 Visi dan Misi MetroTV a. Visi

Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik


(47)

dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun dari pemasangan.

b. Misi

• Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan. Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetensi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika.

• Untuk memberikan nilai tambah di Industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas.

• Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya dan mengjasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

III.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana varian pada suatu faktot berkaitan dengan varian pada faktor yang lain. Kelebihan menggunakan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas, dapat memudahkan untuk membuat pandangan penelitian eksperimental. Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan kualitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang menunjukkan sebab-akibat.

III.5 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiono dalam buku statistika untuk penelitian dikutip oleh Rosady Ruslan (2003:107), adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari


(48)

objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi yang masih aktif kuliah di FISIP USU. Peneliti hanya meneliti mahasiswa S1 angkatan 2011-2012 karena belum disibukkan dengan adanya tugas akhir.

Tabel 2

Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi USU

Angkatan Jumlah

2011 145

2012 122

Total 267

Sumber: Subag pendidikan FISIP USU 2013

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Arikunto menjelaskan apabila subjek yang diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% (Arikunto,2006:12)

N=nx25% N=267x25% N=66,75 N=67 Keterangan :


(49)

n = sampel

maka jumlah sampel dalam penelitian ini 25% dari 267 adalah 67 orang. III.6 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah: 1) Purposive Sampling

Teknik ini adalahh teknik pengambilan sampel yang diseleksi dengan kriteria-kriteria tertentu yang di buat peneliti berdasarkan tujuan penelitian (Krisyantono, 2006;154). Adapun kriteria dari sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu komunikasi FISIP USU angkatan 2011 dan 2012 yang tercatat aktif mengikuti perkuliahan.

b. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yang pernah menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV minimal 2 kali.

2) Accidental Random Sampling

Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topic yang diteliti adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya (Krisyantono, 2006:156). Teknik ini dilakukan setelah menggunakan Purposive Sampling dan sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

3) Proporsional Random Sampling

Selanjutnya untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel agar sampel dianggap representative maka dalam penarikan sampel digunakan rumus teknik Proporsional Random Sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk member peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Arikunto, 2006 : 139) dengan rumus:


(50)

n =�1��

keterangan : n : Sampel

�1 : Jumlah Populasi

N : total populasi

Tabel 3

Proporsional Random Sampling

Tahun Jumlah Penarikan Sampel Sampel

2011 145 145 x 67

267 = 36.38

36

2012 122 122 x 67

267 = 30,61

31

Jumlah 267 61 orang

Sumber : Kasubag FISIP USU 2013

III.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan dilokasi penelitian, pengumpulan data dari reponden melalui kuesioner, setelah dilakukannya pengumpulan data dengan kuesioner dilakukan uji validitas dan uji readibilitas yang hasilnya akan ditampilkan pada lampiran dan wawancara observasi.

b. Penelitian Kepustakaan

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

III.8 Teknik Analisis Data


(51)

1. Analisa Tabel Tunggal

Analisa table tunggal merupakan analisa yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan presentase.

III.9 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara dua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus korelasi tata jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (Arikunto, 2006:278)

Korelasi tata jenjang juga disebut dengan rank – difference correlation atau rank – order correlation. Korelasi tata jenjang ditentukan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.

= 1

6

∑��

²

� −

(

2

1)

(Krisyanto, 2008;147)

Keterangan:

�� (rho) : koefisien korelasi rank order 1 : angka 1, yaitu bilangan konstan 6 : angka 6, yaitu bilangan konstan di : perbedaan antara pasang jenjang

∑ : sigma atau jumlah

N : jumlah individu dalam sempel Jika �< 0, maka hipotesis ditolak


(52)

Selanjutya untuk melihat lagi tinggi rendahnya korelasi digunakan rumus Guilford (Kriyantono,2006:168).

< 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 :Hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,59 : Hubungan yang tinggi; kuat


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

IV.1.1. Tahap Awal

Pada tahap awal penulis meminta izin untuk mengadakan penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara berupa surat penelitian dari bagian Pendidikan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dimaksud untuk menghimpun sejumlah data dari mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara secara mendalam dan terperinci yang nantinya berkaitan langsung denganj isi skripsi penulis. Surat izin penelitian kemudian diserahkan diberikan oleh bagian Pendidikan Jurusan Ilmu komunikasi Universitas Sumatera Utara.

IV.1.2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada sampel di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komuniasi Universitas Sumatera Utara sebanyak 61 orang. Peneliti menyebarkan kuesioner selama 4 hari yaitu pada tanggal24 dan 25 Januari 2014 kemudian 18 dan 19 Maret 2014.

IV.2 Teknik Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari 91 orang responden, kemudian data diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:


(54)

1. Penomoran Kuesioner :Kuesioner yang telah dikumpulkan diberikan nomor urut sebagai pengenal (01-61).

2. Editing :Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan.

3. Coding :Peneliti memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (Skor)

4. Inventarisasi Variabel Variabel: data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar FC ( Fotron Corbol) sehingga muat seluruh data kedalam satu kesatuan.

5. Tabulasi Data : Pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam table, dimana pemilis menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13 for Windows. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tanggal dan frekuensi, persentase, dan selanjutnya analisa

6. Pengujian Hipotesis : Dalam penelitian ini digunakan rumus Spearman.

IV.3. Analisa Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal dimaksudkan unttuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap pariabel yang di teliti. Dalam peneloitian ini penyajian data tabel tunggal berisi keterangan dengan jumlah dan persentase yang terdiri dari 3 bagian yaitu Karakteristik responden, Tayangan Mario Teguh golden ways,Konsep diri mahasiswa FISIP USU.

IV.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang respoden. Karakteristik yang digunakan adalah usia, jenis kelamin dan uang saku perbulan responden.


(1)

UJI VALIDITAS DAN READIBILITAS

Variabel Nilai Vaiditas

6 0.339953

7 0.335462

8 0.458438

9 0.600012

10 0.582644 11 0.302854 12 0.555015 13 0.367979 14 0.609427 15 0.609427 16 -0.04623 17 0.491762 18 0.282494 19 0.212112 20 0.545004 21 0.263177 22 0.356738 23 0.232806 24 0.403982 25 0.406085 26 0.406085 27 0.181071 28 0.231162

29 -0.1299

X Y

12 13

22 20

16 18

16 14

24 25

21 20

17 21

20 21

20 20

18 18

20 19

18 20

21 18

15 18

13 20

20 20

18 20

19 20

18 23

16 19

Nilai Readibilitas


(2)

Tabel Skor data mentah Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV dan Konsep diri mahasiswa

No. Responden

Variabel X Variabel Y

1 11 26

2 18 41

3 15 35

4 13 29

5 16 38

6 17 40

7 17 39

8 18 41

9 16 37

10 12 29

11 19 42

12 16 37

13 14 34

14 17 38

15 14 32

16 15 37

17 13 33

18 17 39

19 17 41

20 14 33

21 14 32


(3)

23 18 42

24 20 46

25 17 40

26 23 52

27 13 30

28 16 38

29 19 44

30 15 35

31 21 49

32 16 39

33 17 39

34 17 40

35 15 36

36 17 40

37 20 45

38 19 43

39 19 44

40 17 40

41 19 45

42 20 46

43 18 42

44 19 45

45 16 35

46 12 30

47 18 41

48 21 47


(4)

50 17 40

51 14 32

52 14 32

53 17 42

54 16 36

55 20 46

56 16 37

57 21 49

58 13 31

59 19 43

60 14 33


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSOAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr.A.Sofyan No.1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Bonar Sibarani

NIM : 100922021

PEMBIMBING : Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si

No. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bonar Sibarani

Alamat : Jl. Gaharu Gg. Amat Lama no. 32 Medan Tempat, tanggal lahir : Medan, 02 Desember 1988

Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan :

• Tahun 2000 Lulus dan Tamat dari SD St. Yoseph Medan • Tahun 2003 Lulus dan Tamat dari SMP Immanuel Medan • Tahun 2006 Lulus dan Tamat dari SMA Immanuel Medan

• Tahun 2009 Lulus dan Tamat dari Politeknik LP3I Medan, D3 Desain & Animasi


Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

1 39 173

Analisis isi pesan dakwah Mario Teguh dalam acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV

1 19 122

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 12