Uji Parsial Uji t

50 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dirumuskan model regresi sebagai berikut ini: = − . + . + . + . + . − . − . = . Berdasarkan tabel yang sama yakni tabel 4.8 hasil pengujian hipotesis-hipotesis dijelaskan sebagai berikut ini: 1 Pengujian Hipotesis Pertama H 1 Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Ukuran Komite Audit mempunyai nilai sig 0.00 0.05 dan arah koefisien regresi positif 0.128 yang berarti variable ukuran komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis pertama H 1 yang menyatakan bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR di Perbankan Syariah Indonesia dinyatakan diterima. 2 Pengujian hipotesis Kedua H 2 Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Komposisi Dewan Komisaris Independen mempunyai nilai sig 0.810 0.05 dan arah koefisien regresi positif 0.052 yang berarti variabel komposisi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis kedua H 2 yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan 51 terhadap pengungkapan ISR pada Perbankan Syariah di Indonesia dinyatakan ditolak. 3 Pengujian Hipotesis Ketiga H 3 Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Ukuran Dewan Pengawas Syariah mempunyai nilai sig 0.076 0.05 dan arah koefisien regresi positif 0.090 yang berarti variabel Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis ketiga H 3 yang menyatakan bahwa Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada Perbankan Syariah di Indonesia dinyatakan ditolak. 4 Pengujian Hipotesis Keempat H 4 Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Kepemilikan Manajerial mempunyai nilai sig 0.656 0.05 dan arah koefisien regresi negatif 0.133 yang berarti variabel Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis keempat H 4 yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada Perbankan Syariah di Indonesia dinyatakan ditolak. 5 Pengujian Hipotesis Kelima H 5 Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Leverage mempunyai nilai sig 0.011 0.05 dan arah koefisien 52 regresi positif 0.255 yang berarti variabel Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis kelima H 5 yang menyatakan bahwa Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada Perbankan Syariah di Indonesia dinyatakan diterima. 6 Pengujian Hipotesis Keenam H 6 Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Likuiditas mempunyai nilai sig 0.009 0.05 dan arah koefisien regresi negatif 0.009 yang berarti variabel Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis kelima H 6 yang menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada Perbankan Syariah di Indonesia dinyatakan ditolak. 4. Pembahasan Intrepretasi Penelitian ini menguji pengaruh ukuran komite audit, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan pengawas syariah, leverage, likuiditas dan kepemilikan manajerial terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting ISR pada perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian, hasil pengujian menunjukan hipotesis yang diterima pada perbankan syariah di Indonesia adalah ukuran komite audit, dewan komisaris independen, ukuran dewan pengawas syariah serta leverage. Adapun penjelasan yang lebih rinci sebagai berikut ini: 53

a. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Pengungkapan Islamic

Social Reporting ISR Komite audit merupakan sebuah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bertanggung jawab membantu tugas serta fungsi dewan komisaris itu sendiri. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-29PM2004 pada tanggal 24 September 2004 disebutkan bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan minimal terdiri dari tiga orang anggota dimana sekurang-kurangnya satu orang berasal dari anggota komisaris independen dan dua orang lainnya berasal dari luar emitmen perusahaan publik. Hasil uji parsial menunjukan bahwa ukuran komite audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia yang berarti menerima hipotesis pertama H 1 . Jumlah anggota komite audit yang dimiliki perusahaan ternyata mampu bekerja secara efektif dan terbukti mampu menekan manajemen untuk melaporkan ISR sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial bagi pemangku kepentingan. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan Chairi 2012 yang menyatakan bahwa ukuran komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang telah diteliti oleh Asrori 2016 yang menyatakan bahwa variabel komite audit tidak mempengaruhi ISR pada perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa variable ukuran komite audit 54 terbubkti secara empiris berpengaruh positif serta signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

b. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap

Pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia Dewan komisaris independen merupakan dewan komisaris yang terdapat pada sebuah perusahaan yang tidak memiliki hubungan bisnis atau kepentingan lain di perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak secara independen. Dewan komisaris independen adalah puncak dari system pengendalian pada perusahaan pesat atau perusahaan besar, yang memiliki peran ganda yaitu peran untuk memonitor dan sebagai pengesahan ratifaction. Berdasarkan uji parsial menunjukan bahwa variabel komposisi dewan komisaris independen berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia yang berarti menolak hipotesis kedua H 2 . Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Nurkhin 2009 yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan penelitian Terzhagi 2012 yang menjelaskan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak signifikan mempengaruhi CSR. Hasil tersebut kemungkinan karena kompetensi dan integritas yang lemah, kemudian ditambah lagi dengan budaya orang Indonesia yang relatif enggan untuk memberikan kritik

Dokumen yang terkait

PENGARUH ELEMEN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 4 130

ANALISIS PENGARUH ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING INDEKS PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

0 5 140

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 1 13

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 3 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

Pengaruh corporate governance, leverage dan likuiditas terhadap pengungkapan islamic social reporting Pada bank umum syariah di indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 1 18