PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

(1)

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE TOWARDS ISLAMIC SOCIAL REPORTING DISCLOSURE AT ISLAMIC BANKING IN INDONESIA

SKRIPSI

Disusun oleh Lutfan Dwi Asyhari

20110420098

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE TOWARDS ISLAMIC SOCIAL REPORTING DISCLOSURE AT ISLAMIC BANKING IN

INDONESIA

SKRIPSI

Disusun oleh Lutfan Dwi Asyhari

20110420098

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE TOWARDS ISLAMIC SOCIAL REPORTING DISCLOSURE AT ISLAMIC BANKING IN

INDONESIA

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

LUTFAN DWI ASYHARI 20110420098

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(4)

iii

SYARIAH DI INDONESIA

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE TOWARDS ISLAMIC SOCIAL REPORTING DISCLOSURE AT ISLAMIC BANKING IN

INDONESIA

Diajukan oleh

LUTFAN DWI ASYHARI 20110420098

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing: Pembimbing

Peni Nugraheni, S.E., M.Sc., Akt. tanggal 17 Juni 2016


(5)

iv

SYARIAH DI INDONESIA

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE TOWARDS ISLAMIC SOCIAL REPORTING DISCLOSURE AT ISLAMIC BANKING IN

INDONESIA

Diajukan oleh

LUTFAN DWI ASYHARI 20110420098

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 16 Agustus 2016 Yang terdiri dari

Dr. Ietje Nazaruddin, S.E, M SI, Ak. CA Ketua Tim Penguji

Peni Nugraheni, S.E., M.Sc, Akt. CA. Anggota Tim Penguji

Dra. Arum Indrasari, M.Buss., Akt. Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, SE., M. Si. NIK. 19660604199202143016


(6)

v Nomor mahasiswa : 20110420098

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 16 Agustus 2016


(7)

vi

Man Jadda WaJada Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil (Pepatah Arab)

Selama masih mempunyai tekad yang kuat dan terpelihara dalam semangat, maka tiada kata terlambat untuk memulai sebuah

awal yang baru!

Seberat apapun beban masalah yang sedang dihadapi saat ini, percayalah selalu bahwa semua itu tidak pernah melebihi batas

kemampuanmu!

Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam (6/162)

Idza Shodaqol Azmu Wadhohas Sabil Jika ada kemauan yang

sungguh-sungguh, pasti terbukalah jalannya (Pepatah Arab)

Ijhad Walaa Taksal Wa Laa Taku Ghofielan, Fan Nadaamutul Uqba Liman Yatakaasalu Bersungguh-sungguhlah, jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu resiko bagi


(8)

vii

PERSEMBAHAN KECIL INI UNTUK

PERKEMBANGAN MANUSIA YANG TAK PERNAH

BERHENTI UNTUK MENGAJAK BERFIKIR DAN

MEMBACA

SERTA BERBUAT BAIK


(9)

viii

Kedua orangtua tercinta, Endang Supriati dan Indarto Sulistiyono yang telah merawat saya dari kecil hingga sekarang, selalu memberi semangat dikala sedang menghadapi cobaan, selalu menasehati saya jika berbuat salah. Terima kasih atas motivasi dan doa yang telah kalian berikan serta kasih saying yang tak pernah putus.

Terima kasih untuk kakak saya Nisrina Nur Amalina dan adik saya Muhammad Rizki Rahmantya yang tak pernah hentinya mengingatkan serta memberikan motivasi sehingga karya ini bias selesai.

Untuk sahabat karib sejak SMA Aria, Chesar, Faris, Dimas, Yogi, Aghni, Bondhan yang Alhamdulillah masih terjalin hubungan silahturahmi sampai sekarang. Terimakasih atas bantuan, motivasi serta dukungannya.

Untuk teman-teman dekat Akuntansi 2011 Faris, Syukran, Rudi, Nova, Andika, Handy, Sir, Ega, Ayu serta lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas motivasi yang telah kalian berikan, kelak kita semua akan sukses di masa depan.

Teman-teman dari Yamaha Vixion Club Bantul (YVCI-YB) yang selalu mengingatkan saya betapa indahnya skripsi. Terimakasih atas motivasi dan dukungannya.

Teman-teman kost lama Amir, Yogi, Doni, Ilham, Aspar, Qomar, Jeje, Rois, Putra, Miko yang telah membantu saya.

Teman-teman kosat baru yoga, irvan, amri, imam, fajar serta ibu kost dan bapak kost yang selalu mengingatkan saya, sehingga skripsi ini bias selesai.

Untuk semua orang yang telah membantu serta mendoakan, yang namanya belum tercantum dalam persembahan ini terimakasih banyak.


(10)

ix

Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Umum Syariah di Indonesia”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan pencerahan mengenai pengunkapan social secara islam pada tataran perbankan syariah di Indonesia.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda penulis serta saudara-saudara penulis yang senantiasa memberikan doa serta semangat tentang pentingya menimba ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan waktu yang tepat. 2. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE., M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, M. Si., Ak., CA. selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

4. Ibu Peni Nugraheni, S.E., M.Sc, Akt. CA. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama penyelesaian karya tulis ini.


(11)

x

penulis selama menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai penutup, tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 16 Agustus 2016 Penulis


(12)

(13)

xi

Social Reporting (ISR) pada perbankn syariah di Indonesia. Subjek penelitian ini adalah annual report yang dipublikasikan oleh perbankan syariah di Indonesia secara berturut-turut pada tahun 2011-2014 sehingga diperoleh sampel sebanyak 11 bank syariah di Indonesia dengan menggunakan metode purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan variabel ukuran Komite Audit, Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel Kepemilikan manajerial, Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR serta Komposisi Dewan Komisaris Independen dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

Kata kunci: ukuran Komite Audit, komposisi Dewan Komisaris Independen, ukuran Dewan Pengawas Syariah, Kepemilikan Manajerial, Leverage, Likuiditas dan ISR.


(14)

xii

disclosure of Islamic Social Reporting (ISR) on perbankn sharia in Indonesia. This research subject is the annual report published by the Islamic banking in Indonesia in a row in 2011-2014 in order to obtain a sample of 11 Islamic banks in Indonesia by using purposive sampling method.

The results showed the variable size of the Audit Committee, Leverage significant positive effect on the disclosure of ISR on Islamic banking in Indonesia. While variable managerial ownership, liquidity significant negative effect on the disclosure of ISR as well as the composition of the Board of Independent Commissioners and the size of the Sharia Supervisory Board does not affect the ISR on Islamic banking in Indonesia.

Keywords: the size of the Audit Committee, the composition of the Board of Independent Commissioners, the size of the Sharia Supervisory Board, Managerial Ownership, Leverage, Liquidity and ISR.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting atau corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap sebuah kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat luas. Hal itu memperluas tanggung jawab organisasi atau perusahaaan, di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya para pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibandingkan dengan mencari laba untuk para pemegang saham (Trisnawati, 2014).

Menurut Maksum (2005), secara sederhana corporate governance dapat dijelaskan sebagai sebuah sistem yang mengatur dan mengendalikan sebuah perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk para stakeholders. Corporate governance dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah perusahaan. Struktur good corporate governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat di dalam suatu


(16)

korporasi, diantaranya adalah dewan direksi, manajer, pemegang saham serta pemegang kepentingan lainnya (Sutini dan Didin dalam Fitri, 2013). Akan tetapi, pelaksanaan corporate governance masih menjadi kendala di berbagai negara berkembang. Hal tersebut disebabkan karena semua institusi yang berkaitan tidak dapat melakukan pengawasan secara efisien dan akuntabilitas, baik menyangkut internal, negara, hukum maupun stakeholder lainnya. Ketidakefektifan tersebut sangat merugikan stakeholder lainnya, karena jumlah stakeholder yang lebih tinggi beresiko sistemik yang tinggi pula (Masykuroh, 2012).

Khasanah dan Yulianto (2015) menjelaskan dalam hal pertanggungjawaban sosial melalui penyajian informasi akuntansi, pada saat ini mulai berkembang standar pengungkapan CSR khusus untuk perbankan syariah yang diderivasi dari nilai-nilai Islam dan disesuaikan dengan ketetapan yang telah ditetapkan oleh AAOIFI (Acounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) standar ini sering disebut dengan Islamic Social Reporting (ISR). ISR pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Othman et al (2009) di Malaysia. Haniffa (2002) mengungkapkan bahwa adanya keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting berdasarkan ketentuan syariah yang tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga


(17)

untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajibannya terhadap Allah Subhanaahu wa Ta‟ala dan masyarakat.

Beberapa penelitian tentang Corporate Governance dan Islamic Social Reporting telah dilakukan sebelumnya, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Khoirudin (2013) menunjukan hasil bahwa ukuran dewan komisaris secara simultan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel ukuran dewan pengawas syariah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perbankan syariah di Indonesia. Fitria dan Hartanti (2010) memperlihatkan bukti bahwa bank konvensional memiliki pengungkapan yang lebih baik dibandingkan dengan bank syariah, tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada tiga bank syariah juga masih terbatas.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, ISR merupakan hal yang sangat penting bagi bank syariah untuk memenuhi ekspetasi dari para pemangku kepentingan, khususnya bagi para masyarakat muslim. Oleh sebab itu peneliti mengidentifikasi apa saja yang dapat mempengaruhi bank syariah untuk mengungkapkan Islamic Social Reporting dalam laporan tahunannya pada bank syariah di Indonesia. Beberapa komponen yang diyakini dapat mempengaruhi bank syariah dalam mengungkapkan ISR adalah ukuran komite audit (Chairi, 2012), ukuran dewan komisaris independen (Nurkhin, 2009), ukuran dewan pengawas syariah (Khoirudin, 2013), kepemilikan manajerial (Rustiarini,


(18)

2011), leverage serta rasio likuiditas (Putri dan Christiawan, 2014). Secara garis besar komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris itu sendiri untuk membantu tugas dan fungsi dewan komisaris (Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-29/PM/2004 Tanggal 24 September 2004). Jumlah anggota komite audit yang besar maka pengawasan serta monitoring terhadap manajemen akan semakin efektif sehingga dapat mencegah adanya kecurangan dengan menyembunyikan informasi perusahaan yang berpengaruh terhadap pengungkapan ISR perusahaan.

Dalam rangka memberdayakan fungsi pengawasan dewan komisaris, keberadaan dewan komisaris independen sangat diperlukan. Dewan komisaris independen bisa diartikan sebagai dewan yang bersifat independen dan tidak mengikat pada sebuah perusahaan maupun tidak memiliki hubungan bisnis atau kepentingan lain pada perusahaan tempatnya bekerja. Menurut Prabowo (2014) Komisaris independen menjadi penting karena didalam praktek keuangan sering terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat didalam pembiayaan usahanya. Adanya dewan komisaris independen diharapkan dapat mencegah adanya transaksi atau tindakan-tindakan lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan informasi sehingga dapat menghasilkan nilai ISR yang maksimal.


(19)

Ukuran dewan pengawas syariah menurut Khoirudin (2013) memiliki fungsi yang penting, yaitu untuk mengawasi jalannya operasional perusahaan supaya sesuai dengan prinsip syariah. Jumlah anggota dewan pengawas syariah yang besar maka prinsip syariah yang diterapkan dalam perusahaan akan semakin besar, hal tersebut akan sangat mempengaruhi pengungkapan informasi perusahaan yang sesuai dengan perspektif islam. Rustiarini (2011) menjelaskan kepemilikan manajerial adalah kondisi dimana manajer memiliki saham didalam perusahaan sekaligus menjadi pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin besar pula tekanan untuk mengungkapkan ISR perusahaan tersebut. Leverage merupakan sebuah alat yang penting untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan, karena dapat diketahui dampak leverage terhadap profitabilitas (Adawiyah, 2013).

Tingkat leverage yang relatif tinggi akan mengurangi pengungkapan sosial perusahaan demi menghindari pemeriksaan dari kreditur sehingga pengungkapan ISR yang dilakukan tidak akan berjalan maksimal. Rasio likuiditas merupakan sebuah indikator mengenai kemampuan entitas perusahaan untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang telah tersedia. Perusahaan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan memberikan informasi yang lebih rinci tentang tanggung jawab sosial dan


(20)

lingkungan yang mereka lakukan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah Kamil (2012).

Penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian Khoirudin (2013), Chairi (2012), Nurkhin (2009), Rustiarini (2011), Putri dan Christiawan (2014). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah Ukuran Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia?

2) Apakah Komposisi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia?

3) Apakah Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia?

4) Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia?


(21)

5) Apakah Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia?

6) Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1) Menguji dan menemukan bukti empiris Ukuran Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

2) Menguji dan menemukan bukti empiris Komposisi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

3) Menguji dan menemukan bukti empiris Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

4) Menguji dan menemukan bukti empiris Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.


(22)

5) Menguji dan menemukan bukti empiris Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

6)Menguji dan menemukan bukti empiris Rasio Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini baik dalam bidang teoritis maupun dalam bidang praktis sebagai berikut:

a. Manfaat dalam bidang teoritis:

1) Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang perkembangan corporate governance di Indonesia.

2) Penelitian ini memberikan kontribusi pengetahuan yang berkaitan dengan Komite Audit, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Komposisi Dewan Pengawas Syariah, Leverage, Rasio Likuiditas, Kepemilikan Manajerial terhadap Bank umum syariah di Indonesia. 3) Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk Bank Syariah, sehingga

praktek ISR diharapkan akan lebih mengundang Bank Syariah agar mengacu pada indeks ISR.

b. Manfaat dalam bidang praktis:

1) Penelitian ini dapat dijadikan bahan oleh pemerintah untuk menambah wawasan serta dapat dijadikan bahan pertimbangan para investor yang akan berinvestasi.


(23)

2) Bisa memberikan informasi serta pengetahuan yang akan bermanfaat bagi Bank Syariah.

3) Penelitian ini dapat digunakan dan dapat menambah pengetahuan masyarakat luas tentang berbagai kinerja perbankan syariah yang terdapat di seluruh indonesia.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rerangka Teoritis 1. Teori Legitimasi

Teori Legitimasi adalah teori yang melandasi pengungkapan Corporate Social Responsibility. Teori Legitimasi dapat digunakan untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur good corporate governance, dalam hal ini adalah dewan komisaris dan dewan pengawas syariah dengan pengungkapan CSR perbankan syariah. (Khoirudin, 2013). Penggunaan teori legitimasi dalam penelitian ini memiliki implikasi bahwa program CSR dilakukan perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat, maka perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di tengah-tengah masyarakat serta mendapatkan keuntungan pada masa datang. Teori legitimasi berguna bagi perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas serta kinerjanya bisa diterima oleh masyarakat.

Perusahaan menggunakan laporan tahunannya untuk menggambarkan akuntabilitas atau tanggung jawab manajemen terhadap perusahaan, sehingga perusahaan yang bersangkutan bisa diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat maka akan menambah nilai perusahaan (Amal, 2011). Ghozali dan


(25)

Chairi dalam Tamba (2011) menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori legitimasi merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi. Batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi organisasi dapat dipandang sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat.

2. Perbankan Syariah

Perbankan syariah adalah sebuah sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam. Pembentukan sistem tersebut berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan menggunakan bunga (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang dikategorikan haram menurut Islam. Perkembangan bank syariah telah berada di Indonesia sejak berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Dalam prakteknya, bank syariah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin berada dalam syariat-syariat Islam. Dalam konsep perbankan syariah terdapat larangan riba dalam


(26)

setiap transaksi, larangan praktek spekulasi atau gambling dan Gharar, serta terdapat etika pembiayaan pada usaha-usaha yang halal sesuai dalam hukum syariah.

Salah satu peran sosial bank syariah adalah terdapat produk qard-al hasan (dana kebijakan), implementasi penerimaan dan penyaluran dana Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) serta prioritas pembiayaan bagi hasil (Profit and Loss Sharing/ PLS) dalam bentuk produk mudharabah dan musyarakah. Hal tersebut disebabkan karena urgensi pembiayaan PLS memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di sektor riil, penyerapan tenaga kerja serta penekanan terhadap inflasi. Sehingga diperlukan komitmen untuk meningkatkan skim pembiayaan musyarakah dan mudharabah sebagai bentuk transaksi yang menggunakan prinsip bagi hasil (Masykuroh, 2012). Riyanti (2014) menjelaskan bahwa dengan melalui pembentukan dan pendirian bank syariah, tentu banyak tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, terutama membangun perekonomian umat. Akan tetapi dengan mengacu pada pengalaman Al-Quran, tujuan utama dari mendirikan perbankan syariah adalah untuk menghindari riba dan unsur-unsur lain yang tidak termasuk dalam syariat islam serta untuk mencapai kemaslahatan pada bidang ekonomi bagi semua orang. 3. Islamic Social Reporting (ISR)

Menurut Haniffa (2002) Secara khusus Islamic Social Reporing Index (ISR) adalah perluasan dari social reporting yang


(27)

meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual. Fitria dan Hartanti (2010) menyatakan bahwa indeks ISR berisi item-item standard CSR yang telah ditetapkan oleh AAOIFI (Acounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution). Secara khusus indeks ISR merupakan perluasan dari social reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya menyangkut tentang perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual. Pelaporan Sosial Keislaman/PSKI (Islamic Social Reporting/ISR) merupakan suatu indeks pengukuran yang digunakan untuk mengukur pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan serta mengukur tingkat kesyariahan sebuah lembaga keuangan syariah (Riyanti, 2014).

Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan CSR dalam konteks Islam, maka makin meningkat pula keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang berbasis syariah (Islamic Social Reporting). Terdapat dua hal yang harus diungkapkan dalam perspektif Islam, yaitu pengungkapan penuh (full disclosure) dan akuntabilitas sosial (social accountability). Konsep akuntabilitas sosial terkait dengan prinsip pengungkapan penuh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan publik akan suatu informasi. Dalam konteks Islam, masyarakat memiliki hak untuk mengetahui berbagai informasi meliputi aktivitas organisasi. Hal tersebut dilakukan untuk


(28)

melihat apakah perusahaan tetap melakukan aktivitasnya sesuai syariah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Fitria dan Hartanti, 2010).

4. Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Sedangkan menurut Khoirudin (2013) Corporate Social Responsibility (CSR) secara umum didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk tidak hanya mencari keuntungan dari roda bisnisnya, tetapi juga menjaga keharmonisan dengan lingkungan sosial disekitar tempatnya berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan kehidupan komunitas setempat di segala aspeknya. Fitri (2013) menjelaskan bahwa Corporate Social Responsibility pada intinya adalah suatu upaya tanggung jawab perusahaan atau organisasi secara berkelanjutan atas dampak yang ditimbulkan dari keputusan dan aktivitas yang telah dambil dan dilakukan oleh organisasi tersebut dimana dampak itu pastinya akan dirasakan dan berpengaruh kepada pihak-pihak yang terkait terutama masyarakat dan lingkungan. Perusahaan akan terdorong untuk melakukan praktik dan pengungkapan CSR karena memperoleh beberapa manfaat seperti peningkatan penjualan dan marketshare, memperkuat brand


(29)

positioning, meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, serta meningkatkan daya tarik perusahaan di mata investor dan analis keuangan.

Kamil dan Herusetya (2012), salah satu tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah untuk menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan cara mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas. Laporan keuangan menjadi perangkat untuk melaporkan kegiatan entitas dan menjadi informasi yang menghubungkan perusahaan

dengan para investor karena mengandung

pengungkapan-pengungkapan, baik yang bersifat wajib (mandatory disclosure) maupun sukarela (voluntary disclosure). Pengaturan CSR juga berfungsi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna kualitas kehidupan dan lingkungannya. Menurut The World Business Council for Sustainable Development, CSR adalah komitmen untuk memberikan komtribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, komunitas setempat dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Hal tersebut selaras dengan legitimacy theory yang menyatakan setiap perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat berdasarkan nilai-nilai keadilan dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Jika terjadi


(30)

ketidaksamaan sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat maka perusahaan akan kehilangan kelegitimasinya sehingga dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga pengungkapan informasi CSR merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Rustiarini, 2011).

5. Komite Audit

Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-29/PM/2004 pada tanggal 24 September 2004 komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam rangka membantu tugas dan fungsi dewan komisaris itu sendiri. Pengangkatan serta peberhentian komite audit dilakukan oleh dewan komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Komite audit harus terdiri dari kurangnya satu orang komisaris Independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya yang berasal dari luar emitmen atau perusahaan publik.

Sedangkan menurut Maksum (2005) menyatakan pengertian komite audit adalah salah satu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dengan tugas dan tanggung jawab utama untuk memastikan prinsip-prinsip good corporate governance terutama transparansi dan disclosure diterapkan secara konsisten dan memadai oleh para eksekutif. Komite


(31)

audit termasuk salah satu komite yang memiliki fungsi penting dalam corporate governance. Komite audit memiliki fungsi untuk menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan untuk pihak eksternal, serta kepatuhan terhadap peraturan Widianto (2011).

6. Dewan Komisaris Independen

Menurut Purwati (2006) dewan komisaris independen adalah puncak dari sistem pengendalian pada perusahaan pesat atau perusahaan besar, yang memiliki peran ganda yaitu peran untuk memonitor dan sebagai pengesahan (ratifaction). Berdasarkan Pasal 1 angka 4, angka 5 dan angka 6 UUPT Nomor 40 Tahun 2007, Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau secara khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Sedangkan menurut Mulyadi (2002) dalam Purwaka (2014), Dewan Komisaris merupakan wakil stakeholder dalam entitas bisnis yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh menajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.

Dengan wewenang yang dimiliki, maka semakin besar ukuran Dewan Komisaris Independen yang dimiliki sebuah


(32)

perusahaan, maka Dewan Komisaris dapat menekan manajemen untuk mengungkapkan informasi yang lebih banyak serta dapat mencegah informasi yang kemungkinan disembunyikan oleh manajemen.

7. Dewan Pengawas Syariah

Untuk memastikan bahwa kinerja sebuah lembaga keuangan syariah telah memenuhi prinsip-prinsip syariah, maka perbankan syariah harus memiliki institusi internal independen yang secara khusus memiliki peran dalam melakukan pengawasan terhadap kepatuhan syariah. Institusi internal tersebut adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS). Hal itu sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan yang menyatakan bahwa dalam suatu perbankan islam harus dibentuk DPS. Begitu juga dalam Undang-Undang tentang Perbankan Syariah dinyatakan bahwa DPS wajib dibentuk di dalam Bank Syariah dan Bank Konvensional yang mempunyai unit usaha syariah (Riyanti, 2014).

Chairi (2012) Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bertugas mengawasi operasional bank dari sudut syariahnya. Tugas pokok dari DPS adalah dalam hal sharia compliant. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa kompetensi yang dibutuhkan bagi DPS adalah keahlian dalam hal hukum Islam. Namun juga perlu disadari pula bahwa keahlian dalam bidang keuangan perbankan juga diperlukan bagi DPS. Dewan pengawas syariah mempunyai peran dalam pengungkapan ISR perbankan syariah, karena DPS mempunyai


(33)

wewenang mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah, antara lain mengawasi kegiatan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah yang bisa diakui sebagai bentuk ISR perusahaan (Khoirudin, 2013).

8. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Lestari, 2013). Amal (2011) menjelaskan bahwa kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, apabila didalam sebuah perusahaan ada kepemilikan manajerial, maka dapat diprediksikan perusahaan akan lebih banyak memberikan informasi kepada publik agar perusahaan mendapatkan legitimasi dari publik. Jika pimpinan tim manajemen ada yang berperan sebagai pemegang saham maka diprediksikan akan memiliki kesadaran yang cukup untuk melakukan tanggung jawab sosialnya, dan melaporkan tanggung jawab itu dalam bentuk laporan tahunan. Pendapat lain mengatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kondisi bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.

Hal tersebut ditunjukan dengan besarnya presentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Manajer yang


(34)

kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Semakin besar kepemilikan manajerial didalam perusahaan maka semakin produktif pula tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai-nilai perusahaan (Rustiarini, 2011).

9. Leverage

Menurut Sofyan dalam adawiyah (2013), rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Leverage memiliki arti penting dalam perusahaan, karena dapat diketahui dampak leverage terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat leverage maka besar kemungkinan dilanggarnya perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya-biaya termasuk pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Tarjo (2008) berpendapat bahwa rasio leverage menggambarkan sumber dan operasi yang digunakan oleh perusahaan. Menurut Hari Widianto (2011) Leverage merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung oleh kreditur dalam membiayai aset perusahaannya. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut sangat tergantung pada pinjaman perusahaan lain atau luar untuk membiayai asetnya.

Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang jika


(35)

sebuah perusahaan dilikuidasi. Anggraini (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang lebih rendah.

10. Rasio Likuiditas

Menurut Badjuri (2011), rasio likuiditas dapat dipandang dari dua sisi, kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan informasi sosial perusahaan. Badjuri juga beranggapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih banyak mengungkapkan informasi sosial daripada yang lemah, tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi.

Likuiditas menunjukan hubungan antara kas dengan aset lancar lainnya dari suatu perusahaan dengan liabilitas lancarnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang telah tersedia. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan yang lain bahwa mereka lebih baik daripada


(36)

perusahaan lain dengan melakukan kegiatan yang memiliki hubungan dengan lingkungan sosial. Sinyal tersebut dilakukan dengan memberikan informasi secara luas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mereka lakukan (Kamil, 2012).

B. Penurunan Hipotesis 1. Ukuran Komite Audit

Komite audit adalah komite yang bertugas membantu dewan komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap manajemen. Ukuran Komite Audit yaitu jumlah anggota Komite Audit yang membantu tugas pengawasan dewan komisaris. Alasan mengapa Komite Audit berpengaruh terhadap ISR adalah sebagai bagian yang bertugas membantu Dewan Komisaris serta bertanggung jawab pada Dewan Komisaris itu sendiri dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap manajemen untuk mengungkapkan ISR. Semakin banyak anggota Komite Audit yang dimiliki perusahaan maka pengawasan terhadap manajemen akan semakin efektif, sehingga Komite Audit dapat menekan manajemen perusahaan agar melaporkan ISR secara lengkap sebagai bentuk tanggung jawab sosial bagi pemangku kepentingan.

Semakin besar Ukuran Komite Audit, maka pengawasan operasional perusahaan akan semakin baik. Dengan pengawasan yang baik, maka diharapkan pula pengungkapan ISR akan tinggi karena dapat meminimalisir informasi yang mungkin dapat disembunyikan


(37)

oleh manajemen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mulia (2010) yang menyatakan bahwa independensi komite audit berpengaruh secara negatif terhadap luas pengungkapan CSR. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011), menunjukan bahwa Komite Audit tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis pertama sebagai berikut:

H1: Ukuran Komite Audit berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Komposisi Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris dianggap sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan, komposisi dewan komisaris akan menentukan kebijakan perusahaan termasuk praktek dan pengungkapan CSR (Nurkhin, 2009). Komposisi Dewan Komisaris Independen yaitu presentase Dewan Komisaris Independen yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dewan Komisaris Independen tidak memiliki kepentingan atau hubungan apapun dengan perusahaan, oleh karena itu Dewan Komisaris bisa bersifat lebih independen dan bisa mencegah hal-hal atau tindakan yang semata-mata hanya untuk kepentingan perusahaan. Alasan mengapa Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap


(38)

pengungkapan ISR adalah sebagai bagian yang bertanggungjawab memantau kinerja perusahaan supaya visi misi dapat terwujud dengan mendorong menejemen puncak untuk mengungkapkan ISR. Semakin tinggi presentase Dewan Komisaris Independen yang ada dalam memantau kinerja perusahaan maka kinerja Dewan Komisaris Independen akan lebih akurat sehingga diharapkan Dewan Komisaris Independen dapat mendorong menejemen perusahaan agar melaporkan ISR secara lengkap sebagai bentuk tanggungjawab sosial.

Nurkhin (2009) menjelaskan didalam penelitiannya bahwa variabel komposisi dewan komisaris independen memiliki nilai yang signifikan, yang dapat menunjukan bahwa variabel komposisi dewan independen telah terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengungkapan dan tanggung jawab. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Purwati (2006), yang menyatakan bahwa hasil yang ditunjukan variabel komisaris independen adalah negatif. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:

H2: Komposisi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

3. Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah merupakan bagian yang harus ada pada setiap lembaga keuangan syariah guna mengawasi setiap produk


(39)

usaha operasional lembaga agar sesuai dengan prinsip syariah. Ukuran Dewan Pengawas Syariah yaitu jumlah dari anggota Dewan Pengawas Syariah yang dimiliki dalam suatu perusahaan. Dewan Pengawas Syariah mempunyai peran dalam mendorong menejemen puncak untuk mengungkapkan ISR perbankan syariah. Hubungan adalah Dewam Pengawas Syariah memiliki wewenang untuk mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap prinsip-prinsip syariah, dengan kondisi ini diharapkan Dewan Pengawas Syariah dapat menekan pihak perusahaan untuk mengungkapkan ISR sehingga dengan banyaknya anggota Dewan Pengawas Syariah maka kinerja perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap pengungkapan ISR akan lebih terpantau agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang ditetapkan dengan cara menekan pihak manajemen perusahaan untuk melaporkan ISR. Semakin tinggi jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah maka kemungkinan untuk melakukan pengungkapan ISRnya akan semakin tinggi karena pemantauan akan berjalan lebih efektif.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Ningrum (2013) secara parsial ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif signifikan terhadap ISR pada perbankan syariah di Indonesia. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Khoirudin (2013). Penelitian yang dilakukan Khoirudin menunjukan hasil bahwa Ukuran Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting


(40)

perbankan syariah di Indonesia. Sehingga peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:

H3: Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

4. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial terhadap perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Insider Ownership ini didefinisikan sebagai presentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan (Mathiesen dalam Febriana dan Suaryana, 2012). Kepemilikan Saham yang tinggi maka dapat diartikan bahwa manajer dalam perusahaan memiliki saham sekaligus menjadi pemegang saham yang tinggi pula di dalam perusahaan. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan

menselaraskan kepentingannya sebagai manajer dengan

kepentingannya sebagai pemegang saham. Hubungannya dengan ISR adalah dengan tingginya kepemilikan manajer didalam suatu perusahaan maka tindakan manajer akan semakin produktif dalam menerapkan nilai-nilai perusahaan, khususnya dalam pengungkapan Islamic Social Reporting.

Kepemilikan manajerial menyebabkan berkurangnya tindakan oportunis manajer untuk memaksimalkan keperntingan pribadi. Manajer perusahaan akan mengambil keputusan sesuai dengan


(41)

kepentingan perusahaan dengan cara mengungkapkan informasi sosial yang seluas-luasnya untuk meningkatkan image perusahaan. Berdasarkan penelitian Anggraini (2006) menyimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka manajer perusahaan akan semakin banyak menngungkapkan informasi sosial. Hasil tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang diteliti oleh (Badjuri, 2011) ditemukan hasil bahwa variabel kepemilikan manajerial ternyata tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Berdasarkan diatas maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:

H4: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif signifikan

terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

5. Leverage

Tingkat leverage adalah kemampuan untuk melihat perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain, perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur pemodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar (Trisnawati, 2014). Mia dan Al Mamun (2011) dalam Putri dan Christiawan (2014) menjelaskan bahwa leverage yang tinggi


(42)

cenderung akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang makin banyak. Hal tersebut disebabkan perusahaan dengan leverage tinggi memiliki tekanan yang lebih besar dari bank, kreditur dan investor sehingga perusahaan berupaya untuk melonggarkan tekanan ini dengan cara melakukan banyak disclose dengan tujuan untuk memberikan keyakinan pada bank, kreditur, investor bahwa perusahaan tidak melanggar covenants yang ada.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Ira (2013) menunjukan hasil bahwa variabel Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Badjuri (2011) yang menunjukan bahwa variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Berdasarkan deskripsi diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

H5: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.

6. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah salah satu kinerja yang sering dijadikan tolak ukur investor dalam menilai perusahaan. Likuiditas menunjukan hubungan antara kas dan asset lancar lainnya dari suatu perusahaan


(43)

dengan liabilitas lancarnya. Menurut Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) menjelaskan bahwa likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Perusahaan dengan nilai likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan yang lain bahwa mereka lebih baik daripada perusahaan lain dengan melakukan kegiatan lingkungan sosial. Sinyal tersebut dilakukan dengan memberikan informasi yang lebih luas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mereka lakukan. Dengan demikian maka terdapat dugaan bahwa nilai likuiditas yang tinggi dalam suatu perusahaan akan berpengaruh positif dengan pengungkapan ISR dalam perbankan syariah di Indonesia.

Menurut hasil penelitian yang dihasilkan Badjuri (2011) menunjukan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang dilakukan Kamil (2012), yang menyatakan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:

H6: Rasio Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia.


(44)

C. Model Penelitian

Komposisi Dewan Komisaris Independen

Leverage

Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Pengungkapan Islamic Social Reporting

Perbankan Syariah di Indonesia

Rasio Likuiditas

Kepemilikan Manajerial Komposisi Komite Audit

+

+

+

+

+

+


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian a. Subjek penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah di Indonesia yang berjumlah 11 unit bank dengan tahun penelitian 2011-2014.

b. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari annual report bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dari peneliti melalui media perantara atau data yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang berwenang (Indriantoro dan Supono dalam Purwanti, 2006).

c. Teknik pengambilan sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel. Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang menerbitkan annual report tahun 2011-2014 yang dapat diakses dari website masing-masing bank.


(46)

d. Definisi operasional variable penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan perbankan syariah yang diukur dengan nilai (score) dari indeks Islamic Social Reporting (ISR). Indeks ISR dalam penelitian ini adalah indeks ISR yang digunakan dalam penelitian Swastiningrum (2013) yang berisi 43 item pengungkapan ISR yang merupakan hasil adaptasi dari indeks ISR yang dibuat oleh Othman et.al (2009) dengan beberapa penyesuaian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan content analysis (Swastiningrum, 2013), adalah:

a) Membuat daftar ISR sesuai dengan Othman et.al (2009) dengan beberapa penyesuaian. ISR yang digunakan terdiri dari enam kategori yaitu finance andinvestment theme, product and services theme, employee theme, society (community involvement) theme, environment theme dan corporate governance theme.

b) Memberi nilai pada setiap komponen ISR secara dikotomi, yaitu 1 apabila komponen tersebut diungkapkan dan 0 apabila tidak diungkapkan.


(47)

c) Nilai yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan kemudian dibagi dengan total jumlah item ISR untuk mendapatkan nilai dari indeks ISR.

2. Variabel Independen

Variabel Independen merupakan variabel bebas yang tidak terikat dengan variabel lainya. Dalam penelitian ini variabel independen meliputi:

a) Ukuran Komite Audit

Komite Audit memiliki peran dan tanggung jawab dalam memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agarstandar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa kembali laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar yang diterapkan dan kebijaksanaan tersebut apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal (KNKCG, 2002 dalam Badjuri, 2011).

b) Komposisi Dewan Komisaris Independen

Menurut Amri (2011) komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan bisnis lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk


(48)

bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Diukur dengan presentase Dewan Komisaris Independen yang terdapat dalam sebuah perusahaan.

= � ℎ � × %

c) Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Ukuran Dewan Pengawas Syariah adalah jumlah anggota dewan pengawas syariah yang terdapat dalam suatu perusahaan Khoirudin (2013).

d) Kepemilikan Manajerial

Secara khusus kepemilikan manajer terhadap perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Insider Ownership ini didefinisikan sebagai presentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan, Mathiesen (2004) dalam Febriana dan Suryana (2011). Kepemilikan manajerial ini diukur dengan presentase kepemilikan saham dewan direksi dan komisaris dalam perusahaan, Rustiarini (2011).

� = ℎ � ℎ %

e) Leverage

Leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam


(49)

struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar.

� DAR =Total Asset

f) Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi (Riyanto, 2008). Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

Current Ratio =Current Liabilities

e. Metode analisis data

Data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini diolah kemudian dianalisis dengan alat statistik sebagai berikut:

1) Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data sehingga menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dimengerti, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum


(50)

(Ghozali, 2007). Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.

2) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri terdiri dari: a) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan independen mempunyai ditribusi normal atau tidak. Proses uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov. Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standalizzed residual variabel independen.

b) Uji Multikoloniearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi pada penelitian ini dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen, apabila koefisiennya rendah maka tidak terdapat multikolinearitas (Winarno, 2009).


(51)

c) Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam metode regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

d)Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu beda periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari angka DW (Durbin-Watson) (Ira, 2013).

3) Uji Hipotesis

a) Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Ukuran komite audit, komposisi dewan komisaris independen, komposisi dewan pengawas syariah, leverage, rasio likuiditas dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(52)

ISR = β + β UKOM + β DKOMIN + β UDPS + β KEPMAN + β LEV + β PROF + e

Keterangan:

ISR = Islamic Social Reporting ß0 = Intercept

ß1 – ß6 = Koefisien Regresi

UKOM = Ukuran Komite Audit

DKOMIN = Dewan Komisaris Independen

UDPS = Ukuran Dewan Pengawas Syariah

KEPMAN = Kepemilikan Manajerial

LEV = Leverage

PROF = Profitabilitas

e = error 1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghazali (2011) koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Niilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen independen berhasil memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.


(53)

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2007), pada umumnya F test menunjukan bahwa semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifinance level 0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi f > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan keenam variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi f ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara simultan keenam variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Tujuan dari uji t adalah membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain,


(54)

apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan (Ghozali, 2011). Uji t dilakukan untuk memeriksa lebih dalam manakah diantara enam variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Responsibility (ISR). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis diterima

(koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Penelitian ini menggunakan alat bantu yakni perangkat lunak SPSS versi 15.0. Adapun penjelasan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut:

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Hasil dari seleksi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab III, diperoleh jumlah sample sebanyak 11 perbankan syariah Indonesia yang memenuhi kriteria. Prosedur pengambilan sampel disajikan pada tabel 4.1 berikut ini:

TABEL 4.1 KRITERIA SAMPLE

No Kriteria dengan purposive Sampling Sample 1 Bank Syariah yang terdaftar pada BI yang tercatat

pada kurun waktu penelitian (periode 2011-2014)

11 2 Bank Syariah yang mempublikasikan Annual Report

pada kurun waktu penelitian periode (2011-2014)

11

Jumlah perbankan syariah yang dijadikan sample

Total observasi (jumlah perbankan syariah 11 x 4 tahun)

11 44 Sumber: Data diolah peneliti

1. Analisis Deskriptif

Pada bagian ini menjelaskan sampel penelitian mulai dari nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata, simpangan baku yang ditampilkan pada tabel 4.2 berikut ini:


(56)

Descriptive Stati stics

44 ,00 9,00 3,4318 1,28312

44 ,00 ,67 ,0214 ,10018

44 2,00 3,00 2,3636 ,48661

44 ,00 ,45 ,0189 ,07459

44 ,02 ,98 ,3410 ,30600

44 ,06 44,82 4,9409 7,21491

44 ,01 ,67 ,5082 ,19531

44 Komite_Audit

Komisaris_Independen Dewan_Pengawas_Sy ariah Kepemilikan_Manajerial Lev erage

Likuiditas

Islamic_Social_Reporting Valid N (list wise)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion

TABEL 4.2 GAMBARAN SAMPLE

Sumber: Output SPSS 15.0

Dari tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sampel pada penelitian berjumlah 40, adapun penjelasanya sebagai berikut:

a. Komite Audit

Variabel Komite Audit memiliki nilai minimum 0,00 nilai maksimum 9, rata-rata 3.431, serta simpangan baku 1.283

b. Komisaris Independen

Variabel Komisaris Independen memiliki nilai minimum 0,00 nilai maksimum 0,67, rata-rata 0,021, serta simpangan baku 0,1.

c. Dewan Pengawas Syariah

Variabel Dewan Pengawas Syariah memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum 3, rata-rata 2.363, serta simpangan baku 0.486. d. Kepemilikan Manajerial

Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum 0.00, nilai maksimum 0.45, rata-rata 0.018, serta simpangan baku 0.074.

e. Leverage

Variabel Leverage memiliki nilai minimum 0.02, nilai maksimum 0.98, rata-rata 0.341, serta simpangan baku 0.306.


(57)

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

ct

ed

C

um

P

rob

Dependent Variable: Islamic_Social_Reporting Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual f. Likuiditas

Variabel Likuiditas memiliki nilai minimum 0.06, nilai maksimum 44.82, rata-rata 4.940, serta simpangan baku 7.214.

g. Islamic Social Reporting

Variabel Islamic Social Reporting memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 0.67, rata-rata 0.508, serta simpangan baku 0.195. 2. Analisis Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal agar uji statistik nantinya jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid. Uji normalitas dapat dilihat pada grafik 4.1 normal probability plot berikut ini:

GRAFIK 4.1 NORMAL PROBABILITY PLOT


(58)

Berdasarkan grafik 4.1 menunjukan penyebaran titik-titik dan mengikuti arah garis diagonal, dapat diartikan bahwa pola distribusi menunjukan normal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas. Untuk menghindari adanya hasil yang menyesatkan menggunakan grafik, maka uji grafik ini dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Hasil uji K-S ditunjukan pada tabel 4.3 berikut ini:

TABEL 4.3 UJI NORMALITAS

Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukan angka 0.054 > α (0.05), sehingga dapat disimpulakan bahwa data pada penelitian berdistribusi normal pada perbankan syariah di Indonesia.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

44 ,0000000 ,12895764 ,203 ,101 -,203 1,344 ,054 N Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.


(59)

Coefficientsa

-,151 ,134 -1,126 ,267

,128 ,026 ,838 4,931 ,000 ,408 2,452

,052 ,214 ,026 ,242 ,810 ,980 1,020

,090 ,049 ,225 1,827 ,076 ,780 1,282

-,133 ,296 -,051 -,449 ,656 ,921 1,086

,255 ,095 ,399 2,675 ,011 ,529 1,891

-,016 ,006 -,580 -2,758 ,009 ,267 3,746

(Constant) Komite_Audit Komisaris_Independen Dewan_Pengawas_Syariah Kepemilikan_Manajerial Leverage Likuiditas Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Islamic_Social_Reporting a.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolinearitas diantara variabel independen. Hasil uji multikoliniearitas ditunjukan pada tabel 4.4 berikut ini:

TABEL 4.4 UJI MULTIKOLINIERITAS

Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa masing-masing variabel independen nilai VIF dibawah 10, sedangkan nilai Tolerance diatas 0,01 yang artinya variabel bebas dalam penelitian tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah antara variabel pengganggu masing-masing varibel saling mempengaruhi dalam model regresi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan DW (Durbin Watson). Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ditunjukan pada tabel 4.5


(60)

Model Summaryb

,751a ,564 ,493 ,13902 1,976

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), Likuiditas, Kepemilikan_Manajerial, Komisaris_ Independen, Dewan_Pengawas_Sy ariah, Lev erage, Komite_Audit a.

Dependent Variable: Islamic_Social_Reporting b.

TABEL 4.5 UJI AUTOKORELASI DURBIN WATSON

Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa nilai DW sebesar 1.976. Diasumsikan data yang tidak memiliki masalah autokorelasi adalah data yang menunjukan nilai dari DW terletak diantara nilai DU dan 4 – DU, atau dapat dirumuskan menjadi DU < DW < 4-DU. Nilai DU dapat dilihat pada table Durbin-Watson dengan cara melihat jumlah variable independen (k) dengan jumlah sample (n). Nilai DU pada penelitian ini adalah 1.8378. jika dilihat berdasarkan keterangan diatas, maka nilai yang diperoleh adalah 1.8378 < 1.976 < 4 – 1.8378. dari data diatas maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan tidak terjadi atau tidak terdapat masalah autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Hasil uji heteroskesdastisitas dalam penelitian ini dengan menggunakan scatterplot pada grafik 4.2 berikut ini:


(61)

4 2

0 -2

-4

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

-3

R

egress

io

n

St

udent

iz

ed

R

esi

dual

Dependent Variable: Islamic_Social_Reporting Scatterplot

GRAFIK 4.2 UJI HETEROSKESDASTISITAS

Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan grafik 4.2 scatterplot di atas dengan sampel perbankan syariah di Indonesia terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis.

3. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel


(62)

Model Summary

,751a ,564 ,493 ,13902

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Likuiditas, Kepemilikan_ Manajerial, Komisaris_I ndependen, Dewan_ Pengawas_Sy ariah, Lev erage, Komite_Audit a.

dependen. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukan pada tabel 4.6 berikut ini:

TABEL 4.6 UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) menunjukan nilai 0.493 atau 49.3%, yang berarti variabel dependen dipengaruhi variabel independen sebesar 49.3%, sedangkan sisanya 50.7% (100% - 49.3%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.

b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Merupakan uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dalam model penelitian. Hasil uji signifikan simultan ditunjukan pada tabel 4.7 berikut ini:


(63)

ANOVAb

,925 6 ,154 7,978 ,000a ,715 37 ,019

1,640 43 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), Likuidit as, Kepemilikan_Manajerial, Komisaris_ Independen, Dewan_Pengawas_Sy ariah, Lev erage, Komite_Audit a.

Dependent Variable: Islamic_Social_Reporting b.

Coeffi ci entsa

-,151 ,134 -1,126 ,267

,128 ,026 ,838 4,931 ,000

,052 ,214 ,026 ,242 ,810

,090 ,049 ,225 1,827 ,076

-,133 ,296 -,051 -,449 ,656

,255 ,095 ,399 2,675 ,011

-,016 ,006 -,580 -2,758 ,009

(Constant) Komite_Audit Komisaris_Independen Dewan_Pengawas_Sy ariah Kepemilikan_Manajerial Lev erage Likuiditas Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Islamic_Social_Reporting a.

TABEL 4.7 UJI SIGNIFIKAN SIMULTAN

Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan tabel 4.7 Nilai F hitung sebesar 7.978 dengan nilai sig sebesar 0.000 < α (0.05). Artinya, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen.

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya dalam model penelitian. Hasil uji parsial ditunjukan padatabel 4.8 berikut ini:

TABEL 4.8 UJI PARSIAL


(64)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dirumuskan model regresi sebagai berikut ini:

= − . + . + . + . + . − . − . = .

Berdasarkan tabel yang sama yakni tabel 4.8 hasil pengujian hipotesis-hipotesis dijelaskan sebagai berikut ini:

1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Ukuran Komite Audit mempunyai nilai sig 0.00 < 0.05 dan arah koefisien regresi positif 0.128 yang berarti variable ukuran komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang menyatakan

bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR di Perbankan Syariah Indonesia dinyatakan diterima.

2) Pengujian hipotesis Kedua (H2)

Hasil uji parsial menunjukan variabel independen yakni Komposisi Dewan Komisaris Independen mempunyai nilai sig 0.810 > 0.05 dan arah koefisien regresi positif 0.052 yang berarti variabel komposisi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa komposisi


(1)

H5 Leverage berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan ISR di Perbankan Syariah Indonesia.

Diterima

H6 Likuiditas berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan ISR di Perbankan Syariah Indonesia.

Ditolak

3. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pengujian data dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Ukuran Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

b. Komposisi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

c. Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

d. Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

e. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.

f. Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah di Indonesia.


(2)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian kedepanya sebagai berikut:

a. Menambah atau mengganti variable lain untuk mewakili pengungkapan ISR seperti Komposisi Dewan Pengawas Syariah, Latar belakang komite audit, Profitabilitas dan lain sebagainya.

b. Memperpanjang periode penelitian supaya bias diketahui perkembangan pengungkapan ISR dari tahun ke tahun.

c. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan indeks ISR selain dari milik Othman (2009) dengan variable yang sama atau bervariasi. Tujuannya untuk menemukan seberapa besar perbedaan hasil pengungkapan dengan indeks ISR yang lainnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data yang digunakan dalam penelitian hanya sebatas merujuk pada annual

report sehingga untuk memunculkan pengungkapan ISR atau informasi

yang didapatkan kurang maksimal.

b. Indeks pengungkapan ISR yang dipakai hanya dari satu sumber, sehingga pengungkapanya kurang maksimal.

c. Periode penelitian relatif pendek hanya empat tahun, sehingga analisis perkembangan tingkat keluasan pengungkapan kurang mendalam.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, 2013, Pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility, Skripsi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Agustin, 2010, Analisis hubungan antara kinerja ekonomidan kinerja lingkungan dengan alokasi dana CSR pada perusahaan ekstraktif, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Amal, 2011, Pengaruh manajemen laba, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Anggraini, 2006, “Pengungkapan infomasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan (studi empris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar bursa efek jakarta)”, Simponsium Nasional Akuntansi 9 Padang, 23-26 agustus 2006, Hal: 1-21.

Asrori, 2016, “Pengaruh GCG, size, jenis produk dan kepemilikan saham public

terhadap pengungkapan ISR”, Accounting Analysis Journal, ISSN 2252-6765, Maret 2016.

Assegraf, Falikhatun, Wahyuni, 2012, “Bank syariah di Indonesia: Corporate

governance dan pengungkapan pertanggungjawaban sosial islami (Islamic

social responsibility)”, CBAM-FE, Vol. 1, 1 Desember 2012, Hal:

255-267.

Azhar dan Trisnawati, 2013, Pengungkapan islamic reporting pada bank syariah di Indonesia”, ISBN: 978-979-636-147-2, 23 Maret 2013, Hal 477-483. Badjuri, 2011, Faktor-faktor fundamental, mekanisme corporate governance,

pengungkapan corporate social responsibility (CSR) persahaan manufaktur dan sumber daya alam di Indonesia”, Dinamika keuangan dan

perbankan, Vol.3, Mei 2011, Hal: 38-54.

Charles dan Chairi, 2012, “Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap pengungkapan corporate social responsibility (Studi kasus pada

Bank Syariah di Asia)”, Diponegoro Journal of Accounting, 2013, Hal: 168-182.

Fitria dan Hartanti, 2010, Islam dan tanggung jawab sosial: Studi perbandingan pengungkapan berdasarkan global reporting initiative indeks dan Islamic


(4)

Fitri, 2013 “Pengungkapan good corporate governance terhadap pengungkapan

corporate social responsibility pada perusahaan yang terdaftar di bursa

efek Indonesia”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol 1, No 2, 2013. https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah diakses pada 10 Juli 2015

Kamil dan Herustya, 2012, “Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan kegiatan corporate social responsibility”, ISSN, Vol. 2, 1 Februari 2012, 2088-2106.

Khoirudin, 2013, “Corporate governance dan pengungkapan Islamic social

reporting pada perbankan syariah di Indonesia”. Accounting Analysis

Journal 2, 2013.

Lestari, 2013, Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Lestari, 2016, “Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan

Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah Indonesia Tahun

2010-2014”, Jurnal Akuntansi UNESA, Vol 4, No 2, 2016.

Mahendra, Artini dan Suarjaya, 2012, “Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia”, Jurnal

manajemen, strategi bisnis, dan kewirausahaan, Vol. 6, 2 Agustus 2012,

Hal: 130-138.

Maksum, 2005, “Tinjauan atas good corporate governance di Indonesia”, Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang akuntansi manajemen pada fakultas ekonomi, diucapkan di hadapan rapat terbuka Universitas Sumatera Utara, Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 17 Desember 2005.

Masykuroh, 2012, “Eksistensi DPS Dalam Memoderasi Pengaruh Pembiayaan, Kinerja Keuangan Dan Pengungkapan CSR Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Al-Tahrir, Vol. 12, 1 Mei 2012, Hal: 113-132 .

Ningrum, 2013, ‘Pengaruh Kinerja Keuangan, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan ISR”,

Accounting Analysis Journal 2, Tahun 2013, Hal 430-438.

Nur, 2012, ”Analisis faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social

responsibility di Indonesia (studi empiris pada perusahaan berkategori

high profile yang listing di bursa efek indonesia)”, Jurnal Nominal, Vol. 1, Tahun 2012, Hal 22-34.

Nurkhin, 2009, Corporate governance dan profitabilitas pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (studi empiris pada


(5)

perusahaan yang tercatat di bursa efek indonesia). Tesis Universitas Diponegoro.

Peraturan Mentri Keuangan Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good

Corporate Governance) Untuk Perusahaan Perasuransian.

Prabowo, 2014, Pengaruh komisaris independen, independensi komite audit, ukuran dan jumlah pertemuan komite audit terhadap manajemen laba (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2012)”, Accounting Analysis Journal, Maret 2014, Hal: 90-99.

Purwaka, 2014, Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di Indonesia, Skripsi Universitas Sanata Dharma.

Purwati, 2006, Pengaruh karakteristik komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan publik yang tercatat di BEJ, Tesis Universitas Diponegoro.

Putrid an Christian, 2014, Pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility (Studi pada perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan ISRA dan listed (Go-Public) di bursa efek Indonesia (BEI) 2010-2012), Business Accounting Review, Vol. 2, No. 1, 2014, Hal 61-70.

Riyanti, 2014, Perbandingan indeks pelaporan sosial keislaman antar bank-bank umum syariah di Indonesia, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Rizkiningsih Priyesta, 2012, Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

Islamic social reporting (ISR) : Studi empiris pada bank syariah di

Indonesia, Malaysia dan Negara-negara gulf cooperation council, Skripsi Universitas Indonesia.

Rosiana, Arifin dan Hamdani, 2015, “Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan Islamic governance score terhadap pengungkapan Islamic

social reporting”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 4 No. 1, April 2015, Hal. 87.

Rustiarini, 2011, “Pengaruh struktur kepemilikan saham pada pengungkapan corporate social responsibility”,Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 2011. Vol. 6, No. 1 Januari 2011.

Setiawati, Zulfikar dan Artha, 2013, “Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap CSR (Survey pada Industri Perbankan di Indonesia)”, ISBN:

978-979-636-147-2, 23 Maret 2013.

Suaryana dan Febriana, 2012, “Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan pada perusahaan


(6)

manufaktur di bursa efek Indonesia”, Jurnal ilmiah akuntansi dan bisnis, Vol. 7, No. 1, Januari 2012.

Swastiningrum, 2013, Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe kepemilikan terhadap Islamic social reporting laporan tahunan yang terdapat pada perbankan syariah periode 2010-2012, Skripsi Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tamba, 2011, Pengaruh struktur kepemilikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Terzhagi, 2012,”Pengaruh earning management dan mekanisme corporate

governance terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan

Informasi Akuntansi, Vol. 2 Mo. 1, Januari 2012, Hal 31.

Trisnawati, 2014, “Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris dan kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan

corporate social responsibility (CSR) industri perankan di Indonesia”,

ISBN: 978-602-70429-2-6, 25 Juni 2014.

Widayuni, 2014, Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate

social responsibility pada perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia,

Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Widiawati, 2012, Faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic social reporting perusahaan-perusahaan yang terdapat pada daftar efek syariah tahun 2009-2011, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Widianto, 2011, Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, ukuran perusahaan, dan corporate governance terhadap pengungkapan

sustainability report, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

www.globalreporting.org/ diakses pada 6 Juli 2015

www.gustiphd.blogspot.com/2011/10/komisaris-independen-dan-gcg.html diakses pada 8 Juli 2015


Dokumen yang terkait

PENGARUH ELEMEN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 4 130

ANALISIS PENGARUH ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING INDEKS PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

0 5 140

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 1 13

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 3 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

Pengaruh corporate governance, leverage dan likuiditas terhadap pengungkapan islamic social reporting Pada bank umum syariah di indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 1 18