Uji Kualitas Instrumen dan Data

misi dan visi organisasi Juita, 2013. Pengukuran variabel dependen adalah kuesioner self rating yang dikembangkan oleh Mahoney dalam Putri 2013. Setiap responden diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya dengan memilih danatau menuliskan skala antara 1-5. Skala 1-2 mewakili kinerja di bawah rata-rata, skala 3 mewakili kinerja rata-rata dan skala 4-5 mewakili kinerja di atas rata-rata.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap metode analisis data yang terdiri dari statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan ysng berlaku umum atau generalisasi Sugiyono, 2007. Analisis stastistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden. Gambaran tersebut meliputi ukuran tendensi sentral seperti jumlah sampel N, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan tingkat penyimpangan penyebaran data standard deviation diungkapkan untuk memperjelas deskripsi responden.

2. Uji Kualitas Data

Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Dalam melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner membutuhkan kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan dan faktor situasional merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kualitas kuesioner yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Uji kualitas data terdiri dari dua pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut ini merupakan penjelasan uji validitas dan uji reliabilitas: a. Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur. Sebelum kusioner dibagikan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan terhadap kusioner. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut menghasilkan hasil ukur sesuai dengan tujuan pengukuran, jika suatu item pernyataan dinyatakan tidak valid maka item pernyataan itu tidak dapat digunakan dalam uji-uji selanjutnya. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan faktor analisis. Instrumen penelitian dikatakan valid jika memiliki faktor loading lebih besar dari 0,40 Nazarudin dan Basuki 2015. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih. Instrumen dikatakan reliabel andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Sekaran dalam Juita 2013, uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Cara untuk mengukur reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagai berikut: 1 Kurang dari 0,6 tidak reliabel. 2 0,6 – 0,7 akseptabel. 3 0,7 – 0,8 baik. 4 Lebih dari 0,8 reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Setelah data dideskripsikan dan diuji kualitas data, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk melihat kelayakan model serta untuk melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam model regresi berganda, karena model regresi yang baik adalah model yang lolos dari pengujian asumsi klasik. Terdapat tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh model regresi agar parameter estimasi tidak bias, yaitu: a. Uji Normalitas Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas residual untuk mengetahui metode statistik yang akan digunakan. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi residual mengikuti atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat signifikan pada 5. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1 Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal. 2 Jika nilai Sig 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal. b. Uji Multikolinearitas Menurut Damodar dalam Juita 2013, multikolinearitas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari model yang diteliti. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya, maka salah satu variabel bebas tersebut dieliminir. Menurut Singgih dalam Juita 2013, korelasi antara variabel independen dapat dideteksi dengan menggunakan Variance Inflating Factor VIF dengan kriteria yaitu: 1 Jika angka tolerance di atas 0,1 dan VIF 10 dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. 2 Jika angka tolerance di bawah 0,1 dan VIF 10 dikatakan terdapat gejala multikolinearitas. c. Uji heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke residual satu pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas, penelitian ini menggunakan metode Glejser. Dalam uji ini, apabila hasil sig 0.05, maka akan terdapat gejala heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

PENGARUH EVALUASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

2 81 11

PENGARUH DESENTRALISASI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH (SPIP), DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) (Survey pada SKPD Kabupaten Wonosobo)

0 5 130

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU.

0 2 28

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 16

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 17

PENDAHULUAN Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 8

PENGARUH INTERNAL CONTROL TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 27

IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di Kota Surakarta.

0 4 13

IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di Kota Surakarta.

0 0 19

Pengaruh Etika Kerja Terhadap Kinerja Manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kampar

0 1 18