Layanan anak pada perpustakaan Bank Indonesia

LAYANAN ANAK PADA PERPUSTAKAAN BANK
INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjanan Ilmu Perpustakaan (S.IP.)

Oleh :
Nenden Serena Hidayani
1110025000031

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H. /2014 M.

ABSTRAK
Layanan Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia : Skripsi, Nenden Serena
Hidayani. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014, 86 Hal.

Perpustakaan Bank Indonesia adalah perpustakaan khusus yang
membidangi perbankan, moneter dan sistem pembayaran, namun demikian
memiliki layanan khusus untuk anak yang disediakan untuk anak-anak para
pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang
penyediaan layanan anak, macam-macam layanan, upaya penyelenggaraan
layanan anak dan kendala kegiatan layanan anak di Perpustakaan Bank Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode kualitatif dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Informannya yaitu Kepala Unit
Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Petugas Layanan Sirkulasi, Staff
IT, dan dua Pemustaka Layanan Anak. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, wawancara dan kajian kepustakaan. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa layanan anak disediakan karena permintaan dari sebagian
pegawai yang membutuhkan ruang aktifitas positif bagi anak-anak mereka di
lingkungan BI dan kreatifitas dari pegawai sendiri. Pada umumnya layanan yang
tersedia yaitu penyediaan dan peminjaman koleksi untuk anak baik buku maupun
multimedia. Perpustakaan BI juga menyediakan program layanan khusus untuk
anak yang diadakan berbeda-beda setiap setahun sekali, seperti story telling,
perlombaan melukis dan mewarnai, serta berkeliling perpustakaan. Penelitian ini
juga menemukan bahwa pengadaan koleksi untuk layanan anak disesuaikan
dengan kebutuhan pemakai, namun belum ada kebijakan tentang pengembangan

koleksinya. Adapun beberapa kendala penyelengaraan layanan anak diantaranya
adalah ruang multimedia untuk anak dan dewasa masih disatukan, ruang layanan
terbatas,serta anggaran kegiatan yang terbatas.
Kata Kunci : Layanan Anak, Layanan Perpustakaan, Perpustakaan Khusus.

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah
(Skripsi) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Layanan
Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia”. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Pada proses penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi penulis
namun itu semua merupakan proses pembelajaran. Tersusunnya penulisan skripsi
tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum selaku Dekan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si,
selakuKetua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
HidayatullahJakarta.
3. Bapak Nuryudi, MLIS selaku Dosen Pembimbing yang tidak mengenal
bosan memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, serta meluangkan
waktu, tenaga dan fikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini.

ii

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan
kepada penulis.
5. Ibu Wiwik Isbandrio, selaku Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank
Indonesia yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
6. Bapak Edi Supandhi dan para Staf Perpustakaan Umum Bank Indonesia ,
yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan informasi dan
senantiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan.
7. Orang Tua tercinta yang selalu sabar mendidik, memberikan motivasi dan

mendoakan penulis tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, terimakasih atas dukungan moril dan
meterilnya serta doa yang tulus yang selalu mengiringi setiap langkahku.
8. Kakak-kakaku tersayang Dian Herdiana dan M. Rangga Gumilar,
terimakasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan,
semangat, dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Din Fitri Rochmawati, terimakasih teteh yang udah banyak berbagi
pengalamannya, pendengar setia selama 4 tahun di rumah uwa, sabar,
penolong disaat kesulitan, dan guru terbaik untuk kehidupanku.

11. Sahabat sedari kecil Mutia Shebaswari terima kasiha tas doa dan
dukungannya kepada penulis. Semoga kelak kita menjadi orang yang
sukses. Aminn
12. Yanita Safilla, Husnul Khotimah sahabat terbaiku, yang suka direpotin,
yang selalu sabar, yang tidak pernah bosan mendengarkan curahan hati
penulis, terimakasih untuk semuanya.
13. Rekan-rekan seperjuanganku Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010
khususnya Faris, Anjun, Fitri, Dita, Novi, Dea, Aaf, Dini, Ninu, Echa
terimakasih atas dukungan dan bantuannya, terutama kelas B yang selalu

kompak terimakasih atas kebersamaannya
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satupersatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi semua pihak untuk
memberikan kontribusi baik kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 11 Juli 2014

Penulis

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................5
D. Metode Penelitian.......................................................................6
E. Definisi Istilah..........................................................................10
F. Sistematika Penulisan ..............................................................11

BAB II

TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus ...............................................................13
1. Pengertian Perpustakaan Khusus .......................................13
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ..........................16

3. Karakteristik Perpustakaan Khusus....................................17
4. Layanan Perpustakaan Khusus...........................................19
5. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus ..........................21
B. Layanan Anak ..........................................................................23
1. Pengertian Layanan Anak ..................................................23
2. Tujuan Layanan Anak ........................................................24
3. Sasaran Pengguna Layanan Anak ......................................25
C. Unsur Layanan Anak................................................................25
1. Koleksi ...............................................................................25
2. Fasilitas ..............................................................................26

v

3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak ...........................28
D. Staf atau Petugas Perpustakaan................................................31
E. Ruangan Layanan Perpustakaan Layanan Anak ......................33
F. Penelitian Relevan....................................................................35
BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Bank Indonesia.........................................................................38
B. Perpustakaan Umum Bank Indonesia ......................................40
C. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia .41
D. Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia.......42
E. Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat
Bank Indonesia.........................................................................43
F. Sumber Daya Manusia .............................................................45
G. Anggaran ..................................................................................45
H. Koleksi Perpustakaan ...............................................................46
I. Sistem Aplikasi Perpustakaan ..................................................48
J. Layanan di Perpustakaan Bank Inddonesia..............................48
K. Kondisi Ruang dan Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia ...51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan Penelitian ...................................................................55
B. Latar Belakang Layanan Anak.................................................57
C. Macam-macam Layanan Anak ................................................59
D. Upaya Penyelenggaraan Layanan Anak...................................69

E. Kendala Layanan Anak ................................................................. 81

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................83
B. Saran.........................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia..................43

vii


DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia....44

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Transkrip Wawancara
2. Hasil Observasi
3. Surat Permohonan Dosen Pembimbing
4. Surat Tugas Menjadi Pembimbing
5. Surat Izin Penelitian
6. Surat Balasan Izin Penelitian
7. Daftar Riwayat Hidup

.

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Informasi merupakan hal yang sangat penting. Informasi pada saat ini
bisa dikatakan sebagai kebutuhan setiap orang, dimana mereka berusaha
menelusur diberbagai sumber mencari informasi yang mereka butuhkan.
Terutama informasi yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, yang dapat
diperoleh dengan cepat, tepat dan mudah. Lembaga yang paling dikenal oleh
masyarakat umum sebagai penyedia informasi adalah perpustakaan.
Perpustakaan sebagai lembaga informasi memiliki banyak jenisnya tergantung
pada fungsi dan ruang lingkup yang dilayaninya. Ada lima jenis perpustakaan,
yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan
tinggi, perpustakan khusus dan perpustakaan nasional.1
Dari semua jenis perpustakaan tersebut perpustakaan khusus adalah
salah satu jenis perpustakaan yang dikenal oleh masyarakat umum.
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat
referal dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas
lembaga atau instansi yang bersangkutan. 2 “Khusus” disini berarti layanan
perpustakaan yang dikhususkan terhadap minat dari organisasi dan kebutuhan
dari staf atau pegawainya. Yang membedakan perpustakaan khusus dengan

1

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas
Terbuka,1999), h. 2
2
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka,1996), h.
49

1

2

yang lainnya adalah penekanannya pada informasi yang disediakan dimana
perpustakaan tersebut didirikan. Adanya sebagian perpustakaan yang juga
menyediakan akses bagi masyarakat umum mengharuskan perpustakaan
khusus tersebut untuk menyediakan bermacam-macam layanan agar sumber
informasi yang dimiliki sampai ke pemustaka.
Salah satu syarat dari suatu layanan adalah harus bisa dimanfaatkan
oleh pemustaka, paling tidak di semua wilayah yang menjadi cakupan
perpustakaan tersebut. Layanan juga harus membantu perpustakaan dalam
mencapai tujuan utamanya yaitu menyediakan informasi bagi pemustaka.
Salah satunya adalah dengan cara meningkatan kualitas layanan yang dapat
memenuhi kebutuhan informasi yang bermutu bagi mereka. Kualitas layanan
yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka akan menjadi sarana
promosi tersendiri.
Selain itu perpustakaan tidak cukup dengan mengandalkan layanan dan
koleksi terbaru saja, tetapi juga harus di dukung oleh pustakawan yang
berpendidikan

dan

berketrampilan

dibidang

perpustakaan.

Seorang

pustakawan harus proaktif dalam merespon kebutuhan pemustaka agar koleksi
yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemustaka.
Pada dasarnya perpustakan tidak ada artinya apabila tidak ada
pengunjung

yang

memanfaatkan

layanan

dan

menggunakan

bahan

pustaka/koleksi yang dikelolanya. UU No. 43 Tahun 2007 menyatakan bahwa
pengunjung atau pengguna perpustakaan adalah pemustaka, yaitu perorangan,

3

kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas
layanan perpustakaan.
Perpustakaan khusus memiliki tujuan membantu tugas badan induk
tempat perpustakaan bernaung. Perpustakaan khusus biasanya memiliki ciri
atau karakteristik khusus apabila dilihat dari fungsi, subjek khusus yang
ditangani, dan koleksi yang dikelola. Karena perpustakaan khusus memiliki
karakteristik yang khusus, maka pemustaka mempunyai hak untuk menikmati
kekhususan dari perpustakaan tersebut salah satunya adalah kepuasan dalam
pelayanan yang diberikan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka.
Salah satu perpustakaan khusus yang membantu tugas badan induk
adalah Perpustakaan Bank Indonesia. Perpustakaan ini berada di Jalan
MH.Thamrin Jakarta Pusat. Perpustakaan Bank Indonesia adalah salah satu
perpustakaan khusus yang memiliki koleksi khusus di bidang perbankan,
ekonomi, moneter dan sistem pembayaran serta juga dilengkapi dengan
koleksi bidang lain yang dibutuhkan untuk pengembangan staf Bank
Indonesia. Perpustakaan BI memiliki banyak layanan yaitu layanan sirkulasi,
layanan referensi, layanan foto copy, layanan internet, layanan anak, layanan
Book Delivery dan layanan audiovisual.
Salah satu layanan khusus yang diberikan perpustakaan BI untuk
meningkatkan layanan terhadap pemustaka atau pegawai adalah layanan anak.
Layanan ini diberikan khusus untuk para pegawai atau pemustaka yang
memiliki anak dan membawanya pada hari kerja dapat menggunakan layanan

4

anak di perpustakan. Tujuannya adalah sebagai sarana dalam menumbuhkan
minat baca, mulai dari minat akan informasi, pengetahuan sampai hiburan.
Perpustakaan BI menyediakan koleksi khusus untuk anak seperti buku anak
dan permainan kreatifitas semacam ini untuk anak. Jarang ditemui
perpustakaan khusus yang memiliki layanan anak. Dengan demikian penulis
tertarik untuk meneliti pelayanan yang ada di perpustakaan BI khususnya
pelayanan anak tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul: “ LAYANAN ANAK PADA
PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya permasalahn yang dibahas, serta
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dalam penulisan skripsi
maka penulis membatasi penelitian terhadap permasalahan yang ingin
diteliti yaitu penyediaan layanan anak pada perpustakaan Bank Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan di atas, masalah yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah:
1) Mengapa perpustakaan BI menyediakan layanan khusus untuk anak ?
2) Apa saja layanan untuk anak yang diselenggarakan di perpustakaan
BI?

5

3) Bagaimana upaya penyelenggaraan layanan khusus untuk anak di
perpustakaan BI?
4) Bagaimana kendala penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan
BI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui beberapa hal sebagai
berikut:
1. Mengetahui latar belakang penyediaan layanan anak yang ada di
perpustakaan BI.
2. Mengetahui macam-macam layanan untuk anak yang diselenggarakan
di perpustakaan BI.
3. Mengetahui upaya penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan BI
4. Mengetahui kendala penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan
BI.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Mengharapkan bisa menjadi kontribusi pemikiran bagi Perpustakaan
BI dalam melakukan kegiatan layanan anak.
2. Secara

akademis dapat

memberikan wawasan informasi

dan

pengetahuan tentang jenis layanan yang ada di perpustakaan khusus.

6

3. Secara pribadi, bagi penulis penelitian ini merupakan upaya untuk
pemahaman, pengembangan, dan penerapan pengetahuan bidang Ilmu
Perpustakaan yang telah diperoleh sebelumnya.

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh.3
Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai layanan anak di perpustakaan BI dari beberapa informan yang
dianggap kompeten dalam memberikan informasi tersebut. Pendekatan ini
memungkinkan untuk melihat kondisi secara nyata pada permasalahan
yang ada. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan penelitian
deskriptif. Jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala
atau kelompok tertentu.

4

Tujuan desain deskriptif ini bertujuan

menjelaskan sesuatu seperti apa adanya secara mendalam.

3

Lexy J. Moleong, Metodologi Penenlitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), h.3.
4
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 29

7

2. Sumber Data
a. Data Primer: data yang diperoleh secara langsung dari sumber data
atau dari hasil penelitian lapangan. Untuk mendapatkan data primer
ini, penulis mengadakan observasi (pengamatan) di lapangan serta
wawancara kepada pengelola perpustakaan Bank Indonesia.
b. Data Sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen
(laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah).5
3. Sampel (Informan Penelitian)
Untuk

penelitian

kualitatif

teknik

pengambilan

sampelnya

dilakukan secara purposive sampling yaitu dalam hal ini sampel dipilih
berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan

tertentu.

Sedangkan

pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian. 6 Informan
adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. 7 Penentuan informan ditentukan
dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian.
Informan disini ada enam orang, yang pertama adalah Kepala Unit
Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staf Layanan Sirkulasi,
Staf IT dan dua orang pengunjung layanan anak yaitu pegawai atau orang
tua anak.

5

Prasetya Irawan, Logika Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.87.
6
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES,
1989), h. 169
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h.132.

8

4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
mendapatkan informasi atau data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini yaitu:
a. Observasi, yaitu penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada
pengamatan langsung terhadap suatu objek penelitian. 8 Observasi
meliputi pencatatn secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku,
obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung
dengan tatap muka antara pencari informasi (Interviewer) dan sumber
informasi (Interviewee). 9 Teknik ini digunakan untuk memperjelas
permasalahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan Layanan
Anak pada Perpustakaan BI. Wawancara ini dilakukan dengan Kepala
Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staff bagian
layanan sirkulasi, Staf IT, dan dua orang pengunjung layanan anak
yaitu pegawai atau orang tua anak.
c. Metode Kajian Kepustakaan

8

Ibid., h. 63.
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:Teori-Aplikasi (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h.179.
9

9

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku,
literature, dokumen, artikel, dengan maksud mendapatkan gambaran
tinjauan literature sesuai dengan pembahasan skripsi.
d. Metode Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 10 Untuk
memperoleh kebenaran informasi, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data tambahan dengan wawancara sebagai data
pendukung.
5. Teknik Analisis Data
Menganalisis data berarti mengurai data atau menjelaskan data
yang telah dikumpulkan. Sehingga berdasarkan data itu dapat ditarik
pengertian-pengertian dan kesimpulan. Tujuannya yaitu menyimpulkan
pesan dari data tersebut menjadi sebuah informasi yang dapat dijadikan
dasar pengambilan keputusan. Data-data yang telah diperoleh akan
dianalisa dengan melalui tiga tahapan yaitu :
a) Reduksi Data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka
dicatat dengan rinci, mengelompokan atau memilah-milah dan
memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat
bisa memberikan gambaran yang jelas.
10

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), h.178.

10

b) Penyajian Data
Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks
bersifat naratif.
c) Penarikan Kesimpulan
Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif,
penulis buatkan kesimpulan.Kesimpulan digunakan untuk menjawab
tujuan penelitian.

E. Definisi Istilah
Layanan anak adalah perpustakaan yang mengkhususkan diri dalam
koleksi dan pelayanan untuk anak-anak, umumnya para anggotanya berusia 415 tahun.11
Perpustakaan

Khusus

merupakan

tempat

penelitian

dan

pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia/pegawai.12

11

Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1992), h. 60.
12
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),
h. 39.

11

F. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan Sistematika Penulisan sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari dasar pemikiran yang memuat latar belakang
penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN LITERATUR
Bab ini berisi tentang landasan teoritis terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti yaitu tentang
definisi perpustakaan khusus, tugas dan fungsi perpustakaan
khusus, karakteristik perpustakaan khusus, layanan perpustakaan
khusus, layanan anak, unsur-unsur layanan anak, staff atau petugas
perpustakaan, ruangan perpustakaan layanan anak dan penelitian
relevan.

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA
Bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat Bank
Indonesia, visi, misi dan fungsi perpustakaan Bank Indonesia,
struktur organisasi, tugas pokok perpustakaan Bank Indonesia,
sistem dan layanan perpustakaan Bank Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini penulis mengemukakan tahapan penelitian, hasil penelitian
dan pembahasan tentang penelitian yang berkaitan dengan layanan
anak.

12

BAB V

PENUTUP
Bab terakhir penulis memberikan kesimpulan dari pembahasan
skripsi. Dan penulis mencoba memberikan saran-saran yang
merupakan masukan untuk perpustakaan Bank Indonesia.

BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus
1. Definisi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan merupakan sebuah tempat untuk menyimpan
mengolah serta menyebarluaskan informasi yang dimilikinya, serta
sebagai salah satu pusat informasi yang menyajikan sumber-sumber
informasi baik buku maupun dokumen lainnya. Jenis perpustakaan ada
bermacam-macam

salah

satunya

adalah

perpustakaan

khusus.

Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika
dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada
dibawah suatu departemen atau dibawah suatu biro, dibawah suatu bagian,
atau bahkan dibawah bidang pemasaran. Karena itu sebuah perpustakaan
khusus dapat bersifat nasional dengan dipimpin oleh pejabat eselon dua
atau dapat pula dipimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur
perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi. 13 Perpustakaan
khusus pada istilah lain adalah perpustakaan yang memiliki kekhususan
tertentu, misalnya dilihat dari tugas dan fungsinya, koleksi serta
pemakainya.14

13

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999), h. 23
14
Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),
h. 39.

13

14

Menurut Sutarno, perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan
kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan atau
swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instantsi
induknya.15
Perpustakaan

Nasional

RI

memberi

pengertian

mengenai

perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk
oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang
menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan di lingkungannya baik dalam hal pengelolaan
maupun pelayanan informasi

pustaka

dalam

rangka

mendukung

pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber
daya manusia.16
Mengacu pada Undang-Undang perpustakaan No. 43 Tahun 2007
Pasal 25 bahwa perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan
sesuai dengan kebutuhan pemustaka di lingkungannya. Perpustakaan
khusus memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan
secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar
lingkungannya.Sedangkan yang disebut pemustaka perpustakaan khusus
adalah perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang
memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

15

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),

h. 39
16

Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus
(Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h.6.

15

Perpustakaan khusus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebutuhan informasi perusahaan, organisasi atau instansi pemerintah, serta
lembaga masyarakat. Perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat
informasi dalam suatu bidang ilmu atau teknologi khusus bagi pemustaka.
Jadi dari beberapa penjelasan dan definisi-definisi mengenai
perpustakaan khusus yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh instansi atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang
berfungsi sebagai pusat penelitian dan referensi serta sarana untuk
memperlancar pelaksanaan tugas instansi untuk memberikan layanan
informasi demi kepentingan dan kelancaran tugas lembaga induknya. Oleh
karena

itu,

perpustakaan

khusus

mengkhususkan

diri

dalam

mengumpulkan dan menyebarkan literatur bidang ilmu atau sekelompok
bidang ilmu pengetahuan saja.
Perpustakaan khusus memiliki sebuah ciri atau karakter yang
berbeda dari perpustakaan lainnya di antaranya adalah koleksi dan
layanan. Koleksi perpustakaan khusus lebih difokuskan pada koleksi
mutakhir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau
untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau
jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya,
agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi mutakhir serta
penelusuran informasi. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan khusus

16

berbeda dibandingkan dengan perpustakaan lainnya. Layanan yang
diberikan oleh perpustakaan khusus biasanya disesuaikan dengan
permintaan pengguna atau kebijakan dari perpustakaan itu sendiri. Salah
satunya adalah layanan anak yang ada di Perpustakaan Bank Indonesia.
Layanan ini ditujukan untuk para pegawai yang biasa membawa anak ke
tempat kerja. Tujuannya agar si anak dapat memanfaatkan waktu secara
maksimal, menumbuhkan minat baca, dan menempatkan anak-anak
dilingkungan yang positif agar lebih mengenal bahan bacaan dan literatur.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh instansi baik pemerintah maupun swasta yang dibentuk dalam
rangkaian sistem manjemen khusus, yang bertujuan membantu tugas
badan induknya. Tujuan perpustakaan khusus adalah untuk melayani
pemakai dalam lingkungan lembaga. Dokumen yang ada di perpustakaan
juga tidak hanya disimpan dan dikeluarkan apabila dibutuhkan tapi
perpustakaan harus proaktif memberikan segala informasi yang terkait
dengan bidang lembaga induk, serta memanfaatkan segala fasilitas untuk
pelayanan. Dalam Standar Nasional Perpustakaan menyatakan bahwa
perpustakaan khusus mempunyai tujuan sebagai berikut:17

17

Perpustakaan Nasional RI “Standar Perpustakaan Nasional” Artikel diakses pada 12
Maret 2014 pukul 06.41 WIB dari
http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPedoman%5Cstandar%20nasional
%20perpustakaan-sekolah.pdf.

17

a.

Menunjang program lembaga induk

b.

Menunjang penelitian lembaga induk

c.

Menggalakkan minat baca dilingkungan unit kerja lembaga
induk

d.

Memenuhi kebutuhan pemustaka dilingkungan perpustakaan

Selain itu fungsi sebuah perpustakaan khusus menurut Sutarno
adalah menyediakan dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
organisasi yang menaungi perpustakaan itu. Selanjutnya keberadaan dan
berjalan atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus tersebut juga
tergantung kepada lembaga yang bersangkutan. Sedangkan pemakai
perpustakaan biasanya terbatas pada para pegawai lembaga tersebut.18
3. Karakteristik Perpustakaan Khusus
Ciri utama perpustakaan khusus menurut Sulistyo-Basuki adalah
sebagai berikut :19
a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu
saja, misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu objek
(pertanian kering), subjek yang luas (biologi dan pertanian), maupun
berorientasi ke misi (misalnya pengangkutan).
b. Keanggotaan perpustakaan khusus terbatas pada sejumlah anggota
yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan
induk tempat perpustakaan tersebut.
c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan
untuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota sering
dipersoalkan seberepa jauh pustakawan harus melakukan penelitian.
Ada yang berpendapat pustakawan terbatas pada pemberian petunjuk
umum mengenai penggunaan secara bibliografi artinya secara grafis

18

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),

19

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia, 1991), h.49.

h.39.

18

maupun elektronik untuk menelusuri permintaan anggota
perpustakaan.
d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada
majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau index karya
jenis tersebut. Umumnya informasinya lebih mutakhir dibandingkan
buku.
e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan,
karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat
berorientasi kepada penggunanya dibandingkan jenis perpustakaan
lain. Jasa yang diselenggarakan misalnya pencarian informasi terpilih
atau pengiriman fotokopi artikel dengan minat pengguna.
Dari beberapa point karakteristik perpustakaan khusus di atas, pada
point (e) disebutkan jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat
anggota perorangan. Dalam hal ini jasa yang dimaksud bisa dikatakan
dengan layanan, layanan yang disediakan oleh perpustakaan khusus yang
disesuaikan dengan minat pengguna dan keadaan sekitar perpustakaan.
Perpustakaan khusus dapat memberikan layanan yang bersifat unik,
berbeda dengan perpustakaan umum. Salah satu layanan yang unik yang
disediakan oleh perpustakaan khusus adalah layanan anak di perpustakaan
BI. Layanan anak yang terdapat di perpustakaan Bank Indonesia ini
disesuaikan dengan pengguna lingkungan BI yaitu pegawai BI yang
memiliki anak dan membawa anaknya ke kantor,
Berdasarkan cirri-ciri tersebut diatas maka yang termasuk dalam
kelompok perpustakaan khusus antara lain:
a. Perpustakaan yang berada di bawah naungan sebuah perusahaan.
b. Perpustakaan yang berada di dalam lembaga departemen atau lembaga
non departemen.
c. Perpustakaan yang berada di dalam lembaga penelitian dan
pengembangan.
d. Perpustakaan yang di dalam pusat informasi dan dokumentasi.

19

e. Perpustakaan yang dikelola oleh lembaga lain yang koleksinya khusus
dan penggunanya khusus.20
4. Layanan Perpustakaan Khusus
Layanan perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi
kepada pemakai dan penyediaan segala alat bantu penelusurannya. 21
Sedangkan tujuan layanan perpustakaan adalah membantu memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat pemakainya.22 Dalam undang-undang
nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 14 menyebutkan bahwa
layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi
kepentingan pengguna, serta setiap perpustakaan menerapkan tata cara
layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.
Oleh karena itu layanan pada perpustakaan khusus harus dapat
memberikan nilai lebih kepada pemustaka lembaga yang bersangkutan dan
secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar
lingkungannya. Dengan prinsip memudahkan pengguna dalam mencari
informasi yang dibutuhkan adalah tujuan dari layanan perpustakaan,
meskipun sistem layanan dari tiap-tiap perpustakaan berbeda-beda.
Layanan perpustakaan khusus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dari dalam lembaga induknya, karena itu perpustakaan
menyediakan layanan yang berorientasi kepada kebutuhan penggunanya.

20

Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 81-82.
21
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo,
2007), h.166
22
Hari Santoso, “Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan yang Berorientasi pada Kepuasan
Pemakai”, Media Pustakawan, Vol. 14, No. 1 (1 Maret 2007): h. 26.

20

Sebagaimana layaknya perpustakaan lain, perpustakaan khusus
memberi layanan pembaca, jasa referensi dan jasa sirkulasi bahan pustaka.
Jasa-jasa tersebut terutama untuk pengguna internal lembaga, tanpa
mengabaikan pengguna dari luar.23
Pada

dasarnya

layanan

perpustakaan

adalah

sama

yaitu

memberikan bantuan kepada pemustaka untuk memperoleh bahan pustaka
sesuai minat dan perhatian mereka. Jadi perpustakaan adalah sebuah
sistem yang mempertemukan pemustaka dan bahan yang dicarinya. Baik
buruknya suatu perpustakaan dilihat dari layanan yang ada di
perpustakaan, serta persepsi pemakai terhadap layanan juga sangat
dipengaruhi dari kinerja pustakawan.
5. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus24
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan khusus, yakni:
a. Koleksi
Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir
di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk
mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka
atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas
23

Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus
(Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h.33.
24
Arif Surachman, “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 17 Maret
2014 jam 10.25 WIB dari arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Manpersus.doc

21

koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir
serta penelusuran informasi.
Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada
beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal
ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam
bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.
b. Sumber Daya Manusia
Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli”
dalam bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah
perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan
kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan khusus
ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham akan
bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya. Sehingga
kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting.
c. Pengolahan
Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya
tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Hanya
biasanya dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan
kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga
terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakter perpustakaan tersebut.

22

d. Pengguna
Perpustakaan khusus dalam pemilihan dan setting pengelolaan
sangat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penggunanya.
Hubungan antara pengguna dan pengelola perpustakaan sangat erat
terutama apabila dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan
pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak sedikit pengguna akan
ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan
koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna
mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting
mengapa perpustakaan khusus itu ada.
e. Layanan
Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai
lebih

kepada

pengguna

dan

organisasi/badan

induk

yang

membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu
memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada
penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan
dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat
dan terbaru selalu ada.
Jenis layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka
maupun tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan
tipe

penggunanya.

Namun

kebanyakan

perpustakaan

khusus

menerapkan sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih

23

memberikan peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap
terkontrol. Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang
ada, sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses
pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi,
dan sebagainya.

B. Layanan Anak
1. Pengertian Layanan Anak
Menurut Joan M. Reitz layanan anak adalah:25
Library services intended for children up to the age of 12-13,
including juvenile collection development, lapsit service, storytelling,
assistances with homework assignments, and summer reading programs,
usually provided by a children’s librarian in the children’s room of a
public library. Berdasarkan pernyataan diatas perpustakaan yang ditujukan
untuk anak sampai anak berumur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk
pengembangan koleksi anak muda, lapsit service, mendongeng, summer
reading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang
ada di perpustakaan umum.
Menurut McColvin dari diadakannya layanan untuk anak di
perpustakaan adalah untuk mendorong semua anak untuk dapat menyukai
hubungan mereka dengan buku, mulai dari saat pertama mereka mengenal
huruf dan gambar sampai tiba waktunya layanan untuk orang dewasa
25

Joan M. Reitz, Dictionary for Library and Information Science (London: Greenwood,
2004), h. 137.

24

dapat memenuhi kebutuhan mereka, dengan kebebasan untuk memilih
tetapi juga dengan bimbingan apabila dibutuhkan.26
2.

Tujuan Layanan Anak
Menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services,
layanan anak bertujuan untuk:27
a. Memfasilitasi hak setiap anak untuk: informasi, melek huruf,
pengembangan kebudayaan, pengembangan pembaca, pembelajaran
seumur hidup/lifelong learning, dan program kreatif pada waktu
senggang.
b. Menyediakan akses terbuka untuk semua sumber daya dan media yang
memadai bagi anak, dan disamping memberikan program-program
budaya dan rekreasi, yang berorientasi pada membaca dan melek
huruf.
c. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk anak, orang tua atau
wali mereka.

3.

Sasaran Pengguna Layanan Anak
Target pemustaka layanan anak di perpustakaan umum menurut
IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services adalah :28
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

26

Bayi dan balita
Anak-anak pra-sekolah
Murid sekolah sampai umur 14 tahun
Kelompok berkebutuhan khusus
Orang tua dan anggota yang terkait
Pengasuh anak
Orang dewasa lainnya yang bekerja dengan anak-anak, buku dan
media.

Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),

h. 15
27

International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for
Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB
darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf
28
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for
Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB
darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2en.pdf

25

C. Unsur-unsur Layanan Anak
1. Koleksi
Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di perpustakaan.
Koleksi yang disediakan untuk anak tentu saja berbeda dengan orang
dewasa. Yang dimaksud koleksi untuk anak ialah beragam meteri yang
tersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non buku (kaset,
CD, VCD, DVD, film, games, komputer, dan lain-lain) yang dikelola
untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di perpustakaan yang
bersangkutan.
Pada umumnya, kebutuhan antara usia 5 dan 16 tahun adalah
sistem pendidikan formal. Anak-anak dan remaja membutuhkan materi
dan layanan untuk

mendukung pendidikan

formal

mereka dan

pengembangan diri mereka dan meningkatkan dalam membaca dan
kemampuan informasi.29
Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan

yang

semuanya dapat menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh
perpustakaan, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstra
kurikuler.

Umumnya

menghidupkan

anak-anak

khayalan

memerlukan

(imajinasi)

mereka,

buku
buku

yang
yang

dapat
banyak

mengandung humor, buku yang menggambarkan pengalaman dan
petualangan yang ingin mereka alami sendiri, yang menonjolkan nilai-nilai

29

The Department of National Heritage, Investing in Children: The Future of Library
Services for Children and Young people (London: HMSO, 1995), h. 5

26

yang baik : keberanian dan kejujuran. 30 Buku disini bisa bermacammacam jenisnya, ada buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi seperti novel,
cerpen, buku dongen, fabel, komik, buku cerita bergambar dan lain-lain.
Sedangkan jenis buku non fiksi seperti, ensiklopedia, buku pelajaran, buku
pengatahuan, biografi, dan lain-lain.
Untuk perpustakaan anak pembagian buku lebih disesuaikan
dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku
pengetahuan, buku-buku nonfiksi dan buku-buku fiksi.Sedangkan Menurut
Kamus Ilmu perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang
ditulis dan di ilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur
12-13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi
dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung,
buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar
dan buku cerita.31
2. Fasilitas
Masa anak-anak merupakan masa terpenting karena di masa inilah
seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya.Pentingnya
masa anak-anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik
minat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka.Oleh

30

Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Perpustakaan Sekolah : petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan di
sekolah (Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983),
h. 69.
31
ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science by Joan M. Reitz.
Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 14.27 WIB dari http://www.abcclio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook

27

karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan
kemampuan tersebut tidak terkecuali dengan perpustakaan.
Suatu perpustakaan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas
dalam mendukung kegaiatan yang berlangsung di dalamnya. Fasilitas yang
mendukung dalam pemberian pelayanan perpustakaan anak antara lain
meja baca dan belajar, papan tulis, komputer, karpet, mainan, ruang
bermain, peralatan, perlengkapan belajar dan fasilitas internet. Fasilitas
internet yang diberikan pada anak yang didampingi staff khusus dibagian
layanan anak adalah sebagain fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan
anak agar anak dapat mengakses informasi yang bermanfaat, sama halnya
fasilitas yang diberikan kepada pemustka dewasa difasilitasi oleh internet
yang tersedia sebagai alat untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan
pemustaka.
Seperti halnya katalog dengan deskripsi yang baik merupakan hal
yang dibutuhkan pada layanan yang paling kecil dimana dibutuhkan
beberapa hal tanpa membuang waktu di pusat penyediaan. Ketika anak
tinggal di tempat yang jauh dari perpustakaan, perlu layanan pos,
perpustakaan seharusnya menyediakan katalog untuk membantu mereka
memilih apa yang mereka ingin pinjam. 32 Selain koleksi buku fiksi dan
nonfiksi, fasilitas yang harus ada pada perpustakaan anak seperti bahanbahan pustaka diluar buku yaitu, globe, film untuk anak-anak, majalah
anak-anak, alat penghitung, dan alat peraga lainnya.
32

h. 31

Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),

28

3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak
Dalam

Panduan

Penyelenggaraan

Perpustakaan

Daerah

disebutkan bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anakanak adalah :33
1. Peminjaman Bahan Pustaka
Layanan ini merupakan layanan yang diberikan pengguna
perpustakaan yang ingin meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa
pulang dengan peraturan berlaku.
2. Bimbingan Membaca
Layanan ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi
perorangan mengenai apa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan
pembaca ini adalah menemukan buku yang sesuai bagi pengguna
untuk kepentingan pendidikan atau hiburan mereka.
3. Layanan Rujukan
Kegiatan layanan rujukan untuk anak antara lain dijelaskan
bahwa:
a. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
pendidikan anak tujuannya agar anak mudah memahami dan
mengerti bacaan yang sesuai dengan usia anak-anak. Apabila
koleksi rujukan tidak disesuaikan dengan usia dan tingkat
pendidikan anak akan berdampak tidak baik bagi perkembangan
anak.
33

Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.35-40.

29

b. Koleksinya harus berkualitas
Koleksi yang berkualitas dapat meningkatkan daya
kreatifitas dan imajinasi anak dalam berfikir.
Harus dilayani oleh petugas
Petugas

lebih

tau

kebutuhan

pengguna,

khususnya

pengguna bagian anak-anak. Petugas harus melayani anak-anak
agar apa yang dibutuhkan anak-anak dapat dibantu oleh petugas.
c. Memiliki ruangan yang terpisah
Ruangan terpisah bertujuan agar anak-anak merasa lebih
nyaman saat menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan anak,
anak-anak dapat leluasa bermain, dan membaca koleksi yang
tersedia.
d. Pustakawan

wajib

membimbing

anak

bagaimana

mencari

informasi, cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan
wajib menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak.34
4. Layanan Belajar
Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar.Pengguna dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk
mendukung belajar atau tugas mereka.
5. Bercerita
Layanan

bercerita

atau biasa disebut

dengan

layanan

mendongeng adalah salah satu layanan tambahan di layanan
34

Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 1991), h. 35.

30

anak.Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan teks yaitu
membacakan buku atau bisa juga tanpa teks.

35

Keuntungan

membacakan buku adalah kemungkinan anak dapat membaca sebelum
masuk sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita
yang dibacakan, sedangkan kelebihan mendongen tanpa teks adalah
anak dapat ikut di ajak mengekspresikan dirinya.Biasanya layanan ini
merupakan layanan yang mempunyai jadwal tersendiri.Layanan ini
dilakukan di layanan anak dengan persiapan yang baik.
Layanan mendongeng ini sangat digemari anak-anak terutama
usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak
memilki rasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini
diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan usia anak.

Buku

tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara seperti
bercerita.
6. Mainan Anak
Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama
untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta
sebagai sarana rekreasi yang mendidik.Maianan anak ini haruslah
menarik dan tidak berbahaya bagi anak (baracun atau mengandung
racun).
Selain itu, mainan anak haruslah mengembangkan imajinasi
dan meningkatkan kreativitas.Untuk anak-anak yang ma